Anda di halaman 1dari 18

Critical Journal Review

MK. TELAAH KURIKULUM DAN


BUKU TEKS

Skor Nilai:

Konstelasi kurikulum pendidikan di indonesia


&
Sebuah Strategi Pendekatan Desain Kurikulum Untuk Informasi Literasi
Pendidikan keguruan-Implementasi Kerangka Konsep Informasi Literasi

Nama Mahasiswa : FRANSISKUS TUMBUR R SIMBOLON

Nim : 7193143007

Dosen Pengampu : Dr. Thamrin, M.Si

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum dan Buku Teks

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur  penulis panjatkan kepada Tuhan Yang  Maha Esa atas terselesaikannya
Critical Journal Review  mengenai Telaah Kurikulum dan Buku Teks.  Critical Journal Review
ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu selaku
dosen pembimbing mata kuliah ini dan juga teman-teman sekalian. Critical Journal Review   ini
penulis buat berdasarkan informasi yang ada.
Dalam menyusun Critical Journal Review  ini, penulis telah berusaha untuk dapat
memberi yang terbaik dan sesuai harapan, walaupun dalam pembuatan penulis masih banyak
sekali kesulitan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan sumber referensi serta keterampilan
penulis yang dimiliki. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah memberikan dorongan dan dukungan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan ini terdapat banyak kekurangan, karena itu penulis banyak sangat mengharapkan kritik
dan saran perbaikan terhadap makalah ini sangat penulis harapkan untuk dapat menyempurnakan
serta memotivasi untuk tugas-tugas di masa yang akan datang
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran perbaikan
terhadap Critical Journal Review ini sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan tugas-
tugas di masa mendatang.

Medan, Mei 2020

Fransiskus Tumbur Rezeki Simbolon

Critical Journal Review| 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................4


1.2 MANFAAT CJR................................................................................................................4
1.3 TUJUAN CJR.....................................................................................................................5
1.4 IDENTITAS JURNAL.......................................................................................................5

BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL......................................................................................6

2.1 PENDAHULUAN..............................................................................................................6

2.2 DESKRIPSI ISI..................................................................................................................8

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................14

3.1 PEMBAHASAN ISI JURNAL..........................................................................................14

3.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL..............................................................15

BAB IV PENUTUP..................................................................................................................12

4.1 KESIMPULAN..................................................................................................................17

4.2 SARAN..............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18

Critical Journal Review| 3


BAB I
PENDAHULUAN

.2 LATAR BELAKANG
Kebutuhan pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dari kehidupan manusia,
dengan pendidikan yang lebih tinggi diharapkan akan manghasilkan manusiamanusia yang lebih
berkualitas (Afrianto, 2011: 69). Pendidikan merupakan upaya yang paling efektif dalam
mengatasi kendala keterbatasan kemampuan sehingga anggota masyarakat siap berpartisipasi
dalam proses pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional. Melalui
pendidikan selain dapat diberikan bekal pengetahuan, kemampuan dan sikap juga dapat
dikembangkan berbagai kemampuan yang dibutuhkan oleh setiap anggota masyarakat. Oleh
karena itu, pendidikan dapat dijadikan medium penting untuk menyukseskan pembangunan
nasional (Ali, 2009: 32).

Kamus Bahasa Indonesia (1991: 232) dalam Porwani (2011: 2), menjelaskan bahwa
pendidikan berasal dari kata didik, yang artinya memelihara dan memberi latihan. Memelihara
dan memberi latihan tersebut terdapat pada suatu pendidikan yang diperoleh dalam sebuah
pembelajaran. Proses pembelajaran ini lebih menekankan pada upaya mengembangkan segala
potensi peserta didik secara optimal. Pengembangan potensi peserta didik perlu dilakukan sedini
mungkin, yaitu sejak duduk di bangku sekolah dasar. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa
perkembangan segala potensi kecerdasan anak pada usia dini berkembang secara pesat. Selain
itu, siswa pada usia sekolah dasar memiliki kekhususan pada perkembangan psikologinya, yaitu
melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara
konsep secara mendalam. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit
dan pengalaman yang dialami secara langsung (Suliharti, 2007: 222).

