Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Rohmatul Ulya

NIM : 837307844
MATA KULIAH : Materi dan Pembelajaran IPA SD
TUGAS 1 SESI 3

SOAL :

1. Tuliskan penjelasan Anda tentang keterkaitan antara Hakikat IPA dengan inkuiri IPA.
2. Tuliskan soal berdimensi proses dengan jenis Keterampilan Proses Sains (KPS) tentang
klasifikasi dan observasi.
3. Tuliskan penjelasan Anda tentang peran guru dalam pembelajaran IPA menurut
pandangan konstruktivis.
4. Tuliskan penjelasan Anda tentang pengertian model pembelajaran terpadu.
5. Tuliskan penjelasan Anda tentang kelebihan dan keterbatasan model pembelajaran
terpadu.
6. Tuliskan contoh penerapan model pembelajaran terpadu dalam pembelajaran IPA SD.

JAWABAN

1. HAKIKAT SAINS (IPA) Secara etimologi kata sains berasal dari bahasa latin, yaitu
scientia yang berarti pengetahuan atau knowlegde (Fisher, 1975). Sains merupakan
rangkaian konsep dan skema konseptual yang saling berhubungan yang dikembangkan
dari hasil eksperimen dan observasi, serta sesuai dengan eksperimen dan observasi
berikutnya (Jenkins, 1974), merupakan struktur bangunan dari faktafakta (Chalmer,
1980), merupakan tubuh dari pengetahuan (body of knowledge) yang dibentuk melalui
proses inkuiri yang terus menerus (Fisher, 1975; Zuhdan dalam Istiyono, 2010). Sains
pada hakikatnya merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk
melalui proses kreatif yang sistematis melalui inkuiri secara terus-menerus yang
melibatkan operasi mental, keterampilan dan strategi dengan dilandasi sikap ingin tahu,
keteguhan hati, dan ketekunan yang dilakukan untuk menyingkap alam semesta, serta
dapat diuji kembali kebenarannya. Dengan demikian paling tidak ada tiga komponen
yang terkandung pada hakikat sains, yaitu (a) kumpulan konsep, prinsip, hukum dan
teori, (b) proses ilmiah baik secara fisik maupun mental dalam mencermati gejala alam
termasuk juga penerapannya, dan (c) sikap keteguhan hati, keingintahuan dan ketekunan
dalam menyingkap rahasia alam.
Proses yang ditempuh para ilmuwan dalam mengembangkan sains dikenal sebagai
metode ilmiah (scientific method). Langkah-langkah dalam metode ilmiah yaitu
perumusan masalah, penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis,
perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Untuk melakukan
metode ilmiah diperlukan sejumlah keterampilan sains yang disebut keterampilan proses
sains (science process skills). Proses sains meliputi kegiatan mengamati, mengklasifikasi,
menginfersi, memprediksi, menemukan hubungan, mengukur, mengomunikasikan,
merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, mengontrol variabel, menginterpretasi
data, dan menyimpulkan.

Selain menggunakan metode ilmiah, para ilmuwan sains juga menggunakan sikap ilmiah
(scientific attitudes) dalam penelitiannya, yaitu (a) obyektif terhadap fakta atau kenyataan
dan tidak dipengaruhi perasannya, (b) tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
atau kesimpulan, (c) berhati terbuka, bersedia mempertimbangkan pendapat atau
penemuan orang lain, sekalipun pendapat atau penemuan orang lain itu bertentangan
dengan pendapatnya sendiri, (d) mampu membedakan antara fakta dan pendapat, (e)
bersikap tidak memihak suatu pendapat tertentu tanpa alasan yang didasari fakta, (f) tidak
mendasarkan kesimpulan atas prasangka, (g) tidak percaya takhayul, (h) tekun dan sabar
dalam memecahkan masalah, (i) bersedia mengkomunikasikan dan mengumumkan hasil
penemuannya untuk diselidiki, dikritik dan disempurnakan, (j) mampu bekerjasama
dengan orang lain, (k) selalu ingin tahu tentang apa, mengapa dan bagaimana suatu
masalah atau gejala yang dijumpainya.

