Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG AKHLAK ISLAMIYAH

Tugas individu Mentoring


Pementor :

OLEH

Yeni Marlina

1601110170

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada SAYA, sehingga SAYA dapat menyusun dan menyesaikan
makalah ini dengan judulAKHLAK ISLAMIYAH.

Makalah ini SAYA susun untuk memenuhi tugas MENTORING pada


Semester ganjil.

Dengan terselesaikannya makalah ini, SAYA sampaikan terimakasih yang


sebanyak banyaknya kepada kakak pementor yang telah memberikan tugas ini
kepada saya, sehingga saya bisa lebih mendalami tentang kajian dalam islam,
khususnya mengenai akhlak islamiah.

Saya menyadari bahwa makalah ini perlu di tingkatkan lagi mutunya, oleh
karena itu saran dan kritik sangat saya harapkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Pekanbaru,21 november 2016


Penyusun,

Yeni Marlina

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia bukanlah malaikat yang lepas dari kesalahan dan dosa, sanggup beribadah
dan bertasbih selamanya, namun manusia juga bukan syaitan yang senantiasa salah, sesat dan
menyesatkan, akan tetapi manusia adalah makhluk yang diberikan dan dibekali oleh allah
akal dan nafsu ditambah lagi dengan qalbu kesinambungan akal dan nafsu disertai dengan
hati yang bersih menjadikan manusia mendapatkan derajat yang tinggi dari malaikatKalau
kita tengok sejarah kebelakang sebelum islam itu datang, kita dapat temukan refernsi-
referensi tentang bejad dan tercelanya sifat para kaum-kaum jahiliyah yang tidak mempunyai
peradaban yang murni mereka hanya mengumbar nfsu belaka tanpa mementingkan etika
yang baik dan mulia. Ini semua adallah disebabkan oleh tidak adanya aturan dalam hidup,
oleh sebab itu Allah SWT mengutus seorang nabi yang merupakan nabi dan rosul terakhir
yang diutus hingga akhir zaman untuk menyempurnakan akhlak dimuka bumi ini terkhusus
bagi bangsa arab sendiri sebagaimana diterangkan dalam hadist berikut:

Artinya: Sesungguhnya aku (Muhammad) di utus untuk menyempurnakan akhlak
Hadits diatas menunjukan kepada kita, bahwa benar-benar nabi kita Muhammad SAW diutus
untuk menyempurnakan dan memaksimalkan akhlak baik di dunia ini, karena dengan akhlak
baiklah maka kan berbuah syurga yang dinanti

B.Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini, diantaranya:

1. Pengertian akhlak yang di lihat dari segi kebahasaan (Linguistik) dan segi peristilahan
(Terminologi) !

2. Ruang lingkup akhlak yang islami!

3. Akhlak karimah dan akahlak mazmumah!

C.Tujuan Penulisan
Secara umum Diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat lebih memahami
dan menerapkan perihal Akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga baik penyusun
maupun pembaca dapat menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya. Selain itu juga
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Al - Islam, agar telaksana tujuan pendidikan yang
diharapkan.
PEMBAHASAN

Ada dua pendekatan untuk mendefenisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik


(kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Kata Akhlak berasal dari bahasa
arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun
yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq yang berarti
pencipta; demikian pula dengan akhluqun yang berarti yang diciptakan.
Secara epistemologi atau istilah akhlak bisa diartikan berbagai perspektif sesuai dengan para
ahli tasawuf diantaranya :

1.Ibnu Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut:



Artinya:
Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa
melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu).
2. Imam Al-Ghozali mengemukakan definisi Akhlak sebagai berikut:


Artinya:
Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-
perbuatan dengan mudah, dengan tidak memertrlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu).
3. Prof. Dr. Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa yang disebut akhlak Adatul-
Iradah atau kehendak yang dibiasakan. Definisi ini terdapat dalam suatu tulisannya yang
berbunyi:

