E-mail: putriempat083@gmail.com
E-mail: zakianandanur@gmail.com
Abstract
Morals are an important part of the substance of Islamic education. Rasulullah saw was
sent by Allah SWT to be an apostle with the task of perfecting the moral glory of
mankind. Commendable morals are all kinds of good attitudes and behavior, while
disgraceful morals are all kinds of bad attitudes and behavior. In this research method,
the author uses the literature study method or can be called library research in which the
author collects various references regarding the character of praiseworthy and
disgraceful behavior through journals, books, articles and other sources. The purpose of
the formation of this article is to know and understand the commendable and despicable
character traits in Q.S. Al-Anfal verse 27, Q.S. Ali Imron verses 133-134 and Q.S. Al-
Baqarah verse 153. Which each of the three Surahs contains commendable and
despicable morals. Tafsir QS. Al Anfal 27 associates believers with trust or the
prohibition of betrayal. Tafsir QS. Ali Imron verses 133-134 this verse describes the
characteristics of those who fear God as experts in heaven. Tafsir QS. Al-Baqarah verse
153 Allah explains about patience and the wisdom contained in the problem of making
patience and prayer as helpers and guides.
Abstrak
Akhlak merupakan bagian penting dalam substasi pendidikan Islam. Rasulullah saw
diutus oleh Allah swt untuk menjadi rasul dengan tugas menyempurnakan kemuliaan
akhlak umat manusia. Akhlak terpuji adalah segala macam sikap dan tingkah laku
yang baik, sedangkan akhlak tercela adalah segala macam sikap dan tingkah
laku yang buruk. Pada metode penelitian ini, penulis menggunakan metode studi
pustaka atau bisa disebut dengan library research yang mana penulis mengumpulkan
berbagai referensi mengenai karakter perilaku terpuji dan tercela melalui jurnal, buku,
artikel, dan sumber-sumber lainnya. Tujuan dari terbentuknya artikel ini untuk
mengetahui dan memahami karakter akhlak terpuji dan tercela yang ada dalam Q.S. Al-
Anfal ayat 27, Q.S. Ali Imron ayat 133-134 dan Q.S. Al-Baqarah ayat 153. Yang mana
masing-masing dari ketiga Surat tersebut mengandung akhlak terpuji dan tercela. Tafsir
QS. Al Anfal 27 mengaitkan orang-orang beriman dengan amanah atau larangan
berkhianat. Tafsir QS. Ali imron ayat 133-134 ayat ini menjelaskan ciri orang-orang
yang bertakwa sebagai ahli surga. Tafsir QS. Al-Baqarah ayat 153 Allah menjelaskan
perihal sabar dan hikmah yang terkandung di dalam masalah menjadikan sabar dan salat
sebagai penolong serta pembimbing.
PENDAHULUAN
Page | 2
Artikel Tafsir Tarbawi
Akhlak adalah buah dari iman dan peribadatan sehingga kalau orang
mengaku beriman, rajin beribadah dan bersemangat tetapi moral dan akhlak nya
payah, diibaratkan seperti sebuah pohon Berduri yang buah dan pokoknya tidak
bermanfaat tetapi cenderung hidup liar. Realitas di masyarakat menunjukkan masih
banyak nya pola keberagaman seperti ini titik pola keberagaman seperti ini bukan
saja tidak seimbang antara hablum minallah (hubungan vertikal dengan Tuhan) dan
hablum minannas (hubungan horizontal kepada sesama manusia). Akhlak pada
dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan perilaku atau perbuatan Jika
perilaku yang melekat itu buruk, maka disebut akhlak yang buruk atau akhlak
mazmumah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik disebut akhlak mahmudah.
Akhlak merupakan masalah yang sangat penting dalam Islam. Seseorang dapat
dikatakan berakhlak ketika dia menerapakan nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya.
Jika aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan
menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Akhlak merupakan perpaduan antara hati,
pikiran, perasaan, kebiasaan yang membentuk satu kesatuan tindakan dalam kehidupan.
Sehingga bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana
yang cantik dan hal ini timbul dari futrahnya sebagai manusia.
Metode Penelitian
Pada metode penelitian ini, penulis menggunakan metode studi pustaka atau bisa
disebut dengan library research yang mana penulis mengumpulkan berbagai referensi
mengenai karakter perilaku terpuji dan tercela melalui jurnal, buku, artikel, dan sumber-
sumber lainnya. Kajian pustaka berusaha mengungkapkan konsep-konsep baru dengan
cara membaca dan mencatat informasi-informasi yang relevan dengan kebutuhan.
