Anda di halaman 1dari 58

PEDOMAN penuli

san
tugasakhi
r
P
ROG
RAMS
TU
DIP
END
IDI
KA
NKE
AGA
MAA
NKA
TOL
IK

fAKULTASkeguruan dan ilmu pENDI


DIKAN
UNIVERSI
TASSANATA DHARMA
201
9
PEDOMAN PENULISAN
TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 2

BAB II PEDOMAN UMUM PENULISAN TUGAS AKHIR .................... 5

BAB III UJIAN TUGAS AKHIR ................................................................. 7

BAB IV PENYELESAIAN TUGAS AKHIR ............................................... 9

BAB V FORMAT TUGAS AKHIR ............................................................ 10

BAB VI CARA PENULISAN CATATAN TUBUH ..................................... 12

BAB VII CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA .................................. 18

BAB VIII DAFTAR SINGKATAN.................................................................. 25

BAB IX CONTOH FORMAT TUGAS AKHIR .......................................... 27

BAB X CONTOH PENULISAN LAMPIRAN ........................................... 51


Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas selesainya penyusunan buku Pedoman Penulisan
Tugas Akhir untuk Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, setelah melalui proses
diskusi yang panjang. Buku Pedoman ini menggantikan buku Pedoman Penulisan
Skripsi yang diterbitkan pada 2012.

Buku pedoman ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa dalam


mengerjakan Tugas Akhir. Tugas Akhir dapat dipilih dalam bentuk skripsi atau makalah,
tergantung dari kemampuan masing-masing mahasiswa. Tugas Akhir merupakan salah
satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana di
Universitas Sanata Dharma. Tugas Akhir diharapkan menjadi sarana bagi para
mahasiswa untuk mensistesiskan hasil studi mereka selama belajar pada Program Studi
Pendidikan Keagamaan Katolik ini dan menjadi titik pijak untuk mengembangkan
karya-karya ilmiah selanjutnya setelah lulus dari Program Studi ini.

Akhir kata, saya selaku Ketua Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik,
Universitas Sanata Dharma mengucapkan banyak terima kasih kepada tim penyusun
buku ini, yang terdiri dari L. Bambang Hendarto Y., S.Pd., M.Hum., Y.H. Bintang
Nusantara, S.Pd., M.Hum., Drs. M. Sumarno Darmasuwarna, S.J., M.A., dan Bapak M.
Arya Seta, M.Th. Saya juga mengucapkan terima kasih atas masukan-masukan dari
rekan-rekan dosen dalam rapat-rapat untuk menyusun Buku Pedoman ini, terutama Dr.
Ignatius L. Madya Utama, S.J., M.A. yang membantu penyuntingan akhir dari Buku
Pedoman ini.

Semoga buku ini bermanfaat bagi para mahasiswa dan dosen pembimbing Tugas
Akhir.

Yogyakarta, Mei 2019


Ketua Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J.


2 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

BAB I
PENDAHULUAN

A. Visi, Misi, dan Tujuan Program S1 PENDIKKAT-JIP-FKIP

1. Visi Program Studi PENDIKKAT-JIP-FKIP


Menjadi penggali kebenaran yang unggul dan humanis lewat pendidikan
Sarjana Pendidikan Keagamaan Katolik dan pengembangan ilmu Pendidikan
Keagamaan Katolik demi terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat
Indonesia yang semakin bermartabat.

2. Misi
a. Mendidik calon Sarjana Pendidikan Keagamaan Katolik yang dapat berprofesi
sebagai pendidik keagamaan Katolik di lingkup sekolah dan luar sekolah serta
pengembang karya pewartaan Sabda.
b. Ikut menyelenggarakan program pendidikan profesi guru Pendidikan
Keagamaan Katolik.
c. Mengembangkan ilmu dan karya pendidikan iman dalam perspektif Gereja
yang memberikan pencerahan kepada masyarakat agar semakin bermartabat.

3. Tujuan
a. Dihasilkannya Sarjana Pendidikan yang beriman mendalam, berkompeten,
berkepribadian, dan berintegritas dengan sikap yang unggul dapat membantu
sesama umat beriman mengembangkan imannya, yang dapat berprofesi
menjadi pendidik keagamaan Katolik di lingkup sekolah dan luar sekolah serta
pengembang karya pewartaan Sabda melalui kerja sama dengan tokoh-tokoh
umat dan pemimpin gerejani lainnya.
b. Dihasilkannya guru Pendidikan Keagamaan Katolik bersertifikat.
c. Dihasilkannya pengembang karya-karya pendidikan iman.

B. Tugas Akhir

Bentuk Tugas Akhir yang dapat dipilih oleh mahasiswa untuk menyelesaikan
studi pada Prodi PENDIKKAT-JIP-FKIP adalah skripsi atau paper/makalah.

1. Kriteria Tugas Akhir


a. Tugas Akhir merupakan karya tulis ilmiah atau laporan hermeneutik dengan
menggunakan metode ilmiah dalam bidang ilmu Pendikkat/Kateketik atau
Teologi.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 3

b. Sebagai karya ilmiah, Tugas Akhir diharapkan dapat mengembangkan ilmu


Pendikkat yang dapat memberikan sumbangan kepada umat.
c. Nilai Tugas Akhir mempertimbangkan nilai edukatif dalam pemenuhan
tuntutan metodologis dan nilai fungsional.
d. Tugas Akhir ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku sesuai
dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

2. Jenis Tugas Akhir


a. Skripsi dengan bobot 6 (enam) SKS dengan jumlah halaman ≥60 s/d ≤100
halaman, tidak termasuk Lampiran.
b. Paper/Makalah dengan bobot 4 (empat) SKS dengan jumlah halaman ≥30
s/d ≤50 halaman, tidak termasuk Lampiran.

3. Pengertian Skripsi
a. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang harus ditulis langsung oleh
mahasiswa dan diujikan kepadanya, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1).
b. Skripsi harus mencerminkan pandangan menyeluruh mahasiswa yang meliputi
pemahaman dan sintesis mata kuliah-mata kuliah keahlian dalam ilmu
Kateketik dan relevansinya dalam karya pengembangan umat dan
penerapannya dalam kehidupan nyata.
c. Isi Skripsi, seperti tercermin dalam judul, harus merupakan suatu kajian
terhadap permasalahan yang terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dengan bidang ilmu Pendikkat/Kateketik. Kajian tersebut dapat
berupa penelitian lapangan atau penelitian kepustakaan.
d. Skripsi harus mengandung unsur-unsur akademis dalam rangka pendidikan/
pelatihan di bidang karya ilmiah. Maka, Skripsi tidak harus memberikan
sumbangan baru bagi khasanah ilmu Pendikkat/Kateketik, tetapi tidak boleh
merupakan hasil plagiarisme.

4. Pengertian Paper/Makalah
a. Paper/Makalah merupakan karya tulis ilmiah yang harus ditulis oleh
mahasiswa dan diujikan kepadanya, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1).
b. Paper/Makalah harus mencerminkan pandangan menyeluruh mahasiswa yang
meliputi pemahaman tentang mata kuliah-mata kuliah keahlian dalam ilmu
Pendikkat/Kateketik dan relevansinya dalam karya pengembangan umat dan
penerapannya dalam kehidupan nyata.
c. Isi Paper/Makalah, seperti tercermin dalam judul, harus merupakan suatu
kajian pustaka tentang topik tertentu yang terkait, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dengan bidang ilmu Pendikkat/Kateketik.
4 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

d. Paper/Makalah harus mengandung unsur-unsur akademis dalam rangka


pendidikan/pelatihan di bidang karya ilmiah. Maka, Paper/Makalah tidak harus
memberikan sumbangan baru bagi khasanah ilmu Pendikkat/Kateketik, tetapi
tidak boleh merupakan hasil plagiarisme.
e. Pilihan Paper/Makalah sebagai Tugas Akhir dikhususkan hanya untuk para
mahasiswa yang memiliki IPK kurang dari 2,75. Pilihan Paper/Makalah ini
bersifat tidak wajib bagi para mahasiswa yang memiliki IPK kurang 2,75.
Artinya, mahasiswa dengan IPK kurang dari 2,75 tetap diperbolehkan untuk
memilih skripsi. Namun, mahasiswa dengan IPK di atas 2,75 wajib
mengambil pilihan skripsi.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 5

BAB II
PEDOMAN UMUM PENULISAN TUGAS AKHIR

A. Persyaratan

1. Telah mengikuti mata kuliah-mata kuliah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,


Metodologi Penelitian Pendidikan Keagamaan Katolik dengan memperoleh nilai
minimal C dan sedang menempuh Seminar Pendidikan Keagamaan Katolik.
2. Telah mencapai sekurang-kurangnya 120 SKS dengan IPK minimal 2.00.
3. Terdaftar sebagai mahasiswa dalam semester yang bersangkutan.
4. Mengisi KRS dan BRS online dengan mencantumkan Tugas Akhir sebagai salah
satu mata kuliah yang ditempuh dalam semester yang bersangkutan.

B. Prosedur Penulisan Tugas Akhir

1. Ketentuan Dosen Pembimbing Tugas Akhir (DPTA)


Yang dimaksud dengan Dosen Pembimbing Tugas Akhir (DPTA) adalah
dosen yang sungguh-sungguh membimbing mahasiswa dalam menyusun Tugas
Akhir. Apabila DPTA belum memiliki kewenangan secara formal untuk
membimbing Tugas Akhir, maka DPTA harus didampingi oleh Dosen Payung
(DP). Yang dapat dipilih sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir (DPTA) adalah:
a. Dosen Tetap Prodi Pendikkat atau Dosen Tetap Universitas Sanata Dharma
yang memiliki kewenangan formal untuk membimbing Tugas Akhir dan aktif
mengajar pada prodi Pendikkat serta menguasai bidang ilmu
Pendikkat/Kateketik atau bidang-bidang ilmu yang serumpun dengan
Pendikkat/Kateketik, misalnya Pendidikan, Teologi, dan Kitab Suci.
b. Dosen Tetap yang belum memiliki kewenangan formal untuk membimbing
Tugas Akhir, dapat dipilih sebagai DPTA, tetapi harus didampingi oleh Dosen
Payung (DP) yang ditunjuk oleh Ketua Program Studi. DPTA harus sudah
mempunyai NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional) dan berjabatan akademik
paling tidak Asisten Ahli. Sedangkan DP adalah dosen yang secara formal
memiliki kewenangan untuk membimbing penyusunan Tugas Akhir dan telah
memiliki jabatan akademik minimal untuk kategori Lektor.

