Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMKN 13 LUWU


Mata Pelajaran : PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR
Komp. Keahlian : TEKNIK DAN BISNIS SEPEDA MOTOR
Kelas/Semester : XI / 3
Tahun Pelajaran : 2022 / 2023
Alokasi Waktu : 16 JP x 45 menit (2 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
3. Pengetahuan (KI 3)
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional

4. Keterampilan (KI 4)
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik dan Bisnis Sepeda Motor .
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KompetensiDasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Memahami prinsip kerja sistem 3.1.1 Mengidentifikasi komponen-komponen
penerangan sistem penerangan
3.1.2 Menjelakan fungsi komponen-
komponen sistem penerangan
3.1.4 Menjelaskan dan menggambarkan
rangkaian sistem penerangan AC dan
DC.
4.1 Merawat berkala sistem
penerangan 4.1.1 Melakukan pemeriksaan terhadap
komponen-komponen sistem
penerangan AC
4.1.2 Melakukan pemeriksaan rangkaian
sistem penerangan AC.

C. Tujuan Pembelajaran
 Setelah kegiatan diskusi kelompok dan menggali informasi, peserta didik dapat mengidentifikasi
komponen – komponen sitem penerangan AC dan sistem penerangan DC
 Melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan fungsi komponen-
komponen sistem penerangan AC dan DC
 Melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan dan menggambarkan
rangkaian sistem penerangan AC dan sistem penerangan DC.
 Melalui kegiatan praktek, peserta didik dapat melakukan pemeriksaan komponen-komponen sistem
penerangan AC
 Melalui kegiatan praktek, peserta didik dapat melakukan pemeriksaan rangkaian sisitem penerangan
AC.
D. Materi Pembelajaran
 Sumber listrik sistem penerangan
 Komponene sistem penerangan AC dan DC beserta fungsunya
 Rangkaian sisitem penerangan AC dan DC
 Pemeriksaan komponen-komponen sistem penerangan.
E. Model dan Metode
 Model Pembelajaran : coperatif learning tipe jigsaw
 MetodePembelajaran : Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi dan praktik
F. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan pertama
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (20 menit)
 Mengucaapkan salam
 Menanyakan kabar dan kondisi peserta didik
 Berdo’a
 Mengecek kehadiran peserta didik
 Memberi motifasi pada peserta didik
 Menyampaikan judul materi dan tujuan pembelajaran
 Guru dibantu siswa menyiapkan peralatan dan media pembelajaran

b. Kegiatan Inti ( 135 menit)


 Guru memberi motifasi kepada peserta didik dengan menyampaikan manfaat mempelajari materi
sistem penerangan untuk kedepannya dalam kehidupan sehari-hari.
 Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan sistem penerangan untuk memancing rasa
kingintahuan peserta didik
 Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing anggotanya sebanyak 4
orang dengan cara berhitung mulai dari 1 sampai 4.
 Guru menetukan kelompok asal dan kelompok ahli berdasarkan angka yang telah mereka sebutkan
 Guru memberikan tugas yang berbeda-beda kepada kelompok ahli sebagai berikut
- Untuk kelompok ahli pertama tugasnya adalah mengidentifikasi komponen-komponen sistem
penerangan dan funsinya
- Untuk kelompok ahli kedua tugasnya adalah menjelaskan dan menggambarkan rangkaian
sistem penerangan AC
- Untuk kelompok ahli ketiga tugasnya adalah menjelaskan dan menggambarkan rangkaian
sistem penerangan DC
- Untuk kelompok ahli keempat tugasnya adalah mencari langkah-langkah pemeriksaan
komponen-komponen dan rangkaian sisitem penerangan AC.
 Guru mengarahkan kelompok ahli untuk berdiskusi dan menggali informasi dari buku paket atau
internet dengan menggunakan HP mengenai tugas yangdiberikan.
 Guru membimbing peserta didik baik individu maupun kelompok untuk mengerjakan tugas yang
diberikan dengan cara mendatangi tiap-tiap kelompok ahli untuk menyakakan perkembangan dan
kendala yang dihadapi.
 Guru memantau keatifan peserta didik dalam kelompok ahli.
 Guru memastikan setiap kelompok sudah mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik dan benar
sebelum peserta didik kembali kekelompok asalnya untuk memaparkan hasil yang telah mereka
kerjakan.
 Masing-masing kelompok ahli kembali kekelompok asalnya untuk memaparkan hasil
pekerjaaannya yang telah didapatkan dari kelompok ahli.
 Guru mendatangi tiap-tiap kelompok asal untuk memastikan peerta didik dari kelompok ahli telah
memaparkan hasil pekerjaannya didepan kelompok asalnya.
 Guru mengambil alih kelas kemudian melemparkan pertanyaan kepada kelompok asal berkaiatan
dengan tugas yang telah diberikan.
 Guru mengkonfirmasi jawaban dari kelompok asal dengan memberikan kesempatan kepada
kelompok ahli unrutuk memberikan tanggapan terhadap jawaban kelompok asal.
 Guru mengoreksi tanggapan dari kelompok ahli.
 Guru memberikan apresiasi kepada kelompok asal dan kelompok ahli yang telah memberikan
jawaban dan tanggapan.