.2 MANFAAT CRITICAL JOURNAL REVIEW


Manfaat dari Pembuatan Critical Journal Review ini adalah:
1. Agar Mengetahui potensi potensi apa yang dikatakan berhasil oleh Tenaga Pendidik
yang Profesional.
2. Agar dapat Mengetahui bahwa kurikulum berperan penting dalam mengembangkan
pendidikan di dunia.
3. Menumbuhkan minat pembaca agar lebih kritis untuk mereview sebuah jurnal.
4. Agar pembaca dapat dengan cepat mengetahui perbandingan antara journal.

Critical Journal Review| 4


.3 TUJUAN PENULISAN CRITICAL JOURNAL REVIEW
Adapun tujuan dari penulisan Critical Journal Review ini adalah:
1. Membandingkan Isi Jurnal pertama dan kedua secara baik dan benar
2. Melatih diri untuk bisa berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan pada
setiap penjelasan Jurnal pertama dan kedua.
3. Mencari kelemahan dan kekurangan di antara 2 jurnal ini.
4. Agar saya menyelesaikan tugas individu critical journal review

.4 IDENTITAS JURNAL
1. Jurnal Pertama

1.    Judul Konstelasi kurikulum pendidikan di indonesia

2.    Nama Journal Pendidikan dan Pembelajaran


3.    Edisi Terbit 2015
4.     Penulis Artikel Rustam abong
5.    Penerbit IAIN
6.    Kota Terbit Pontianak
7.    Nomor ISSN -
8.     Alamat Link https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats/arti
cle

2.    Jurnal Kedua


1.    Judul Sebuah Strategi Pendekatan Desain Kurikulum
Untuk Informasi Literasi Pendidikan keguruan-
Implementasi Kerangka Konsep Informasi Literasi.

(A Strategic Approach to Curriculum Design for


Information Literacy in Teacher Education –
Implementing an Information Literacy Conceptual
Framework)

2.    Nama Journal Australian Journal Of Teacher Education


3.    Edisi Terbit 2013

Critical Journal Review| 5


4.    Penulis Artikel Anna Klebansky dan Sharon P.Fraser
5.    Penerbit University of Tasmania
6.    Kota Terbit Australia
7.    Nomor ISSN -
8.    Alamat Link http://dx.doi.org/10.14221/ajte.2013v38n11.5

BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL

.1 .      PENDAHULUAN

Critical Journal Review| 6


Kurikulum erat kaitannya dengan pendidikan. Pendidikan adalah hal utama untuk
menentukan urutan Negara yang lebih tepat dan baik agar menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas, memberantas kebodohan dan dapat membebaskan kemiskinan. Oleh karena itu
pendidikan harus mampu menciptakan kurikulum yang bagus. Kurikulum merupakan salah satu
bagian penting terjadinya suatu proses pendidikan karena suatu pendidikan tanpa adanya
kurikulum akan terlihat menjadi tidak beraturan.
Kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar didunia ini. Walaupun
disetiap Negara memiliki sistem kurikulum yang berbeda-beda. Pada proses pengajaran dan
pembelajaran terdapat juga berbagai macam desain yang dapat diterapkan dimasing-masing
Negara agar kebutuhan setiap siswa dapat diketahui dan mudah untuk dipahami.
Hilda Taba (1962) menyatakan bahwa yang artinya Kurikulum harus sepenuhnya terdiri dari
pengetahuan yang berasal dari disiplin sementara pendidikan harus dipahami sebagai rekapitulasi
tuntas dari proses penyelidikan yang memunculkan badan pengetahuan terorganisir yang terdiri
dari diskursus yang disiplin. Pendapat mengenai pengertian kurikulum senantiasa berkembang
terus sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan.
Kurikulum yang ada di Indonesia dengan luar negeri memiliki sistemnya masing masing.
Seperti Pemerintah di Indonesia yang merancang Kurikulum 2013. Dengan adanya penerapan
kurikulum ini diharapkan membawa adanya perubahan dalam mengatasi kesenjangan yang ada
didunia pendidikan ini. Walaupun adanya perbedaan dari sisi sistemnya tetapi memiliki tujuan
yang sama yaitu melatih murid atau peserta didik untuk berpikir kritis, dan jelas kemampuannya
untuk mempertimbangkan aspek moral.
Seperti yang akan saya review pada jurnal yang pertama bahwa penulis atau peneliti jurnal
tersebut menggunakan desain penelitian studi kasus yang ada di Zimbabwe. Studi ini berusaha
menyelidiki masalah kurikulum, pengajaran dan pembelajaran dalam pembangunan
berkelanjutan khusunya untuk Negara-negara yang berkembang. Dalam melakukan penelitian
ini, para penulis/peneliti mensurvey sekolah sekolah yang terletak dipedesaan. Terdapat beberapa
sekolah yang ada disana mengikuti kurikulum yang terintegrasi secara serius dimana pekerjaan
akademik diintegrasikan dengan pendidikan berbasis industri atau pembelajaran, sementara yang
lain mengikuti kurikulum akademis murni.

