Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN PENGELOLAAN RUMAH SAKIT

NOMOR 52/PER/RSI-SA/II/2020

Halaman | 0
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR 52/PER/RSI-SA/II/2019
TENTANG
MANAJEMEN PENGELOLAAN RUMAH SAKIT

BISMILLAHIRRAHMANIRAHIIM
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

Menimbang : a. bahwa undang-undang mengamanatkan setiap rumah sakit harus


menyelenggarakan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis yang
baik;
b. bahwa tata kelola rumah sakit yang baik adalah penerapan fungsi-fungsi
manajemen rumah sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, independensi dan responsibilitas, kesetaraan dan
kewajaran;
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan tata kelola manajemen rumah sakit
yang baik, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a dan b, perlu ditetapkan Manajemen Pengelolaan Rumah Sakit;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;


2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/PER/XI/2006
tentang Pedoman organisasi Rumah sakit Di lingkungan Departemen
kesehatan;
4. Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia Nomor :
107/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit
Berdasarkan Prinsip Syariah;
5. Surat Keputusan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
Nomor : 008.55.09/DSN-MUI/VIII/2017 tentang Penetapan Layanan dan
Manajemen Rumah Sakit Islam Sultan Agung telah memenuhi prinsip
syariah;
6. Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor
12/SK/YBW-SA/II/2018 Tentang Pengangkatan Dr. H. Masyhudi AM,
M.Kes Sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung Masa
Bakti 2018-2022;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung tentang
Manajemen Pengelolaan Rumah Sakit

Halaman | 1
Pasal 1
Ketentuan Umum

(1) Setiap bidang/bagian, instalasi dan komite wajib menyusun dan melaksanakan rencana
kerja dan anggaran tahunan
(2) Setiap bidang/bagian dan instalasi dan komite wajib menyusun kebijakan dan pedoman
organisasi bidang dan instalasi dan komite.
(3) Setiap bidang/bagian dan Instalasi dan Komite melaksanakan program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
(4) Setiap bidang/bagian dan instalasi dan komite melaksanakan tugas pembimbingan,
pendidikan dan penelitian di lingkup kerja.
(5) Setiap bidang/bagian dan instalasi dan komite melaksanakan monitoring, mengevaluasi dan
melaksanakan tindak lanjut dari hasil evaluasi pelaksanaan program kerja bidang dan
instalasi dan komite masing-masing.
(6) Setiap bidang/bagian dan instalasi dan komite wajib membuat laporan bulanan, tribulanan
dan tahunan.
(7) Setiap bidang/bagian dan instalasi dan komite wajib melaksanakan koordinasi dan evaluasi
wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal satu bulan sekali.
(8) Setiap bidang/bagian dan instalasi dan komite dalam melaksanakan tugasnya setiap
petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Pasal 2
Manajemen Sumber Daya Insani

(1) Penyelenggaraan Sumber Daya Insani (SDI) sesuai dengan ketentuan/Peraturan Pemerintah
yang berlaku dalam hal pemenuhan kebutuhan dan kompetensi pegawai.
(2) Penyelenggaraan Sumber Daya Insani (SDI) dilaksanakan berdasarkan pada Peraturan
Perusahaan yang ditetapkan oleh Kementrian Ketenagakerjaan.
(3) Penyelenggaraan Sumber Daya Insani (SDI) dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah dalam
hal :
(a) Penyediaan tenaga harus mengacu kepada perencanaan dan pola ketenagaan
(b) Perekrutan berbasis Islami
(c) penyelenggaraan kegiatan - kegiatan yang menambah keimanan dan ketaqwaan
pegawai kepada Allah SWT,
(d) pemberian kesejahteraan yang berprinsip pada keadilan,
(e) pemeliharaan kesehatan dan keselamatan kerja, dan
(f) penilaian kinerja berbasis Islami.
(g) Pengembangan pegawai melalui pendidikan pelatihan dan pengembangan karir
berbasis Islami.
(4) Semua tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan (nakes) wajib memiliki izin
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Halaman | 2
(5) Penyelenggaraan Sumber Daya Insani (SDI) dilaksanakan berdasarkan Akad Ijarah antara
Musta’jir (penerima jasa atau rumah sakit) dan ‘Ajir (pemberi jasa atau pegawai) dalam
pernjanjian kerja pegawai.
(6) Sumber Daya Insani (SDI) dilarang menerima riswah dalam bentuk apapun demi suatu
kepentingan yang semestinya terlaksana tanpa pembayaran dari pihak-pihak yang
berkepentingan
(7) Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Pasal 3
Manajemen Keuangan

