Anda di halaman 1dari 41

USULAN PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


INVESTASI DI SULAWESI TENGAH PERIODE 2012 – 2022

Oleh :

MUHAMMAD HISYAM
C 101 18 340

Diajukan sebagai Syarat untuk Penyusunan Skripsi


Pada Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

USULAN PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI


DI SULAWESI TENGAH PERIODE 2012 - 2022

Mengetahui,

Ketua Jurusan IESP


Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNTAD Peneliti

Dr. Yunus Sading, S.E., M.Si Muhammad Hisyam


NIP. 19650905 199203 1 006 NIM. C 101 18 340

Disetujui Oleh :
Pembimbing Utama

Dr. Muhtar Lutfi, S.E., M.Si


NIP. 19680202 199303 1 002 Tanggal……………….2023

Pembimbing Pendamping

Ahmad Syatir, S.E., M.E


NIP. 19811009 200701 1 002 Tanggal……………….2023

ii
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah

SWT, karena atas izin, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat

menuliskan Proposal “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Investasi di

Sulawesi Tengah Periode 2012 – 2022”. Penulisan proposal ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Tadulako.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan proposal ini terdapat

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan

pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, penulis berterima kasih bila ada

kritik dan saran dari semua pihak demi terciptanya proposal yang lebih baik.

Palu,
Penulis.

MUHAMMAD HISYAM
C101 18 340

iii
DAFTAR ISI

USULAN PENELITIAN i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iiv
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
1.5 Sistematika Penulisan Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN 6
2.1 Tinjauan Pustaka 6
2.1.1 Tinjauan Teoretis 6
2.1.1.1 Teori Investasi 6
2.1.1.2 Teori Inflasi 8
2.1.1.3 Teori Upah Minimum Regional (UMR) 10
2.1.2 Tinjauan Empiris 11
2.1.2.1 Penelitian Terdahulu 11
2.2 Kerangka Pemikiran 22
2.3 Hipotesis 23
BAB III METODE PENELITIAN 24
3.1 Tipe Penelitian 24
3.2 Lokasi dan Objek Penelitian 24
3.3 Variabel dan Desain Penelitian 25
3.3.1 Jenis Data 25
3.3.2 Sumber Data 25
3.4 Metode Pengumpulan Data 25

iv
3.5 Metode Analisis 26
3.5.1 Analisis Regresi Berganda 26
3.5.2 Uji Asumsi Klasik 27
3.5.2.1 Uji Normalitas 27
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas 28
3.5.2.3 Uji Autokorelasi 28
3.5.3 Definisi Operasional Variabel 29
DAFTAR PUSTAKA 31

v
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Kondisi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri 3


(PMDN), Inflasi, Upah Minimum Regional (UMR)
di Sulawesi Tengah Tahun 2012 – 2022

Tabel 2.1 Matriks Penelitian Terdahulu 17

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 22

vii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Investasi adalah langkah awal kegiatan produksi dan menjadi faktor untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, investasi pada hakikatnya

juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi.

Dalam teori ekonomi pembangunan diketahui bahwa tingkat pertumbuhan

ekonomi dan investasi memiliki korelasi timbal balik yang positif. Korelasi timbal

balik tersebut terjadi oleh karena pada satu pihak, semakin tinggi pertumbuhan

ekonomi suatu negara, berarti semakin besar bagian dari pendapatan yang bisa

ditabung, sehingga investasi yang tercipta akan semakin besar juga. dalam masalah

ini, investasi merupakan fungsi dari pertumbuhan ekonomi, di lain pihak, semakin

besar investasi suatu negara, akan semakin besar juga taraf pertumbuhan ekonomi

yang bisa dicapai. Dengan demikian, pertumbuhan merupakan fungsi investasi.

Pada konteks pembangunan nasional maupun regional, investasi memegang peran

penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (Yonathan, 2003 dalam Zaenudin,

2009:156).

Usaha Pengerahan modal untuk maksud tersebut dapat dibedakan dalam

pengerahan modal dalam negeri yakni bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia,

termasuk hak-hak dan benda-benda baik yang dimiliki oleh negara maupun swasta

nasional atau swasta asing yang berdomisili di Indonesia untuk diabdikan kepada

pembangunan ekonomi nasional telah ditetapkan dalam Undang -Undang Nomor 6

Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) (Fuadi, 2013:2).

1
2

Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi yang dikenal

kekayaan Sumber Daya nya baik sektor pertanian, pertambangan maupun energi.

Terletak di tengah Pulau Sulawesi, dalam beberapa tahun ini mengalami

perkembangan yang pesat dalam dunia investasi. Masyarakatnya juga dikenal

memiliki wawasan yang kuat dalam menyikapi perkembangan teknologi, ekonomi

dan politik di Indonesia.

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

melaporkan bahwa Sulawesi Tengah masuk dalam lima besar realisasi investasi

triwulan I atau periode Januari-Maret 2022 berdasarkan proyek, dengan nilai Rp.

20 triliun atau 7,1 persen. Sulawesi Tengah menjadi provinsi dengan nilai realisasi

investasi asing terbesar di Indonesia senilai US$5,1 Miliar sepanjang Januari-

September 2022. Nilai investasi tersebut setara Rp.76,68 Triliun (estimasi kurs

Rp.15,040 per dolar AS) dan lebih besar dibandingkan Jawa Barat, yang memiliki

nilai investasi asing (PMA) sebesar US$4,6 Miliar atau terbesar kedua setelah

Sulawesi Tengah.

Dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi, salah satunya penanaman

modal atau investasi merupakan kebutuhan utama dalam pembangunan yang sangat

terhubung dengan pertumbuhan ekonomi.


3

Tabel 1.1 Kondisi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),


Inflasi dan Upah Minimum Regional di Sulawesi Tengah Tahun
2017-2022
Tahun Investasi Inflasi UMR
(Rupiah) (%) (Rupiah)
2017 1,929,656.7 4,33 1.807.775

2018 8,488,881.4 6,46 1.965.232

2019 4,438,798.8 2,30 2.123.040

2020 5,261,315.8 0,63 2.303.711

2021 3,012,341.1 2,14 2.303.711

2022 3,758,566.8 5,81 2.390.739

Sumber: Badan Pusat Statistik, National Single Window for Investment

1.2 Rumusan Masalah

Sulawesi Tengah memiliki potensi kekayaan alam yang besar juga tidak lepas

dari permasalahan ekonomi pada umumnya, seperti masalah distribusi pendapatan

(UMR) serta jumlah penduduk miskin yang semakin bertambah. Permasalahan

tersebut dikarenakan Indonesia sebagai negara berkembang belum mampu

memanfaatkan potensi-potensi yang sudah ada sehingga membutuhkan investasi

besar. Investasi dalam jumlah yang besar diharapkan tidak dalam bentuk aliran dana

yang terlalu besar (capital inflow) karena capital inflow yang terlalu besar ini

cenderung akan mengakibatkan terjadinya inflasi, maka muncullah pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

− Apakah jumlah Inflasi dan Upah Minimum Regional berpengaruh positif

atau negatif terhadap Investasi di Provinsi Sulawesi Tengah?