Critical Journal Review| 7


Jika dihubungkan dengan jurnal kedua yang saya review yang berjudul Sebuah Pendekatan
Strategis Desain Kurikulum Untuk Literasi Informasi dalam Pendidikan keguruan- Pelaksanaan
Informasi Keaksaran Kerangka membahas tentang kurikulum yang ada di Australia
menggunakan pendekatan konseptual dalam mencapai kompetensi dan keterampilan berdasarkan
pada pengalaman belajar siswa.
Pendidikan guru dan praktek yang dapat dijadikan tolak ukur guru professional yang mampu
menghasilkan murid yang dapat berfikir lebih kritis, mampu menyelesaikan masalah, membuat
keputusan dan lebih mandiri yang dianjurkan oleh kerangka konseptual TEIL UTAS.
Pelaksanaan kerangka konseptual TEIL UTAS akan memberikan ekuitas kesempatan bagi semua
siswa untuk mengembangkan keterampilan belajar seluruh kependidikan guru mereka.

.2 DESKRIPSI ISI
KONSTELASI KURIKULUM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Jurnal pertama yang akan saya bahas adalah tentang kurikulum pendidikan yang
dipelajari/yang dipakai penduduk indonesia dari tahun 1975- kurikulum 2013. Pada kurikulum
1994 terjadi pengkeritikan terhadap kurikuum tersebut dikarenakan terlalu banyaknya materi
atau mata peajaran yang terlalu padat membuat para siswa menjadi cepat jenuh.
Pada tahun 2000 diberlakukan kurikulum berbasis kopetensi dan masuk pada sistem
KBK pada tahun 2004 setelah ini pada tahun 2006 pemerintah merubah kurikulum di Indonesia
menjadi KTSP sampailah sekarang KTSP dan kurikulum 2013 di langsungkan bersamaan agar
para siswa dapat memahami pelajaran yang di perikan oleh satuan pengajar yang disiapkan
pemerintah.
Menurut Agus Suwignyo yang dikutip oleh A. Ferry T. Indratno (Forum Mangunwijaya,
2008: 107) dalam tulisannya “Kurikulum Beridentitas penentu mutu pendidikan. Kerakyatan”
mengatakan bahwa, “kurikulum memang bukan satu-satunya. Kurikulum juga bukan perangkat
tunggal penjabaran visi pendidikan, meskipun demikian kurikulum menjadi perangkat yang
strategis untuk menyemaikan kepentingan dan membentuk konsepsi dan perilaku individu
warga”.
Belum genap sepuluh tahun, kurikulum 1975 sudah diubah lagi ketika Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dijabat oleh Nugroho Notosusanto dikenal dengan Kurikulum 1984.
Adapun hal yang menonjol dari Kurikulum 1984 adalah dimasukkannya pelajaran Pendidikan