Penutup (15 menit)


 Guru membri semangat dan penghargaan pada peserta didik
 Memberikan informasi tentang materi untuk pertemuan berikutnya.
 Mengajak peserta didik membersihkan dan merapikan kembali peralatan dan media yg digunakan
 Berdoa
 Salam penutup

2. Pertemuan Kedua
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
 Mengucaapkan salam
 Menanyakan kabar dan kondisi peserta didik
 Mengecek kehadiran peserta didik
 Memberi motifasi pada peserta didik
 Mengingat kembali meteri pada pertemuan sebelumnya
 Menyampaikan judul materi dan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti ( 335 menit)


 Guru mengaitakn materi dipertemuan pertama dengan kegiatan praktek.
 Guru kembali membagi siswa berdasarkan kelompok pada pertemuan pertama.
 Guru memberikan penjelasan tentang pelaksanaan praktek
 Guru memastikan siswa telah memahami tugas yang telah diberikan untuk dipraktekkan.
 Guru mengarahkan siswa untuk mempersiapak peralatan dan bahan yang akan digunakan
dalam kegiatan partek.
 Guru membagikan jobsheet ke peserta didik
 Guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan praktek
 Peserta didik melakukan peraktek untuk melakukan pemeriksaan komponen-komponen sistem
penerangan AC.
 Guru memantau dan menberikan bibimbingan kepada peserta didik dalam kegiatan praktek
 Peserta didik melakukan peraktek untuk melakukan pemeriksaan rangkaian sistem penerangan
AC.

 Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi hasil pekerjaan yamg telah dilakukan oleh siswa.
 Peserta didik mengisi jobsheet yang telah diberikan oleh guru

c. Penutup (20 menit)


 Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diberikan terkai dengan sistem
penerangan AC.
 Guru mempersilahkan kepada peserta didik untuk menayakan materi yang belum dipahami.
 Guru memberi semangat dan penghargaan pada peserta didik
 Memberikan informasi tentang materi untuk pertemuan berikutnya.
 Mengajak peserta didik membersihkan dan merapikan kembali peralatan dan media yg
digunakan
 Berdoa
 Salam penutup

G. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media

 Laptop
 LCD
2. Alat
 Toolset
 Sepeda motor
 Kompresor
 Tespen sederhana
 Multi tester.
3. Bahan
 Air bersih
 Sabun
 Majun
 Kabel
 lampu kepala
4. Sumber Belajar
 Buku paket
 HP

 Gambar rangkaian lampu kepala sistem AC dan DC


 Job sheet

Job Sheet :
Nama/kelompok :
Kelas :

A. ALAT
a) ……..
b) ……..
c) ……..
d) …….
e) ……..

B. BAHAN
a) …….
b) …….
c) …….
d) …….
e) …….

C. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


a) ……..
b) ……..
c) ……..
d) ……..
e) ……..
f)
D. LANGKAH PEMBONGKARAN
a) ……
b) ……
c) ……
d) ……
e) ……
f) ……

E. LANGKAH PEMERIKSAAN
a) ……
b) ……
c) ……
d) ……
e) ……
f) ……
g) ……

F. LANGKAH PEMASANGAN
a) ……
b) ……
c) ……
d) …….
e) ……
f) ……
G. KESIMPULAN
a) ……
b) ……
c) ……
d) ……

 Modul
 Kelompok ahli 1
Lampu kepala
Lampu kepala terletak di depan kendaraan yang berfungsi sebagai penerangan jalan
sekaligus agar terlihat posisi kita oleh orang lain terutama pada malam hari.