Artinya: Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah
kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka
kebiasaan itu dinakamakan akhlak.
1. Makna kata kehendak dan kata kebiasaan dalam penyataan tersebut dapat diartikan
bahwa kehendak adalah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah bimbang,
sedang kebiasaan ialah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya.
Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan
dari kekuatan dari kekuatan yang besar inilah dinamakan Akhlak.
Sekalipun ketiga definisi akhlak diatas berbeda kata-katanya, tetapi sebenarnya tidak
berjauhan maksudnya, Bahkan berdekatan artinya satu dengan yang lain. Sehingga Prof. Kh.
Farid Maruf membuat kesimpulan tentang definisi akhlak ini sebagai berikut:
Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan,
tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Ruang Lingkup Akhlak
1. Akhlak dalam beribadah kepada Allah
Beberapa akhlak yang sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai mahluk kepada kholiq-
Nya, diantaranya:
Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai
denganperintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap
perintah Allah.
Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik
diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan
dan ketentraman hati.
Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti ibadah,
karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan penerapan akhlak dalam Kehidupan.
Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil
pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah
dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu idak layak kalau hidup dengan
angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan
ibadah kepada Allah.
Seorang muslim harus menjaga akhlaknya terhadap Allah swt, tidak mengotorinya dengan
perbuatan syirik kepada-Nya. Sahabat Ismail bin Umayah pernah meminta nasihat kepada
Rasulullah saw, lalu Rasulyllah memberinya nasihat singkat dengan mengingatkan,
Janganlah kamu menjadi manusia musyrik, menyekutukan Allah swt dengan sesuatupun,
meski kamu harus menerima resiko kematian dengan cara dibakar hidup-hidup atau tubuh
kamu dibelah menjadi dua. (HR. Ibnu Majah).
2. Akhlak kepada Diri Sendiri
Adapun Kewajiban kita terhadap diri sendiri dari segi akhlak, di antaranya:
Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian
nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika
melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung
banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan
adalah memuji Allah dengan bacaan Alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan
dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.
Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua,
muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat
iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
3. Akhlak kepada orang tua dan keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota
keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak adalah
berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak
dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak
sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati
perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi
berusaha.
Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh
anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua dengan anak,
maka akan lahir wibawa pada orang tua. Demikian sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang
tua pada anak oleh karena itu kasih sayang harus menjadi muatan utama dalam
komunikasisemua pihak dalam keluarga.
Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin,keakraban, dan keterbukaan
di antara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan di antara mereka. Dengan
demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-betul menjadi tempat
tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi penghuninya. Melalui
komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-
nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima
pada masa-masa selanjutnya.
4. Akhlak kepada Sesama Manusia
Berakhlak baik terhadap sesama pada hakikatnya merupakan wujud dari rasa kasih sayang
dan hasil dari keimanan yang benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw, Mukmin yang
paling sempurna imanya ialah yang paling baik akhlaknya. Dan yang paling baik diantara
kamu ialah mereka yang paling baik terhadap isterinya. (HR. Ahmad).
A) Akhlak kepada sesama muslim
Diantara akhlak terpenting terhadap sesama Muslim adalah :
1. Memberi bantuan harta dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Rasulullah SAW bersabda :
Barangsiapa berada dalam kebutuhan saudaranya, maka Allah berada dalam
kebutuhannya, dan barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dari oarng Muslim dari
berbagai kesusahan dunia, maka Allah menghilangkan darinya satu kesusahan dari berbagai
kesusahan pada hari kiamat.

2. Menyebarkan salam
Rasulullah SAW bersabda :
Kalian tidak masuk surga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak beriman sehingga
kalian saling mencintai. Maukah kuberitahukan sesuatu kepada kalian, jika mengerjakannya
kalian saling mencintai ? Sebarkanlah salam. (HR. Muslim)

3. Menjenguknya jika ia sakit


Rasulullah SAW bersabda :
Jenguklah orang yang sakit, berikanlah makanan kepada orang yang kelaparan serta
bebaskanlah kesukaran orang yang mengalami kesukaran. (Diriwayatkan Bukhari)

4. Menjawabnya jika ia bersin


Rasulullah SAW bersabda :
Jika salah seorang diantara kalian bersin, hendaklah mengucapkan, Alhamdulillah, dan
hendaklah saudara atau sahabatnya menjawab, Yarhamukallah, dan hendaklah dia (yang
bersin) mengucapkan. yahdikumullah wa yuslihu balakum.