Critical Journal Review| 8


Sejarah Perjungan Bangsa (PSPB) sebagai pelajaran wajib dari sejak Sekolah Dasar (SD) sampai
dengan Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA). Ide dasar yang diinginkan pemerintah
(penguasa) memasukkan mata pelajaran PSPB adalah agar murid mengenal sejarah bangsanya
sendiri dengan lebih baik dan siswa dapat mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah. Oleh
karena itu, pelajaran sejarah pada waktu itu tidak hanya dihafal, melainkan dibuat menarik agar
tumbuh semangat kebangsaan pada peserta didik. Tetapi materi PSPB belum lama diluncurkan
sudah menimbulkan kontroversi karena dinilai tumpang tindih dengan pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Sejarah Nasional, dan Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang
kesemuanya bicara tentang sejarah nasional Indonesia. Bandingkan perbedaannya dengan
Kurikulum 1984 yang proses pemunculannya amat cepat, langsung diganti dengan Kurikulum
1994 yang dipersiapkan cukup lama karena dimulai oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Fuad Hassan. Asumsinya, Kurikulum 1994 akan jauh lebih baik dari Kurikulum 1984. Hal yang
menonjol dari Kurikulum 1994 ini adalah dominasi mata pelajaran matematika serta bahasa
(Indonesia dan Inggris) dalam seluruh jenjang pendidikan. Tetapi Kurikulum 1994 juga menuai
kritik yang disebabkan minimnya pelajaran seni, baik seni rupa, seni suara, seni musik, seni
karya dan seni-seni lainnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Darmaningtyas (2004: 81) bahwa
Kurikulum 1994 sebagai proses pemiskinan cita rasa seni kita sebagai manusia karena manusia
direduksi hanya untuk menguasai teknologi saja”.1 Kurikulum 1994 dalam prosesnya tidak
lepas juga dari konstelasi penguasa (pemerintah), seperti mata pelajaran Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) dirubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Dalam kurikulum
ini unsur pendidikan kewarganegaraanmulai dimasukkan. Materi PSPB yang dalam Kurikulum
1984 menjadi jam tersendiri, resmi dihapuskan. Begitu juga dengan penjurusan SMA diubah
lagi, didasarkan pada nilai akhir kelas II atau dinilai pada saat naik kelas III dan jenis
penjurusannya dikembalikan seperti semula, yaitu Jurusan IPA, IPS, Agama dan Bahasa.

Faktor penyebab tidak optimalnya KBK menurut M. Joko Susilo (2007: 67-68) ada tiga
hal:
“Pertama, inkonsistensi aplikasi menyebabkan amburadulnya pelaksanaan
pendidikan di Indonesia.
Kedua, ada perbedaan interpretasi dan implementasi KBK ditingkat penatar, kepala sekolah, dan
para guru karena sosialisasi belum optimal.