INKUIRI
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang berarti melakukan penyelidikan. Inkuiri
berawal dari research training model yang dikembangkan oleh Richcard Schuman (1926)
untuk mengajarkan siswa tentang proses dalam meneliti dan menjelaskan fenomena asing
pada konsepsi metode ilmiah (Joyce, at al., 2009). The National Science Education
Standards (NRC, 1996) menyatakan inkuiri adalah sebuah kegiatan yang melibatkan
pengamatan; mengajukan pertanyaan; memeriksa buku dan informasi dari sumber lain
untuk melihat apa yang telah diketahui; perencanaan investigasi; meninjau apa yang
sudah dikenal dari bukti percobaan; menggunakan alat untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan menafsirkan data; mengusulkan jawaban, memberi penjelasan,
memprediksi; dan mengkomunikasikan hasil.

Inkuiri mengacu pada berbagai cara ilmuwan dalam mempelajari alam dan memberi
penjelasan berdasarkan bukti-bukti pekerjaan mereka. Beberapa karakteristik inkuiri
dalam sains menurut The National Academy of Sciences (2000), yaitu membuat
observasi; menunjukkan keingintahuan, mendefinisikan pertanyaan berdasarkan
pengetahuan; mengumpulkan bukti dengan teknologi dan matematika; menggunakan
penelitian sebelumnya; mengusulkan penjelasan yang mungkin; mempublikasikan
penjelasan berdasarkan bukti; mempertimbangkan bukti baru dan menambahkan
penjelasan, penjelasan dalam menginformasikan kebijakan publiK.

Inkuiri juga mengacu pada kegiatan siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman tentang ide-ide ilmiah serta pemahaman tentang bagaimana ilmuwan
mempelajari alam. Menurut The National Academy of Sciences (2000) karakteristik
inkuiri dalam kelas sains adalah menunjukkan keingintahuan, mendefinisikan pertanyaan
dari pengetahuan terbaru; mengajukan hipotesis; merencanakan dan melakukan
investigasi sederhana; mengumpulkan bukti dari pengamatan; menjelaskan berdasarkan
bukti; mempertimbangkan penjelasan lainnya; mengkomunikasikan penjelasan; dan
menguji penjelasan.

Menurut The National Academy of Sciences (2000), pengajaran dan pembelajaran inkuiri
mempunyai lima ciri esensial yaitu (a) siswa terlibat dengan pertanyaan berorientasi
ilmiah, (b) siswa mengutamakan bukti, yang memungkinkan mereka untuk
mengembangkan dan mengevaluasi penjelasan, menjawab pertanyaan yang berorientasi
ilmiah, (c) siswa merumuskan penjelasan dari bukti untuk menjawab pertanyaan yang
berorientasi ilmiah, (d) siswa mengevaluasi penjelasan mereka dengan keterangan
penjelasan alternatif, terutama yang mencerminkan pemahaman ilmiah, (e) siswa
mengkomunikasikan dan membenarkan penjelasan yang diusulkannya.

2. KLASIFIKASI
Hewan di sekitar kita sangatlah bermacam macam dan bisa di bedakan dari makanan
yang di makan nya sehari hari ada hewan yang memakan daging dan ada juga hewan
yang memakan rumput, Hewan yang memakan rumput di sebut herbivora, Berikut adalah
hewan pemakan tumbuhan : 1) kambing , 2) sapi , 3) harimau , 4) domba

Dari beberapa hewan di atas yang termasuk ke dalam contoh hewan herbivora adalah...
a. 1,2 dan 3 c. 3,4 dan 1 Jawaban : D
b 2,3 dan 4 d. 4,1 dan 2

OBSERVASI
Perhatikan Gambar Berikut !

Apa yang kamu amati dari gambar di atas ?


a. Banyaknya sampah yang berserakan
b. Banyak tanaman pisang
c. Terjadinya gempa bumi
d. Terjadinya pembakaran hutan Jawaban : A

3. Dalam belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru hanya membantu siswa
untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut lebih memahami jalan pikiran
atau cara pandang siswa dalam belaajar. Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya
cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai dengan kemauannya. Peranan kunci guru
dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian, yang meliputi:
a) Menumbuhkan kemandiriran dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil
keputusan dan bertindak.
b) Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak, dengan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa.
c) Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa.