Gambar 1. Lampu Kepala

Sistem lampu kepala terdiri dari lampu jauh dan lampu dekat, dimana lampu dekat
digunakan sebagai penerangan jalan terutama pada malam hari sedangkan lampu
jauh sering digunakan sebagai tanda pengganti klakson, antara lain ketika akan
mendahului kendaraan lain. Perbedaan panjang sinar lampu kepala ( jauh dan dekat )
sangat terkait dengan konstruksi reflector dani titik apinya serta posisi nyala
bohlamnya. Adapun reflektor merupakan cermin cekung yang berbentuk parabola
fungsinya untuk memantulkan sinar lampu pijar, supaya sifat refleksi cukup baik
maka permukaan reflektor dilapisi dengan alumunium. Hal ini dilakukan dengan
melapisi pada bidang parabola dengan aluminium atau chrom melalui proses
elektrolisa. Sedangakan Titik api adalah apabila sinar datang dari titik api maka sinar
akan dipantulkan sejajar sumbu utama reflektor.

Keterangan
Jika sinar datang dari titik
api A, maka akan
dipantulkan sejajar dengan
sumbu reflector
Gambar 2. Pantulan sinar titik api

Supaya satu reflektor dapat digunakan untuk lampu jauh dan dekat maka lampu
kepala dibuat terdiri dari dua filament yang dikonstruksi secara kusus agar sinar
masing-masing filament lampu sinarnya dapat memantul jauh atau dekat.

Gambar 3. Lampu 2 filamen; a) Lampu dekat dan b) lampu jauh


Keterangan
a) Pada nyala lampu dekat filament terletak lebih ujung dari titik api dan pada bagian
bawah filament diberi penutup yang bertujuan agar sinar filament hanya memantul ke
atas menuju lengkungan reflector bagian atas sehingga arah pantulan cenderung kea
rah bawah
b) Pada nyala lampu jauh nyala filament terletak tepat pada titik api reflector sehingga
sinar dipantulkan lurus dengan sumbu reflector.
Komponen Sistem lampu Kepala
Baterai
Sebagai sumber tegangan DC, umumnya mempunyai tegangan sebesar 12 Volt
Generator
Sebagai sumber tegangan AC, generator ini bekerja berdasarkan putaran mesin.
Kunci kontak
Berfungsi untuk menghubungkan sumber tegangan baterai dengan rangkaian
Saklar lampu kepala
Berfungsi untuk menghubungkan arus utama untuk mengaktifkan
rangkaian lampu kepala
Saklar Dim
Berfungsi sebagai saklar pemindah lampu jauh dan lampu dekat.
Lampu indicator jauh
Sebagai tanda bagi pengendara bahwa lampu jauh sedang menyala.
Bola Lampu Kepala
Adalah komponen yang mengubah energy listrik menjadi energy panas
berupa cahaya yang digunakan sebagai penerangan jalan kendaraan
serta agar pengendara lain mengetahui posisi pengendara.
Jenis lampu untuk sepeda motor
■lampu Kawat (wolfram)
■lampu halogen
■Lampu Gas Discharge
■LED
Secara standar penyalaan lampu kepala secara otomatis sekaligus
menyalakan lampu kota dan lampu panel, sehingga secara umum
rangkaian lampu kota dan lampu panel adalah bagian dari rangkaian
lampu kepala. Berdasarkan sumbernya, sistem lampu kepala pada
sepedamotor terdiri dari dua macam yaitu system DC dan system AC.
 Kelompok ahli 2
Sistem Lampu Kepala AC
Komponennya yaitu Generator, regulator, saklar lampu kepala, saklar dim dan lampu
kepala.

Gambar 5. Rangkaian Lampu kepala AC


Keterangan
1. Kumparan Pembangkit tegangan
2. Magnet permanen
3. Regulator tegangan
4. Saklar lampu kepala
5. Saklar dim
6. Lampu kepala
7. Lampu control jauh
8. Lampu kota depan
9. Lampu kota belakang (lampu plat nomer)

Cara kerja rangkaian


Secara prinsip sama dengan system lampu kepala DC, namum karena sumber utama dari
generator AC yang berputar sesuai dengan putaran mesin, maka perlu dipasang regulator
pembatas tegangan agar tegangan pada lampu kepala tidak melebihi tegangan system
yaitu 12 volt meskipun putaran mesin sedang tinggi.
Terdapat dua tipe lampu besar atau lampu kepala (headlight), yaitu; 1) tipe semi sealed
beam, dan 2) tipe sealed beam. Lampu kepala bias any a menggunakan low filament beam
untuk posisi lampu dekat dan high filament beam untuk posisi lampu jauh. Penjelasan
kapan saatnya menggunakan lampu dekat dan lampu jauh sudah dibahas pada bagian
saklar lampu kepala.
 Kelmpok ahli 3
Sistem Lampu Kepala DC
Komponennya yaitu Baterai, sekering, kunci kontak, saklar lampu
kepala, saklar dim dan lampu kepala.