2. Pemilihan Dosen Pembimbing Tugas Akhir


a. Mahasiswa memilih DPTA berdasarkan minat dan bidang ilmu yang akan
didalami dalam penulisan Tugas Akhir.
b. Mahasiswa mengajukan nama DPTA kepada Kaprodi.
6 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

3. Pengajuan Topik Proposal Tugas Akhir


a. Mahasiswa bersama dengan DPTA membicarakan dan menentukan topik Tugas
Akhir.
b. Pada setiap awal semester, Ketua Program Studi mengumumkan secara terbuka
nama mahasiswa penulis Tugas Akhir, topik, dan judul Tugas Akhir.

4. Penulisan Proposal Tugas Akhir


a. Dalam menyusun proposal Tugas Akhir, mahasiswa wajib memperhatikan
Pedoman Penulisan Proposal Tugas Akhir.
b. Mahasiswa meminta persetujuan dan tanda tangan DPTA setelah proposal
selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Formulir Pengisian
Tugas Akhir dan kemudian mendaftarkan diri pada bagian Sekretariat
Pengajaran.
c. Mahasiswa wajib mengisi Kartu Bimbingan Tugas Akhir sejak saat menulis
proposal.

5. Penulisan Tugas Akhir


a. Mahasiswa harus mendapat bimbingan secara teratur dari DPTA.
b. Mahasiswa diharapkan memiliki jadual kerja penulisan Tugas Akhir.
c. Selama pembimbingan, mahasiswa wajib mengisi Kartu Presensi Bimbingan
dan memintakan tanda tangan DPTA.

6. Penyelesaian Penulisan Tugas Akhir


a. Jangka waktu penulisan Tugas Akhir adalah 2 (dua) semester terhitung sejak
dicantumkan pada KRS dan BRS online.
b. Mahasiswa akan mendapatkan Kartu Bimbingan Tugas Akhir dengan warna
yang berbeda setiap semesternya: warna hijau untuk semester yang pertama
dan merah untuk semester kedua.
c. Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dalam
waktu 2 (dua) semester masih dapat meneruskan bimbingan Tugas Akhir
dengan topik yang sama jika DPTA menjamin bahwa mahasiswa yang
bersangkutan dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam satu semester
berikutnya.
d. Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dalam
waktu 2 (dua) semester dan tidak mendapat jaminan dari DPTA, wajib
mengganti topik Tugas Akhir, memilih DPTA yang baru, dan membayar beaya
pembimbingan Tugas Akhir berdasarkan ketentuan yang berlaku. Proses
selanjutnya mahasiswa mengikuti seluruh prosedur penulisan Tugas Akhir
dengan segala ketentuannya.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 7

BAB III
UJIAN TUGAS AKHIR

A. Persyaratan Ujian Tugas Akhir

1. Telah lulus semua mata kuliah dengan mencapai minimal 138 SKS untuk Skripsi
atau 140 SKS untuk Paper/Makalah, termasuk mata kuliah Pancasila dengan nilai
minimal C dengan IPK minimal 2.00 dan transkrip keseluruhan nilai-nilai mata
kuliah selama studi pada Prodi Pendikkat hanya boleh terdapat maksimal 10
(sepuluh) nilai D.
2. Untuk dapat diujikan, Tugas Akhir harus mendapatkan tanda tangan persetujuan
DPTA.
3. Menyerahkan 3 (tiga) eksemplar berkas Tugas Akhir yang telah ditandatangani
oleh DPTA dan Kartu Presensi Bimbingan Tugas Akhir ke Sekretariat Pengajaran
paling lambat 2 (dua) minggu sebelum tanggal ujian Tugas Akhir.
4. Telah mengisi blanko Ujian dan blanko Penyerahan Berkas Tugas Akhir.
5. Telah mengisi blanko Permohonan Ujian Tugas Akhir dan Persetujuan, baik dari
Ketua Program Studi maupun Panitia Penguji Tugas Akhir.
6. Telah melunasi pembayaran UKT dan SKS Tugas Akhir.

B. Pelaksanaan Ujian Tugas Akhir

1. Ujian Tugas Akhir berlangsung selama 85 (delapan puluh lima) menit dan diatur
sebagai berikut:
a. Presentasi Tugas Akhir : 10 menit
b. Pertanyaan masing-masing penguji 3 x 20 menit : 60 menit
c. Pertanyaan umum : 15 menit

2. Pelaksanaan ujian Tugas Akhir boleh dihadiri mahasiswa Pendikkat, sejauh


disetujui oleh mahasiswa yang bersangkutan.

C. Unsur-unsur dan Bobot Penilaian

1. Tugas Akhir
a. Isi : __________ x 3 = _________
b. Bahasa : __________ x 2 = _________
c. Teknik Penulisan : __________ x 1 = _________
8 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

2. Penyajian dan Pengujian


a. Penyajian : __________ x 2 = _________
b. Pertanggungjawaban : __________ x 2 = _________
c. Nilai keseluruhan = _________
d. Nilai akhir dalam angka = _________
e. Nilai akhir dalam huruf = _________

3. Persamaan Nilai Huruf dan Angka adalah:


A = 8,00 s/d 10,00
B = 7,00 s/d 7,99
C = 5,60 s/d 6,99

D. Hasil Ujian Tugas Akhir

1. Diumumkan langsung setelah ujian dengan kriteria:


a. Lulus tanpa perbaikan.
b. Lulus dengan perbaikan.
c. Tidak lulus.

2. Penjelasan:
a. Mahasiswa yang dinyatakan lulus Tugas Akhir tanpa perbaikan selambat-
lambatnya dalam 1 (satu) bulan setelah ujian wajib menyerahkan Tugas Akhir
yang sudah dijilid.
b. Mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian Tugas Akhir dengan perbaikan wajib
melakukan perbaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan. Apabila dalam waktu
satu bulan tidak dapat menyerahkan Tugas Akhir yang sudah diperbaiki, maka
mahasiswa wajib mengajukan perpanjangan masa perbaikan paling lama 2
(dua) minggu kepada Kaprodi. Mahasiswa bisa dinyatakan gagal dalam Ujian
Tugas Akhir jika tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut.
c. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus Tugas Akhir, dapat mendaftar ulang
setelah jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh Panitia Penguji Tugas
Akhir.

3. Nilai Final Tugas Akhir


a. Nilai final ditentukan berdasar nilai akhir dalam angka dari masing-masing
dosen penguji yang dikumpulkan di Sekretariat untuk dirata-rata oleh Ketua
Panitia Penguji Tugas Akhir.
b. Nilai final diberitahukan setelah mahasiswa mengumpulkan Tugas Akhir yang
sudah dijilid lengkap dengan pengesahan dari Panitia Penguji dan Dekan.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 9

BAB IV
PENYELESAIAN TUGAS AKHIR

A. Langkah-langkah Penyerahan Tugas Akhir

1. Dalam hal lulus dengan perbaikan, mahasiswa sesuai dengan hasil rapat Tim
Penguji Tugas Akhir menyerahkan kembali Tugas Akhir yang telah diperbaiki
kepada DPTA untuk dimintakan persetujuan atas perbaikannya.
2. Apabila DPTA menilai bahwa Tugas Akhir telah diperbaiki sesuai dengan usulan-
usulan perbaikan, maka ia menyetujui perbaikan tersebut dengan membubuhkan
tanda tangan.
3. Dengan membawa skripsi yang telah ditandatangani oleh DPTA, mahasiswa
mengadakan pengecekan pada Sekretariat Pengajaran berkaitan dengan format
dan ketentuan Tugas Akhir sebelum masuk penjilidan dengan membawa Kartu
Tanda Mahasiswa (KTM).
4. Setelah penjilidan Tugas Akhir, mahasiswa mengadakan cek ulang final mengenai
format skripsi pada Sekretariat Pengajaran. Jika sudah benar, mahasiswa meminta
tanda tangan Anggota Panitia Penguji Tugas Akhir dan Dekan. Setelah meminta
tanda tangan Dekan, mahasiswa diwajibkan untuk menyerahkan soft copy (format
PDF) Tugas Akhir kepada Sekretariat Dekanat FKIP.
5. Mahasiswa wajib menyerahkan 1 (satu) eksemplar Tugas Akhir kepada
Sekretariat Prodi dan soft copy (format pdf) Tugas Akhir ke Perpustakaan Pusat
Universitas.