4

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh Inflasi

dan Upah Minimum Regional terhadap Investasi di Provinsi Sulawesi Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan dalam

memahami masalah-masalah di bidang ekonomi yang berhubungan dengan

bidang Investasi, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam dunia

ekonomi.

2. Sebagai acuan mahasiswa untuk meneliti perkembangan Investasi di

Provinsi Sulawesi Tengah.

3. Sebagai ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam bidang

Investasi di Provinsi Sulawesi Tengah.

1.5 Sistematika Penulisan Penelitian

Usulan penelitian yang dibuat oleh peneliti dibagi menjadi beberapa bab

sehingga dapat memudahkan pembaca untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

Beberapa bab ini dibagi menjadi 3 bagian, yakni sebagai berikut :

1. BAB 1 Pendahuluan

Berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan penelitian

2. BAB II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran

Menguraikan tinjauan teoretis, tinjauan empiris dan kerangka pemikiran.


5

3. BAB III Metode Penelitian

Berisikan tentang Tipe Penelitian, Lokasi dan Objek Penelitian, Variabel

dan Desain Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis,

Definisi Operasional Variabel.

4. BAB IV Hasil dan Pembahasan

Berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian yang

telah dilakukan.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran

Berisikan tentang kesimpulan, saran penelitian dan daftar Pustaka.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN


2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Tinjauan Teoretis
2.1.1.1 Teori Investasi

Investasi didefinisikan pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-

penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan

perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi

barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam 10 perekonomian. Investasi

disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal.

Investasi adalah jumlah yang dikeluarkan oleh swasta untuk menambah stok

kapital pada periode tertentu. Investasi adalah suatu komponen dari PDB = C + I +

G + (X-M).

Investasi merupakan aliran pengeluaran yang menambah stok fisik (dalam

arti yang lain investasi bisa diartikan pembelian surat berharga (saham) atau aset

lain seperti obligasi, rumah dan lain sebagainya. Stok fisik kapital sebagai akibat

investasi yang lalu (waktu sebelumnya), dimana nilainya selalu berkurang sebesar

nilai penyusutannya.

Investasi merupakan komponen utama dalam menggerakkan roda

perekonomian suatu hubungan yang sederhana sangat penting untuk menahan

investasi secara teori peningkatan investasi akan mendorong volume perdagangan

per kapita sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Investasi memiliki

peran penting dalam permintaan agregat (Nujum, et al., 2019:156).

6
7

Investasi merupakan salah satu istilah ekonomi yang selalu digunakan orang

awam. Tetapi kerap kali pengertiannya berbeda dengan arti investasi dalam teori

ekonomi. Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai:

pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-

peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah

barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Dengan perkataan lain,

investasi berarti kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi

suatu perekonomian (Sukirno, 2000 dalam Sasana, 2008:3).

Adanya investasi-investasi baru memungkinkan terciptanya barang modal

baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan

pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga kerja yang pada

gilirannya akan mengurangi pengangguran. Dengan demikian akan menambah

output dan pendapatan baru pada faktor produksi akan menambah output nasional

sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi (Novayanty, 2017:83).

Investasi adalah arus pengeluaran yang menambah stok modal fisik atau

dengan kata lain investasi adalah jumlah yang dibelanjakan sektor usaha untuk

menambah stok modal dalam periode tertentu. Investasi biasanya menempati

proporsi yang relatif sedikit dari permintaan agregat, akan tetapi fluktuasi investasi

menempati sebagian besar pergerakan siklus bisnis dalam PDB (Isma, et al.,

2014:29)

Investasi merupakan komponen utama dalam menggerakan roda

perekonomian suatu negara. Secara teori peningkatan investasi akan mendorong


8

volume perdagangan dan volume produksi yang selanjutnya akan memperluas

kesempatan kerja yang produktif dan berarti akan meningkatkan pendapatan

perkapita sekaligus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Sulaksono,

2015:17).

2.1.1.2 Teori Inflasi

Inflasi adalah suatu kejadian yang menunjukkan kenaikan tingkat harga

secara umum dan berlangsung secara terus menerus. Dari definisi tersebut ada tiga

kriteria yang perlu diamati untuk melihat telah terjadinya inflasi, yaitu kenaikan

harga, bersifat umum, dan terjadi terus-menerus dalam rentang waktu tertentu,

kenaikan harga yang diperhitungkan dalam konteks inflasi mempunyai rentang

waktu minimal sebulan.

Teori-teori inflasi sebagai berikut :

1. Teori Kuantitas (Irving Fisher)

Menurut teori kuantitas, apabila penawaran uang bertambah maka

tingkat harga umum juga akan naik. Hubungan langsung antara harga

dan kuantitas uang seperti yang digambarkan oleh teori kuantitas uang

sederhana dapat digunakan untuk menerangkan situasi inflasi.

2. Teori Keynes

Menurut Keynes, inflasi terjadi karena ada sebagian masyarakat yang

ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi

merupakan proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok-

kelompok sosial yang menginginkan bagian lebih besar dari seharusnya

disediakan oleh masyarakat tersebut


9

3. Teori Strukturalis

Teori ini memberikan perhatian besar terhadap struktur perekonomian

di negara berkembang. Inflasi di negara berkembang terutama

disebabkan oleh faktor-faktor struktur ekonominya. Menurut teori ini,

kondisi struktur ekonomi negara berkembang yang dapat menimbulkan

inflasi adalah :

a. Ketidakelastisan penerimaan ekspor

b. Ketidakelastisan penawaran atau produksi makanan di dalam

negeri.

Penyebab terjadinya inflasi secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu

faktor permintaan (demand pull inflation) dan faktor penawaran (cost push

inflation). Teori kuantitas membedakan sumber terjadinya inflasi dibagi menjadi

dua, yaitu:

1. Inflasi Tarikan Permintaan (demand pull inflation)

Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang

bertambah terlalu kuat akibat tingkat harga umum naik misalnya karena

bertambahnya pengeluaran.