Critical Journal Review| 9


Ketiga, kemunculan KBK yang berpijak pada asumsi bahwa kondisi sekolah di Indonesia tidak
sama, seharusnya menjadi kerangka dasar bagi pemerintah dalam menerapkannya”. Ketika KBK
diberlakukan, orang beranggapan bahwa kurikulum ini dapat meningkatkan kompetensi siswa,
akan tercipta sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan serta keterampilan hidup. Tetapi
setelah dilihat materi pelajaran yang begitu padat, sedangkan waktu yang tersedia sangat
terbatas.
Kalau diperhatikan, perubahan kurikulum dari periode Orde Lama ke periode Orde Baru
dan dari Orde Baru kepada zaman “Reformasi”, betapa sesungguhnya konstelasi kekuasan dalam
kurikulum sangat kuat dalam penentuan isi pendidikan, sehingga pendidikan di Indonesia
menjadi “terhimpit” oleh kurikulum. Benar apa yang dikatakan oleh Pierre Bourdieu yang
dikutip oleh A. Ferry T. Indratno (Forum Mangunwijaya, 2008: 108) bahwa “setiap tindakan
pedagogis yang bertujuan untuk mereproduksi kebudayaan dapat disebut kekerasan simbolis
yang sah. Kekuatan kekerasan ini berasal dari hubungan kekuasaan sesungguhnya yang
disembunyikan oleh kekuatan pedagogis”. Kurikulum yang berlaku dalam suatu negara,
termasuk Indonesia sering digunakan sebagai sarana indoktrinasi dari suatu sistem kekuasaan.
Terkadang para pendidik dan apalagi masyarakat luas kurang menyadari apa sebenarnya peranan
kurikulum di dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Orang sering menganggap persoalan
kurikulum adalah persoalan teknis saja dalam pendidikan, padahal sebenarnya kalau berbicara
tentang kurikulum maka akan bicara tentang masa depan anak bangsa, bukan hanya untuk
kepentingan kekuasaan semata.Karena didalam kurikulum tersebut berbicara tentang program
mengenai tujuan, isi, strategi, dan evaluasi dalam sistem pendidikan. Kemudian bagaimana
didalam kurikulum mencoba untuk melaksanakan proses akumulasi ilmu pengetahuan bagi
peserta didik pada setiap tingkatan. Oleh karena itu sebaiknya kurikulum yang dirancang secara
nasional hendaknya dihindari kepentingan-kepentingan kekuasaan, apalagi bermotif ekonomi
dan bisnis.
Jurnal kedua ( Pendekatan Strategis untuk desain kurikulum untuk literasi informasi dalam
pendidikan keguruan- Menerapkan kerangka Konseptual Literasi informasi)
Jurnal kedua yang akan saya bahas adalah tentang Pendekatan Strategis Untuk Desain
Kurikulum untuk literasi informasi dalam pendidikan keguruan- Menerapkan Kerangka
Konseptual Literasi Informasi yang diteliti oleh Mahasiswa Fakultas Pendidikan dan Perpustakan
di University of Tasmania (UTAS) yang bertujuan untuk Literasi Informasi dan pembelajaran

Critical Journal Review| 10


sepanjang hidup melalui model pengembangan informasi berbasis kohesif perkembangan untuk
belajar kemudia dikembangkan dalam unit konten, membentuk bagian dari penilaian yang
sumatif dalam tugas-tugas penilaian unit yang merupakan inti kursus pendidikan guru di UTAS.
Perancang Kurikulum secara sistematis, konsisten dan bertahap mengembangkan
informasi kemampuan Literacy diseluruh struktur pendidikan guru sehingga memudahkan
peserta didik pendidikan guru untuk lulus sebagai kritis pemikir, pemecah masalah, pengambil
keputusan yang diinformasikan dan independen, self-directed lifelong learners. Sebagai
profesional pendidikan, ini lulusan memiliki potensi pengembangan kemampuan ini di anak yang
mereka ajar.
Kerangka TEIL UTAS menyatukan unsure-unsur diskret untuk menciptakan pendekatan
unik untuk desain kurikulum untuk IL dalam pendidikan guru. Tujuan dari kerangka kerja ini
adalah untuk menggabungkan elemen-elemen ini dan menjelaskan bagaimana mereka bekerja
bersama-sama untuk menciptakan pendekatan yang dikehendaki.
Pendekatan yang dianjurkan oleh Kerangka Konseptual UTAS TEIL terdiri dari enam elemen
yang berbeda :
1. Proses strategis yang mendasari keseluruhan filosofi kerangka Konseptual IL, menentukan
metodologi top down metodologi untuk administrasi.
2. Kemitraan kolaboratif menyediakan lingkungan yang memungkinkan keahlian profesional
kedua guru pendidikan kurikulum komponen – para staf akademik, dan keahlian komponen
IL-Staf Perpustakaan, untuk berkolaborasi dalam desain guru kurikulum pendidikan untuk
IL.
3. Keberlanjutan adalah persyaratan administrasi kerangka kerja ini perlu menjadi abadi dalam
iklim ekonomi saat ini, dan untuk masa depan.
4. Mengantisipasi menjadi adil sebagai guru pendidikan siswa kohort beragam di latar belakang
dan mode studi.
5. Kerangka bercita-cita untuk menjadi holistik pada beberapa tingkatan: guru pendidikan siswa
penelitian kesiapsiagaan dan sebagai pengajaran praktisi profesional belajar seumur hidup;
dalam program pendidikan guru yang mana IL adalah bagian dari desain kurikulum, daripada
baut dalam perkembangan desain sebuah 'seluruh program' pendekatan untuk memastikan
banyak kesempatan untuk pengalaman belajar yang mengembangkan IL dan kemampuan