Metode library research sering digunakan dalam penelitian ilmiah dan akademis untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang topik tertentu tanpa melakukan
penelitian lapangan atau eksperimen langsung. Dari penelitian kumpulan data yang telah
dikumpulkan oleh penulis, penulis menagmbil referensi yang ada kaitannya dengan
referensi tersebut dikaji dengan seksama untuk mencapai sebuah pemahaman terhadap
karakter terpuji dan tercela.
Page | 3
Artikel Tafsir Tarbawi
Hasil Pembahasan
A. Pengertian Akhlak
Akhlak secara etimologi berasal dari kata “kholaqo” dan merupakan
bentuk jamak dari “khuluqun” yang diambil dari kata Bahasa Arab yang
memiliki arti perangai, tingkah laku dan tabi‟at.1Kalimat tersebut
mengandung kesesuaian dengan kata “khalqun” yang berarti kejadian, yang
mana juga erat dengan khaliq yang berarti pencipta sedangkan makhluk yang
berarti diciptakan.
Secara garis besar, akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak mahmudah
dan akhlak mazmumah. Yang dimaksud dengan akhlak mahmudah adalah
segala macam sikap dan tngkah laku yang baik atau bisa disebut dengan
terpuji. Sedangkan akhlak mazmumah adalah segala macam sikap dan
1
Ibrahim Lubis, M.Pd. 2012. “Makalah Tentang Ayat-ayat Terpuji dan Tercela”
https://www.anekamakalah.com/2016/04/ , Diakses Pada tanggal 31 Juli 2023
Page | 4
Artikel Tafsir Tarbawi
tingkah laku yang buruk atau bisa disebut dengan akhlak tercela. Adapun
sikap-sikap yang termasuk akhlak terpuji seperti Ikhlas, Amanah, Jujur,
Sabar dan lain sebagainya, sedangkan sikap-sikap yang termasuk akhlak
tercela seperti Khianat, Pemarah, Pelit dan lain sebagainya. Ukuran akhlak
itu baik atau buruk adalah motif yang mendasari perbuatan dan tindakan dan
adanya petunjuk yang mengatakan itu baik berdasarkan firman Allah dan
sabda Rasul saw. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti
benar tentang segala sesuatu tindakannya hanya mengharap ridho Allah swt.
2
Hajriansyah, “Akhlak Terpuji dan Yang Tercela : Telaah Singkat Ihya’ Ulumuddin, 1, 2017 hal 17-26
Page | 5
Artikel Tafsir Tarbawi
Page | 6
Artikel Tafsir Tarbawi
3
SHALEHATI. 2010. IMPLEMENTASI AMANAH DALAM SURAT AL-ANFAL AYAT 27 DIKEPENGURUSAN
ORGANISASI IQMA IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA. (Skirpsi Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya: Surabaya). Diakses dari http://digilib.uinsa.ac.id/20937/
Page | 7
Artikel Tafsir Tarbawi
4
Muhammad Anas fakhruddin. (2020). 3 Konsep Takwa dalam Surat Ali „Imran Ayat 133-134.
Tafsiralquran.id. Diakses 02 Juli 2023 dari https://tafsiralquran.id/3-konsep- takwa-dalam-surat-ali-
imran-ayat-133-134/
Page | 8
Artikel Tafsir Tarbawi
َُّللا ِ َُّضشَّا ِء َٔ ْان َكا ِظ ًِيٍَ ْان َغ ْيظَ َٔ ْان َعافِيٍَ َع ٍِ ان
َّ َٔ اس َّ انَّ ِزيٍَ يُ ُْفِقٌَُٕ فِي ان َّسشَّا ِء َٔان
ٍَيُ ِحةُّ ْان ًُحْ ِسُِي
“(yaitu) orang-orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema‟afkan (kesalahan) orang
lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”
Ayat ini menjelaskan ciri orang-orang yang bertakwa sebagai ahli surga.
Dari ayat tersebut maka akan ditemukan tiga konsep takwa yang termuat di
dalamnya antara lain:
Page | 9
Artikel Tafsir Tarbawi
2. Menahan amarah
Ciri kedua yang disebut pada ayat diatas ialah َ َٔ ْان َكا ِظ ًِيٍَ ْان َغ ْي
ظ
yakni mereka yang mampu menahan amarah. Menurut Ibnu Kathir, kata al-
Kadhimin mengandung makna penuh kemudian menutupnya dengan rapat.
Ia mengibaratkan seperti wadah yang penuh dengan air kemudian ditutup
dengan rapat agar tidak tumpah. Ini merupakan analogi sederhana untuk
menujukan bahwa ketika seseorang marah, keinginan untuk menbalas masih
ada. Tetapi, ia mencoba menutupnya hingga tidak terlampiaskan kemarahan
tersebut.