2. Inflasi Dorongan Penawaran (cost push inflation)

Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi biasanya ditandai

dengan kenaikkan harga barang serta turunnya produksi (misalnya

kenaikan harga barang baku yang didatangkan dari luar negeri,

kenaikkan harga BBM) (Bakti, et al., 2018:277).


10

2.1.1.3 Teori Upah Minimum Regional (UMR)

Pengertian upah menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun

2000, Bab I, pasal 1, Ayat 30) : "Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan

dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha / pemberi kerja

kepada pekerja / buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian

kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi

pekerja / buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau

akan dilakukan.” (Sulistiawati, 2012:200).

Komponen upah terdiri antara lain upah pokok dan tunjangan tetap, maka

besarnya upah pokok sekitar 75 % dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.

Definisi tunjangan tetap disini itu tunjangan yang pembayarannya dilakukan secara

teratur dan tidak dikaitkan dengan kehadiran atau pencapaian prestasi kerja

contohnya seperti tunjangan jabatan, tunjangan komunikasi, tunjangan keluarga,

tunjangan keahlian/profesi (Novrianto, 2018:19)

Perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya

produksi perusahaan. Apabila digunakan asumsi bahwa tingkat upah naik, maka

akan terjadi hal-hal sebagai berikut:

a. Naiknya tingkat upah akan meningkatkan biaya produksi perusahaan,

yang selanjutnya akan meningkatkan harga per unit barang yang

diproduksi. Konsumen akan memberikan respon apabila terjadi

kenaikan harga barang, yaitu mengurangi konsumsi atau bahkan tidak

lagi mau membeli barang yang bersangkutan. Akibatnya banyak barang

yang tidak terjual, dan terpaksa produsen menurunkan jumlah


11

produksinya. Turunnya target produksi, mengakibatkan berkurangnya

tenaga kerja yang dibutuhkan. Penurunan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan karena pengaruh turunnya skala produksi disebut dengan

efek skala produksi.

b. Apabila upah naik (asumsi harga dari barang-barang modal lainnya

tidak berubah), maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan

teknologi padat modal untuk proses produksinya dan menggantikan

kebutuhan akan tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang-barang

modal seperti mesin dan lainnya. Penurunan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan karena adanya penggantian atau penambahan penggunaan

mesin-mesin disebut dengan efek substitusi tenaga kerja (substitution

effect) (Taqwa, 2018:21).

2.1.2 Tinjauan Empiris


2.1.2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Syaikhu et.al (2017) dengan judul Analisis

Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Kredit, Tenaga Kerja, Teknologi Terhadap Investasi

di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Inflasi, Suku

Bunga Kredit, Tenaga Kerja, Teknologi Terhadap Investasi di Indonesia. Penelitian

ini menggunakan alat analisis regresi berganda dengan metode OLS (Ordinary

Least Square) untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dan variabel

terikat. Hasil penelitian menyatakan berdasarkan uji t statistik variabel inflasi dan

suku bunga kredit tidak signifikan terhadap investasi di Indonesia, sedangkan

variabel tenaga kerja dan teknologi berpengaruh signifikan terhadap investasi di


12

Indonesia. Simpulan dari penelitian ini adalah ada 2 variabel yang menunjukkan

hasil signifikan yaitu tenaga kerja dan teknologi, serta 2 variabel yang tidak

signifikan yaitu inflasi dan suku bunga kredit

Penelitian yang dilakukan Bakti et.al (2018) dengan judul Pengaruh Inflasi

dan Suku Bunga Terhadap Investasi di Provinsi Lampung Periode 1980-2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Inflasi terhadap

investasi di Provinsi Lampung. Seberapa besar pengaruh suku bunga terhadap

investasi di Provinsi Lampung. Dan seberapa besar pengaruh keduanya adalah

inflasi dan suku bunga terhadap investasi di provinsi Lampung. Hasil penelitian

dengan sampel 36 tahun mulai tahun 1980-2015, dan menggunakan teknik analisis

regresi linier berganda, menghasilkan persamaan regresi Y = 3,174 - 0,057 X1 -

0,197 X2. Hal ini menunjukkan bahwa baik variabel independen maupun tingkat

inflasi berpengaruh negatif terhadap investasi. Artinya, jika terjadi kenaikan inflasi

atau suku bunga satu unit akan mengakibatkan penurunan investasi dengan nilai

tersebut. Selain itu, dari hasil analisis Determinasi, terbukti hanya 36,6% persen

dari kedua variabel independen tersebut yang dapat menjelaskan pengaruhnya

terhadap variabel investasi independen. Artinya, banyak faktor lain sebesar 64,4%

yang mempengaruhi investasi, baik kondisi infrastruktur, kebijakan pemerintah,

perpajakan, insentif, perizinan, dan lain-lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Qahfi (2018) dengan judul Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Investasi di Sulawesi Selatan Periode 2003-2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah indikator komposit yang

digunakan seperti inflasi, angkatan kerja, dan upah minimum regional (UMR)
13

berpengaruh secara signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

di Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data runtun waktu (time series) dari tahun 2003-2015. Analisis model

menggunakan model regresi linier berganda kemudian dilakukan pengujian asumsi

klasik dan hipotesis, dengan bantuan SPSS 23. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai signifikan (0,820>0,10),

nilai konstanta inflasi -0,104. Variabel angkatan kerja berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai

signifikan (0,796>0,10), nilai konstanta angkatan kerja 0,597. Variabel Upah

Minimum Regional (UMR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai signifikan (0,083).

Penelitian yang dilakukan oleh Novrianto (2018) dengan Judul Analisis

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Investasi di Jawa Tengah Tahun 2011-2015.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh PDRB, Inflasi, Angkatan

kerja, Infrastruktur, UMR terhadap Investasi di Provinsi Jawa Tengah. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data panel dengan data runtut waktu (time

series) selama lima tahun dari tahun 2011-2015 dan cross section sebagian

kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah yang diperoleh dari laporan realisasi

publikasi BPS Jawa Tengah dan DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah. Hasil regresi

menggunakan metode data panel fixed effect model diketahui bahwa variabel Inflasi

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Investasi, variabel Infrastruktur

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Investasi, PDRB berpengaruh positif


14

dan signifikan terhadap Investasi, Angkatan Kerja berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap Investasi, UMR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Investasi di Provinsi Jawa Tengah.