B. Surat Keputusan Kelulusan

Setelah menyerahkan Naskah Final Tugas Akhir, mahasiswa menerima Surat


Keputusan (SK) Kaprodi tentang kelulusan resmi (iudicium) untuk mengurus wisuda
dan persyaratan administratif lainnya.
10 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

BAB V
FORMAT TUGAS AKHIR

A. Format Final Tugas Akhir

1. Tugas Akhir dijilid dengan sampul karton tebal plastik berwarna biru tua dengan
huruf tinta kuning emas.
2. Tugas Akhir diketik dengan menggunakan kertas HVS 80 gram berwarna putih
polos dan berukuran kuarto (21 x 29 cm).
3. Naskah diketik dengan tinta warna hitam dengan font Times New Roman 12.
4. Urutan lembaran Tugas Akhir:
a. Halaman sampul luar menggunakan karton plastik biru tua dengan tulisan judul
Tugas Akhir pada punggung.
b. Halaman sampul dalam menggunakan kertas putih polos dengan tulisan sama
dalam halaman sampul luar.
c. Halaman Persetujuan DPTA menggunakan logo USD tersamar/kuning emas.
Tanggal diisi dengan tanggal pertama kali Tugas Akhir diterima dan disahkan
oleh DPTA. Pengisian tanggal ini akan dicap oleh Sekretariat Pengajaran.
Penomoran halaman menggunakan angka Romawi kecil di bawah tengah
dimulai dengan angka ii, iii, iv, dst.
d. Halaman Pengesahan (dengan logo USD tersamar/kuning emas dengan ukuran
5,5 cm x 5,5 cm) berisikan susunan Panitia Penguji: Ketua, Sekretaris,
Anggota, dan Dekan. Tanggal diisi sama dengan tanggal Tugas Akhir diujikan.
Pengisian akan disahkan oleh Dekan FKIP-USD.Halaman Persembahan, kalau
ada.
e. Halaman Motto, kalau ada.
f. Halaman Pernyataan Keaslian Karya.
g. Halaman Persetujuan Publikasi.
h. Halaman Abstrak Bahasa Indonesia diketik dengan spasi 1 (satu), maksimum
300 kata, tanpa diberi alinea dari awal sampai akhir. Di bawah baris terakhir,
hendaknya dicantumkan kata kunci, maksimum 5 (lima) kata.
i. Halaman Abstrak Bahasa Inggris mengikuti ketentuan halaman abstrak Bahasa
Indonesia, diketik dengan huruf miring.
j. Halaman Kata Pengantar diakhiri dengan tempat dan tanggal penyelesaian
Tugas Akhir serta nama lengkap penulis. Kata Pengantar diketik dengan spasi
rangkap.
k. Halaman Daftar Isi berisikan halaman setiap judul atau sub judul yang ditulis
di sebelah kanan dengan diantar oleh titik-titik dan diketik dengan spasi 1,5.
Subjudul yang lebih dari 1 (satu) baris diketik dengan spasi 1.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 11

l. Halaman Daftar Singkatan, Daftar Tabel, Daftar Gambar, apabila ada.


m. Halaman-halaman mulai dari Pendahuluan sampai dengan Daftar Pustaka
diketik di bagian kanan atas dengan menggunakan penomoran Arab (1, 2, 3,
dst.), kecuali halaman setiap Judul Bab diketik pada bagian tengah bawah atau
tanpa penomoran halaman. Pengetikan nomor halaman berada di kanan atas
berjarak 2,5 cm dari atas dan 1,5 cm dari baris pertama.
n. Halaman Daftar Pustaka diketik dengan spasi 1.
o. Halaman Lampiran dibuat dalam lembar tersendiri dengan cara penomoran
Arab dan diberi tanda kurung (1), (2), dst. di bawah tengah. Lampiran diketik
dengan spasi 1.

B. Format Pengetikan Tugas Akhir

1. Batas-batas pengetikan adalah 4 (empat) cm dari tepi kiri dan atas, dan 3 (tiga) cm
dari tepi kanan dan bawah, spasi rangkap, dan jarak antara alinea sama dengan
jarak antara baris.
2. Satu kutipan langsung tidak boleh lebih dari 1 (satu) halaman dan diketik dengan
spasi 1, tetapi kutipan yang terdiri dari kurang dari 4 (empat) baris dimasukkan
dalam alinea dengan diberi tanda kutip pada awal dan akhir kutipan. Sedangkan
kutipan yang terdiri 4 (empat) baris atau lebih diketik dalam alinea tersendiri
dengan spasi 1 dan menjorok ke kanan tanpa diberi tanda kutip.
3. Judul skripsi diketik dengan huruf kapital dan dicetak tebal dengan jarak 1 (satu)
spasi dan font Time New Roman 16. Sedangkan penulisan yang lainnya diketik
dengan font Time New Roman 14 dicetak tebal.
4. Logo USD pada halaman luar dan dalam berukuran 5,5 x 5,5 cm.

C. Format Pengutipan dan Daftar Pustaka

1. Format pengutipan menggunakan model catatan tubuh.


2. Format penulisan Daftar Pustaka menggunakan model American Phsychological
Association (APA).
12 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

BAB VI
CARA PENULISAN CATATAN TUBUH

Pencantuman sumber acuan di dalam Penulisan Tugas Akhir menggunakan


model catatan tubuh. Kutipan dapat berupa kutipan langsung maupun kutipan tidak
langsung. Untuk penulisan catatan tubuh, baik dalam kutipan langsung maupun kutipan
tidak langsung, harus dicantumkan nama belakang pengarang, tahun penerbitan sumber
acuan dan halaman yang dikutip. Cara penulisan seperti ini berlaku untuk sumber acuan
yang berupa monograf, bunga rampai, skripsi, tesis, disertasi, jurnal ilmiah, website,
surat kabar, dan majalah sejauh nama pengarang tercantum dalam sumber acuan. Jika
nama pengarang sudah disebut di dalam teks, maka di dalam catatan tubuh cukup
dicantumkan tahun penerbitan dan halaman yang diacu.

A. Kutipan Langsung

Jika kutipan yang diacu terdiri dari 4 (empat) baris atau lebih, maka kutipan
harus ditulis di dalam paragraf tersendiri dengan menjorok ke dalam dan dengan
spasi 1 (satu). Pengutipan langsung tidak diawali dan diakhiri dengan tanda petik.

Pendidikan PRR memiliki kesamaan dengan pendidikan Ki Hadjar Dewantara.


Dalam pengertian itu, jelas bahwa tujuan pendidikan PRR dengan
pendidikan Ki Hadjar Dewantara ada kesamaan yang besar. Kesamaannya
ada pada keutuhan pendidikan dan juga tujuannya yang mendalam yaitu
kebahagiaan setinggi-tingginya (Suparno, 2015:112).

atau

Suparno (2015:112) mengatakan:


Dalam pengertian itu, jelas bahwa tujuan pendidikan PRR dengan
pendidikan Ki Hadjar Dewantara ada kesamaan yang besar. Kesamaannya
ada pada keutuhan pendidikan dan juga tujuannya yang mendalam yaitu
kebahagiaan setinggi-tingginya.

Jika kutipan langsung kurang dari empat baris, maka penulisannya tidak
dipisahkan di dalam paragraf tersendiri. Selain itu, kutipan langsung harus diawali
dan diakhiri dengan tanda kutip.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 13

Generalisasi bukanlah tujuan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2015:19),


“Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih menekankan
kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna.”

atau

Generalisasi bukanlah tujuan penelitian kualitatif. “Penelitian kualitatif tidak


melakukan generalisasi tetapi lebih menekankan kedalaman informasi sehingga
sampai pada tingkat makna” (Sugiyono, 2015:19).

B. Kutipan Tidak Langsung

Di dalam kutipan tidak langsung, terjadi proses perumusan ulang gagasan


tanpa mengubah ide dari sumber yang diacu. Tata cara penulisan catatan tubuh untuk
kutipan tidak langsung sama dengan kutipan langsung.

Baik model pendidikan PRR maupun model pendidikan Ki Hadjar Dewantara


memiliki asumsi antropologis yang sama dengan menempatkan keutuhan dan
kebahagiaan manusia sebagai tujuan dari pendidikan (Suparno, 2015:112).

atau

Menurut Suparno (2015:112), baik model pendidikan PRR maupun model


pendidikan Ki Hadjar Dewantara memiliki asumsi antropologis yang sama dengan
menempatkan keutuhan dan kebahagiaan manusia sebagai tujuan dari pendidikan.

C. Kutipan Sumber Acuan di dalam Karya Orang Lain

Jika kutipan yang diacu berasal dari seseorang yang tertera di dalam karya
orang lain, maka cara penulisan catatan tubuh adalah sebagai berikut:

Kass dalam Kusmaryanto (2005:77) mengatakan bahwa


Dalam arti yang saksama, kesucian hidup manusia berarti bahwa hidup
dalam dirinya sendiri merupakan sesuatu yang kudus atau suci, transenden
dan disendirikan - seperti Tuhan sendiri. Dalam arti yang lebih sederhana
dan lebih praktis, memandang hidup sebagai suci berarti hidup itu tidak
boleh dilanggar atau dihina atau dihancurkan.
14 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

atau

Kass dalam Kusmaryanto (2005:77) menegaskan bahwa kehidupan manusia


memiliki keistimewaan tersendiri karena bersifat kudus dan transenden dan oleh
karenanya harus dilindungi dari setiap bentuk pelanggaran atau perusakan.

D. Sumber Acuan yang Ditulis oleh Dua atau Tiga Pengarang

Jika sumber yang diacu ditulis oleh dua atau tiga pengarang, maka nama
belakang kedua atau ketiga pengarang harus dicantumkan di dalam catatan tubuh.

Ketika melakukan penelitian fenomenologis, seorang peneliti mencoba untuk


memahami bagaimana seseorang atau beberapa orang mengalami sebuah fenomena
(Johnson & Christensen, 2014:49).

atau

Menurut Johnson & Christensen (2014:49), ketika melakukan penelitian


fenomenologis, seorang peneliti mencoba untuk memahami bagaimana seseorang
atau beberapa orang mengalami sebuah fenomena.

E. Sumber Acuan yang Ditulis oleh Lebih dari Tiga Pengarang

Jika sumber yang diacu ditulis oleh lebih dari 3 (tiga) pengarang, maka nama
belakang penulis pertama, kedua, dan ketiga harus dicantumkan dalam catatan tubuh
dengan menambah et al. (baca: dan yang lain-lainnya) di belakangnya.

Hasil pendidikan dapat dinilai dengan berbagai macam ukuran. “Sudah menjadi
anggapan umum bahwa pengukuran hasil langsung pendidikan lebih ditekankan
pada aspek kognitif” (Sumaji, Soehakso, Mangunwijaya, et al., 1998:41).

atau

Menurut Sumaji, Soehakso, Mangunwijaya, et al. (1998:41), hasil pendidikan dapat


dinilai dengan berbagai macam ukuran. “Sudah menjadi anggapan umum bahwa
pengukuran hasil langsung pendidikan lebih ditekankan pada aspek kognitif.”
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 15

F. Sumber Acuan dengan Nama Institusi

Jika sumber yang diacu tidak mencantumkan nama pengarang tetapi nama
institusi, maka yang dituliskan di dalam catatan tubuh adalah nama institusi tersebut.
Biasanya dokumen Gereja dari KWI, Keuskupan dan Komisi-Komisi yang berada di
bawahnya, tidak mencantumkan nama pengarang tetapi nama institusi. Cara
pencantuman nama institusi harap diperhatikan. Apabila sumber acuan yang
digunakan adalah dokumen dari Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang
(DKP KAS), maka pada kutipan yang pertama harus ditulis lengkap nama institusi
beserta singkatannya. Setelah itu, jika masih menggunakan kutipan yang dari
institusi yang sama cukup dituliskan akronimnya.