Critical Journal Review| 11


belajar seumur hidup secara sistematis disediakan di seluruh struktur seluruh guru
pendidikan; dan
6. Untuk memastikan bahwa pembangunan IL adalah contextualised dalam unit konten
sehingga kedua keterampilan kognitif/meta-cognitive dan mekanik Il diajarkan, diterapkan,
dinilai dan dikembangkan dalam konten kurikulum, bukan sebagai keterampilan terpisah
tradisional Perpustakaan sesi.
Pengembangan Kerangka Konseptual Perancangan dan implementasi kerangka kerja dibentuk
oleh tiga kunci eksternal :
1. Meningkatnya relevansi keterampilan informasi
2. Kebijakan pemerintah federal Australia untuk pendidikan tinggi.
3. Implementasi kurikulum Australia.
Untuk menjadi aktif peserta dan pelajar di dunia ini, keterampilan tertentu telah diidentifikasi
sebagai hal yang esensial. Musim gugur ini secara luas di antara kategori "keterampilan kognitif,
interpersonal dan intrapersonal" (Koenig, 2011, hal. 2).
Dasar kewarganegaraan dan pembelajaran global informasi adalah kemampuan untuk terlibat
secara kritis dengan informasi, dan bisa digambarkan dengan karakteristik Literasi informasi
orang. Menjadi Literacy Informasi (Melek Informasi) berarti individu bisa mengenali kapan
informasi diperlukan dan memiliki kemampuan untuk lingkup, akses, evaluasi, pengelolaan,
penyintesa, dan menggunakan informasi secara etis untuk setiap tugas atau keputusan yang harus
mereka lakukan ( Asosiasi Perpustakan Perguruan Tinggi dan Riset (ACRL), 2000.
Unsur Informasi dan Komunikasi Teknologi cukup menonjol sebagai kemampuan yang
dibutuhkan dalam pendidikan guru dan pendidikan pada umumnya, dan saat ini memiliki
dampak signifikan terhadap dan di dalam informasinya Lansekap, ini bukan merupakan bagian
dari definisi kami karena melek informasi (Literacy Information).
TIK menjadi sebuah atribut penting bagi peserta didik untuk terlibat dengan informasi yang
diakses melalui teknologi. Seiring lanskap informasi terus berubah, pembelajaran menjadi
kontinu proses, dan pembelajaran seumur hidup muncul sebagai kemampuan kunci untuk abad
ke-21, dan karena itu dapat ditambahkan ke subset keterampilan dan kemampuan yang didukung
oleh IL (Bruce & Candy, 1995; Ralph, 1999). Pentingnya IL Model berbasis untuk belajar
bagaimana belajar adalah memfasilitasi pembelajaran di dalam dan di luar permukaan, dan
memberi kesempatan bagi individu untuk berkembang sebagai individu yang mandiri dan