Penelitian yang dilakukan oleh Taqwa (2018) dengan judul Analisis

Pengaruh Tingkat Upah Minimum Regional (UMR) dan Inflasi Terhadap Tingkat

Investasi di Sumatera Utara Tahun Tahun 2002-2016. Penelitian ini bertujuan

mengetahui bagaimana pengaruh Upah Minimum Regional (UMR) dan Inflasi

terhadap Investasi di Sumatera Utara Tahun 2002-2016. Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif. Data yang digunakan bersumber dari BKPM (Badan

Koordinasi Penanaman Modal) dan BPS (Badan Pusat Statistik). Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan

metode Ordinary Least Square (OLS) menggunakan program EVIEWS versi 8.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Upah Minimum Regional (UMR) secara

signifikan positif mempengaruhi Investasi Sumatera Utara dengan nilai probabilitas

0,0000 lebih kecil dari tingkat signifikansi (5%) atau 0,0000 < 0,05. 2) Inflasi tidak

memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap Investasi Sumatera Utara dengan

nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (5%) atau 0.9128 > 0,05. 3)

Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa Upah Minimum Regional

(UMR) dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Investasi Sumatera Utara

dengan nilai probabilitas (F-statistic) lebih kecil dari tingkat signifikansi (5%) atau

0,000007 < 0,05. Pada uji determinasi menunjukkan bahwa sekitar 0.861279 atau

86,1% variabel Upah Minimum Regional (UMR) dan Inflasi dapat menjelaskan
15

Investasi Sumatera Utara pada periode 2002-2016, sedangkan sisanya 13,9%

dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Rizal (2018) dengan judul Analisis

Pengaruh Tenaga Kerja dan Kurs Terhadap Investasi Dalam Negeri. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis secara parsial dan simultan pengaruh antara tenaga

kerja dan kurs terhadap investasi dalam negeri di Indonesia. Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa time series dari tahun 1997-2016.

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda, uji t, uji f dan

koefisien determinasi. Hasil penelitian bertujuan bahwa Y= -464,571 + 2,588X1 +

10,720X2. Nilai konstanta sebesar -464,571 merupakan nilai investasi yang tidak

dipengaruhi oleh variabel tenaga kerja dan kurs. Dari hasil uji t dapat diketahui

bahwa pada nilai variabel tenaga kerja thitung > ttabel (4,395 > 2,110), maka secara

parsial tenaga kerja berpengaruh terhadap investasi dalam negeri di Indonesia.

Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa pada nilai variabel kurs thitung >

ttabel (2,516 > 2,110), maka secara parsial nilai tukar berpengaruh terhadap

investasi dalam negeri di Indonesia. Dari hasil uji F, Fhitung > Ftabel (35,144 >

3,55), maka secara simultan tenaga kerja dan nilai tukar berpengaruh terhadap

investasi dalam negeri di Indonesia. Tenaga kerja dan kurs mempengaruhi investasi

yaitu sebesar 0,805 atau 80,5% dan sisanya 19,5% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Messakh et.al (2019) dengan judul Pengaruh

Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Investasi Dalam Negeri di Indonesia. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi dan suku bunga secara parsial dan
16

sekaligus terhadap penanaman modal dalam negeri di Indonesia. Penelitian ini

bersifat deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder inflasi, suku bunga dan investasi dalam negeri bersumber dari Bank

Indonesia dan Badan Pusat Statistik tahun 2000-2016. Analisis data dalam

penelitian ini adalah Analisis Linear Berganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap investasi domestik

pada periode tahun 2000-2016. Sementara itu suku bunga berpengaruh negatif

terhadap investasi domestik Indonesia. Selain itu, inflasi dan suku bunga juga

secara bersama-sama mempengaruhi investasi dalam negeri Indonesia pada periode

2000-2016.

Penelitian yang dilakukan oleh Juliannisa (2020) dengan judul Pengaruh

Kurs Terhadap Investasi di Indonesia Tahun 1987-2018. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui faktor-faktor lain yang ikut membantu meningkatkan investasi,

diantaranya seperti inflasi, suku bunga dan kurs. Di Indonesia sendiri dalam kurun

waktu tahun 1987-2018, pergerakannya selalu fluktuatif, terlebih saat krisis

ekonomi pada tahun 1998, yang membuat perekonomian kian merosot. Dalam hal

ini, peneliti ingin meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang memberikan terhadap

investasi itu sendiri, dengan menggunakan data sekunder dan menggunakan uji

asumsi klasik dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi

tidak berpengaruh terhadap investasi, suku bunga berpengaruh negatif terhadap

investasi dan kurs berpengaruh secara positif terhadap investasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Tarigan et.al (2021) dengan judul Analisis

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Investasi PMDN di Provinsi Sulawesi Utara


17

Pada Tahun 2003-2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh Inflasi, suku bunga kredit, dan jumlah tenaga kerja terhadap

tingkat Investasi di Provinsi Sulawesi Utara. Jenis data dalam penelitian ini

berdasarkan dimensi waktu, yaitu data time-series (runtun waktu) dengan pengaruh

inflasi, angkatan kerja dan suku bunga terhadap investasi di sulawesi utara tahun

2003-2018. Peneliti menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression),

serta akan diuji dengan asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel Inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN), dengan nilai signifikan 0.964 > 0.05 dengan nilai

konstanta -.045. Variabel Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif dan tidak

signifikan Terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai

signifikan 0.662 > 0.05. Variabel Jumlah Tenaga Kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai

signifikan 0.037 < 0.05. Inflasi, Suku Bunga Kredit dan jumlah tenaga kerja secara

simultan berpengaruh terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di

Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2003- 2018.


17

Tabel 2.1
Matriks Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Penelitian Sumber Tujuan penelitian Teori yang Metode analisis Temuan penelitian Keterbatasan
publikasi digunakan penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Agung Analisis Pengaruh Economics Penelitian ini bertujuan 1. Investasi Penelitian kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dalam penelitian ini
Muhammad Inflasi, Suku Bunga Development untuk menganalisis 2. Suku bunga dengan pendekatan berdasarkan uji t statistik variabel inflasi dan perlunya partisipasi lebih
Syaikhu dan Kredit, Tenaga Kerja, Analysis pengaruh Inflasi, Suku kredit ilmiah terhadap suku bunga kredit tidak signifikan terhadap lanjut, agar dapat
Bunga Kredit, Tenaga 3. Inflasi
Titik Haryati Teknologi Terhadap Journal Vol. 6 keputusan manajerial investasi di Indonesia, sedangkan variabel membuka peluang
Kerja, Teknologi 4. Tenaga kerja
(2017) Investasi di Indonesia No.1 Terhadap Investasi di 5. Teknologi dan ekonomi tenaga kerja dan teknologi berpengaruh kepada peneliti lain
Indonesia signifikan terhadap investasi di Indonesia. untuk melanjutkan
Simpulan dari penelitian ini adalah ada 2 penelitian.
variabel yang menunjukan hasil signifikan
yaitu tenaga kerja dan teknologi, serta 2
variabel yang tidak signifikan yaitu inflasi dan
suku bunga kredit.