4. Pembelajaran Terpadu
Menurut Fogarty (1991) terdapat sepuluh model kurikulum terpadu (integrated
curriculum) dimulai dari eksplorasi dengan mata pelajaran tunggal (within single
disciplines) yaitu model fragmented, connected, dan nested; terpadu beberapa mata
pelajaran (across several disciplines) yaitu model sequenced, shared, webbed, threated,
dan integrated); dioperasikan diantara pebelajar sendiri yaitu model immersed; dan
jejaring diantara pebelajar yaitu model networked. Sedang menurut Drake & Burns
(2004:8) terdapat tiga pendekatan kurikulum terpadu yaitu multidisciplinary,
interdisciplinary, dan transdisciplinary.
a. Pembelajaran Terpadu Menurut Fogarty
 Model Fragmented
Model ini merupakan model penggalan, yaitu memandang kurikulum dalam
penggalanpenggalan mata pelajaran terpisah. Tipikalnya kurikulum terbagi dalam
pelajaran utama yaitu matematika, sains, bahasa, dan ilmu sosial. Pendekatan
fragmented dilakukan untuk memadukan konsep-konsep dan kompetensi dalam
satu mata pelajaran. Antar kompetensi dipelajari secara bersamaan. Kompetensi
mendengar, membaca, dan menulis dalam pelajaran bahasa dilakukan secara
bersamaan.
 Model Connected
Model connected (terhubung) memandang mata pelajaran dengan menggunakan
kaca pembesar (opera glass, kaca pembesar yang dipakai oleh penonton opera
yang hanya satu lensa), menyediakan secara detil, seluk beluk/rinci, dan
interkoneksi dalam satu mata pelajaran.
 Model Nested
Model Nested atau model sarang memandang kurikulum dari tiga dimensional
kaca baca, sasaran dimensi ganda dari pembelajaran. Tujuan pembelajaran tidak
hanya pada mata pelajaran semata, namun ada beberapa pemahaman dan/atau
ketrampilan yang terkuasai.
 Model Sequenced
Model sequenced melihat kurikulum menggunakan kaca-mata, lensa terbagi
dalam dua bagian, namun terhubung oleh sebuah bingkai atau frame. Topik atau
mata pelajaran terpisah, namun dapat dihubungkan dengan sebuah bingkai konsep
yang menaungi topik atau mata pelajaran tersebut.
 Model Shared
Model shared melihat kurikulum menggunakan binoculars, menghubungkan dua
mata pelajaran secara bersama untuk melihat sebuah topik. Keterhubungan antar
dua mata pelajaran diorganisasi sehingga dapat dilakukan proses pembelajaran
secara bersamasama.
 Model Webbed
Model webbed atau jaring laba-laba melihat kurikulum menggunakan teleskop,
menangkap konstelasi pembuka dari mata pelajaran, yang membentuk sebuah
tema. Tema yang ditentukan menjadi langkah awal dalam melakukan
pembelajaran. Indikator masingmasing kompetensi ilmu dan pengetahuan
terjabarkan dari tema tersebut.
 Model Treaded
Model treaded melihat kurikulum dengan menggunakan kaca pembesar
(magnifying glass). Ide besar diperbesar melalui semua isi dengan pendekatan
kurikulum-meta (metacurricular). Model ini menggabungkan ketrampilan
berpikir, ketrampilan sosial, ketrampilan belajar, mengelola grafik, teknologi, dan
pendekatan kecerdasan ganda (multiple intellegences).
 Model Integrated
Model integrated (terpadu) melihat kurikulum menggunakan kaleidoskop. Topik
interdisiplin (antar mata pelajaran) ditata kembali diantara konsep yang
sama/mirip dan munculnya pola dan rancangan. Melalui pendekatan antar
matapelajaran, model integrated memadukan/mencampurkan empat mata
pelajaran utama dengan menemukan persamaan ketrampilan, konsep, dan sikap
pada keseluruhannya.
 Model Immersed
Model immersed melihat kurikulum menggunakan mikroskop. Melalui cara
masingmasing keseluruhan konten disaring dengan menggunakan lensa
ketertarikan dan keahlian yang dimiliki. Dengan menggunakan model ini,
pebelajar sedikit atau sama sekali tidak ada intervensi atau bantuan dari pihak
luar.
 Model Networked
Model networked atau jejaring melihat kurikulum menggunakan prisma.
Menciptakan dimensi dan pengarahan ganda terhadap fokus, dengan
menggunakan berbagai cara eksplorasi dan eksplanasi.

