MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAPELAJARAN
Bahasa Indonesia
Yang dibina oleh Buklaini Yasin, S.Ag M.Pd
Oleh Kelompok :
DAFTAR ISI.........................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis Morfologi Candi Pari Sebagai bentuk Akulturasi Antar
Kerajaan Majapahit Dan Kerajaan Champa........................................4
B. Ragam Hias Yang Terdapat Pada Candi Pari......................................6
C. Analisis Konstektual Candi Pari .........................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran ...................................................................................................10
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................11
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.1 Peta Kekuasaan Majapahit ...........................................................2
Gambar 2.1 Candi Pari.....................................................................................5
Gambar 2.2 Candi Mi-son................................................................................6
Gambar 2.3 Kala Candi Pari ............................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengaruh kebudayaan India yang Makin pesat perkembangannya
memberikan aspek baru Dalam kebudayaan di Nusantara, bersamaan
dengan masuk dan berkembangnya pengaruh kebudayaan India, bangunan
Candi mulai dikenal di Nusantara. Candi berasal dari kata Candika grha,
yang artinya Rumah Dewi Candika. Dewi Candika adalah Dewi Maut.
Candi banyak diasumsikan sebagai bangunan suci atau dewaloka (tempat
para dewa).1 Pandangan masyarakat Jawa Kuno tentang candi, berupa
bangunan yang terbuat dari bahan batu bata atau batu andesit sebagai
tempat kuburan raja-raja yang dibuat dengan tujuan memuliakan orang
yang telah meninggal dunia
Jawa Menjadi salah satu wilayah yang mendapat pengaruh Hindu
dan Budha paling kuat. Hal ini dibuktikan dengan Adanya kerajaan-
kerajaan besar yang bercorak Hindu dan Budha yang memiliki
peninggalan-peninggalan purbakala Dalam jumlah yang sangat banyak dan
bisa kita nikmati Sampai sekarang. Salah satu yang besar yakni kerajaan
Majapahit yang ada di Jawa Timur.
Kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan silsilah dinasti
Singasari, sebab Kertarajasa menikah dengan empat putri Kertanagara
yakni raja terakhir Singasari.2 Setelah Kertarajasa selanjutnya terjadi
beberapa kali pergantian raja di Majapahit. Mulai dari Jayanegara (1309-
1328), Tribuwanatunggadewi (1328 – 1350), Hayam Wuruk (1350-1389),
Wikramawardhana (1389-1400), Suhita, Kertawijaya sampai
Girindrawarddhana.
Masa penting dari kerajaan Majapahit ini terjadi ketika
pemerintahan raja Hayam Wuruk. Hayam Wuruk dinobatkan menjadi raja
Majapahit pada tahun 1350 Masehi bergelar Sri Rajasanagara. Dalam
menjalankan pemerintahannya di Majapahit, Hayam Wuruk dibantu oleh
1
Soekmono.1973.Sejarah Kebudayaan Indonesia 2.Yogyakarta : Kanisisus, hlm 81
2
Lydia Kieven.2014.Menelusuri Figur Bertopi Pada Relief Candi Zaman Majapahit.Jakarta :
KPG, hlm 112
1
Gajah Mada yang menduduki jabatan Patih Amangkubhumi. Selama
kurun waktu pemerintahannya kerajaan Majapahit mencapai puncak
kejayaan dengan klaim hegemoni atas sebagian wilayah kepulauan di
semenanjung Asia Tenggara dan Asia Tenggara Daratan3. Hal ini
dibuktikan dengan data epigrafi dari kakawin Desa Warnnana uthawi
Nagarakrtagama yang dikarang oleh Mpu Prapanca pada 1365 Masehi.
Tidak hanya disebutkan wilayah yang menjadi kekuasaan Majapahit akan
tetapi kerajaan-kerajaan yang bersahabat pun juga disebutkan seperti
negeri Siya (Siam) Ayodia Pura, Darma Nagari, Marutma, dan Rajapura
terutama Singha Nagari, Campa, Kamboja, dan Yawana4.
3
Ibid, hlm 113
4
I Ketut Riana. 2009. Kakawin Desa Warnnana Uthawi Nagakrtagama. Jakarta : Kompas Media
Nusantara, hlm 36
5
Bernard Philippe Groslier.2002.Indocina Persilangan Kebudayaan. Jakarta : KPG, hlm 320
2
yang baik antara Majapahit dan Campa tentu saja menimbulkan pengaruh
atas masing-masing kerajaan. Dalam hal ini pengaruh tersebut nampak
pada sebuah candi di Jawa Timur yakni Candi Pari (1293 Saka = 1371
Masehi) sebagai salah satu peninggalan purbakala kerajaan Majapahit.