2 Umar Bakti Pengaruh Inflasi dan Jurnal Ekonomi, Penelitian ini bertujuan 1. Suku Bunga Penelitian ini Hasil penelitian dengan sampel 36 tahun mulai Peneliti menyarankan
dan Maria Suku Bunga Terhadap Vol. 20 No. 3 untuk mengetahui 2. Tingkat inflasi menggunakan metode tahun 1980-2015, dan menggunakan teknik agar penelitian ini dapat
Septijantini Investasi di Provinsi seberapa besar pengaruh 3. Investasi explanatory research analisis regresi linier berganda, menghasilkan dilanjutkan dengan
Inflasi terhadap investasi
Alie (2018) Lampung Periode 1980- persamaan regresi Y = 3,174 - 0,057 X1 - faktor bebas lain seperti
di Provinsi Lampung.
2015 Seberapa besar pengaruh 0,197 X2. Hal ini menunjukkan bahwa baik infrastruktur, perizinan,
suku bunga terhadap variabel independen maupun tingkat inflasi perpajakan, atau lainnya
investasi di Provinsi berpengaruh negatif terhadap investasi. untuk melihat pengaruh
Lampung Artinya, jika terjadi kenaikan inflasi atau suku faktor tersebut kepada
bunga satu unit akan mengakibatkan investasi..
penurunan investasi dengan nilai tersebut.
18

No Nama Judul Penelitian Sumber Tujuan Penelitian Teori yang Metode Analisis Temuan Penelitian Keterbatasan
Publikasi digunakan Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9

3 Ahmad Analisis Faktor Faktor Skripsi. Penelitian ini bertujuan 1. Investasi Penelitian kuantitatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penelitian ini dapat
Saipul Qahfi Yang Mempengaruhi untuk mengetahui 2. Angkatan kerja metode analisis regresi variabel inflasi berpengaruh positif dan tidak dilanjutkan secara
(2018) Investasi di Provinsi apakah indikator 3. Inflasi linear berganda signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam kontinu oleh peneliti
Sulawesi Selatan Periode 4. Upah Minimum lain-nya agar dapat
komposit yang Negeri (PMDN) dengan nilai signifikan
2003-2015 Regional (UMR) diketahui perubahan-
digunakan seperti inflasi, (0,820>0,10), nilai konstanta inflasi -0,104. perubahan yang terjadi
angkatan kerja, dan upah Variabel angkatan kerja berpengaruh positif dari tahun ke tahun dan
minimum regional dan tidak signifikan terhadap Penanaman dapat diketahui langkah-
(UMR) berpengaruh Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai langkah yang dilakukan
secara signifikan signifikan (0,796>0,10), nilai konstanta untuk mengatasi masalah
terhadap Penanaman angkatan kerja 0,597. Variabel Upah Minimum inflasi, UMR, angkatan
kerja dan investasi di
Modal Dalam Negeri Regional (UMR) berpengaruh positif dan
Provinsi Sulawesi
(PMDN) di Provinsi signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam Selatan.
Sulawesi Selatan.. Negeri (PMDN) dengan nilai signifikan
(0,083).
4 Muhammad Analisis Faktor Faktor Skripsi Penelitian ini bertujuan 1. Investasi Metode Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan diketahui bahwa Penelitian ini
Satrio Dwi Yang Mempengaruhi untuk menganalisis 2. Pendapatan data panel fixed effect variabel Inflasi berpengaruh negatif dan menggunakan sebagian
Novrianto Investasi di Jawa Tengah pengaruh PDRB, Inflasi, Domestik model signifikan terhadap Investasi, variabel variabel yang
(2018) Tahun 2011-2015 Angkatan kerja, Regional Bruto Infrastruktur berpengaruh positif dan mempengaruhi investasi,
Infrastruktur, UMR 3. Infrastruktur signifikan terhadap Investasi, PDRB sehingga dalam
terhadap Investasi di 4. Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penelitian selanjutnya
Provinsi Jawa Tengah. Investasi, Angkatan Kerja berpengaruh negatif diharapkan dapat
5. Upah Minimum
dan tidak signifikan terhadap Investasi, UMR mengkaji lagi dengan
Regional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap memasukkan variabel
6. Angkatan Kerja
Investasi di Provinsi Jawa Tengah. independen lainnya.
Menambah variabel lain
dalam komponen
investasi untuk
mengetahui faktor lain di
luar model ini yang bisa
mempengaruhi investasi
19

5 Zadit Taqwa Analisis Pengaruh Skripsi Penelitian ini bertujuan 1. Investasi Metode kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Upah Penelitian selanjutnya
(2018) Tingkat Upah Minimum untuk mengetahui 2. Upah Minimum Minimum Regional (UMR) secara signifikan disarankan untuk
Regional (UMR) dan bagaimana pengaruh Regional positif mempengaruhi Investasi Sumatera menambah lagi variabel
3. Inflasi
Inflasi Terhadap Tingkat Upah Minimum Utara dengan nilai probabilitas 0,0000 lebih makro ekonomi lainnya
4. Hubungan
Investasi di Sumatera Regional (UMR) dan Antar Variabel kecil dari tingkat signifikansi (5%) atau 0,0000 yang mempengaruhi
Utara Tahun Tahun Inflasi terhadap Investasi Penelitian < 0,05. 2) Inflasi tidak memiliki pengaruh investasi, seperti suku
2002-2016 di Sumatera Utara Tahun signifikan negatif terhadap Investasi Sumatera bunga, PDRB,
2002-20169 Utara dengan nilai probabilitas lebih besar dari pendapatan,
tingkat signifikansi (5%) atau 0.9128 > 0,05. pertumbuhan ekonomi,
3) Hasil penelitian secara simultan dll, Dan untuk variabel
menunjukkan bahwa Upah Minimum Regional dependen nya FDI
(UMR) dan Inflasi berpengaruh signifikan (Foreign Direct
terhadap Investasi Sumatera Utara dengan nilai Investment).
probabilitas (F-statistic) lebih kecil dari tingkat
signifikansi (5%) atau 0,000007 < 0,05. Pada
uji determinasi menunjukkan bahwa sekitar
0.861279 atau 86,1% variabel Upah Minimum
Regional (UMR) dan Inflasi dapat menjelaskan
Investasi Sumatera Utara pada periode 2002-
2016, sedangkan sisanya 13,9% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain.
20

No Nama Judul Penelitian Sumber Tujuan Penelitian Teori yang Metode Analisis Temuan Penelitian Keterbatasan Penelitian
Publikasi digunakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9

6 Yani Rizal Analisis Pengaruh Jurnal Samudra Penelitian ini bertujuan 1. Investasi Penelitian kuantitatif Hasil penelitian bertujuan bahwa Y= -464,571 Dalam penelitian ini
(2018) Tenaga Kerja dan Kurs Ekonomika Vol. untuk menganalisis 2. Faktor-faktor metode analisis regresi + 2,588X1 + 10,720X2. Nilai konstanta perlunya partisipasi lebih
Terhadap Investasi 2 No. 1 secara parsial dan yang linear berganda sebesar -464,571 merupakan nilai investasi lanjut, agar dapat
Dalam Negeri simultan pengaruh antara mempengaruhi membuka peluang
yang tidak dipengaruhi oleh variabel tenaga
tenaga kerja dan kurs investasi kepada peneliti lain
terhadap investasi dalam 3. Tenaga kerja kerja dan kurs. Dari hasil uji t dapat diketahui untuk melanjutkan
negeri di Indonesia 4. Kurs dan faktor bahwa pada nilai variabel tenaga kerja thitung penelitian.
yang > ttabel (4,395 > 2,110), maka secara parsial
mempengaruhinya tenaga kerja berpengaruh terhadap investasi
4. Hubungan dalam negeri di Indonesia. Berdasarkan hasil
antara tenaga uji t dapat diketahui bahwa pada nilai variabel
kerja terhadap
kurs thitung > ttabel (2,516 > 2,110), maka
investasi
5. Hubungan secara parsial nilai tukar berpengaruh terhadap
antara nilai tukar investasi dalam negeri di Indonesia. Dari hasil
(kurs) terhadap uji F, Fhitung > Ftabel (35,144 > 3,55), maka
investasi secara simultan tenaga kerja dan nilai tukar
berpengaruh terhadap investasi dalam negeri di
Indonesia. Tenaga kerja dan kurs
mempengaruhi investasi yaitu sebesar 0,805
atau 80,5% dan sisanya 19,5% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
7 Messakh et.al Pengaruh Inflasi dan Journal of Penelitian ini bertujuan 1. Inflasi Penelitian kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi Untuk penelitian
(2019) Suku Bunga Terhadap Management untuk mengetahui 2. Suku bunga deskriptif berpengaruh positif dan tidak signifikan selanjutnya terutama
Investasi Dalam Negeri (SME’s) Vol. 8 pengaruh inflasi dan 3. Investasi terhadap investasi domestik pada periode tahun yang berhubungan
di Indonesia. No.1 suku bunga secara 4. Investasi dalam 2000-2016. Sementara itu suku bunga dengan investasi baik
parsial dan sekaligus negeri berpengaruh negatif terhadap investasi investasi dalam negeri
terhadap penanaman domestik Indonesia. Selain itu, inflasi dan suku maupun investasi luar
modal dalam negeri di bunga juga secara bersama-sama negeri dapat menambah
Indonesia. mempengaruhi investasi dalam negeri variabel-variabel
Indonesia pada periode 2000-2016. makroekonomi seperti
PDB dan teknologi.
21

No Nama Judul Penelitian Sumber Tujuan Penelitian Teori yang Metode Analisis Temuan Penelitian Keterbatasan
Publikasi digunakan Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9

8 Indri Arrafi Pengaruh Kurs Terhadap Penelitian ini bertujuan 1. Investasi Penelitian kuantitatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi Untuk penelitian
Juliannisa Investasi di Indonesia untuk mengetahui faktor- 2. Kurs metode analisis regresi tidak berpengaruh terhadap investasi, suku selanjutnya perlu
(2020) Tahun 1987-2018 faktor lain yang ikut 3. Suku bunga linear berganda bunga berpengaruh negatif terhadap investasi menambah variabel lain
membantu meningkatkan 4. Inflasi dan kurs berpengaruh secara positif terhadap untuk mengetahui faktor
investasi, diantaranya investasi. yang dapat
seperti inflasi, suku meningkatkan investasi.
bunga dan kurs
9 Tarigan et.al Analisis Faktor Faktor Jurnal EMBA Penelitian ini bertujuan 1. Suku bunga Penelitian kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa a Pemerintah dan pihak-
(2021) Yang Mempengaruhi Vol. 9 No. 2 untuk mengetahui dan kredit metode analisis linear variabel Inflasi berpengaruh positif dan tidak pihak terkait diharapkan
Investasi PMDN di menganalisis pengaruh 2. Inflasi berganda signifikan terhadap Penanaman Modal Dalam dapat meningkatkan
Provinsi Sulawesi Utara Inflasi, suku bunga 3. Jumlah Negeri (PMDN), dengan nilai signifikan 0.964 investasi di Provinsi
Pada Tahun 2003-2018 kredit, dan jumlah tenaga angkatan kerja > 0.05 dengan nilai konstanta -.045. Variabel Sulawesi Utara. Investasi
kerja terhadap tingkat Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif dan yang dimaksud adalah
Investasi di Provinsi tidak signifikan Terhadap Penanaman Modal investasi yang tidak
Sulawesi Utara. Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai signifikan hanya tinggi, tetapi dapat
0.662 > 0.05. Variabel Jumlah Tenaga Kerja membuat sektor-sektor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap dapat berkembang,
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sehingga mampu
dengan nilai signifikan 0.037 < 0.05. Inflasi, meningkatkan
Suku Bunga Kredit dan jumlah tenaga kerja kesejahteraan
secara simultan berpengaruh terhadap masyarakat.
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di
Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2003- 2018.
Sumber: Agung Muhammad Syaikhu dan Titik Haryati (2017), Umar Bakti dan Maria Septijantini Alie (2018), Ahmad Saipul Qahfi (2018), Muhammad Satrio
Dwi Novrianto (2018), Zadit Taqwa (2018), Yani Rizal (2018), Messakh et.al (2019), Indri Arrafi Juliannisa (2020), Tarigan et.al (2021)
22

2.2 Kerangka Pemikiran

Salah satu faktor penunjang pembangunan Provinsi Sulawesi Tengah adalah

faktor Investasi, dapat dilihat pada (gambar 2.1) sebagai berikut :

PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

Inflasi UMR

Investasi

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 menunjukkan beberapa faktor penunjang pembangunan di

Provinsi Sulawesi Tengah, akan tetapi terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi Investasi yaitu: Inflasi dan Upah Minimum Regional (UMR).