Kegiatan Evangelisasi harus dibarengi dengan formatio iman. “Evangelisasi


melahirkan pertobatan dan iman, sedangkan formatio iman memupuk dan
mengembangkan iman” [Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang (DKP
KAS), 2014:21].

Pengutipan selanjutnya cukup menuliskan (DKP KAS, 2014:22).

Salah satu sifat dari formatio iman adalah fundamental. “Formatio iman bersifat
fundamental karena merupakan keharusan, suatu tanggung jawab, yang tidak bisa
dikesampingkan” (DKP KAS, 2014:22).

Hal ini berlaku pula seandainya nama institusi sudah disebutkan di dalam teks.
Nama institusi harus ditulis lengkap dan disertai dengan singkatannya. Pengutipan
selanjutnya kemudian cukup menuliskan singkatannya.

Menurut Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang [DKP KAS]


(2014:21), “Evangelisasi melahirkan pertobatan dan iman, sedangkan formatio
iman memupuk dan mengembangkan iman.”

Untuk selanjutnya, penulisan nama institusi cukup disingkat.

Menurut DKP KAS (2014:21), “Formatio iman bersifat fundamental karena


merupakan keharusan, suatu tanggung jawab, yang tidak bisa dikesampingkan.”
16 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

G. Sumber Acuan Dokumen Gereja dari Kepausan

Jika sumber yang diacu adalah dokumen Gereja yang dikeluarkan oleh
kepausan, maka di dalam catatan tubuh yang dicantumkan adalah akronim dari nama
dokumen Gereja tersebut. Akronim bersifat umum dan merupakan kesepakatan di
dalam bidang ilmu teologi. Acuan terhadap dokumen Gereja yang dikeluarkan oleh
kepausan tidak perlu mencantumkan tahun penerbitan dokumen. Yang perlu
dicantumkan adalah nomer artikel dari sumber yang diacu dan bukan nomer
halaman. Seandainya sumber yang diacu adalah Fides et Ratio (FT) artikel 5, maka
penulisan di dalam catatan tubuh adalah sebagai berikut:

Gereja Katolik mengakui peran filsafat dalam mengantar kepada kebenaran.


“Gereja menyaksikan pada filsafat jalan untuk mulai mengenali kebenaran-
kebenaran yang mendasar tentang hidup manusia” (FT 5).

atau

Menurut FT 5, “Gereja menyaksikan pada filsafat jalan untuk mulai mengenali


kebenaran-kebenaran yang mendasar tentang hidup manusia.”

H. Sumber Acuan yang berupa Komunikasi Personal

Tidak menutup kemungkinan, sumber yang diacu dalam sebuah penulisan


skripsi adalah komunikasi personal. Komunikasi personal dapat berupa
korespondensi dengan surat atau email, pembicaraan telepon atau wawancara. Jika
sumber yang diacu adalah komunikasi personal, maka di dalam catatan tubuh harus
dituliskan nama orang yang diwawancarai, kemudian mencantumkan kata
“Komunikasi Personal” dan tanggal serta tahun terjadinya komunikasi personal. Di
dalam penulisan orang yang diwawancarai dimulai dari nama depan dalam bentuk
inisial dan nama belakang ditulis lengkap. Apabila seorang mahasiswa mewancarai
Prof. Dr. Yohanes Sujito, maka cara penulisan sumber acuan dalam catatan tubuh
adalah sebagai berikut:

“Pendidikan tidak hanya melihat apa yang akan datang tetapi juga tidak dapat
dipisahkan dari nilai-nilai kearifan yang telah tertanam di dalam tradisi masyarakat”
(Y. Sujito, Komunikasi Personal, 20 Mei 2017).

Sumber acuan komunikasi personal tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 17

I. Sumber Acuan Film

Jika sumber yang diacu adalah berupa film, maka di dalam catatan tubuh yang
diperlakukan sebagai pengarang adalah produser dan sutradara film tersebut. Apabila
sumber yang diacu adalah film Deeper into Hypnosis dengan produser J.B. Maas dan
sutradara D.H. Gluck yang dipublikasikan pada 1979, maka di dalam catatan tubuh
cukup hanya menuliskan nama belakang produser dan sutradara serta tahun publikasi.

Dalam dunia perfilman, film Deeper into Hypnosis (Maas & Gluck, 1979) menjadi
film yang cukup memberi analisis kritis pada masyarakat zaman kini.

atau

Di dalam Mass & Gluck (1979), film Deeper into Hypnosis menjadi film yang
cukup memberi analisis kritis pada masyarakat zaman kini.

J. Sumber Acuan Tanpa Nama Pengarang

Jika sumber acuan tidak mencantumkan nama pengarang, maka di dalam catatan
tubuh judul buku atau artikel diperlakukan sebagai pengarang. Maka di dalam
catatan tubuh judul buku atau artikel menggantikan nama pengarang. Hal ini berlaku
untuk buku dan artikel surat kabar, majalah atau yang diunduh dari internet. Harap
diperhatikan, bahwa penulisan judul buku harus dengan huruf miring sedangkan
judul artikel dari majalah tidak ditulis miring tetapi huruf tegak biasa, tanpa diapit
tanda kutip. Apabila sumber yang diacu adalah artikel dari surat kabar Kompas pada
28 Juni 2018 yang berjudul “Alat Bantu Pembelajaran Dipacu,” maka cara penulisan
catatan tubuh adalah sebagai berikut:

Penggunaan kalkulator sebagai alat bantu dalam pelajaran matematika tidak selalu
berdampak buruk. “Kalkulator dengan kecanggihan teknologinya bisa membantu
guru dan siswa memahami konsep matematika serta memberi kesempatan mereka
untuk mengotak-atik soal agar bisa mencari rumus-rumus terbaru” [Alat Bantu
Pembelajaran Dipacu, Kompas (28 Juni 2018), hlm. 10].
18 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

BAB VII
CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Pola dasar penulisan daftar pustaka adalah pencantuman nama pengarang, tahun
penerbitan dengan diberi tanda kurung, judul buku yang ditulis dengan huruf miring
atau artikel yang ditulis dengan huruf tegak, kota penerbitan dan nama penerbit. Nama
pengarang harus ditulis lengkap. Cara penulisan nama pengarang dimulai dengan
penulisan nama belakang dan kemudian diikuti dengan inisial nama depannya. Apabila
sumber acuan ditulis oleh “Yohanes Ginting,” maka penulisan nama pengarang dalam
daftar pustaka adalah “Ginting, Y.” Gelar akademik dari pengarang tidak perlu
dicantumkan. Begitu pula gelar-gelar keanggotaan Ordo atau Kongregasi juga tidak
perlu dicantumkan. Penyusunan daftar pustaka diurutkan berdasarkan abjad.

A. Monograf

Monograf adalah sumber acuan yang ditulis oleh pengarang tunggal.

Kusmaryanto, C.B. (2015). Tolak Aborsi: Budaya Kehidupan versus Budaya


Kematian. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. (2015). Stastitika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suparno, P. (2015). Pembelajaran di Perguran Tinggi Bergaya Paradigma
Pedagogi Refleksi (PRR). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

B. Sumber-Sumber Acuan yang Ditulis oleh Pengarang yang Sama

Seandainya sumber yang diacu menggunakan beberapa tulisan dari pengarang


yang sama, maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini dalam penulisan daftar
pustaka:
1. Daftar Pustaka disusun berdasarkan urutan tahun penerbitan. Tahun penerbitan
sumber acuan yang paling lama mendahului penulisan sumber acuan yang lebih
baru yang ditulis oleh pengarang yang sama tetapi dengan judul tulisan yang
berbeda.
2. Penulisan sumber acuan pertama ditulis lengkap. Untuk sumber acuan yang
berikutnya, penulisan mengalami sedikit perbedaan. Perbedaannya adalah bahwa
nama pengarang tidak perlu dicantumkan lagi, tetapi diganti dengan garis bawah
(_______). Panjangnya garis bawah ini sebanyak 7 (tujuh) ketukan dan diketik
sama untuk seluruh Daftar Pustaka.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 19

Kristiyanto, E. (2002). Gagasan yang Menjadi Peristiwa: Sketsa Sejarah Gereja


Abad I - XV. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (2003). Visi Historis Komprehensif: Sebuah Pengantar. Yogyakarta:
Kanisius.
_______. (2004). Reformasi dari Dalam: Sejarah Gereja Zaman Modern.
Yogyakarta: Kanisius.

C. Sumber-Sumber Acuan yang Ditulis oleh Pengarang yang Sama dan


Diterbitkan dalam Tahun yang Sama

Apabila beberapa sumber yang diacu ditulis oleh pengarang yang sama dan
tahun penerbitan sumber acuan juga sama, maka di dalam daftar pustaka harus
ditambahkan huruf kecil dengan urutan a, b, c dan seterusnya setelah tahun
penerbitan. Kemudian judul buku disusun berdasarkan urutan abjad.

Groenen, C. (1988a). Mariologi, Teologi, dan Devosinya. Yogyakarta: Kanisius.


_______. (1988b). Peristiwa Yesus. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (1988c). Sejarah Dogma Kristologi: Perkembangan Pemikiran tentang
Yesus Kristus pada Umat Kristen. Yogyakarta: Kanisius.

Penulisan tahun dalam catatan tubuh harus juga menyesuaikan dengan


penulisan tahun dalam daftar pustaka.

D. Sumber Acuan dengan Editor

Seandainya di dalam sumber acuan tidak mencantumkan nama pengarang,


tetapi nama editor, maka editor diperlakukan seperti pengarang dengan
mencantumkan inisial (Ed.) di dalam penulisan daftar pustaka.