Gambar 4. Rangkaian Lampu kepala DC


Keterangan 6. Lampu kepala
1. Baterai 7. Lampu control
jauh
2. Sekering
8. Lampu kota
3. Kunci kontak
depan
4. Saklar
9. Lampu kota
lampukepala
belakang (lampu
5. Saklar dim plat nomer)

Cara kerja rangkaian


Ketika Kunci kontak di hubungkan maka arus mengalir dari baterai menuju saklar lampu
kepala, saat lampu kepala di gerakkan sekali (posisi 1) tuas saklar lampu kepala
terhubung dengan lampu kota sehingga lampu kota bagian depan, bagian belakang dan
lampu panel nyala bersamaan karena terhubung parallel. Saat saklar lampu kepala
digerakkan dua kali maka disamping lampu kota tetap menyala, tuas saklar lampu kepala
(posisi 2) arus akan mengalir menuju saklar dim kemudian saklar dim akan mengalirkan
arus untuk lampu dekat atau lampu jauh sekaligus lampu control jauh yang terhubung
parallel dengan lampu jauh.

Kelompok ahli 4
 Kelompok ahli
PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENERANGAN
a. Peringatan Umum
1) Baterai mengeluarkan gas-gas yang gampang meledak,
jauhkan dari api dan sediakan ventilasi yang cukup ketika
mengisi baterai.
2) Hindari kulit atau mata kontak dengan cairan elektrolit baterai karena dapat menyebabkan
luka bakar.
3) Selalu matikan kunci kontak sebelum memutuskan hubungan antar komponen listrik.
4) Baterai dapat rusak jika diisi kelebihan atau kurang, apalagi dibiarkan tidak diisi dalam jangka
waktu yang lama.
5) Isilah baterai setiap dua minggu sekali untuk mencegah
pembentukan sulfat, karena tegangan (voltage) baterai akan
berkurang sendiri pada saat sepeda motor tidak digukan
b. Sambungan (Konektor)
1) Bila memasang sambungan, tekanlah sampai terdengar bunyi “klik”.
2) Periksa sambungan dari kerenggangan, keretakan, kerusakan pembungkusnya, karat, kotoran
dan uap air.
c. Sekering (Fuse)
1) Jangan pergunakan sekering dengan spesifikasi berbeda.
2) Jangan mengganti sekering dengan kawat atau sekering yang imitasi (tiruan).
3) Jika sekering putus, jangan langsung menggantinya, tapi
periksa dulu penyebabnya.
Gambar 31. Sekering (fuse)

Menggunakan Multi meter


1) Pastikan posisi skala pengukuran sesuai dengan komponen yang akan diukur. Gunakan posisi
skala pengukuran;
a)tahanan untuk mengukur tahanan, b)tegangan DC untuk mengukur tegangan DC (arus searah),
c) tegangan AC untuk mengukur tegangan AC (rus bolak-balik). Mengkur dengan posisi skala
pengukuran yang salah dapat merusak multi meter.
2) Pastikan kabel-kabel tester positif (+) dan negatif (-) tepat pada posisinya. Bila penempatan
salah dapat merusak multi meter.

Gambar 32. Multi meter digital


3) Bila tegangan dan besarnya arus belum diketahui, mulailah skala pengukuran dengan skala
tertinggi.
4) Jika melakukan pengukuran tahanan dengan multi meter analog (multi meter biasa yang
menggunakan jarum penunjuk bukan multi meter digital), lakukan kalibrasi (penyetelan ke 0 Ω)
sebelum melakukan pengukuran tahanan dan setelah mengganti posisi skala pengukuran
tahanan.
5) Posisikan saklar pemilih ke posisi OFF setelah selesai menggunakan multi meter.
Perletakan Kabel-Kabel
1) Kabel listrik atau kabel lain yang longgar dapat menjadi sumber kerusakan. Periksalah kembali
setelah melakukan pemasangan untuk memastikan kabel sudah terpasang dengan baik.
2) Pasang kabel pada rangka dengan menggunakan gelang pemasangan pada tempat yang
ditentukan. Kencangkan gelang sedemikian rupa sehingga hanya bagian-bagian yang berisolasi
yang menyentuh kabel.