Investasi pada berbagai sektor akan dapat mempercepat pembangunan di negara-

negara berkembang dan akhirnya dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan. Dalam

mengukur tingkat investasi, beberapa ahli ekonomi masih memperbolehkan

menggunakan pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita diukur dari Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) dan jumlah tenaga kerja. Karena apabila inflasi

mengalami kenaikan maka secara tidak langsung para karyawan akan menuntut
23

upah lebih, sedangkan hasil produksinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal

tersebut akan berimbas kepada para karyawan, karena secara tidak langsung akan

terjadi PHK secara besar-besaran. Hal tersebut dilakukan para pengusaha swasta

dan penanam modal agar dapat menyesuaikan produksinya.

2.3. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori pada studi empiris yang

telah dikemukakan pada kerangka pikir, maka hipotesis yang diajukan sebagai

berikut :

1. Hipotesis Pertama

Inflasi (X1) berpengaruh positif terhadap Investasi (Y).

2. Hipotesis Kedua

Upah Minimum Regional (X2) berpengaruh positif terhadap Investasi (Y),


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksplanatori,

(explanatory research) yaitu untuk menguji hipotesis antar-variabel. Pada jenis

penelitian eksplanatori, proses penelitian diawali dengan kegiatan identifikasi

masalah, kemudian dilanjutkan dengan membuat rumusan permasalahan (ilmiah).

Penyajian penyusunan tabel-tabel dan gambar dalam bentuk pemaparan kontekstual

terhadap masalah yang dianalisis yaitu pengaruh Inflasi dan Upah Minimum

Regional (UMR) terhadap Investasi di Provinsi Sulawesi Tengah Periode 2012-

2022.

3.2 Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena tanpa

tempat/lokasi yang nyata maka, data tidak akan dapat diperoleh oleh penulis. Oleh

karena itu sesuai dengan judul penulis menjadikan Sulawesi Tengah sebagai acuan

dalam penelitian. Objek penelitian ini adalah jumlah Investasi di Provinsi Sulawesi

Tengah Periode 2012-2022, jumlah Inflasi di Provinsi Sulawesi Tengah Periode

2012-2022, jumlah Upah Minimum Regional (UMR) di Provinsi Sulawesi Tengah

Periode 2012-2022.

24
25

3.3 Variabel dan Desain Penelitian

3.3.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini berdasarkan dimensi waktu, yaitu data time-

series (runtun waktu) dengan pengaruh Inflasi dan Upah Minimum Regional

(UMR) terhadap Investasi di Provinsi Sulawesi Tengah Periode 2012-2022. Dalam

penelitian ini menggunakan satu variabel terikat (dependent variable) dan dua

variabel bebas (independendent variable) yaitu :

a. Variabel terikat yaitu Investasi

b. Variabel bebas yaitu Inflasi dan Upah Minimum Regional (UMR)

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, pengumpulan data dari

instansi pemerintah Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah dan Portal

National Single Window for Investment (NSWI).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk melengkapi data dan referensi yang diperlukan dalam penyusunan

skripsi ini, maka ditetapkan dengan cara sebagai berikut:

a. Penelitian Kepustakaan

Penelitian yang dilakukan ke perpustakaan guna mendapatkan referensi

(bacaan) yang berkaitan dan berhubungan dengan penelitian ini.

b. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data melalui dokumen atau

laporan tertulis yang berhubungan obyek penelitian yang diperoleh dari


26

Badan Pusat Statistik (BPS) dan Portal National Single Window for

Investment (NSWI).

3.5 Metode Analisis

Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Inflasi dan Upah Minimum

Regional (UMR) terhadap Investasi di Provinsi Sulawesi Tengah, penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression), dan akan diuji

dengan asumsi klasik.

3.5.1 Analisis Regresi Berganda

Bentuk umum model regresi linier berganda dengan variabel bebas adalah

seperti pada persamaan berikut :

Y = β0 + β1X1+ β2X2 + e

Keterangan :

Y = Investasi

β0, β1, β2, = Parameter

X1 = Inflasi

X2 = Upah Minimum Regional

e = Sisa (error)

Model tersebut dapat ditransformasikan kedalam persamaan logaritma :

LnY = Ln(β0) + Ln(β1X1)+ Ln(β2X2) + (e)


27

Keterangan :

Y = Investasi

β0, β1, β2, = Parameter

X1 = Inflasi

X2 = Upah Minimum Regional

e = Sisa (error)

Ln = Logaritma Natural

Karena terdapat perbedaan dalam satuan dan besaran variabel bebas maka

persamaan regresi harus dibuat model logaritma natural. Jika model regresi

berganda yang diestimasi melalui OLS memenuhi suatu set asumsi (asumsi Gauss-

Markov), maka dapat ditunjukkan bahwa parameter yang diperoleh adalah bersifat

BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Preposisi ini dikenal dengan nama

teorema Gauss-Markov.

Untuk memenuhi analisis regresi tersebut perlu diuji asumsi klasik sehingga

hasil estimasi tersebut dapat terhindar dari masalah regresi lancing.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik


3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal

(Sopian et.al 2021:557).


28

Untuk menguji data berdistribusi normal maka peneliti menggunakan

program SPSS 2.5. Dalam uji normalitas terdapat indikator nilai signifikansi,

apabila data memiliki nilai signifikansi 0,05 maka dapat dikatakan data tersebut

berdistribusi normal.

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (a) nilai tolerance dan lawannya (b)

variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam

pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen

(terikat) dan di regresi terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi

(karena VIF = 1/ Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atas sama dengan nilai VIF

> 10. (Isma, et.al 2014:31)

3.5.2.3 Uji Autokorelasi

Uji auto korelasi ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi

berkaitan dengan adanya autokorelasi. Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat

interval keyakinan terhadap hasil estimasi menjadi melebar sehingga uji


29

signifikansi tidak kuat. Model regresi yang baik adalah model yang tidak

mengandung autokorelasi (Isma, et.al 2014:32).

Uji ini dilakukan pada penelitian yang menggunakan data time series. Oleh

karena data dalam penelitian ini merupakan data time series, maka harus dilakukan

uji autokorelasi terlebih dahulu. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan

dengan uji Durbin-Watson (DW). Langkah pendeteksian adanya autokorelasi

adalah dengan membandingkan nilai Durbin-Watson statistic table dengan Ho,

tidak ada autokorelasi bila DW lebih besar dari DU dan lebih kecil dari 4-DU, syarat

terjadinya uji autokorelasi adalah (du<dw<4-du).