Menurut N.J Krom gaya bangunan Candi Pari mendapat pengaruh dari
Campa ,khususnya candi-candi di Mison. Pengaruh tersebut tampak dari
segi bentuk dan ornamentasinya.6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka terdapat beberapa masalah yang menjadi fokus bahasan dalam
makalah ini di antaranya sebagai berikut.
1. Bagaimana Analisis Morfologi Candi Pari Sebagai bentuk Akulturasi Antar
Kerajaan Majapahit Dan Kerajaan Champa ?
2. Bagaimana Ragam Hias Yang Terdapat Pada Candi Pari ?
3. Bagaimana Analisis Konstektual Candi Pari?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah
mengenai Agama yang Berkembang dalam Kehidupan Masyarakat
Tārumanāgara ialah sebagai berikut.
1. Menganalisis Morfologi candi Pari sebagai bentuk Akulturasi antar kerajaan
Majapahit dan Kerajaan Campa
2. Mengetahui Ragam hias yang terdapat pada candi Pari
3. Menganalisis konstektual candi Pari
6
Ecole Francaise D’Extreme-Orient. 1981. Kerajaan Campa. Jakarta : Balai Pustaka, hlm 289
3
BAB II
PEMBAHASAN
5
Gambar 2.2 Candi Mi-son ( id.wikipedia.org )
6
dengan Candi Mi-son yang menghadap ke arah barat maka berlaku pula
teknik prasawya.
Ragam hias arsitektural yang Menjadi ciri khas Candi Pari dan
Candi Mi-son Adalah pilaster. Pilaster ini berupa garis-garis atau Lis-lis
polos yang menghiasi pada bagian badan Dan atap candi. Yakni bagian
garba grha dan Sikara pada Candi Pari dan Candi Mi-son. Selain pilaster,
ragam arsitektural lain Yang nampak pada Candi Pari ialah tiang semu.
Tiang semu ini terletak pada pintu depan ketika akan memasuki Candi.
Selain pada Candi Pari, Ada Candi Mi-son juga nampak tiang semu. Candi
7
Pari tidak berdiri sendiri, tetapi memiliki candi perwara di depannya. Hal
ini terlihat dari bekas pondasi yang ada, susunan halaman candi secara
horizontal Seperti candi Penataran. Dari tinjauan arsitektur bentuk kaki
candi Pari memiliki Pradhaksinapatha/selasar dan pola tangga 2-1. Pola
tangga 2-1 adalah sebagai pengganti dari kala. Kala berfungsi untuk
Menakut-nakuti roh jahat agar tidak mengganggu upacara dalam candi.
Pola tangga Dengan tidak langsung menuju bilik, secara simbolis
mempunyai arti menghalangi roh Jahat agar tidak dapat masuk menuju
bilik candi. Hiasan sangka terdapat diatas miniatur Candi. Sangka
merupakan symbol suatu Pembebasan. Pembebasan ini terutama
Dihubungkan dengan pembebasan jiwa untuk Merdeka dari ikatan–ikatan
jasmani dan bahaya Yang menghimpitnya dari kematian. Miniatur Candi
tersebut mempunyai arti tempat pelepasan Dari ikatan jasmani atau
pemakaman abu Jenazah, oleh karena itu diletakkan pada Tubuh candi Pari
(bhuwarloka). Dengan demikian berarti candi Pari merupakan tempat
Pemakaman abu jenazah, hal ini didukung oleh Penemuan pripih, bekas
sumuran dan sandaran Arca.
8
dengan hawa nafsu, oleh karena itu diletakkan pada kaki candi (bhurloka).
Miniatur candi dengan atap bersusun tujuh, motif kawung pada tiap
tingkatan atap terdapat pada tubuh candi Pari. Motif kawung pada atap
candi memiliki arti kehidupan baru yang bangkit dari kematian atau
kebebasan jiwa yang bangkit dari ikatan –ikatan jasmani. Miniatur candi
(menara) berikutnya terdapat pada atap candi Pari. menara merupakan
replica dari Mahameru, gunung ini menjadi pusat jagat raya dan tempat
bersemayamnya dewa-dewa disurga,menara tersebut sebanyak lima buah
secara berderet. Menara bagian tengah digambarkan lebih menonjol dari
lainnya. Lima buah menara mempunyai arti simbolis sebuah Puncak
Mahameru dengan empat buah puncak tambahannya.