Gambar 33. Pemasangan gelang kabel


3) Tempatkan susunan kabel listrik sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh ujung atau sudut-
sudut yang tajam.
4) Jangan gunakan kabel listrik dengan isolasi yang rusak.Perbaiki terlebih dahulu dengan
membalutnya dengan pita isolasi atau ganti dengan yang baru.
5) Jauhkan susunan kabel-kabel listrik dari bagian yang panas,
seperti knalpot.
6) Jepit (clamp) susunan kabel sedemikian rupa sehingga tidak terlalu terjepit atau longgar.

Gambar 34. Pemasangan penjepit kabel


7) Setelah pemasangan, periksa bahwa susunan kabel listrik tidak terpuntir atau tertekuk.
8) Jangan menekuk atau memuntir kabel pengontrol (misalnya kabel gas) karena dapat
menyebabkan kabel pengontrol tidak dapat bekerja dengan lancar dan mungkin macet atau
tersangkut. 9) Susunan kabel yang dipasang sepanjang stang kemudi tidak boleh ditarik kencang,
atau dipsang terlalu longgar, terjepit/tertekuk atau terganggu oleh bagian-bagian disekitarnya
pada semua posisi kemudi.
10) Tempatkan kabel-kabel pada jalurnya dengan tepat. Gambar-gambar berikut ini adalah contoh
penempatan kabel-kabel pada jalur kabel yang ada pada salah satu merek sepeda motor.

Gambar 35. Peletakan kabel-kabel bodi pada kendaraan sepedamotor


PERAWATAN SISTEM KELISTRIKAN
INFORMASI KESELAMATAN KERJA
Awas! Bola lampu halogen akan sangat panas selama
lampu menyala, tunggu sampai menjadi dingin pada saat
akan membuka.

Gunakan sarung tangan ketika akan membuka dan memasang bola lampu halogen, jangan
sampai bola lampu tersentuh oleh jari tangan, sehingga akan mengakibatkan putusnya bola
lampu, pada saat dinyalakan sebagai akibat adanya reaksi dari bahan halogen terhisap bekas
sentuhan jari tangan.
Apabila sudah terlampir tersentuh bersihkan dengan kain lap yang halus yang dibasahi dengan
alkohol, untuk menghindarkan terjadinya putus pada bola lampu.
Jangan lupa memasang penutup debu (dari karet) setelah bola lampu terpasang.
Memeriksa hubungan (continuitas) dengan menggunakan AVO meter dapat dilakukan dengan
sakelar-sakelar terpasang pada sepeda motor.
Periksa terlebih dahulu kondisi aki, sebelum memeriksa bagian kelistrikan yang menggunakan
arus listrik dari aki.
Terdapat 2 sistim arus listrik yang mengaliri peralatan-peralatan listrik pada sepadamotor, yaitu
arus AC yang berasal dari generator (spull dan magnit) dan arus DC, yang berasal dari aki. Pada
sistim arus listrik DC, lampu-lampu dapat menyala tanpa mesin hidup, sedangkan pada sistim
arus AC kebalikannya.
H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
 Penilaian Sikap : Lembar Observasi
 Penilaian Pengetahuan: Tes tulis (Uraian), Penugasan
 Penilaian Keterampilan: Penilaian Kerja
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan pertama
b. Pertemuan kedua
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Penilaian Sikap : Observasi

Tanggung Rasa ingin


Kerjasama Teliti
NamaSiswa/ jawab tahu
No Nilai Akhir
Kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

3.

Rubrik Penilaian

Peserta didik memperoleh skor:

4 = jika empat indikator terlihat

3 = jika tiga indikator terlihat

2 = jika dua indikator terlihat

1 = jika satu indikator terlihat

Indikator Penilaian Sikap:

1. Kerjasama
a. Aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
b. Tidak mendominasi kegiatan kelompok
c. Tidak melakukan kegiatan lain selain tugas kelompok
d. Tidak membuat kondisi kelompok menjadi kondusif
2. Tanggung Jawab
a. Mengerjakan tugas tepat waktu
b. Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
c. Mengajukan usul pemecahan masalah
d. Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan

3. Teliti
b. Melakukan eksperimen dengan kehati-hatian
c. Melakukan ekesperimen dengan akurat sesuai prosedur
d. Melakukan eksperimen dengan benar sesuai prosedur
e. Melakukan eksperimen dengan data yang sesuai
4. Rasa ingin tahu
a. Melakukan pencarian informasi secara cepat dari berbagai sumber
b. Melakukan pencarian informasi secara akurat dari berbagai sumber
c. Melakukan pencarian informasi secara cepat dari satu sumber
d. Melakukan pencarian informasi hanya dari satu sumber

Anda mungkin juga menyukai