Critical Journal Review| 12


mandiri seumur hidup pelajar (Bruce, 2004). Oleh karena itu, untuk menjadi pelajar dan warga
global yang berpengetahuan luas , Individu perlu memperoleh kemampuan dan kemampuan
belajar IL dan seumur hidup (Breivik, 2005; Candy, 2002).
Setiap proses pendidikan menganut paradigma pendidikan yang memiliki model berbasis IL
untuk 'belajar bagaimana belajar' sebagai Fokus utamanya, akan memiliki dampak besar pada
hasil belajar bagi siswa (Bundy, 2002). Kerangka Konseptual UTAS TEIL telah dirancang untuk
membuat IL dan pembelajaran seumur hidup keterampilan dan kemampuan eksplisit sebagai
hasil belajar yang dikembangkan secara konsisten dan kohesif sepanjang kurikulum gelar
pendidikan tinggi.
Pada kebanyakan Universitas, UTAS memiliki harapan tertentu terhadap akademik siswa dan
kemampuan multi-keaksaraan, namun penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan siswa sampai
di universitas yang kurang atau terbatas pada kemampuan ini. Pelajar atau pembelajaran berpusat
pada siswa berfokus pada pengembangan keterampilan kognitif dan meta-kognitif yang
memfasilitasi pembelajaran di dalam dan di luar permukaan, dan yang merupakan dasar
pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan self-directed lifelong learning (Bruce, 2004).

BAB III
PEMBAHASAN

Critical Journal Review| 13


.1 PEMBAHASAN ISI JURNAL
1) Pembahasan Tentang Tujuan penelitian jurnal
1. Jurnal Pertama
Perkembangan kurikulum di Indonesia dari tahun 1975 hingga kurikulum sekarang
2. Jurnal Kedua
Perkembangan kerangka konseptual dan mengidentifikasi area untuk penelitian masa
depan.
2) Pembahasan Tentang Metode/ Strategi dalam Penelitian
1. Jurnal Pertama ( Tidak ada)
2. Jurnal Kedua
Di UTAS, Fakultas Pendidikan dan perpustakaan membentuk kolaboratif strategis
kemitraan untuk desain kurikulum pendidikan guru (Grafstein, 2002) yang
memudahkan pengembangan IL dan kemampuan belajar sepanjang hayat di seluruh
pendidikan guru struktur derajat (Lupton, 2002). Proposal untuk merancang dan
mengimplementasikan kerangka konseptual didukung oleh Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FELTC) dimana Liaison Pendidikan Pustakawan adalah anggota
pemungutan suara, dan Komite Eksekutif Fakultas. Sudah disepakati bahwa kerangka
konseptualnya akan:
a) Mengembangkan pendekatan kurikulum yang strategis, holistik, berkelanjutandan
adil Desain yang memiliki potensi untuk mengembangkan siswa pendidikan guru
sebagai self-directed pelajar mandiri seumur hidup, pemikir kritis dan kreatif,
pemecah masalah dan pembuat keputusan yang diinformasikan di komunitas
global
b) Membangun kemitraan kolaboratif dalam desain kurikulum untuk pembelajaran,
pengajaran dan pengajaran penilaian IL dan kemampuan belajar seumur hidup,
antara Perpustakaan dan Fakultas Pendidikan
c) Konstruktif menyelaraskan desain kurikulum unit untuk membangun kapasitas IL
dan seumur hidup belajar ke dalam satuan isi dari semua struktur kursus untuk
semua mode pengiriman kursus;

Critical Journal Review| 14


d) Memfasilitasi desain kurikulum, berdasarkan model IL untuk pembelajaran dan
pembelajaran pengembangan IL dan kemampuan belajar sepanjang hayat, yang
mendukung prinsip-prinsip dari keseluruhan pendekatan program perancah; dan
e) Menyediakan Toolkit untuk dijadikan sumber strategis dalam kurikulum
Kolaboratif disain oleh pemangku kepentingan dalam kursus pendidikan guru
untuk membantu implementasi Kerangka Konseptual UTAS TEIL.
3) Pembahasan Bagaimana Tentang penerapan kurikulum menurut Isi Jurnal
1. Jurnal Pertama
Penerapan dalam Kurikulum yang ada di Zimbabwe bermaksud untuk membangun
berkelanjutan untuk mengubah pendekatan pendidikan dengan Mengintegrasi prinsip,
nilai, praktik dan kebutuhan dalam segala bentuk pembelajaran sebagai dasar
pembangunan berkelanjutan.
2. Jurnal Kedua
Penerapan Kurikulum di Negara Australia menggunakan desain kurikulum untuk
Literacy informasi berbasis kohesif perkembangan untuk belajar, Merupakan inti
kursus pendidikan guru di UTAS (University Of Tasmania) Implementasi kerangka
kerja memfasilitasi perancangan kurikulum itu secara sistematis, konsisten dan
bertahap mengembangkan informasi Kemampuan melek huruf di seluruh struktur
kursus pendidikan guru, sehingga memudahkan siswa pendidikan guru untuk lulus
sebagai kritis pemikir, pemecah masalah, pengambil keputusan yang diinformasikan
dan independen, self-directed lifelong learners.

.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL


Kelebihan Jurnal
1) Jurnal Pertama
1. Membahas dengan detail tentang kurikulum dari tahun 1975 sampai sekarang
2. Bahasanya mudah untuk di pahami bagi para pembaca yang ingin mengetahui
tentang kurikulum indonesia.
3. Jurnalnya mudah di cari 
2) Jurnal Kedua
1. Pembaca dapat mengetahui perancangan strategi kulikurum dinegara tersebut

Critical Journal Review| 15


2. Kita dapat memahami sisi bagaimana mereka memberikan kurikuum di negara
mereka dan  dapat membandingkan dengan negara kita

Kekurangan Jurnal
1) Jurnal Pertama
1. Pembaca harus mendownload lagi jurnalnya bagi pembaca yang malas mendownload
mungkin tidak mau untuk membaca jurnal ini.
2. Ada dibeberapa bagian pembahasannya lompat lompat tidak beraturan.
3. Terlalu sedikit membahas tokoh” yang berperan penting membangun kurikulum di
indonesia ini.
2) Jurnal Kedua
1. Bahasanya sedikit rumit dipahami untuk pembaca
2. Terdapat kutipan kutipan yang sulit saya pahami

BAB IV
PENUTUP

Critical Journal Review| 16


.1 KESIMPULAN
Kurikulum adalah bagian penting dalam pendidikan dimana kualitas suatu Negara
ditentukan oleh kualitas pendidikan. Dalam pendidikan juga dapat membantu para siswa untuk
mengembangkan keterampilan dan minat mereka sesuai dengan apa yang ada didasari didalam
dirinya. Peserta didik juga diharapkan mampu untuk lebih aktif berpartisipasi dalam
perkembangan dan kemajuan negaranya.
Generasi Muda yang berpendidikan di Zaman sekarang ini adalah aset Negara yang tak
ternilai. Hal ini juga tak luput dari adanya kerjasama dalam penerapan pola kurikulum yang juga
masih berhubungan dengan manajemen pendidikan untuk memperoleh hasil yang optimal dan
mencapai tujuan tertentu.

.2 SARAN
Pada jurnal pertama, secara keseluruhan jurnal ini sudah terbilang cukup bagus. Tetapi
menurut saya jurnal ini jika dilihat dari sisi/pembahasan, harus lebih teliti lagi dalam
pembahasannya karena tidak dijelasi semua kenapa kurikulum di idonesia ini berganti- ganti
akan tetapi sudah bagus dalam argumennya.
Dan pada jurnal kedua, menurut saya, pada jurnal ini juga sudah dapat dikatakan cukup
bagus. Tetapi masih ada kurangnya penjelasan yang terdapat didalam jurnal tersebut. Isi/
pembahasan pada jurnal ini lebih fokus ke satu topik. Peneliti sudah mampu menyimpulkan dan
membuat kerangka desain kurikulum yang terdapat di Australia khususnya di UTAS(Universitas
Of Tasmania)

DAFTAR PUSTAKA

Critical Journal Review| 17


abong, R. (2015). konsteasi kurikulum pendidikan di indonesia. pendidikan dan pembeajaran .
https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats/article

anna kebansky dan sharon P.fraser. (2013). sebuah strategi pendekatan desain kurikulum untuk
informasi kerangka konsep informasi literasi. Australia Journal of Teacher education ,
http://dx.doi.org/10.14221/ajte.2013v38n11.5

Critical Journal Review| 18

Anda mungkin juga menyukai