3. Memaafkan sesama
Ibn kathir menjelaskan bahwa ini merupakan tingkatan setelah
seseorang mampu menahan amarah, yakni mau memaafkan. al-„Afin sendiri
terambil dari kata al-„Afni yang bermakna menghapus dan maaf. Ini
menunjukan bahwa orang yang mau memaafkan berarti ia telah menghapus
bekas luka di hatinya akibat kesalahan yang dilakukan orang lain. Bila pada
tahap “menahan amarah”, orang tersebut masih memiliki rasa sakit hati yang
Page | 10
Artikel Tafsir Tarbawi
terpendam, maka pada tahap ini, orang tersebut benar-benar terhapus dan
hilang hingga seakan-akan tidak pernah terjadi sesuatu.
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Baqoroh:
153)".
5
Ibid
6
Rustin, M.S, Adrizal dan H.Akbar. 2020. NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL- QUR’AN SURAT
AL-BAQARAH AYAT 153-157(STUDI PUSTAKA TAFSIR AL- AZHAR). Jurnal JOM FTK UNIKS. 2(1):103-
112
Page | 11
Artikel Tafsir Tarbawi
)15( ٍَصث ِْش َٔانصََّل ِج َٔإَََِّٓا نَ َك ِثي َشجٌ إَِلَّ َعهَى ْان َخا ِش ِعي
َّ َٔا ْستَ ِعيُُٕا تِان
Sabar itu ada dua macam, yaitu sabar dalam meninggalkan hal-hal yang di
haramkan dan dosa-dosa, serta sabar dalam menjalankan ketaatan dan amal-amal
shaleh. Adapun jenis sabar lainnya, yaitu sabar dalam menanggung segala macam
musibah dan cobaan, jenis inipun hukumnya wajib; perihalnya sama dengan
istigfar (memohon ampun) dari segala macam cela.
Page | 12
Artikel Tafsir Tarbawi
َّ ٌا
(133) َُّللا َ يٍ ۚ َٔ َك ِ ْإِ ٌْ يَ َشؤْ ي ُْز ِْ ْث ُك ْى أَيَُّٓا انَُّاسُ َٔيَؤ
َ ِخ ت
َ آخ ِش
َ َِعهَ ٰى ٰ َرن
ك قَ ِذي ًش
Artinya: Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan
Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah Maha Kuasa
berbuat demikian(An Nisa’:133)
Ayat ini menegaskan agar manusia jangan sampai menyangka Allah Swt
memerlukan sesuatu terkait apa yang diperintahkan-Nya. Karena pada dasarnya Allah
tidak membutuhkan manusia sama sekali. Bukankah ketika manusia belum diciptakan,
Allah Swt juga tidak menemui kesulitan sedikitpun? Lalu mengapa ada pemikiran
bahwa Allah menghadapi masalah setelah penciptaan manusia? Oleh karenanya, jangan
berbangga diri dan sombong di hadapan-Nya. Karena bila Allah Swt menghendaki,
maka Dia mampu melenyapkan manusia durhaka dan menggantikan mereka dengan
orang-orang yang taat dan patuh.7 Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat
dipetik:
7
Ibrahim Lubis, M.Pd. 2012. “Makalah Tentang Ayat-ayat Terpuji dan Tercela”
https://www.anekamakalah.com/2016/04/ , Diakses Pada tanggal 02 Juli 2023
Page | 13
Artikel Tafsir Tarbawi
1. Allah memberikan kesempatan kepada orang-orang kafir bukan berarti lemah, tapi
itu bersumber dari rahmat dan kebijakan Allah Swt.
2. Segala sesuatu yang kita miliki datang dari Allah. Oleh karenanya, jangan
menyangka kekayaan yang dimiliki itu akan kekal agar tidak sampai terkena penyakit
sombong di hadapan Allah Swt.
َّ ٌا
َُّللا َّ اب ان ُّذ َْيَا فَ ِع ُْ َذ
َ َّللاِ ثَ َٕابُ ان ُّذ َْيَا َٔ ْاْل ِخ َش ِج ۚ َٔ َك َ َٕ َاٌ ي ُِشي ُذ ث
َ َي ٍْ َك
صي ًش
ِ ََس ًِيعًا ت
Artinya: Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi),
karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.(An Nisa:134)
Ayat ini berbicara tentang orang mukmin yang berpandangan sempit. Mereka
beriman kepada Allah, tapi hanya memikirkan kesejahteraan duniawi semata. Seperti
orang mukmin yang ikut dalam peperangan, tapi pikiran mereka terpusat pada rampasan
perang. Tentang kelompok ini, Allah Swt menyatakan, "Mengapa kalian hanya
menginginkan harta dunia, padahal kalian beriman kepada Allah? Padahal dunia dan
akhirat kedua-duanya berada di sisi Allah Swt. Apakah kalian menyangka dengan
memikirkan akhirat, maka kalian akan kehilangan dunia? Padahal Allah Swt
menginginkan agar kaum Mukminin memperoleh kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.