9
Bentuk Candi pari ini sangat berbeda dari bentuk umum
percandian Majapahit, sampai saat ini Candi Pari yang dimana Candi
peninggalan kerajaan Majapahit belum ditemukan bentuk umum
percandian Mojopahit yang selalu langsing pada bagian tubuh (tengah)
dan trapesium pada bagian atap/mahkota dan selalu terbuat dari bahan
baku emas. Candi Pari mempunyai arsitektur yang terdiri dari atap candi,
candi, badan candi dan kaki candi. Keseluruhan candi terbuat dari batu
bata tetapi dibeberapa bagian terbuat dari batuan andesit. Tetapi sebagian
atap dari candi pari ini telah runtuh sehingga tampak tidak simetris,
Dinding candi tampak estetis dengan adanya hiasan menara-menara pajal
(hiasan sudah tidak lengkap). Namun keseluruhan candi masih tampak
megah dan gagah. Keberadaan candi ini dapat menjadi taman budaya
bersejarah yang menyimpan banyak keindahannya. Terutama keindahan
struktur bangunan serta keberadaan taman yang ada disekitarnya.
Bangunan candi yang megah akan membuat setiap orang yang melihatnya
akan terpesona. Keadaan candi terawat dan bangunannya masih bagus
karena disitu terdapat juru kunci yang merupakan salah satu warga di Desa
Candi Pari itu sendiri.
10
masih tampak megah dan gagah. Salah satu peninggalan dari masa
Kerajaan Majapahit dan mempunyai nilai historis yang cukup tinggi yang
mengisahkan jasa kebaikan Jaka Pandelengen dan Nyai Roro walang angin
atas kebaikannya kepada kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Raja
Hayam Wuruk
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan baik antara kerajaan Majapahit dan Champa menimbulkan
pengaruh atas masing-masing kerajaan. Dalam hal ini pengaruh tersebut nampak
pada sebuah candi di Jawa Timur yakni Candi Pari sebagai salah satu peninggalan
purbakala kerajaan Majapahit. Akulturasi kebudayaan Jawa dan Vietnam dapat
ditemukan pada susunan arsitektur Candi Pari yang pada dasarnya merupakan
perwujudan dari simbol Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Champa sendiri.
Melalui hal-hal yang disebutkan di atas dapat disimpukan dengan adanya Candi
Pari adalah bukti nyata bahwa pulau Jawa memiliki hubungan yang harmonis
dengan Kerajaan Vietnam pada masa itu.
B. Saran
Sebelum mengaji tentang akulturasi kerajaan Majapahit dan Campa, maka
peneliti maupun pembaca harus memiliki pemahaman mengenai local genus dan
kehidupan masyarakat Nusantara sebelum memasuki periodisasi masa Indonesia
Kuno. Hal ini ditujukan agar peneliti ataupun pembaca dapat mengkomparasikan,
sekaligus menyimpulkan keagamaan masyarakat pada masa Indonesia Kuno yang
berbasis kehidupan kerajaan.
12
DAFTAR RUJUKAN
Rangkuti, Nuhardi. Priswanto, Hery. Alifah. Dkk. 2014. Majapahit Batas Kota
dan Jejak Kejayaan Di Luar Kota. Yogyakarta: Kepel Press.
Istari, Rita. 2015. Ragam Hias Candi-Candi Di Jawa Motif dan Maknanya.
Yogyakarta: Kepel Press.
Fetricia. 2021. Analisis SWOT Objek Wisata Candi Pari Kabupaten Sidoarjo.
Diakses pada 16 Februari 2022.
https://www.researchgate.net/publication/352055629_ANALISIS_SWOT_OBJE
K_WISATA_CANDI_PARI_KABUPATEN_SIDOARJO_Fetricia
Hermanto, Muhammad. 2012. Arsitektur dan Fungsi Candi Pari Dengan Candi
Rimbi Pada Masa Majapahit. Diakses Pada 16 Februari 2022.
http://lppm.stkippgri-sidoarjo.ac.id
Sari, Octavya, Dewi. 2017. Ansir-Ansir Akulturasi pada Candi Pari. Diakses Pada
16 Februari 2022.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/19249
13