b. Pembelajaran Terpadu Menurut Drake dan Burns Drake & Burns (2004:8) membedakan tiga
pendekatan kurikulum terpadu yaitu multidisciplinary, interdisciplinary, dan
transdisciplinary.
 Pendekatan multimata pelajaran terutama fokus pada mata pelajaran. Penggunaan
pendekatan ini dilakukan dengan mengorganisasi standar dari matapelajaran di sekitar
sebuah tema.
Gb. 1. Terpadu Multimatapelajaran (Diadaptasi dari Drake & Burns, 2004)
Multimatapelajaran terdiri atas pendekatan intradisiplinari, penggabungan/fusion, service
learning (belajar melayani masyarakat), learning centers/parallel disciplines; Unit
berbasis tema (theme-based units).
 Pendekatan Antar-matapelajaran (interdisciplinary) Pendekatan antar-matapelajaran
dilakukan dengan menggorganisasi kurikulum di sekitar materi bersama antar mata
pelajaran. Pembelajaran dilakukan dengan mengidentifikasi potongan/irisan konsep dan
ketrampilan antar matapelajaran. Masing-masing mata pelajaran masih teridentifikasi,
namun agak samar dibanding pendekatan multimatapelajaran.
Gb. 2. Terpadu Interdisiplin (diadaptasi dari Drake & Burns, 2004).
 Pendekatan transdisciplinary Pendekatan transdisiplinari dilakukan dengan membangun
kurikulum di sekitar pertanyaan dan perhatian siswa. Siswa mengembangkan kecakapan
hidup seperti yang diterapkan pada interdisiplinari dan ketrampilan mata pelajaran dalam
konteks kehidupan nyata.

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu


Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu.
Menurut Hernawan (2009:1.8), terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam
pembelajaran terpadu, antara lain:
a. Kelebihan:
 Pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dengan perkembangan
siswa.
 Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
minat dan kebutuhan anak.
 Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga belajar akan
bertahan lebih lama.
 Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan keterampilan berfikir siswa.
 Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang
sering ditemui siswa dalam lingkungannya.
b. Kekurangan atau kendala:
 Kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dalam kurikulum sekolah dasar tahun
2004 masih terpisah-pisah kedalam berbagai mata pelajaran yang ada.
 Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu dibutuhkan sarana dan prasarana belajar
yang memadai untuk mencapai kompetensi dasar secara optimal.
 Belum semua guru sekolah dasar memahami konsep pembelajaran terpadu secara
utuh. Kendala utama dalam pelaksanaannya yaitu sifat konservatif guru.
Umumnya guru merasa senang dengan proses pembelajaran konvensional yang
sudah biasa.

6. CONTOH SKENARIO PEMBELAJARAN TERPADU

Pada bagian ini disajikan contoh-contoh pembelajaran terpadu yang mencakup


model terhubung (connected), jaring laba-laba (webbed), dan terpadu (integrated).
Contoh model bidang Studi IPA kelas IV dan Bahasa Indonesia kelas II. Model jaring
laba-laba untuk kelas V dan kelas I sedangkan model terpadu untuk kelas.

Contoh 1 : Pembelajaran Terpadu Model Terhubung (Connected)


Bidang studi IPA, Kelas IV SD
A. Tahap Perencanaan
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menyebutkan 5 panca indra.
2. Siswa dapat mengetahui fungsi panca indra.
3. Siswa dapat menyebutkan 5 cara pemeliharaan panca indra.

Langkah-langkah perencanaan :
1. Guru menetapkan konsep-konsep yang hendak diketahui oleh siswa, seperti:
a. Panca indra manusia terdirin dari mata, hidung, lidah, telinga , dan kulit.
b. Mata berfungsi untuk melihat, hidung berfungsi untuk mencium, lidah untuk
merasa, telinga berfungsi untuk mendengar, kulit berfungsi untuk meraba.
c. Cara memelihara mata yaitu dengan membaca buku dan menonton tv dari jarak
yang aman, cara memelihara hidung yaitu dengan membersihkan lubang hidung
secara rutin, cara memelihara lidah yaitu dengan tidak memakan makanan yang
terlalu panas/dingin, cara memelihara telinga dengan membersihkan secara rutin
dan menggunakan cotton bud, cara memelihara kulit yaitu dengan mandi 2 kali
sehari.

Guru menetapkan Keterampilan proses EPA yang dapat dikembangkan

 Mengamati
 membuat inferensi
 memprediksi
 merancang
 mengumpulkan data
 mengumpulan kesimpulan
 mengkoniunikasikan kepada temannya

Guru menetapkan alat dan bahan yang dibutuhkan Percobaan untuk memahami konsep

 Es batu
 Garam
 Gula
 Kopi
 Saus

Guru menetapkan pertanyaan kunci :

 Bagaimana air bisa "mengalir" ke atas ?