Karena meninggalkan salah satu untuk memperoleh yang lainnya hanya akan
mendatangkan kerugian bagi manusia. Barang siapa di antara kalian, wahai manusia,
menghendaki pahala di dunia ini sebagai ganjaran atas perbuatan baik dan amal saleh
yang telah ia lakukan, maka ketahuilah bahwa di sisi Allah ada pahala dunia dan
akhirat, yang lebih baik dan lebih tinggi nilainya daripada apa yang ia dapatkan di dunia
ini. Lalu mengapa ia meminta yang lebih rendah, tidak meminta yang lebih tinggi
nilainya? Dan hendaklah hamba-Nya memohon kepada-Nya kebaikan dunia dan akhirat
karena Allah Maha Mendengar apa yang diucapkan dan didoakan hamba-hamba-Nya,
Page | 14
Artikel Tafsir Tarbawi
Maha Melihat apa yang diperbuat mereka.Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang
dapat dipetik:
1. Manusia akan merugi bila tujuan dari perbuatan baiknya hanya untuk hal-hal duniawi
saja.
2. Islam adalah Agama yang lengkap dan realistis. Islam mendorong para pengikutnya
agar berusaha memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.8
Kesimpulan
Akhlak secara etimologi berasal dari kata “kholaqo” dan merupakan bentuk
jamak dari “khuluqun” yang memiliki arti perangai, tingkah laku dan tabi‟at. Kalimat
tersebut mengandung kesesuaian dengan kata “khalqun” yang berarti kejadian, yang
mana juga erat dengan khaliq yang berarti pencipta sedangkan makhluk yang berarti
diciptakan. Sedangkan menurut terminologi, beberapa pakar mengemukakan definisi
antara lain : Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pertimbangan fikiran terlebih dahulu.
8
Ibid
Page | 15
Artikel Tafsir Tarbawi
diartikan demikian. Menahan amarah, ciri kedua yang disebut pada ayat diatas ialah
َاظ ًِيٍَ ْان َغ ْيظ
ِ َٔ ْان َكyakni mereka yang mampu menahan amarah. Menurut Ibnu Kathir, kata
al-Kadhimin mengandung makna penuh kemudian menutupnya dengan rapat. Ia
mengibaratkan seperti wadah yang penuh dengan air kemudian ditutup dengan rapat
agar tidak tumpah. Memaafkan sesama, Ibn kathir menjelaskan bahwa ini merupakan
tingkatan setelah seseorang mampu menahan amarah, yakni mau memaafkan. al-„Afin
sendiri terambil dari kata al-„Afni yang bermakna menghapus dan maaf. Ini menunjukan
bahwa orang yang mau memaafkan berarti ia telah menghapus bekas luka di hatinya
akibat kesalahan yang dilakukan orang lain.
Tafsir QS. Al-Baqarah ayat 153 Allah menjelaskan perihal sabar dan hikmah
yang terkandung di dalam masalah menjadikan sabar dan salat sebagai penolong serta
pembimbing. Karena sesungguhnya seorang hamba itu adakalanya berada dalam
kenikmatan, lalu ia mensyukurinya atau berada dalam cobaan, lalu ia bersabar
menanggungnya. Sabar itu ada dua macam, yaitu sabar dalam meninggalkan hal-hal
yang di haramkan dan dosa-dosa, serta sabar dalam menjalankan ketaatan dan amal-
amal shaleh.
Pada Q.S. Tafsir an-Nisa‟ ayat 133-134 menegaskan agar manusia jangan
sampai menyangka Allah Swt memerlukan sesuatu terkait apa yang diperintahkan-Nya.
Karena pada dasarnya Allah tidak membutuhkan manusia sama sekali. Serta berbicara
tentang orang mukmin yang berpandangan sempit. Mereka beriman kepada Allah, tapi
hanya memikirkan kesejahteraan duniawi semata. Seperti orang mukmin yang ikut
dalam peperangan, tapi pikiran mereka terpusat pada rampasan perang.
Page | 16
Artikel Tafsir Tarbawi
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim Lubis, M.Pd. 2012. “Makalah Tentang Ayat-ayat Terpuji dan Tercela”
https://www.anekamakalah.com/2016/04/ , Diakses Pada tanggal 02 Juli 2023
Page | 17