(1) Setiap transaksi keuangan menggunakan akad yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
syariat Islam
(2) RSI Sultan Agung menerapkan sistem keuangan secara syariah di mana sumber, tata kelola
dan pendayagunaannya dikembangkan guna mendapatkan keberkahan dari Allah.
(3) Sumber pendanaan RSI Sultan Agung berasal dari penerimaan pelayanan dan non
pelayanan serta sumber-sumber pendanaan lain yang halal
(4) Sumber pendanaan lain diperoleh dari lembaga keuangan maupun lembaga non keuangan
sesuai syariah yang pelaksanaannya melalui Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA)
(5) Pendayagunaan aset keuangan RSI Sultan Agung difokuskan pada pendanaan operasional
dan non operasional sesuai dengan kebijakan Pokok Keuangan YBWSA
(6) Pengelolaan aset dan keuangan RSI Sultan Agung dijalankan melalui tata kelola manajemen
dan akuntansi keuangan sesuai prinsip syariah
(7) Pengelolaan Keuangan RSI Sultan Agung dilaksanakan secara sentralisasi, di mana secara
strategis kewenangan pengaturan keuangan ada di tangan Yayasan Badan Wakaf Sultan
Agung.
(8) Rencana Kerja dan Anggaran tahunan RSI Sultan Agung dibuat dan disampaikan kepada
YBWSA selambat-lambatnya pada setiap bulan Desember tahun berjalan dan menjadi
pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan RSI Sultan Agung setelah mendapat
pengesahan dari YBWSA

Pasal 4
Manajemen Bimbingan dan Pelayanan Islami

(1) Rumah Sakit memberikan Bimbingan dan penerapan nilai-nilai Islam kepada seluruh
pegawai Rumah Sakit.
(2) Rumah Sakit menyediakan pelayanan dakwah Islamiyah kepada masyarakat melalui
penyelenggaraan program dan kegiatan sosial keagamaan.
(3) Setiap petugas rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan memperhatikan pada aspek
agama

Halaman | 3
Pasal 5
Manajemen Humas dan Kemitraan

(1) Penyelenggaraan pelayanan humas dan kemitraan sesuai dengan ketentuan/Peraturan


Pemerintah yang berlaku.
(2) Penyelenggaraan pelayanan humas dan kemitraan dilaksanakan berdasarkan prinsip
syariah syariah dalam hal :
(a) Promosi kesehatan
(b) Promosi layanan dan produk layanan rumah sakit
(c) Kerjasama pelayanan ( Akad) , edukasi, dan pendidikan
(d) Penyelesaian masukan /keluhan pelanggan
(e) Pendampingan pelanggan dan media
(f) Penyelenggaraan Hospital Social Responsibility ( HSR)
(3) Promosi produk menggunakan Above The Line Media (ATL) dan Below The Line Media
(BTL)
(4) Untuk memudahkan pelayanan kepada Pasien RSI Sultan Agung memberikan
pendampingan oleh petugas Customer Service Officer (CSO)
(5) Promosi produk memperhatikan etika promosi dalam islam dengan tidak ada unsur
risywah
(6) Pengelolaan Handling complaint mengedepankan musawarah dan mufakat
(7) Informasi dan edukasi tentang materi kesehatan maupun kerohanian islam diberikan
kepada pasien, keluarga dan pengunjung
(8) Promosi Kesehatan Rumah Sakit dilaksanakan secara internal dan eksternal