3.5.3 Definisi Operasional Variabel

Langkah berikutnya setelah menspesifikasi variabel-variabel penelitian

adalah melakukan pendefinisian secara operasional. Hal ini bertujuan agar variabel

penelitian yang telah ditetapkan dapat dioperasionalkan, sehingga memberikan

petunjuk tentang bagian suatu variabel dapat diukur. Data yang digunakan adalah

data pada tahun 2012-2022.

1. Investasi didefinisikan sebagai pengeluaran untuk membeli barang-barang

modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti

dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang

akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dimasa yang akan

datang. Nilai Investasi di Provinsi Sulawesi Tengah Periode 2012

berjumlah Rp. 602,808 juta sampai dengan tahun 2022 berjumlah Rp.

3,012,341 miliar diukur dalam nilai satuan rupiah (Y).


30

2. Inflasi menurut Badan Pusat Statistik (BPS) didefinisikan sebagai suatu

kondisi kenaikan harga yang berlaku secara umum dan terjadi

(berlangsung) secara terus menerus. Inflasi di Provinsi Sulawesi Tengah

Periode 2012 berjumlah 5,87 % sampai dengan tahun 2022 berjumlah

2,14% diukur dalam satuan (%) persen (X1).

3. UMR merupakan pendapatan yang diterima tenaga kerja dalam bentuk

uang. UMR di Provinsi Sulawesi Tengah Periode 2012 berjumlah Rp.

885.000 sampai dengan tahun 2022 Rp. 2,300.000 diukur dalam rupiah

(X2).
DFTAR RUJUKAN

A. Buku

Ambarini, Lestari, S.E., M.M. (2017). Ekonomi Moneter. Penerbit IN MEDIA.

Hasannah, Umi, Erni, S.E., M.Si., & Drs, Danang Sunyoto, S.H., M.M. (2013).
Pengantar Ilmu Ekonomi Makro (Gunawan, Ed.; Edisi Terbaru). CAPS
(Center for Academic Publishing Service).

Murni, Asfia, S.E., M.Pd. (2016). Ekonomika Makro (Nurul Falah Atif, Ed.;
Edisi Revisi). PT Refika Aditama.

B. Artikel

Bakti, Alie. (2018). Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Investasi di
Provinsi Lampung Periode 1980-2015. Jurnal Ekonomi, 20(3), 275-285.

Hendrawan, Sucahyowati, Rayendra, Indriyani. 2020. Berbagi Pengetahuan dan


Pembelajaran Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Kinerja Karyawan.
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis, 5(2), 172-186.

Isma, Syechalad, Syahnur. (2013). Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Aceh. Jurnal Magister Ilmu Ekonomi,
2(4), 28-36.

Juliannisa, Arrafi, Indri. (2020). Analisis Pengaruh Kurs Terhadap Investasi di


Indonesia Tahun 1987-2018. Bisman: Jurnal Bisnis dan Manajemen, 5(1),
120-134.

Messakh, Amtiran, Ratu. (2019). Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga Terhadap
Investasi Dalam Negeri di Indonesia. Journal of Management (SME’s),
8(1), 1-15.

Nujum, Rahman. (2019). Pengaruh Investasi dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi di Kota Makassar. Jurnal Economics Resources, 1(2), 118-129.

Novayanty. (2017). Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan


Penanaman Modal Asing (PMA) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota
Makassar. Economics Bosowa Journal, 3(3), 80-88.

Novrianto, Dwi, Satrio, Muhamad. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Investasi di Jawa Tengah Tahun 2011-2015. Skripsi.

31
32

Qahfi, Saipul, Ahmad. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Investasi di Sulawesi Selatan Periode 2003-2015. Skripsi.

Rizal, Yani. (2018). Analisis Pengaruh Tenaga Kerja dan Kurs Terhadap Investasi
Dalam Negeri. Jurnal Samudra Ekonomika, 2(1), 30-37.

Sasana, Hadi. (2008). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi


Swasta di Jawa Tengah. Jejak: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan, 1(1), 1-10.

Sopian, Ramly, Arifin. (2021). Pengaruh Investasi, Inflasi dan Tenaga Kerja
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Parepare. Paradoks: Jurnal Ilmu
Ekonomi, 4(3), 574-582.

Sulaksono, Agus. (2015). Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDB
Sektor Pertambangan di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 20(1),
16-24.

Sulistiawati, Rini. (2012). Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga


Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia. Jurnal Eksos,
8(3), 195-211.

Syaikhu, Haryati. (2017). Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Kredit, Tenaga
Kerja, Teknologi Terhadap Investasi di Indonesia. Economics Development
Analysis Journal, 6(1), 8-15.

Tarigan, Rotinsulu, Tolosang. (2021). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Investasi PMDN di Provinsi Sulawesi Utara Pada Tahun 2003-2018. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi. 9(2),
516-522.

Taqwa, Zadit. (2018). Analisis Pengaruh Tingkat Upah Minimum Regional (UMR)
dan Inflasi Terhadap Investasi di Sumatera Utara Tahun 2002-2016. Skripsi.

Zaenuddin, Muhammad. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Investasi PMA di Batam. Jejak: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan, 2(2), 156-
166.

B. Sumber Lainnya

Badan Pusat Statistik. (2023). Sulawesi Tengah dalam Angka 2012-2022. BPS.
Sulawesi Tengah.
33

National Single Window Investment. (2018). Data Realisasi Investasi Sulawesi


Tengah 2012-2021. NSWI. Sulawesi Tengah.

Disnakertrans Sultengprov. (2021). UMP Sulteng 2021, Diakses pada 10 Januari


2023, dari https://disnakertrans.sultengprov.go.id/wp-
content/uploads/2020/09/UMP-SULTENG-2021.pdf

Sitorus. (2016). Ekonomi Bisnis. Diakses pada 10 Januari 2023, dari


https://ekonomi.bisnis.com/read/20161129/12/607188/ump-nasional-2017-
naik-891-ini-rinciannya.html

Damara, Dionisio. (2023). Ekonomi Bisnis. Diakses pada 21 Februari 2023, dari
https://ekonomi.bisnis.com/read/20230118/9/1619449/realisasi-investasi-
di-sulteng-jadi-yang-tertinggi-di-ri-jawa-barat-lewat.html

Ridwan, Moh. (2022). Antara Sulteng. Diakses pada 23 Februari 2023, dari
https://sulteng.antaranews.com/berita/256405/gubernur-sulteng-sebut-
nilai-investasi-triwulan-ii-capai-rp71-triliun

Anda mungkin juga menyukai