Huber, T. (Ed.). (1979). Arah Katekese Indonesia?: Naskah-Naskah PWI-Kateketik


dan Laporan Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia I Tahun
1977. Yogyakarta: Kanisius.
Lee, J.M. (Ed.). (2000). Forging a Better Religious Education in the Third
Millenium. Alabama: Religious Education Press.
20 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

E. Sumber Acuan Terjemahan

Jika sumber yang diacu adalah teks yang telah diterjemahkan, maka nama
penerjemah harus dicantumkan di dalam daftar pustaka. Penulisan nama penerjemah
dimulai dengan inisial nama depan dan kemudian nama belakangnya ditulis lengkap.

Nouwen, H.J.M. (1998). Buah Pengharapan. Penerjemah: I. Suharyo. Yogyakarta:


Kanisius.
van Peursen, C.A. (1988). Strategi Kebudayaan. Penerjemah: D. Hartoko.
Yogyakarta: Kanisius.

F. Sumber Acuan Berupa Bunga Rampai

Bunga rampai merupakan kumpulan artikel yang ditulis oleh beberapa penulis.
Biasanya bunga rampai memiliki editor. Penulisan bunga rampai di dalam daftar
pustaka harus mencantumkan judul artikel dengan huruf tegak tanpa tanda petik,
editor, judul buku yang ditulis miring dan nomer halaman artikel di dalam bunga
rampai. Perlu diperhatikan bahwa dalam penulisan daftar pustaka untuk bunga
rampai, yang ditulis miring adalah judul buku dan judul artikel tidak ditulis miring.
Nama editor harus ditulis lengkap dan ditulis dari nama awal dalam bentuk inisial
dan kemudian nama belakang yang ditulis lengkap.

Harun, M. (2013). Alkitab: Sumber Teologi Lingkungan Hidup? Dalam P.C. Aman
(Ed.), Iman yang Merangkul Bumi: Mempertanggungjawabkan Iman di
hadapan Persoalan Ekologi (hlm. 1-52). Jakarta: Obor.
Setyawan, A. (2018). Aeropagus Baru: Era Digital dan Generasi Digital. Dalam I.L.
Madya Utama (Ed.), Menjadi Katekis Handal di Zaman Sekarang (hlm. 35-
44). Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

G. Sumber Acuan yang Ditulis oleh Dua atau Tiga Pengarang dan Lebih

Sumber acuan yang ditulis oleh dua atau tiga pengarang harus mencantumkan
seluruh nama pengarang. Sedangkan sumber acuan yang ditulis lebih dari tiga orang,
cara penulisan di dalam daftar pustaka dengan menuliskan 3 (tiga) nama pengarang
pertama dengan ditambah et al. sesudahnya.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 21

Johnson, R.B. & Christensen, L. (2014). Educational Research: Qualitative,


Quantitative and Mixed Approach. Los Angeles: Sage Publications.
Sumaji, Soehakso, R.M.J.T, Mangunwijaya, Y.B. et al. (1998). Pendidikan Sains
yang Humanistis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma-Penerbit Kanisius.

H. Sumber Acuan yang Mencantumkan Nama Institusi

Jika di dalam sumber acuan tidak mencantumkan nama pengarang tetapi nama
institusi, maka nama institusi tersebut harus dicantumkan menggantikan nama
pengarang. Dokumen-dokumen Gereja yang dikeluarkan oleh KWI, Keuskupan dan
Komisi-Komisi yang berada di bawah KWI dan Keuskupan biasanya tidak
mencantumkan nama pengarang tetapi nama institusi.

Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang. (2014). Formatio Iman


Berjenjang. Yogyakarta: Kanisius.
Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia. (2013). Hari-Hari Studi
Kateketik para Uskup KWI 2011. Yogyakarta: Kanisius.

I. Skripsi, Tesis, dan Disertasi

Jika sumber acuan berupa skripsi, tesis, atau disertasi yang tidak
dipublikasikan, judul ditulis dengan tanda kutip tetapi tidak ditulis miring.

Ratna, N. (2017). “Peranan Penggunaan Media Film terhadap Minat Siswa dalam
Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMP Stella Duce 2
Yogyakarta.” Skripsi Tidak Dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Samsudi. (2006). “Pengembangan Model Pembelajaran Program Produktif Sekolah
Menengah Kejuruan.” Disertasi Tidak Diterbitkan. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.

J. Surat Kabar

Jika sumber yang diacu adalah artikel dari surat kabar, maka harus
dicantumkan tanggal penerbitan surat kabar yang diletakkan setelah pencantuman
tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tegak tanpa diapit tanda petik. Selain itu, letak
halaman artikel dalam surat kabar juga harus dicantumkan.
22 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

Kesowo, B. (2018, 21 Mei). Mengantisipasi Revolusi 4.0. Kompas, hlm. 6.

Jika nama pengarang tidak dicantumkan di dalam artikel surat kabar, maka judul
artikel diperlakukan sebagai pengarang. Judul artikel tetap ditulis tegak tanpa diapit
tanda kutip. Hal ini juga berlaku untuk artikel dari majalah.

Perkuat Perkembangan Ilmu Dasar. (2018, 28 Juni). Kompas, hlm. 10.

K. Majalah

Cara penulisan daftar pustaka untuk majalah pada prinsipnya sama dengan
penulisan daftar pustaka untuk surat kabar. Biasanya penerbitan majalah
mencantumkan volume dan nomer. Maka, dalam daftar pustaka, nomer edisi dan
volume majalah juga harus dituliskan.

Heryatno Wono Wulung, F.X. (1994). Menuju suatu Katekese di antara Kelompok
Bawah. Umat Baru, 27(220), 22-32.

L. Jurnal Cetak

Di dalam penulisan daftar pustaka untuk jurnal, judul artikel jurnal diketik
tegak dan tidak diapit tanda kutip atau ditulis miring. Yang ditulis miring adalah
nama jurnalnya. Selain itu, di dalam daftar pustaka juga harus dicantumkan volume
(edisi), nomer dan halaman artikel di dalam jurnal. Apabila sumber acuan yang
digunakan adalah artikel karangan Mathew J. Nelson berjudul “Dealing with
Difference: Religious Education and the Challenge of Democracy in Pakistan”
diterbitkan dalam Jurnal Modern Asian Studies tahun 2019 Vol. 43 No. 3 pada
halaman 591-618, maka penulisan di dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut:

Nelson, M. J. (2009). Dealing with Difference: Religious Education and the


Challenge of Democracy in Pakistan. Modern Asian Studies, 43(3), 591-618.

Atau, seandainya sumber acuan yang diambil adalah artikel karangan A.


Sunarko berjudul “Berteologi bagi Agama di Zaman Post-Sekular” yang diterbitkan
pada jurnal Diskursus tahun 2016 Vol. 15 no. 1 pada halaman 23-44. Maka
penulisan sumber acuan dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut:

Sunarko, A. (2016). Berteologi bagi Agama di Zaman Post-Sekular. Diskursus,


15(1), 23-44.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 23

M. Jurnal Elektronik

Jurnal elektronik adalah jurnal yang diterbitkan di dalam website. Biasanya


jurnal cetak juga menerbitkan versi elektronik. Ada beberapa jurnal yang tidak
dicetak dan hanya terbit dalam versi elektronik. Cara penulisan daftar pustaka untuk
jurnal elektronik pada prinsipnya sama dengan jurnal cetak dengan tambahan alamat
website jurnal elektronik dan waktu pengunduhan.

Sunarko, A. (2016). Berteologi bagi Agama di Zaman Post-Sekular. Diskursus,


15(1), 23-44. Diunduh dari http://stfdriyarkara-diskursus.ac.id/artikel-
diskursus-edisi April-2016 pada 25 Juni 2018.

N. Dokumen Gereja Kepausan

Di dalam daftar pustaka, yang diakui sebagai penulis dokumen adalah Paus
yang menjabat pada saat dokumen kepausan diterbitkan. Biasanya bahasa asli
dokumen Gereja dari Kepausan adalah bahasa Latin. Jika sumber acuan dokumen
Gereja dari kepausan yang digunakan berupa terjemahan, maka nama penerjemah
harus dicantumkan di dalam daftar pustaka. Selain itu, tahun penerbitan dokumen
asli juga harus dicantumkan.

Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. Penerjemah: R. Hardawirjana.


Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli diterbitkan pada 1979).
_______. (2015). Fides et Ratio. Penerjemah: R. Hardawirjana. Jakarta: Dokpen
KWI. (Dokumen asli diterbitkan pada 1998).

O. Artikel yang Diunduh dari Website

Untuk artikel yang diunduh dari website, nama pengarang dan tahun
pengunggahan di dalam website harus dicantumkan. Selain itu, tanggal pengunduhan
dari website juga harus dicantumkan. Judul artikel diketik dengan huruf miring.

Trim, B. (2014). Beginilah Menyusun Daftar Pustaka. Diunduh dari


https://manistebu.com/2014/04/beginilah-menyusun-daftar-pustaka pada 23
Maret 2018.

Jika artikel yang diunduh dari website internet tidak mencantumkan nama
pengarang, maka judul artikel diperlakukan sebagai pengarang dan penulisannya
ditulis miring, serta mencantumkan tanggal dan tahun pengunduhan.
24 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

Karya Tulis Ilmiah: Pengertian, Tujuan, Penulisan, Jenis, Ciri. (2017). Diunduh
dari https://www.ilmudasar.com/2017/04/Pengertian-Ciri-Jenis-dan Cara-
Menulis-Karya-Tulis-Ilmiah-adalah.html pada 1 Juni 2018.

P. Film

Untuk penulisan sumber acuan yang berupa film di dalam daftar pustaka,
produser dan sutradara film diperlakukan sebagai pengarang.

Maas, J.B. (Produser) & Gluck, D.H. (Sutradara). (1979). Deeper into
Hypnosis. New Jersey: Prentice-Hall.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 25

BAB VIII
DAFTAR SINGKATAN

Untuk penulisan sumber acuan di dalam catatan tubuh yang berupa teks Kitab
Suci dan dokumen Gereja harus memperhatikan singkatan-singkatan yang sudah
disepakati secara umum. Berikut ini adalah daftar singkatan yang sudah disepakati dan
lazim dipakai dalam penulisan ilmiah.

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian
Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat
Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia
dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hlm. 8.

B. Singkatan Dokumen Gereja

AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan


Awam, 7 Desember 1965.
CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II
kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese
masa kini, 16 Oktober 1979.
DCG : Directorium Catechisticum Generale, Direktorium Kateketik Umum yang
dikeluarkan oleh Kongregasi Suci para Klerus, 11 April 1971.
EG : Evangelii Gaudium, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang Suka Cita
Injili, 24 November 2013.
GE : Gaudete et Exsultate, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang Panggilan
Kekudusan Dewasa Ini, 19 Maret 2019.
KGK : Katekismus Gereja Katolik, dikeluarkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada
11 Oktober 1992.
KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus
Yohanes Paulus II pada 25 Januari 1983.
LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21
November 1964.
LS : Laudato Si’, Ensiklik Paus Fransiskus tentang Merawat Rumah Bersama,
24 Mei 2015.
SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci,
4 Desember 1965.
26 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

C. Singkatan-Singkatan Lain

APP : Aksi Puasa Pembangunan


IPPAK : Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
KomKat : Komisi Kateketik
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
Pendikkat : Pendidikan Keagamaan Katolik
PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia
SCP : Shared Christian Praxis
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 27

BAB IX
CONTOH FORMAT TUGAS AKHIR

Berikut adalah kententuan dan contoh format Tugas Akhir:

1. Contoh Punggung Sampul


2. Contoh Halaman Sampul Depan dan Dalam
3. Contoh Halaman Persetujuan Satu Pembimbing
4. Contoh Halaman Persetujuan Dua Pembimbing
5. Contoh Halaman Pengesahan
6. Contoh Halaman Persembahan
7. Contoh Halaman Motto
8. Contoh Halaman Pernyataan Keaslian Karya
9. Contoh Halaman Persetujuan Publikasi
10. Contoh Abstrak Bahasa Indonesia
11. Contoh Abstrak Bahasa Inggris
12. Contoh Kata Pengantar
13. Contoh Daftar Isi
14. Contoh Daftar Singkatan
15. Contoh Daftar Tabel
16. Contoh Penulisan Bab
17. Contoh Daftar Pustaka
28 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

1. Contoh Punggung Sampul

SKRIPSI 3 cm dari
PENDIKKAT
tepi atas

DI PAROKI SANTO ANTONIUS, KOTABARU, YOGYAKARTA


SEBAGAI MODEL KATEKESE ORANG DEWASA
SHARED CHRISTIAN PRAXIS

Semua tulisan
dengan tinta
kuning emas
Emiliana Dewi Arti
NIM: 141124052

2019
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 29

2. Contoh Halaman Sampul Depan dan Dalam

[Font Times New Roman 16].....


SHARED CHRISTIAN PRAXIS
SEBAGAI MODEL KATEKESE ORANG DEWASA
DI PAROKI SANTO ANTONIUS, KOTABARU,
YOGYAKARTA
..... [Font Times New Roman 16]

[Font Times New Roman 14].....


SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

Oleh:
Emiliana Dewi Arti
NIM: 141124052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
.....[Font Times New Roman 14]
30 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

3. Contoh Halaman Persetujuan Satu Pembimbing

SKRIPSI

SHARED CHRISTIAN PRAXIS


SEBAGAI MODEL KATEKESE ORANG DEWASA
DI PAROKI SANTO ANTONIUS, KOTABARU,
YOGYAKARTA

Oleh:

Emiliana Dewi Arti

NIM: 141124052

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed. 12 Maret 2019


Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 31

4. Contoh Halaman Persetujuan Dua Pembimbing

SKRIPSI

SHARED CHRISTIAN PRAXIS


SEBAGAI MODEL KATEKESE ORANG DEWASA
DI PAROKI SANTO ANTONIUS, KOTABARU,
YOGYAKARTA

Oleh:

Emiliana Dewi Arti

NIM: 141124052

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed. 12 Maret 2019

Pembimbing II

C. Paulina Sianipar, S.Pd., M.Si., M.Ed. 12 Maret 2019


32 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

5. Contoh Halaman Pengesahan

SKRIPSI

SHARED CHRISTIAN PRAXIS


SEBAGAI MODEL KATEKESE ORANG DEWASA
DI PAROKI SANTO ANTONIUS, KOTABARU,
YOGYAKARTA

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Emilana Dewi Arti


NIM: 141124052

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji


pada 12 April 2019
dan dinyatakan memenuhi syarat.

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama Tanda tangan


Ketua : Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J. …………….
Sekretaris : Y. Kristiyanto S.F.K., M.Pd. …..…….….
Anggota : 1. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed. …….…...….
2. C. Paulina Sianipar, S.Pd., M.Si., M.Ed. ……..……...
3. Y.H. Bintang Nusantara, S.F.K., M.Hum. ...…………..

Yogyakarta, ……………………
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Dr. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si.


Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 33

6. Contoh Halaman Persembahan

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

para Pembina Iman

di Paroki Santo Antonius, Kotabaru, Yogyakarta.


34 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

7. Contoh Halaman Motto

MOTTO
“Demikianlah pula Tuhan telah menetapkan,

bahwa mereka yang memberitakan Injil,

harus hidup dari pemberitaan Injil itu.”

(1 Kor 9:14)
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 35

8. Contoh Halaman Pernyataan Keaslian Karya

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Maret 2019

Penulis,

ttd

Emiliana Dewi Arti


36 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

9. Contoh Halaman Persetujuan Publikasi

PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Emiliani Dewi Arti

NIM : 141124056

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul SHARED

CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI MODEL KATEKESE ORANG DEWASA DI

PAROKI SANTO ANTONIUS, KOTABARU, YOGYAKARTA beserta perangkat

yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya

dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu ijin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 12 Maret 2019

Yang menyatakan

ttd

Emiliana Dwi Arti


Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 37

10. Contoh Abstrak Bahasa Indonesia

ABSTRAK

Judul skripsi SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI MODEL KATEKESE


ORANG DEWASA DI PAROKI SANTO ANTONIUS, KOTABARU,
YOGYAKARTA dipilih berdasarkan pada fakta bahwa pelaksanaan katekese orang
dewasa di Paroki Santo Antonius, Kotabaru, Yogyakarta, sangat memprihatinkan.
Kenyataan menunjukkan bahwa dalam setiap pelaksanaan katekese orang dewasa,
jumlah umat yang hadir sangat sedikit. Dalam proses katekese, mereka cenderung pasif
dan hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh katekis. Selama proses
berlangsung, katekis menjadi pemain utama. Bertitik tolak pada kenyataan ini, maka
skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para katekis di Paroki Santo Antonius,
Kotabaru, Yogyakarta, mendapatkan cara baru dalam berkatekese dengan menggunakan
katekese model Shared Christian Praxis. Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah
bagaimana para katekis mampu melibatkan peserta dalam proses katekese dan
katekese macam apa yang dapat membantu para katekis dalam berkatekese
secara dialogis partisipatif. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan data yang
akurat. Oleh karena itu, wawancara terhadap dan pemberian angket kepada para
katekis di Paroki Santo Antonius, Kotabaru, Yogyakarta telah dilaksanakan. Di
samping itu studi pustaka juga diperlukan untuk memperoleh pemikiran-
pemikiran guna direfleksikan, sehingga diperoleh gagasan-gagasan yang dapat
dipergunakan sebagai sumbangan katekese bagi para katekis. Hasil akhir
menunjukkan bahwa Shared Christian Praxis merupakan suatu model katekese
yang bersifat dialogis partisipatif. Katekese model ini bertujuan untuk membantu
para katekis agar memiliki suatu pendekatan berkatekese yang handal dan efektif
sehingga mereka mampu berkatekese dengan cara yang lebih menarik dan
melibatkan umat secara aktif dalam proses katekese. Katekese model ini juga
mempunyai lima langkah pokok. Oleh karena itu, para katekis perlu mengenal
dan memahami katekese model ini. Untuk keperluan itu penulis menawarkan
suatu program katekese model Shared Christian Praxis, sekaligus dengan
penjabarannya.

Kata-kata Kunci: Shared Christian Praxis, model katekese, katekese orang dewasa,
katekis.
38 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

11. Contoh Abstrak Bahasa Inggris

ABSTRACT

This undergraduate thesis entitled SHARED CHRISTIAN PRAXIS AS A MODEL OF


ADULT CATECHESIS AT THE SAINT ANTHONY’S PARISH, KOTABARU,
YOGYAKARTA, was chosen based on the fact that the implementation of the adult
catechesis at Saint Anthony’s Parish, Kotabaru, Yogyakarta is inadequate. The fact
shows that there are only few people attending the adult catechesis every time it is
conducted. During the process of catechesis, the participants tend to be passive and
only listen to the catechist, and the catechist plays the main role. Based on this concern,
this undergraduate thesis is meant to help catechists at Saint Anthony’s Parish,
Kotabaru, Yogyakarta know a new way in catechizing by using a catechesis model of
Shared Christian Praxis. The main problems of this undergraduate thesis are how a
catechist is able to make the participants involved in the catechetical process and what
kind of catechesis that can help them engaged in a well-planned catechesis. To solve
these problems, accurate data are needed. To get the data, a questioner was given to
and interviews were conducted with the catechists at Saint Anthony’s Parish, Kotabaru,
Yogyakarta. The writer also conducted library research which provides supporting
ideas, so that new thoughts of catechesis are available for the catechists. The result
shows that Shared Christian Praxis is thought to be the right and expected model of
catechizing. This model of catechizing has a goal to help catechists to have an effective,
reliable catechetical approach so that they have a capability to conduct an interesting
catechetical activity that makes the participants involve actively in the process of
catechesis. The model of catechesis has, in fact, five steps. Therefore, the catechists are
necessarily to know and to understand it for their own benefit. For this purpose, the
writer proposes a well-planned Shared Christian Praxis Model of catechesis, as well as
how to conduct it.

Keywords: Shared Christian Praxis, Model of catechesis, Catechesis for Adult,


Catechist.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 39

12. Contoh Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa karena kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI MODEL

KATEKESE ORANG DEWASA DI PAROKI SANTO ANTONIUS, KOTABARU,

YOGYAKARTA.

Skripsi ini diilhami oleh keterlibatan penulis sendiri dalam karya pastoral di

Paroki Santo Antonius, Kotabaru, Yogyakarta, terutama di dalam kegiatan

pendampingan iman. Meskipun kegiatan tersebut cukup banyak, tetapi yang

menyangkut pengembangan iman khususnya melalui katekese kurang mendapat

perhatian yang serius baik dari para katekis maupun dari umat sendiri. Oleh karena itu,

penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para katekis dalam

memperkembangkan katekese dengan menggunakan model Shared Christian Praxis.

Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku dosen pembimbing utama, yang

telah memberikan perhatian, meluangkan waktu, dan membimbing penulis

dengan penuh kesabaran, serta memberi masukan-masukan dan kritikan-kritikan

sehingga penulis dapat lebih termotivasi dalam menuangkan gagasan-gagasan

dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.


40 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

2. C. Paulina Sianipar, S.Pd., M.Si., M.Ed., selaku dosen pembimbing II dan

dosen penguji, yang selalu mengingatkan penulis untuk segera dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3. Y.H. Bintang Nusantara, S.F.K., M.Hum., sebagai dosen penguji III, yang terus

menerus mendampingi penulis sampai selesainya penulisan skripsi ini.

4. Segenap Staf Dosen Prodi PENDIKKAT-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama belajar sampai selesainya skripsi ini.

5. Segenap Pembina Iman dan Orang Muda Katolik Paroki Santo Antonius,

Kotabaru, Yogyakarta, yang telah memberi semangat dan dukungan kepada

penulis dengan memberi masukan informasi untuk kelengkapan skripsi ini.

6. Bapak, Ibu, dan adik-adikku yang memberikan semangat dan dukungan moral,

material, dan spiritual selama penulis menempuh studi di Yogyakarta.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selama ini

memberikan bantuan sampai selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga

penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir

kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Yogyakarta, 12 Maret 2019


Penulis

Emiliana Dewi Arti


Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 41

13. Contoh Daftar Isi


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO.............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................................................ vii
ABSTRAK .............................................................................................................. viii
ABSTRACT .............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................. x
DAFTAR ISI............................................................................................................ xii
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penulisan Skripsi ............................................................. 1
B. Rumusan Permasalahan ............................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 6
D. Metode Penulisan ...................................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12
BAB II. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN KATEKESE ORANG
DEWASA DI PAROKI SANTO ANTONIUS, KOTABARU,
YOGYAKARTA ....................................................................................... 13
A. Situasi Umum Paroki Santo Antonius, Kotabaru ..................................... 13
1. Letak Geografis Paroki ..................................................................... 14
2. Situasi Umat Paroki .......................................................................... 15
a. Jumlah Umat dalam Paroki ..................................................... 15
b. Situasi Sosial-Ekonomi Umat Paroki ...................................... 16
c. Karya-karya Pastoral dalam Paroki ......................................... 17
3. Katekese Orang Dewasa dalam Pelaksanaannya di Paroki .............. 18
B. Penelitian Pelaksanaan Katekese Orang Dewasa di Paroki Santo
Antonius, Kotabaru,Yogyakarta ................................................................. 20
42 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

1. Persiapan Penelitian .......................................................................... 20


a. Tujuan Penelitian ..................................................................... 20
b. Metodologi Penelitian ............................................................. 21
c. Variable Penelitian ................................................................... 24
2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ..................................................... 26
a. Identitas Responden ................................................................ 26
b. Katekese Orang Dewasa dalam Pelaksanaannya .................... 27
c. Kendala yang Dihadapi Katekis .............................................. 29
C. Kesimpulan Penelitian ............................................................................... 31
BAB III. KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI
SALAH SATU CARA UNTUK MEMBANTU PARA KATEKIS
DALAM BERKATEKESE SECARA DIALOGIS-PARTISIPATIF ........ 32
A. Katekese pada Umumnya ......................................................................... 32
1. Pengertian Katekese.......................................................................... 32
2. Tujuan Katekese................................................................................ 34
3. Ciri-ciri Katekese .............................................................................. 34
4. Model-model Katekese ..................................................................... 36
a. Model Transmisi-Pengajaran ................................................... 36
b. Model Animasi-Pendampingan ............................................... 37
c. Model Apresiasi-Penalaran Mandiri Aktif .............................. 38
B. Shared Christian Praxis sebagai Salah Satu Model Katekese .................. 40
1. Pengertian Shared Christian Praxis ................................................. 40
a. Shared ..................................................................................... 41
b. Christian ................................................................................. 42
c. Praxis ...................................................................................... 44
2. Tujuan Katekese Model Shared Christian Praxis ........................... 45
3. Langkah-Langkah Katekese Model Shared Christian Praxis ......... 46
a. Langkah Nol: Pemusatan Aktivitas ......................................... 46
b. Langkah Pertama: Mengungkap Pengalaman Hidup Peserta . 47
c. Langkah Kedua: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta ....... 48
d. Langkah Ketiga: Menggali Pengalaman Iman Kristiani ......... 49
e. Langkah Keempat: Menerapkan Iman Kristiani
dalam Situasi Konkret Peserta ................................................. 50
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 43

f. Langkah Kelima: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret ............ 51


4. Tinjauan Kritis Katekese Model Shared Christian Praxis ............... 53
a. Urutan Langkah ....................................................................... 53
b. Peserta ..................................................................................... 54
c. Penggunaan Waktu .................................................................. 54
d. Ketrampilan Katekis................................................................ 55
C. Peranan Katekis dalam Katekese Model Shared Christian Praxis ........... 57
1. Sebagai Motivator ............................................................................ 57
2. Sebagai Fasilitator ........................................................................... 58
3. Sebagai Mediator ............................................................................. 58
4. Sebagai Komunikator ....................................................................... 59
BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN
PRAXIS UNTUK ORANG DEWASA DI PAROKI SANTO
ANTONIUS, KOTA BARU, YOGYAKARTA ........................................ 60
A. Latar Belakang Penyusunan Program ....................................................... 60
B. Usulan Program Katekese bagi Para Katekis di Paroki Santo Antonius,
Kotabaru, Yogyakarta ................................................................................ 61
1. Tema.................................................................................................. 61
2. Penjabaran Program Katekese Model Shared Christian Praxis
bagi Para Katekis Paroki Santo Antonius, Kotabaru, Yogyakarta .... 68
3. Petunjuk Pelaksanaan Program......................................................... 70
C. Contoh Persiapan Katekese ...................................................................... 72
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 74
A. Simpulan .................................................................................................. 74
B. Saran .......................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 80
LAMPIRAN ............................................................................................................ 82
Lampiran 1: Tabel Variabel Penelitian ........................................................... (1)
Lampiran 2: Tabel Butir Penelitian ................................................................ (2)
Lampiran 3: Daftar Pertanyaan kepada Pembina Katekese Paroki ................ (3)
44 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

14. Contoh Daftar Singkatan

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian

Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik

Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam

rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hlm. 8.

B. Singkatan Dokumen Gereja

AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan

Awam, 7 Desember 1965.

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang Katekese Masa

Kini, 16 Oktober 1979.

DCG : Directorium Catechisticum Generale, Direktorium Kateketik Umum yang

dikeluarkan oleh Kongregasi Suci para Klerus, 11 April 1971.

EG : Evangelii Gaudium, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang Suka Cita

Injili, 24 November 2013.

FC : Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang

Perkawinan dan Keluarga Kristiani di tengah Tantangan Dunia Modern, 22

November 1981.

GE : Gaudete et Exsultate, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang Panggilan

Kekudusan Dewasa Ini, 19 Maret 2019.

GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di


Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 45

Dunia Dewasa Ini, 7 Desember 1965.

KGK : Katekismus Gereja Katolik, dikeluarkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 11

Oktober 1992.

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus

Yohanes Paulus II pada 25 Januari 1983.

KKGK : Kompendium Katekismus Gereja Katolik, dikeluarkan oleh Paus Benedictus

XVI pada 28 Juni 2005.

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21

November 1964.

LS : Laudato Si’, Ensiklik Paus Fransiskus tentang Merawat Rumah Bersama, 24

Mei 2015.

PF : Porta Fidei, Surat Apostolik Paus Benediktus XVI dalam rangka

menyongsong Tahun Iman, 11 Oktober 2011.

C. Singkatan-Singkatan Lain

APP : Aksi Puasa Pembangunan

IPPAK : Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

KomDik : Komisi Pendidikan

KomKat : Komisi Kateketik

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

PAK : Pendidikan Agama Katolik

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

SCP : Shared Christian Praxis


46 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

15. Contoh Daftar Tabel

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jumlah Umat dalam Paroki............................................................. 15

Tabel 2: Situasi Sosial-Ekonomi Umat Paroki ............................................. 16

Tabel 3: Karya-karya Pastoral dalam Paroki ................................................ 17


Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 47

16. Contoh Penulisan Bab

BAB III

KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

SEBAGAI SALAH SATU CARA UNTUK MEMBANTU PARA KATEKIS

DALAM BERKATEKESE SECARA DIALOGIS

Memperkenalkan Yesus Kristus kepada semua orang bukanlah hanya tugas para

uskup dan imam tetapi juga menjadi tugas seluruh umat beriman. Katekis sebagai rasul

awam yang dipilih secara khusus oleh Gereja untuk melaksanakan tugas ini mempunyai

peran yang penting. Tugas katekis bukanlah sekedar pembantu imam melainkan

menjadi saksi Kristus dalam komunitas umat beriman [Komisi Kateketik Konferensi

Waligereja Indonesia (Komkat KWI), 1997b:17].

Agar Kristus semakin dikenal dan dicintai oleh banyak orang, salah satu upaya

yang dapat dilakukan oleh Gereja adalah melalui katekese. Hal ini disebabkan karena

katekese merupakan salah satu bentuk pewartaan Sabda Allah untuk membina

penghayatan iman, baik iman pribadi maupun iman jemaat dalam kehidupan sehari-hari

(Papo, 1997:14).

1. A. Katekese pada Umumnya

Dalam kerangka proses pewartaan Injil, katekese bukan hanya ditujukan kepada

anak-anak, remaja ... dst .... dst ... Oleh karena itu, katekese hendaknya dilaksanakan

secara terus menerus (Sumarno Ds., 1999:1; bdk. EN 29).


48 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

1. Pengertian Katekese

Dewasa ini, begitu banyak pemahaman tentang katekese. Hal ini ... dst ... dst.

Menurut Paus Yohanes Paulus II katekese adalah “pembinaan iman anak-anak, kaum

muda dan orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran

kristen, yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis” (CT 20).

…dst…dst.

Dalam katekese komunikasi tidak hanya terjadi antara peserta dan pembimbing,

tetapi juga antarpeserta sendiri. Oleh karena itu, dalam buku yang berjudul Katekese

Umat, Huber (Ed.) (1981:17-18) merumuskan katekese umat sebagai:

Komunikasi iman atau tukar pengalaman iman (penghayatan iman) antara


anggota jemaat/kelompok. Melalui kesaksian para peserta saling membantu
sedemikian rupa, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara
semakin sempurna. Dalam katekese umat tekanan terutama diletakkan pada
penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan, katekese umat
mengandaikan ada perencanaan.

Rumusan ini menegaskan bahwa dalam katekese ... dst ... dst.

2. Tujuan Katekese

Tujuan khas katekese adalah “mengembangkan iman yang baru mulai tumbuh,

dari hari ke hari memekarkan menuju kepenuhannya serta makin memantapkan peri

hidup kristen umat beriman” (CT 20). Dengan demikian ...dst ... dst... Dalam tugas

perutusan Gereja, di mana Yesus memanggil semua orang untuk ikut serta mewartakan

Kerajaan Allah, katekese mengaktualisasikan tugas perutusan-Nya dalam pendidikan

iman umat (Adisusanto, 1992b:228-229). Dst… dst.


Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 49

17. Contoh Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Adisusanto, F.X. (1992a). Alur-alur Spiritualitas Katekis. Umat Baru, 25(149), 101-107.
_______. (1992b). Katekese Sosial. Dalam Komisi Kateketik Konferensi
Waligereja Indonesia (Ed.). Bunga Rampai Katekese Sosial (hlm. 228-
232). Jakarta: Obor.
Clark, K.B. (Pembicara). (1976). Problems of Freedom and Behaviour
Modification. (Cassette Recording No. 7612). Washington D.C.:
American Psychological Association.
Darminta, J. (1997). Religius dan Evangelisasi. Yogyakarta: Kanisius.
Groome, T.H. (1988). Lima Langkah Pedagogis dalam Pendidikan Iman Kristen.
Penyadur: P. Hutabarat. Jakarta: Sekretariat PWI Kateketik. (Buku asli
diterbitkan pada 1981).
_______. (1997). Shared Christian Praxis: Suatu Model Berkatekese. Penyadur:
F.X. Heryatno Wono Wulung. Yogyakarta: Lembaga Pengembangan
Kateketik Puskat. (Buku asli diterbitkan tahun 1991).
Harun, M. (1999). Inilah Injil Yesus Kristus. Yogyakarta: Kanisius.
Heryatno Wono Wulung, F.X. (1994). Menuju suatu Katekese di antara
Kelompok Bawah. Umat Baru, 27(220), 22-32.
Huber, Th. (Ed.). (1979). Arah Katekese Indonesia?: Naskah-Naskah PWI-
Kateketik dan Laporan Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-
Indonesia I tahun 1977. Yogyakarta: Kanisius.
Johnson, R.B. & Christensen, L. (2014). Educational Research: Qualitative,
Quantitative and Mixed Approach. Los Angeles: Sage Publications.
Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (1997a). Menggalakkan
Karya Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (1997b). Pedoman untuk Katekis. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (1997c). Peranan Media dalam Pendidikan Iman dan Upaya
Pendidikan Kesadaran Bermedia. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (1997d). Upaya Pengembangan Katekese di Indonesia. Yogyakarta:
Kanisius.
Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan
Referensi. Yogyakarta: Kanisius.
50 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

Kongregasi Suci untuk Para Klerus. (1991). Direktorium Kateketik Umum.


Penerjemah: T. Wignyata & L. Lege. Ende: Nusa Indah. (Dokumen asli
diterbitkan pada 1971).
Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Penerjemah: R.
Hardawiryana. Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan pada 1966).
Maas, J.B. (Produser) & Gluck, D.H. (Sutradara). (1979). Deeper into Hypnosis.
New Jersey: Prentice-Hall.
Papo, Y. (1998). Memahami Katekese. Ende: Nusa Indah.
Paulus VI. (1994). Evangelii Nuntiandi. Penerjemah: J. Hadiwikarta. Jakarta:
Dokpen KWI. (Dokumen asli diterbitkan pada 1975).
Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan
Pendidikan Agama Katolik. (2006). Yogyakarta: Program Studi Ilmu
Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik.
Rindu pada Ide Ki Hajar. (2006, 25 Agustus). Kompas, hlm. 15.
Sumaji, Soehakso, R.M.J.T, Mangunwijaya, Y.B. et al. (1998). Pendidikan Sains
yang Humanistis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma-Penerbit
Kanisius.
Sumarno Ds., M. (1998). Pendalaman Iman untuk Orang Dewasa. (Seri Puskat
No. 368). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat.
_______. (2005). “Pengantar Pendidikan Agama Katolik Paroki.” Diktat Mata
Kuliah Pengantar Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk Mahasiswa
Semester IV Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Trim, B. (2014). Beginilah Menyusun Daftar Pustaka. Diunduh dari
https://manistebu.com/2014/04/beginilah-menyusun-daftar-pustaka/
pada 23 Maret 2018.
Wahid, S. (2006, 25 Agustus). Religiusitas dan Ketahanan Bangsa. Kompas. hlm.
6.
Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. Penerjemah: R. Hardawirjana.
Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli diterbitkan pada 1979).
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 51

BAB X
CONTOH PENULISAN LAMPIRAN

Tugas Akhir biasanya disertai dengan Lampiran-lampiran yang mendukung isi


Tugas Akhir. Contoh-contoh penulisan Lampiran Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

1. Contoh Lampiran Tabel Variabel Penelitian


2. Contoh Lampiran Tabel Item
3. Contoh Lampiran Daftar Pertanyaan
52 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

1. Contoh Lampiran Tabel Variabel Penelitian

Tabel 1: Variabel Penelitian

No Variable No. Item Jumlah


.
(1) (2) (3) (4)

1. Identitas Responden 1, 2, 3, 4 4

2. Penghayatan terhadap Sakramen Tobat 5, 6, 7, 8, 9 5

3. Faktor-faktor yang mendukung kaum muda dalam 10, 11, 12, 5

menghayati Sakremen Tobat 13, 14

4. Faktor-faktor yang menghambat kaum muda 15, 16, 17 3

dalam menghayati Sakramen Tobat

5. Usaha yang dilakukan dalam menanggapi kaum 18, 19, 20 3

muda dalam memahami dan menghayati

Sakramen Tobat

JUMLAH 20
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 53

2. Contoh Penulisan Lampiran Tabel Item

Tabel 2: Butir Penelitian


Faktor-faktor Yang Menghambat Kaum Muda dalam Menghayati Sakramen Tobat
(N=50)

No. Pernyataan Jumlah %


Item
(1) (2) (3) (4)

1. Faktor yang menghambat kaum muda dalam


menerima Sakramen Tobat:
a. Malu kepada pastor paroki 5 10
b. Kesibukan 16 32
c. Tidak cocok dengan pastornya 2 4
d. Malas 27 54

2.. Perasaan kaum muda sebelum menerima


Sakramen Tobat
a. Bingung karena tidak tahu apa dosanya 9 18
b. Biasa-biasa saja 15 30
c. Merasa rindu untuk mendapatkan absolusi 19 38
d. Merindukan pembebasan dari dosa 6 12
e. Merasa enggan 1 2
f. Tidak menjawab 0 0
3.. Perasaan kaum muda selama menerima
Sakramen Tobat
a. Takut 9 18
b. Merasa diadili 3 6
c. Merasa menyesal 25 50
d. Merasa malu kepada Tuhan 13 26
54 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma

3. Contoh Lampiran Daftar Pertanyaan

Daftar Pertanyaan kepada Pembina Katekese Paroki

1. Berapakah jumlah umat Katolik yang ada di masing-masing Lingkungan Anda?


2. Sebutkan apa saja kegiatan umat yang ada di Lingkungan Anda masing-masing?
3. Apakah kegiatan-kegiatan tersebut disesuaikan dengan yang ada di Paroki ataukah
merupakan program kegiatan Lingkungan?
4. Kesulitan-kesulitan apa saja yang Anda hadapi dalam menyelenggarakan kegiatan
tersebut?
5. Bagaimana Anda memilih tema dalam memimpin pendalaman iman atau kegiatan
katekese lainnya?
6. Bagaimana Anda memilih sarana dan metode dalam memimpin pendalaman iman
tersebut?
7. Menurut pengamatan Anda, kira-kira bagaimana tanggapan umat dalam mengikuti
pendalaman iman? (misalnya: antusias, malas, dll.)
8. Apakah Anda berencana untuk memperbaiki cara yang Anda pakai dalam memimpin
pendalaman iman? Cara apa yang Anda pilih?
PROGRAM STUDIPENDI DI
KAN KEAGAMAAN KATOL
IK
Ka mpusVUniver
sit
asSanat
aDharma
Jl
.Ahma dJ
azul
iNo.2,Yogya
kart
a55224
Tel
p.(
0274)589035

Anda mungkin juga menyukai