Disusun oleh:
Hafidzul Hakim
Akrom Syaifulloh
Pembimbing:
Al-Ustadz \
FAKULTAS USHULUDDIN
PERIODE 2023/1445
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
iii
memfokuskan diri pada teori kritis yang berbasis pada kemajuan dan emansipasi.
Kemajuan dan emansipasi adalah dua hal yang saling berkaitan, seperti yang
dinyatakan oleh Habermas bahwa keberadaan demokrasi ditunjang oleh sains dan
teknologi.
BAB 2
PEMBAHASAN
Filsafat kontemporer yang di awali pada awal abad ke-20, ditandai oleh variasi
pemikiran filsafat yang sangat beragam dan kaya. Mulai dari analisis
bahasa,kebudayaan (antara lain, Posmodernisme), kritik social, metodologi
(fenomenologi,heremeutika, strukturalisme), filsafat hidup (Eksistensialisme),
filsafat ilmu, samapaifilsafat tentang perempuan (Feminisme). Tema-tema
filsafat yang banyak dibahas olehpara filsuf dari periode ini antara lain tentang
manusia dan bahasa manusia, ilmupengetahuan, kesetaraan gender, kuasa dan
struktur yang mengungkung hidupmanusia, dan isu-isu actual yang berkaitan
dengan budaya, social, politik, ekonomi,teknologi, moral, ilmu pengetahuan,
dan hak asasi manusia.
Ciri lainnya adalah filsafat dewasa ini ditandai oleh profesionalisasi
disiplinfilsafat. Maksudnya, para filsuf bukan hanya professional di bidang
masing-masing,tetapi juga mereka telah membentuk komunitas-komunitas dan
asosiasi-asosiasiprofessional dibidang-bidang tertentu berdasarkan pada minat
dan keahlian mereka masing-masing.Filsafat Kontemporer muncul diawali
sikap ingin mendobrak teori Filsafat Modern yang menggunakan
keuniversalitasan kebenara tunggal dan bebas nilai.
Oleh sebab itu salah satu ciri yang terdapat dalam Filsafat Kontempoter ini
mengagungkan nilai-nilai relatifitas dan mini narasi, dan lebih cenderung
beragam dalam pemikiran.zaman kontemporer ini tandai dengan penemuan
berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk
iv
salah satu yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan
computer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan lain sebagainya.
Spiritual dan filsafat Memaikan Peran yang mendasar dan fundamental dalam
sejarah dan kehiduapan manusia selain menaruh filsafat sebagai sumber
pengetahuan barat juga menjadikan spiritual sebagai pedoman hidup Hubungan
filsafat dan agama di Barat telah terjadi sejak periode Yunani Klasik, pertengahan,
modern, dan kontemporer, meskipun harus diakui bahwa hubungan keduanya
mengalami pasang surut. Dewasa ini, di Barat terdapat kecenderungan yang kuat
terhadap peranan agama. Masyarakat modern yang rasionalistik, vitalistik, dan
materialistik, ternyata hampa spiritual sehingga mulai menengok dunia Timur
yang kaya nilai- nilai spiritual. Kalau dilihat melalui sudut pandang Islam maka
hubungan antar filsafat dan agama yaitu sangat erat hubungannya. Al-Quran
mengatakan bahwa sarana yang digunakan dalam mempelajari objek, yakni akal
dan objek yang diperintahkan untuk dipelajari yaitu yang bersifat realitas secara
menyeluruh. Ayat-ayat yang menerangkan itu di antaranya “maka berpikirlah
wahai orang- orang yang berakal dan berbudi”. Di sini dapat kita katakan bahwa
Al-Quran memandang positif hubungan antara filsafat dan agama.
v
Kelompok kedua, memandang bahwa filsafat itu bertolak belakang
dengan agama dan tidak ada kesesuaiannya sama sekali.
Kelompok ketiga, yang cenderung moderat, substansi gagasannya
adalah pada sebagian perkara dan persoalan terdapat keharmonisan
antara agama dan filsafat di mana kaidah-kaidah filsafat dapat
diaplikasikan untuk memahami, menafsirkan, dan menakwilkan ajaran
agama.