 Bagaimana daun memperoleh air ?
 Bagaimana mengairi pot bunga bila sekolah sedang libur ?

Latar Belakang
Manusia memiliki kemampuan untuk mengenal keadaan disekitarnya. Untuk
kemampuan ini kita memerlukan alat indera yang membuat kita mampu mengenal
keadaan diluar maupun didalam tubuh kita. Oleh karena itu alat-alat indera sangat
dibutuhkan. Tanpa alat indera sebagai reseptor dalam tubuh, kita tidak mungkin
menyadari perubahan suhu, kita juga tidak mungkin mendengar atau melihat sesuatu.

Alat indera adalah alat tubuh yang berguna untuk mengetahui keadaan di luar
tubuh. Alat indera ada lima, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Kelima alat
indra itu disebut panca indera. Dengan mata kita dapat melihat pemandangan yang indah,
dengan telinga kita dapat mendengar suara yang merdu, dengan hidung kita dapat
mencium harumnya bunga, dengan lidah kia dapat merasakan makanan yang lezat dan
dengan kulit kita dapat meraba kain yang halus.

Pada setiap alat indera terdapat saraf. Saraf ini akan menerima rangsang dari luar
tubuh. Kemudian, saraf mengirim rangsang itu ke otak. Saat rangsang diterima otak
dengan baik, maka kita dapat melihat, mendengar, membau, mengecap, atau meraba.
Bayangkan apabila salah satu dari alat indra kita tidak berfungsi secara dengan baik maka
akan terjadi gangguan kesehatan di dalam tubuh kita. Untuk itu sudah seharusnya alat
indra dirawat dengan baik. Jika alat indera rusak, tubuh kita tidak dapat bekerja dengan
baik. Akibatnya kita tidak dapat menikmati keadaaan sekitar. Untuk itu kita wajib
bersyukur kepada Tuhan karena tubuh kita memiliki alat indera.

Tahap Pelaksanaan

1. Pengelolaan Kelas
Kelas dibagi dalam kelompok beranggotakan 3 atau 4 orang.
Alat dan bahan sudah dipersiapkan oleh guru sebelum kegiatan berlangsung.
Kegiatan pengembangan ketiga konsep dilakukan berurutan mulai dari konsep 1, 2
dan kemudian 3.
Ketiga kegiatan dilakukan dalam 2 jam pelajaran.
Keterkaitan antar satu konsep dengan yang lain dilakukan sewaktu pembelajaran
konsep 2 dan 3.
Untuk mengambil alat dan bahan dari meja guru ditugaskan seorang siswa dari tiap
kelompok.
2. Kegiatan Proses
 Membuktikan fungsi-fungsi panca indera.
 Mengamati macam-macam panca indera dan fungsi nya.
 Membedakan fungsi-fungsi panca indera

Kegiatan pencatat data


 setiap kelompok membuat rancangan alat dan bahan sesuai konsep alat yang
didapatkan.
 setiap kelompok mengamati ddan mvcttt hasil percobaan.
 setiap kelompok mencatat fungsi-fungsi panca indra.
 setiap kelompok mencatat cara pemeliharaan panca indra.

Diskusi

 apa fungsi dari mata?


 apa fungsi dari hidung?
 apa fungsi dari lidah?
 apa fungsi dari telinga?
 apa fungsi dari kulit?
 Bagaimana cara memelihara pancaindera?
 Mengapa panca indra harus dipelihara?

Evaluasi

1. Evaluasi proses :
 ketepatan hasil pengamatan.
 Ketepatan bahan (sesuai kegiatan proses).
2. Evaluasi hasil :
 Ketepatan dalam menjelaskan fungsi-fungsi panca indra.

Alat Evaluasi

1. Evaluasi proses Selama melaksanaan kegiatan akan dievaluasi


 Ketepatan siswa mengamati.
 Ketepatan siswa dalam membuktikan fungsi-fungsi panca indra.
 Ketepatan melakukan cara pemeliharaan panca indera.

Evaluasi Hasil

Pada akhir pelajaran guru menugasi siswa untuk menyusun laporan kegiatan atau
percobaan yang dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai