san
tugasakhi
r
P
ROG
RAMS
TU
DIP
END
IDI
KA
NKE
AGA
MAA
NKA
TOL
IK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan atas selesainya penyusunan buku Pedoman Penulisan
Tugas Akhir untuk Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, setelah melalui proses
diskusi yang panjang. Buku Pedoman ini menggantikan buku Pedoman Penulisan
Skripsi yang diterbitkan pada 2012.
Akhir kata, saya selaku Ketua Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik,
Universitas Sanata Dharma mengucapkan banyak terima kasih kepada tim penyusun
buku ini, yang terdiri dari L. Bambang Hendarto Y., S.Pd., M.Hum., Y.H. Bintang
Nusantara, S.Pd., M.Hum., Drs. M. Sumarno Darmasuwarna, S.J., M.A., dan Bapak M.
Arya Seta, M.Th. Saya juga mengucapkan terima kasih atas masukan-masukan dari
rekan-rekan dosen dalam rapat-rapat untuk menyusun Buku Pedoman ini, terutama Dr.
Ignatius L. Madya Utama, S.J., M.A. yang membantu penyuntingan akhir dari Buku
Pedoman ini.
Semoga buku ini bermanfaat bagi para mahasiswa dan dosen pembimbing Tugas
Akhir.
BAB I
PENDAHULUAN
2. Misi
a. Mendidik calon Sarjana Pendidikan Keagamaan Katolik yang dapat berprofesi
sebagai pendidik keagamaan Katolik di lingkup sekolah dan luar sekolah serta
pengembang karya pewartaan Sabda.
b. Ikut menyelenggarakan program pendidikan profesi guru Pendidikan
Keagamaan Katolik.
c. Mengembangkan ilmu dan karya pendidikan iman dalam perspektif Gereja
yang memberikan pencerahan kepada masyarakat agar semakin bermartabat.
3. Tujuan
a. Dihasilkannya Sarjana Pendidikan yang beriman mendalam, berkompeten,
berkepribadian, dan berintegritas dengan sikap yang unggul dapat membantu
sesama umat beriman mengembangkan imannya, yang dapat berprofesi
menjadi pendidik keagamaan Katolik di lingkup sekolah dan luar sekolah serta
pengembang karya pewartaan Sabda melalui kerja sama dengan tokoh-tokoh
umat dan pemimpin gerejani lainnya.
b. Dihasilkannya guru Pendidikan Keagamaan Katolik bersertifikat.
c. Dihasilkannya pengembang karya-karya pendidikan iman.
B. Tugas Akhir
Bentuk Tugas Akhir yang dapat dipilih oleh mahasiswa untuk menyelesaikan
studi pada Prodi PENDIKKAT-JIP-FKIP adalah skripsi atau paper/makalah.
3. Pengertian Skripsi
a. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang harus ditulis langsung oleh
mahasiswa dan diujikan kepadanya, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1).
b. Skripsi harus mencerminkan pandangan menyeluruh mahasiswa yang meliputi
pemahaman dan sintesis mata kuliah-mata kuliah keahlian dalam ilmu
Kateketik dan relevansinya dalam karya pengembangan umat dan
penerapannya dalam kehidupan nyata.
c. Isi Skripsi, seperti tercermin dalam judul, harus merupakan suatu kajian
terhadap permasalahan yang terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dengan bidang ilmu Pendikkat/Kateketik. Kajian tersebut dapat
berupa penelitian lapangan atau penelitian kepustakaan.
d. Skripsi harus mengandung unsur-unsur akademis dalam rangka pendidikan/
pelatihan di bidang karya ilmiah. Maka, Skripsi tidak harus memberikan
sumbangan baru bagi khasanah ilmu Pendikkat/Kateketik, tetapi tidak boleh
merupakan hasil plagiarisme.
4. Pengertian Paper/Makalah
a. Paper/Makalah merupakan karya tulis ilmiah yang harus ditulis oleh
mahasiswa dan diujikan kepadanya, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1).
b. Paper/Makalah harus mencerminkan pandangan menyeluruh mahasiswa yang
meliputi pemahaman tentang mata kuliah-mata kuliah keahlian dalam ilmu
Pendikkat/Kateketik dan relevansinya dalam karya pengembangan umat dan
penerapannya dalam kehidupan nyata.
c. Isi Paper/Makalah, seperti tercermin dalam judul, harus merupakan suatu
kajian pustaka tentang topik tertentu yang terkait, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dengan bidang ilmu Pendikkat/Kateketik.