Sangat penting untuk digarisbawahi bahwa yang dimaksud filsafat dalam bahasan
ini adalah metafisika ( mâ ba’d ath-thabî’ah ). Sebelumnya telah disinggung
bahwa sebagian pemikir Islam memandang bahwa antara agama dan filsafat
terdapat keharmonisan. Sekitar abad ketiga dan keempat hijriah, filsafat di dunia
Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat. Abu Yazid Balkhi, salah
seorang filsuf dan teolog Islam, mengungkapkan hubungan antara agama dan
filsafat, berkata “Syariat (baca: agama) adalah filsafat mayor dan filsuf hakiki
adalah orang yang mengamalkan ajaran-ajaran syariat”. Ia yakin bahwa filsafat
merupakan ilmu dan obat yang paling ampuh untuk menyembuhkan
segala penyakit kemanusiaan.
vi
yang masih umum diperkirakan sebagai saingan doktrin katolik. Dalam filsafat,
filsuf Perancis Henri Bergson yang menjadi sumber inspirasinya yang besar, juga
tidak mempunyai“kedudukan” yang baik dalam katolik. Walaupun Teilhard
pernah menerangkan, bahwa ia merasa diselamatkan dari “atheisme” oleh Henri
Bergson.
Tuhan dipandang Whitehead sebagai actual entity. Sebagai actual entity, Tuhan
berbeda dengan satuan-satuan aktual yang lain; karena Tuhan memiliki dua sifat,
yaitu sifat “primordial” dansifat “konsekuen”. Pandangan dari sifat Tuhan yang
“primordial”,Tuhan adalah pencipta yang tidak terbatas, asal dari segala
kemungkinan-kemungkinan. Sebagai pencipta, Tuhan tidak berada di depan atau
di belakang ciptaannya; melainkan di tengah dan bersama dengan segala
penciptaannya (Whitehead, 1979).Dipandang dari sifat Tuhan yang konsekuen,
Tuhan adalah awaldan tujuan, “yang awal” dan “yang terakhir” (Whitehead,
1979).Berkaitan dengan prinsip kreativitas, maka Tuhandikatakan sebagai
perwujudan kreativitas yang non temporal,menjadi landasan ketertiban serta
penggerak pembaharuan. Tuhan merupakan salah satu di antara formative
elements, di samping kreativitas dan objek abadi (Eternal object). Jadi dapat
dikatakan,bahwa Tuhan merupakan salah satu unsur dalam proses kreatif
pembentukan segala sesuatu. Proses kreativitas meru-pakan suatuaktivitas sintesis
yang membentuk kesatuan alam (Whitehead,1961). Sebagai prinsip yang
vii
mendasari segala perubahan, yang melahirkan satuan-satuan aktual baru dari
banyak satuan actual lain yang sudah mencapai kepenuhan, Tuhan tidak
dipandang sebagai satuan aktual. Sebagai prinsip “kebaruan” (novelty),
Tuhanmerupakan daya dinamis dalam alam semesta ini yang menjadi dasar logis
untuk menjelaskan perubahan dari satu satuan aktual kesatu satuan aktual yang
lain.
viii
penyelidikan yang ditangkap olehsubjek sebagai sesuatu yang berada di luarnya.
Di lain pihak,misteri adalah persoalan yang tidak dapat dipisahkan dari
subjeksendiri. Terdapat data yang berdasarkan kodratnya tidak bisadipisahkan dari
subjek. Bila saya bertanya “Apakah Ada itu?”,“Apakah saya dapat memandang
Ada sebagai suatu objek yang dilemparkan di depan saya?” Tidak, sebab Ada,
sebagai datum mencakup saya harus memahaminya sebagai sesuatu yang juga
melibatkan saya. Saya tidak dapat keluar dari Ada agar dapa tmengajukan
pertanyaan-pertanyaan mengenainya sebagai sesuatuyang benar-benar di luar
saya. Maka Ada bukanlah masalah atauproblem, tetapi misteri. Sebuah misteri
adalah sesuatu pertanyaan
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Energi spiritual yang mewujud dalam alam dapat dilihatmelalui konsep Teilhard
de Chardin mengenai evolusi kehidupan kosmos. Chardin berpikir bahwa
pemikiran evolusionistis tidak Joko Siswanto, Spiritualitas Filsafat
Kontemporer...241perlu menyingkirkan agama, tetapi sebaliknya dapat
membukakesempatan baru bagi agama. Allah sebagai pencipta adalah “awaldan
akhir” proses evolusi. Allah adalah alpha dan omega. Seluruhproses evolusi
menuju titik omega, di mana “Allah menjadi semuadi dalam semua”. Di sini
spiritualisasi mencapai kepenuhan pada suatu taraf supra-manusiawi (Kopp,
1983).
ix
Kebenaran tidak akan berlawanan dengan kebenaran sehingga jika pemikiran
akal (sebagai sumber asasi filsafat) dan Al-Quran (sebagai sumber asasi agama)
tidak membawa pertentangan maka itu merupakan suatu kebenaran. Mengenai
dikotomi agama dan filsafat serta hubungan antara keduanya, para pemikir
terpecah dalam tiga kelompok:
DAFTAR PUSTAKA