Pasal 6
Manajemen Penyelenggaraan Sarana Prasarana Rumah Sakit

(1) Penyelenggaraan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dalam upaya pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan sesuai
dengan standart.
(2) Penyelenggaraan sarana dan prasarana rumah sakit berdasarkan prinsip-prinsip syariah
dalam hal sarana, prasarana dan peralatan kesehatan serta dalam hal akad kerjasama.
(3) Penyelenggaraan sarana dan prasarana di rumah sakit dilaksanakan secara sentralisasi di
instalasi sarana dan prasarana.
(4) Penyelenggaraan sarana dan prasarana di rumah sakit meliputi pengelolaan sarana,
Prasarana dan peralatan kesehatan serta fasilitas ibadah.
(5) Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, untuk menjamin semua sediaan farmasi tetap dalam kondisi yang
baik.
(6) Penyelenggaraan sarana dan prasarana di rumah sakit terdiri dari berbagai macam
kegiatan :

Halaman | 4
(a) Perencanaan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan serta fasilitas dan peralatan
ibadah.
(b) Penerimaan dan pendistribusian prasarana dan peralatan kesehatan.
(c) Iventarisasi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan.
(d) Pengelolaan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan.
(e) Perijinan fasilitas dan kalibrasi peralatan kesehatan.
(f) Peningkatan mutu pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan.
(g) Perbaikan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan.
(h) Penarikan dan penggudangan prasarana dan peralatan kesehatan.
(i) Renovasi, rehabilitasi dan restorasi bangunan.
(j) Penghapusan asset sarana, prasarana dan peralatan kesehatan.
(k) Pendidikan dan pelatihan petugas sarana, prasarana dan peralatan kesehatan.
(7) Pengelolaan sarana dan prasarana memprioritaskan pada keamanan dan keselamatan
pasien, petugas dan pengunjung yang berada di lingkungan rumah sakit.
(8) Pengelolaan sarana dan prasarana menjamin kualitas pelayanan dengan pengukuran
mutu pelayanan pemeliharaan sarpras.
(9) Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit dilakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala, insidentil dan tahunan bersama dengan pihak manajemen.

Pasal 7
Manajemen Farmasi

(1) Pengelolaan perbekalan farmasi (obat dan alat kesehatan) di instaliasi farmasi dimulai dari
proses seleksi, perencanaan, pengadaan, penerimaan, pelabelan, penyimpanan,
pendistribusisan, peresepan, pendokumentasian, pemantauan terapi obat dan
pemusnahan obat dilakukan sesuai dengan permenkes 72 tahun 2016
(2) Seleksi obat dilakukan oleh komite farmasi dan terapi. Proses seleksi obat menghasilkan
formularium RS
(3) Perencanaan farmasi disusun menggunakan metode konsumsi. Rencana kebutuhan obat
atau RKO dibuat 1 bulan sekali diajukan ke direktur RS
(4) Pengadaan obat di IFRS menggunakan just in time pembelian langsung, tender dan hibah
(5) Distribusi perbekalan farmasi menggunakan
(a) Depo farmasi rawat inap menggunakan unit dose dispensing atau udd untuk obat oral
sedangkan infus dan injeksi menggunakan ODDD (one day dose dispensing)
(b) Farmasi jalan menggunakan individual prescription atau peresepan perorangan

Pasal 8

Pada saat Peraturan Direktur Utama ini mulai berlaku, Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Nomor 1136/KPTS/RSI-SA/III/2019 tentang Kebijakan Pelayanan dan
Manajemen dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Halaman | 5
Pasal 9

Peraturan inI mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 09 Jumadil Akhir 1441 H
03 Februari 2020 M

DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

Dr. H. MASYHUDI AM., M.Kes.

Halaman | 6

Anda mungkin juga menyukai