4 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma
BAB II
PEDOMAN UMUM PENULISAN TUGAS AKHIR
A. Persyaratan
BAB III
UJIAN TUGAS AKHIR
1. Telah lulus semua mata kuliah dengan mencapai minimal 138 SKS untuk Skripsi
atau 140 SKS untuk Paper/Makalah, termasuk mata kuliah Pancasila dengan nilai
minimal C dengan IPK minimal 2.00 dan transkrip keseluruhan nilai-nilai mata
kuliah selama studi pada Prodi Pendikkat hanya boleh terdapat maksimal 10
(sepuluh) nilai D.
2. Untuk dapat diujikan, Tugas Akhir harus mendapatkan tanda tangan persetujuan
DPTA.
3. Menyerahkan 3 (tiga) eksemplar berkas Tugas Akhir yang telah ditandatangani
oleh DPTA dan Kartu Presensi Bimbingan Tugas Akhir ke Sekretariat Pengajaran
paling lambat 2 (dua) minggu sebelum tanggal ujian Tugas Akhir.
4. Telah mengisi blanko Ujian dan blanko Penyerahan Berkas Tugas Akhir.
5. Telah mengisi blanko Permohonan Ujian Tugas Akhir dan Persetujuan, baik dari
Ketua Program Studi maupun Panitia Penguji Tugas Akhir.
6. Telah melunasi pembayaran UKT dan SKS Tugas Akhir.
1. Ujian Tugas Akhir berlangsung selama 85 (delapan puluh lima) menit dan diatur
sebagai berikut:
a. Presentasi Tugas Akhir : 10 menit
b. Pertanyaan masing-masing penguji 3 x 20 menit : 60 menit
c. Pertanyaan umum : 15 menit
1. Tugas Akhir
a. Isi : __________ x 3 = _________
b. Bahasa : __________ x 2 = _________
c. Teknik Penulisan : __________ x 1 = _________
8 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma
2. Penjelasan:
a. Mahasiswa yang dinyatakan lulus Tugas Akhir tanpa perbaikan selambat-
lambatnya dalam 1 (satu) bulan setelah ujian wajib menyerahkan Tugas Akhir
yang sudah dijilid.
b. Mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian Tugas Akhir dengan perbaikan wajib
melakukan perbaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan. Apabila dalam waktu
satu bulan tidak dapat menyerahkan Tugas Akhir yang sudah diperbaiki, maka
mahasiswa wajib mengajukan perpanjangan masa perbaikan paling lama 2
(dua) minggu kepada Kaprodi. Mahasiswa bisa dinyatakan gagal dalam Ujian
Tugas Akhir jika tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut.
c. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus Tugas Akhir, dapat mendaftar ulang
setelah jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh Panitia Penguji Tugas
Akhir.
BAB IV
PENYELESAIAN TUGAS AKHIR
1. Dalam hal lulus dengan perbaikan, mahasiswa sesuai dengan hasil rapat Tim
Penguji Tugas Akhir menyerahkan kembali Tugas Akhir yang telah diperbaiki
kepada DPTA untuk dimintakan persetujuan atas perbaikannya.
2. Apabila DPTA menilai bahwa Tugas Akhir telah diperbaiki sesuai dengan usulan-
usulan perbaikan, maka ia menyetujui perbaikan tersebut dengan membubuhkan
tanda tangan.
3. Dengan membawa skripsi yang telah ditandatangani oleh DPTA, mahasiswa
mengadakan pengecekan pada Sekretariat Pengajaran berkaitan dengan format
dan ketentuan Tugas Akhir sebelum masuk penjilidan dengan membawa Kartu
Tanda Mahasiswa (KTM).
4. Setelah penjilidan Tugas Akhir, mahasiswa mengadakan cek ulang final mengenai
format skripsi pada Sekretariat Pengajaran. Jika sudah benar, mahasiswa meminta
tanda tangan Anggota Panitia Penguji Tugas Akhir dan Dekan. Setelah meminta
tanda tangan Dekan, mahasiswa diwajibkan untuk menyerahkan soft copy (format
PDF) Tugas Akhir kepada Sekretariat Dekanat FKIP.
5. Mahasiswa wajib menyerahkan 1 (satu) eksemplar Tugas Akhir kepada
Sekretariat Prodi dan soft copy (format pdf) Tugas Akhir ke Perpustakaan Pusat
Universitas.
BAB V
FORMAT TUGAS AKHIR
1. Tugas Akhir dijilid dengan sampul karton tebal plastik berwarna biru tua dengan
huruf tinta kuning emas.
2. Tugas Akhir diketik dengan menggunakan kertas HVS 80 gram berwarna putih
polos dan berukuran kuarto (21 x 29 cm).
3. Naskah diketik dengan tinta warna hitam dengan font Times New Roman 12.
4. Urutan lembaran Tugas Akhir:
a. Halaman sampul luar menggunakan karton plastik biru tua dengan tulisan judul
Tugas Akhir pada punggung.
b. Halaman sampul dalam menggunakan kertas putih polos dengan tulisan sama
dalam halaman sampul luar.
c. Halaman Persetujuan DPTA menggunakan logo USD tersamar/kuning emas.
Tanggal diisi dengan tanggal pertama kali Tugas Akhir diterima dan disahkan
oleh DPTA. Pengisian tanggal ini akan dicap oleh Sekretariat Pengajaran.
Penomoran halaman menggunakan angka Romawi kecil di bawah tengah
dimulai dengan angka ii, iii, iv, dst.
d. Halaman Pengesahan (dengan logo USD tersamar/kuning emas dengan ukuran
5,5 cm x 5,5 cm) berisikan susunan Panitia Penguji: Ketua, Sekretaris,
Anggota, dan Dekan. Tanggal diisi sama dengan tanggal Tugas Akhir diujikan.
Pengisian akan disahkan oleh Dekan FKIP-USD.Halaman Persembahan, kalau
ada.
e. Halaman Motto, kalau ada.
f. Halaman Pernyataan Keaslian Karya.
g. Halaman Persetujuan Publikasi.
h. Halaman Abstrak Bahasa Indonesia diketik dengan spasi 1 (satu), maksimum
300 kata, tanpa diberi alinea dari awal sampai akhir. Di bawah baris terakhir,
hendaknya dicantumkan kata kunci, maksimum 5 (lima) kata.
i. Halaman Abstrak Bahasa Inggris mengikuti ketentuan halaman abstrak Bahasa
Indonesia, diketik dengan huruf miring.
j. Halaman Kata Pengantar diakhiri dengan tempat dan tanggal penyelesaian
Tugas Akhir serta nama lengkap penulis. Kata Pengantar diketik dengan spasi
rangkap.
k. Halaman Daftar Isi berisikan halaman setiap judul atau sub judul yang ditulis
di sebelah kanan dengan diantar oleh titik-titik dan diketik dengan spasi 1,5.
Subjudul yang lebih dari 1 (satu) baris diketik dengan spasi 1.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 11
1. Batas-batas pengetikan adalah 4 (empat) cm dari tepi kiri dan atas, dan 3 (tiga) cm
dari tepi kanan dan bawah, spasi rangkap, dan jarak antara alinea sama dengan
jarak antara baris.
2. Satu kutipan langsung tidak boleh lebih dari 1 (satu) halaman dan diketik dengan
spasi 1, tetapi kutipan yang terdiri dari kurang dari 4 (empat) baris dimasukkan
dalam alinea dengan diberi tanda kutip pada awal dan akhir kutipan. Sedangkan
kutipan yang terdiri 4 (empat) baris atau lebih diketik dalam alinea tersendiri
dengan spasi 1 dan menjorok ke kanan tanpa diberi tanda kutip.
3. Judul skripsi diketik dengan huruf kapital dan dicetak tebal dengan jarak 1 (satu)
spasi dan font Time New Roman 16. Sedangkan penulisan yang lainnya diketik
dengan font Time New Roman 14 dicetak tebal.
4. Logo USD pada halaman luar dan dalam berukuran 5,5 x 5,5 cm.
BAB VI
CARA PENULISAN CATATAN TUBUH
A. Kutipan Langsung
Jika kutipan yang diacu terdiri dari 4 (empat) baris atau lebih, maka kutipan
harus ditulis di dalam paragraf tersendiri dengan menjorok ke dalam dan dengan
spasi 1 (satu). Pengutipan langsung tidak diawali dan diakhiri dengan tanda petik.
atau
Jika kutipan langsung kurang dari empat baris, maka penulisannya tidak
dipisahkan di dalam paragraf tersendiri. Selain itu, kutipan langsung harus diawali
dan diakhiri dengan tanda kutip.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 13
atau
atau
Jika kutipan yang diacu berasal dari seseorang yang tertera di dalam karya
orang lain, maka cara penulisan catatan tubuh adalah sebagai berikut:
atau
Jika sumber yang diacu ditulis oleh dua atau tiga pengarang, maka nama
belakang kedua atau ketiga pengarang harus dicantumkan di dalam catatan tubuh.
atau
Jika sumber yang diacu ditulis oleh lebih dari 3 (tiga) pengarang, maka nama
belakang penulis pertama, kedua, dan ketiga harus dicantumkan dalam catatan tubuh
dengan menambah et al. (baca: dan yang lain-lainnya) di belakangnya.
Hasil pendidikan dapat dinilai dengan berbagai macam ukuran. “Sudah menjadi
anggapan umum bahwa pengukuran hasil langsung pendidikan lebih ditekankan
pada aspek kognitif” (Sumaji, Soehakso, Mangunwijaya, et al., 1998:41).
atau
Jika sumber yang diacu tidak mencantumkan nama pengarang tetapi nama
institusi, maka yang dituliskan di dalam catatan tubuh adalah nama institusi tersebut.
Biasanya dokumen Gereja dari KWI, Keuskupan dan Komisi-Komisi yang berada di
bawahnya, tidak mencantumkan nama pengarang tetapi nama institusi. Cara
pencantuman nama institusi harap diperhatikan. Apabila sumber acuan yang
digunakan adalah dokumen dari Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang
(DKP KAS), maka pada kutipan yang pertama harus ditulis lengkap nama institusi
beserta singkatannya. Setelah itu, jika masih menggunakan kutipan yang dari
institusi yang sama cukup dituliskan akronimnya.
Salah satu sifat dari formatio iman adalah fundamental. “Formatio iman bersifat
fundamental karena merupakan keharusan, suatu tanggung jawab, yang tidak bisa
dikesampingkan” (DKP KAS, 2014:22).
Hal ini berlaku pula seandainya nama institusi sudah disebutkan di dalam teks.
Nama institusi harus ditulis lengkap dan disertai dengan singkatannya. Pengutipan
selanjutnya kemudian cukup menuliskan singkatannya.
Jika sumber yang diacu adalah dokumen Gereja yang dikeluarkan oleh
kepausan, maka di dalam catatan tubuh yang dicantumkan adalah akronim dari nama
dokumen Gereja tersebut. Akronim bersifat umum dan merupakan kesepakatan di
dalam bidang ilmu teologi. Acuan terhadap dokumen Gereja yang dikeluarkan oleh
kepausan tidak perlu mencantumkan tahun penerbitan dokumen. Yang perlu
dicantumkan adalah nomer artikel dari sumber yang diacu dan bukan nomer
halaman. Seandainya sumber yang diacu adalah Fides et Ratio (FT) artikel 5, maka
penulisan di dalam catatan tubuh adalah sebagai berikut:
atau
“Pendidikan tidak hanya melihat apa yang akan datang tetapi juga tidak dapat
dipisahkan dari nilai-nilai kearifan yang telah tertanam di dalam tradisi masyarakat”
(Y. Sujito, Komunikasi Personal, 20 Mei 2017).
Sumber acuan komunikasi personal tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 17
Jika sumber yang diacu adalah berupa film, maka di dalam catatan tubuh yang
diperlakukan sebagai pengarang adalah produser dan sutradara film tersebut. Apabila
sumber yang diacu adalah film Deeper into Hypnosis dengan produser J.B. Maas dan
sutradara D.H. Gluck yang dipublikasikan pada 1979, maka di dalam catatan tubuh
cukup hanya menuliskan nama belakang produser dan sutradara serta tahun publikasi.
Dalam dunia perfilman, film Deeper into Hypnosis (Maas & Gluck, 1979) menjadi
film yang cukup memberi analisis kritis pada masyarakat zaman kini.
atau
Di dalam Mass & Gluck (1979), film Deeper into Hypnosis menjadi film yang
cukup memberi analisis kritis pada masyarakat zaman kini.
Jika sumber acuan tidak mencantumkan nama pengarang, maka di dalam catatan
tubuh judul buku atau artikel diperlakukan sebagai pengarang. Maka di dalam
catatan tubuh judul buku atau artikel menggantikan nama pengarang. Hal ini berlaku
untuk buku dan artikel surat kabar, majalah atau yang diunduh dari internet. Harap
diperhatikan, bahwa penulisan judul buku harus dengan huruf miring sedangkan
judul artikel dari majalah tidak ditulis miring tetapi huruf tegak biasa, tanpa diapit
tanda kutip. Apabila sumber yang diacu adalah artikel dari surat kabar Kompas pada
28 Juni 2018 yang berjudul “Alat Bantu Pembelajaran Dipacu,” maka cara penulisan
catatan tubuh adalah sebagai berikut:
Penggunaan kalkulator sebagai alat bantu dalam pelajaran matematika tidak selalu
berdampak buruk. “Kalkulator dengan kecanggihan teknologinya bisa membantu
guru dan siswa memahami konsep matematika serta memberi kesempatan mereka
untuk mengotak-atik soal agar bisa mencari rumus-rumus terbaru” [Alat Bantu
Pembelajaran Dipacu, Kompas (28 Juni 2018), hlm. 10].
18 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma
BAB VII
CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Pola dasar penulisan daftar pustaka adalah pencantuman nama pengarang, tahun
penerbitan dengan diberi tanda kurung, judul buku yang ditulis dengan huruf miring
atau artikel yang ditulis dengan huruf tegak, kota penerbitan dan nama penerbit. Nama
pengarang harus ditulis lengkap. Cara penulisan nama pengarang dimulai dengan
penulisan nama belakang dan kemudian diikuti dengan inisial nama depannya. Apabila
sumber acuan ditulis oleh “Yohanes Ginting,” maka penulisan nama pengarang dalam
daftar pustaka adalah “Ginting, Y.” Gelar akademik dari pengarang tidak perlu
dicantumkan. Begitu pula gelar-gelar keanggotaan Ordo atau Kongregasi juga tidak
perlu dicantumkan. Penyusunan daftar pustaka diurutkan berdasarkan abjad.
A. Monograf
Apabila beberapa sumber yang diacu ditulis oleh pengarang yang sama dan
tahun penerbitan sumber acuan juga sama, maka di dalam daftar pustaka harus
ditambahkan huruf kecil dengan urutan a, b, c dan seterusnya setelah tahun
penerbitan. Kemudian judul buku disusun berdasarkan urutan abjad.
Jika sumber yang diacu adalah teks yang telah diterjemahkan, maka nama
penerjemah harus dicantumkan di dalam daftar pustaka. Penulisan nama penerjemah
dimulai dengan inisial nama depan dan kemudian nama belakangnya ditulis lengkap.
Bunga rampai merupakan kumpulan artikel yang ditulis oleh beberapa penulis.
Biasanya bunga rampai memiliki editor. Penulisan bunga rampai di dalam daftar
pustaka harus mencantumkan judul artikel dengan huruf tegak tanpa tanda petik,
editor, judul buku yang ditulis miring dan nomer halaman artikel di dalam bunga
rampai. Perlu diperhatikan bahwa dalam penulisan daftar pustaka untuk bunga
rampai, yang ditulis miring adalah judul buku dan judul artikel tidak ditulis miring.
Nama editor harus ditulis lengkap dan ditulis dari nama awal dalam bentuk inisial
dan kemudian nama belakang yang ditulis lengkap.
Harun, M. (2013). Alkitab: Sumber Teologi Lingkungan Hidup? Dalam P.C. Aman
(Ed.), Iman yang Merangkul Bumi: Mempertanggungjawabkan Iman di
hadapan Persoalan Ekologi (hlm. 1-52). Jakarta: Obor.
Setyawan, A. (2018). Aeropagus Baru: Era Digital dan Generasi Digital. Dalam I.L.
Madya Utama (Ed.), Menjadi Katekis Handal di Zaman Sekarang (hlm. 35-
44). Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
G. Sumber Acuan yang Ditulis oleh Dua atau Tiga Pengarang dan Lebih
Sumber acuan yang ditulis oleh dua atau tiga pengarang harus mencantumkan
seluruh nama pengarang. Sedangkan sumber acuan yang ditulis lebih dari tiga orang,
cara penulisan di dalam daftar pustaka dengan menuliskan 3 (tiga) nama pengarang
pertama dengan ditambah et al. sesudahnya.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 21
Jika di dalam sumber acuan tidak mencantumkan nama pengarang tetapi nama
institusi, maka nama institusi tersebut harus dicantumkan menggantikan nama
pengarang. Dokumen-dokumen Gereja yang dikeluarkan oleh KWI, Keuskupan dan
Komisi-Komisi yang berada di bawah KWI dan Keuskupan biasanya tidak
mencantumkan nama pengarang tetapi nama institusi.
Jika sumber acuan berupa skripsi, tesis, atau disertasi yang tidak
dipublikasikan, judul ditulis dengan tanda kutip tetapi tidak ditulis miring.
Ratna, N. (2017). “Peranan Penggunaan Media Film terhadap Minat Siswa dalam
Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMP Stella Duce 2
Yogyakarta.” Skripsi Tidak Dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Samsudi. (2006). “Pengembangan Model Pembelajaran Program Produktif Sekolah
Menengah Kejuruan.” Disertasi Tidak Diterbitkan. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
J. Surat Kabar
Jika sumber yang diacu adalah artikel dari surat kabar, maka harus
dicantumkan tanggal penerbitan surat kabar yang diletakkan setelah pencantuman
tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tegak tanpa diapit tanda petik. Selain itu, letak
halaman artikel dalam surat kabar juga harus dicantumkan.
22 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma
Jika nama pengarang tidak dicantumkan di dalam artikel surat kabar, maka judul
artikel diperlakukan sebagai pengarang. Judul artikel tetap ditulis tegak tanpa diapit
tanda kutip. Hal ini juga berlaku untuk artikel dari majalah.
K. Majalah
Cara penulisan daftar pustaka untuk majalah pada prinsipnya sama dengan
penulisan daftar pustaka untuk surat kabar. Biasanya penerbitan majalah
mencantumkan volume dan nomer. Maka, dalam daftar pustaka, nomer edisi dan
volume majalah juga harus dituliskan.
Heryatno Wono Wulung, F.X. (1994). Menuju suatu Katekese di antara Kelompok
Bawah. Umat Baru, 27(220), 22-32.
L. Jurnal Cetak
Di dalam penulisan daftar pustaka untuk jurnal, judul artikel jurnal diketik
tegak dan tidak diapit tanda kutip atau ditulis miring. Yang ditulis miring adalah
nama jurnalnya. Selain itu, di dalam daftar pustaka juga harus dicantumkan volume
(edisi), nomer dan halaman artikel di dalam jurnal. Apabila sumber acuan yang
digunakan adalah artikel karangan Mathew J. Nelson berjudul “Dealing with
Difference: Religious Education and the Challenge of Democracy in Pakistan”
diterbitkan dalam Jurnal Modern Asian Studies tahun 2019 Vol. 43 No. 3 pada
halaman 591-618, maka penulisan di dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut:
M. Jurnal Elektronik
Di dalam daftar pustaka, yang diakui sebagai penulis dokumen adalah Paus
yang menjabat pada saat dokumen kepausan diterbitkan. Biasanya bahasa asli
dokumen Gereja dari Kepausan adalah bahasa Latin. Jika sumber acuan dokumen
Gereja dari kepausan yang digunakan berupa terjemahan, maka nama penerjemah
harus dicantumkan di dalam daftar pustaka. Selain itu, tahun penerbitan dokumen
asli juga harus dicantumkan.
Untuk artikel yang diunduh dari website, nama pengarang dan tahun
pengunggahan di dalam website harus dicantumkan. Selain itu, tanggal pengunduhan
dari website juga harus dicantumkan. Judul artikel diketik dengan huruf miring.
Jika artikel yang diunduh dari website internet tidak mencantumkan nama
pengarang, maka judul artikel diperlakukan sebagai pengarang dan penulisannya
ditulis miring, serta mencantumkan tanggal dan tahun pengunduhan.
24 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma
Karya Tulis Ilmiah: Pengertian, Tujuan, Penulisan, Jenis, Ciri. (2017). Diunduh
dari https://www.ilmudasar.com/2017/04/Pengertian-Ciri-Jenis-dan Cara-
Menulis-Karya-Tulis-Ilmiah-adalah.html pada 1 Juni 2018.
P. Film
Untuk penulisan sumber acuan yang berupa film di dalam daftar pustaka,
produser dan sutradara film diperlakukan sebagai pengarang.
Maas, J.B. (Produser) & Gluck, D.H. (Sutradara). (1979). Deeper into
Hypnosis. New Jersey: Prentice-Hall.
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 25
BAB VIII
DAFTAR SINGKATAN
Untuk penulisan sumber acuan di dalam catatan tubuh yang berupa teks Kitab
Suci dan dokumen Gereja harus memperhatikan singkatan-singkatan yang sudah
disepakati secara umum. Berikut ini adalah daftar singkatan yang sudah disepakati dan
lazim dipakai dalam penulisan ilmiah.
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian
Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat
Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia
dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hlm. 8.
C. Singkatan-Singkatan Lain
BAB IX
CONTOH FORMAT TUGAS AKHIR
SKRIPSI 3 cm dari
PENDIKKAT
tepi atas
Semua tulisan
dengan tinta
kuning emas
Emiliana Dewi Arti
NIM: 141124052
2019
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 29
Oleh:
Emiliana Dewi Arti
NIM: 141124052
SKRIPSI
Oleh:
NIM: 141124052
Pembimbing
SKRIPSI
Oleh:
NIM: 141124052
Pembimbing I
Pembimbing II
SKRIPSI
Yogyakarta, ……………………
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
PERSEMBAHAN
MOTTO
“Demikianlah pula Tuhan telah menetapkan,
(1 Kor 9:14)
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 35
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
Penulis,
ttd
NIM : 141124056
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul SHARED
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
perlu ijin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan
Yang menyatakan
ttd
ABSTRAK
Kata-kata Kunci: Shared Christian Praxis, model katekese, katekese orang dewasa,
katekis.
38 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa karena kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan
YOGYAKARTA.
Skripsi ini diilhami oleh keterlibatan penulis sendiri dalam karya pastoral di
perhatian yang serius baik dari para katekis maupun dari umat sendiri. Oleh karena itu,
Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku dosen pembimbing utama, yang
3. Y.H. Bintang Nusantara, S.F.K., M.Hum., sebagai dosen penguji III, yang terus
5. Segenap Pembina Iman dan Orang Muda Katolik Paroki Santo Antonius,
6. Bapak, Ibu, dan adik-adikku yang memberikan semangat dan dukungan moral,
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selama ini
penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir
kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
DAFTAR SINGKATAN
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian
Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik
Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam
kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang Katekese Masa
November 1981.
KGK : Katekismus Gereja Katolik, dikeluarkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 11
Oktober 1992.
KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus
November 1964.
Mei 2015.
C. Singkatan-Singkatan Lain
DAFTAR TABEL
BAB III
Memperkenalkan Yesus Kristus kepada semua orang bukanlah hanya tugas para
uskup dan imam tetapi juga menjadi tugas seluruh umat beriman. Katekis sebagai rasul
awam yang dipilih secara khusus oleh Gereja untuk melaksanakan tugas ini mempunyai
peran yang penting. Tugas katekis bukanlah sekedar pembantu imam melainkan
menjadi saksi Kristus dalam komunitas umat beriman [Komisi Kateketik Konferensi
Agar Kristus semakin dikenal dan dicintai oleh banyak orang, salah satu upaya
yang dapat dilakukan oleh Gereja adalah melalui katekese. Hal ini disebabkan karena
katekese merupakan salah satu bentuk pewartaan Sabda Allah untuk membina
penghayatan iman, baik iman pribadi maupun iman jemaat dalam kehidupan sehari-hari
(Papo, 1997:14).
Dalam kerangka proses pewartaan Injil, katekese bukan hanya ditujukan kepada
anak-anak, remaja ... dst .... dst ... Oleh karena itu, katekese hendaknya dilaksanakan
1. Pengertian Katekese
Dewasa ini, begitu banyak pemahaman tentang katekese. Hal ini ... dst ... dst.
Menurut Paus Yohanes Paulus II katekese adalah “pembinaan iman anak-anak, kaum
muda dan orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran
kristen, yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis” (CT 20).
…dst…dst.
Dalam katekese komunikasi tidak hanya terjadi antara peserta dan pembimbing,
tetapi juga antarpeserta sendiri. Oleh karena itu, dalam buku yang berjudul Katekese
Rumusan ini menegaskan bahwa dalam katekese ... dst ... dst.
2. Tujuan Katekese
Tujuan khas katekese adalah “mengembangkan iman yang baru mulai tumbuh,
dari hari ke hari memekarkan menuju kepenuhannya serta makin memantapkan peri
hidup kristen umat beriman” (CT 20). Dengan demikian ...dst ... dst... Dalam tugas
perutusan Gereja, di mana Yesus memanggil semua orang untuk ikut serta mewartakan
DAFTAR PUSTAKA
Adisusanto, F.X. (1992a). Alur-alur Spiritualitas Katekis. Umat Baru, 25(149), 101-107.
_______. (1992b). Katekese Sosial. Dalam Komisi Kateketik Konferensi
Waligereja Indonesia (Ed.). Bunga Rampai Katekese Sosial (hlm. 228-
232). Jakarta: Obor.
Clark, K.B. (Pembicara). (1976). Problems of Freedom and Behaviour
Modification. (Cassette Recording No. 7612). Washington D.C.:
American Psychological Association.
Darminta, J. (1997). Religius dan Evangelisasi. Yogyakarta: Kanisius.
Groome, T.H. (1988). Lima Langkah Pedagogis dalam Pendidikan Iman Kristen.
Penyadur: P. Hutabarat. Jakarta: Sekretariat PWI Kateketik. (Buku asli
diterbitkan pada 1981).
_______. (1997). Shared Christian Praxis: Suatu Model Berkatekese. Penyadur:
F.X. Heryatno Wono Wulung. Yogyakarta: Lembaga Pengembangan
Kateketik Puskat. (Buku asli diterbitkan tahun 1991).
Harun, M. (1999). Inilah Injil Yesus Kristus. Yogyakarta: Kanisius.
Heryatno Wono Wulung, F.X. (1994). Menuju suatu Katekese di antara
Kelompok Bawah. Umat Baru, 27(220), 22-32.
Huber, Th. (Ed.). (1979). Arah Katekese Indonesia?: Naskah-Naskah PWI-
Kateketik dan Laporan Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-
Indonesia I tahun 1977. Yogyakarta: Kanisius.
Johnson, R.B. & Christensen, L. (2014). Educational Research: Qualitative,
Quantitative and Mixed Approach. Los Angeles: Sage Publications.
Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (1997a). Menggalakkan
Karya Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (1997b). Pedoman untuk Katekis. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (1997c). Peranan Media dalam Pendidikan Iman dan Upaya
Pendidikan Kesadaran Bermedia. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (1997d). Upaya Pengembangan Katekese di Indonesia. Yogyakarta:
Kanisius.
Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan
Referensi. Yogyakarta: Kanisius.
50 | Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma
BAB X
CONTOH PENULISAN LAMPIRAN
1. Identitas Responden 1, 2, 3, 4 4
Sakramen Tobat
JUMLAH 20
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Sanata Dharma | 53