5. Mengunjunginya karena Allah


Rasulullah SAW bersabda :
Barangsiapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka ada
penyeru yang menyerunya, Semoga engkau bagus dan bagus pula perjalananmu, serta
engkau mendiami suatu tempat tinggal di surga. (HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)

6. Memenuhi undangannya jika dia mengundangmu


Rasulullah SAW bersabda :
Hak orang Muslim atas Muslim lainnya ada lima : Menjawab salam, mengunjungi yang
sakit, mengiring jenazah, memenuhi undangan, dan menjawab orang yang bersin. (HR.
Asy-Syaikhani)
Tambahan dari HR. Muslim apabila ia minta nasihat, maka berilah dia nasihat.

7. Tidak menyebut-nyebut aibnya dan menggunjingnya, secara terang-terangan atau


sembunyi-sembunyi
Rasulullah SAW bersabda :
Setiap Muslim atsa Muslim lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.

8. Berbaik sangka kepadanya.


Rasulullah SAW bersabda :
Jauhilah persangkaan, karena persangkaan itu perkataan yang paling dusta. (Muttafaq
Alaihi)

B) Akhlak kepada non muslim

Ada tiga hadits tentang hal ini. Hadits Pertama, sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam


. Sesungguhnya para utusan (duta) itu tidak boleh dibunuh [Hadits Riwayat Abu Dawud]

Maksudnya adalah, para utusan yang dikirim oleh orang-orang kafir sebagai duta dan
penghubung antara kaum muslimin dengan kaum kafir. Keadilan dan kasih sayang Islam
tidak memperbolehkan untuk membunuh dan menyakiti mereka. Karena, dalam Islam
terdapat ajaran (agar menjaga dan mentaati) perjanjian dan ikatan janji. Ini diantara gambaran
cara bergaul tingkat tinggi dari kaum muslimin, atau dari agama Islam, atau dari Nabi Islam
kepada orang-orang kafir, non Islam.

Hadits Kedua, yaitu dalam wasiat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kepada Muadz bin
Jabal Radhiyallahu anhu, beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.


. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik [Hadits Riwayat Ahmad, Tirmidzi,
Darimi]

Dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak mengatakan Pergaulilah
kaum muslimin, atau orang-orang yang shalih, atau orang-orang yang mengerjakan shalat,
akan tetapi beliau mengatakan dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.

Maksudnya adalah semua menusia, yang kafir, yang muslim, yang mushlih (yang melakukan
perbaikan), yang faajir (jahat) dan yang shalih, sebagai bentuk keluasan rahmat dan
kelengkapannya dengan akhlak din (agama). Hadits Ketiga, yaitu hadits tentang seorang
Yahudi, tetangga Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang sering menyakiti beliau Shallallahu
alaihi wa sallam. Suatu ketika, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengetahui bahwa orang
yang selalu menyakitinya ini memiliki seorang anak yang sedang sekarat. Maka Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam datang berkunjung ke rumahnya dan mengajaknya menuju jalan
Rabb-nya, dengan harapan semoga Allah memberikan petunjuk dan memperbaiki keadaan
orang ini.
1. Saling toleransi dalam hal masalah agama (ibadah)
2. Melindunginya kalau mereka meminta pertolongan
3. Jangan saling menyakiti
Di dalam hadits Qudsi Allah SWt berfirman :
Siapa yang menyakiti orang kafir (dzimmy), maka Aku akan jadi musuhnya di hari
kiamat. (HR. Muslim)

C. Akhlak karimah dan akhlak mazmumah

1. Akhlak karimah

Karimah berarti mulia, terpuji, baik. Apabila perbuatan yang keluar atau yang dilakukan itu
baik dan terpuji menurut syariat dan akal maka perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia
atau akhlakul karimah.
Rasulullah saw juga bersabda:
Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. (HR. Abu
Dawud dan Tirmidzi)
Fungsi akhlakul karimah dalam kehidupan adalah sebagai buah dari satu-satunya latar
belakang diciptakannya manusia, yaitu untuk beribadah (menyembah) kepada Allah swt.
Karena akhlakul karimah merupakan cermin dari berbagai aktivitas ibadah kepada Allah swt.
Tanpa buah (akhlakul karimah) ini maka ibadah hanyalah sebagai upacara dan gerak-gerik
yang tidak memiliki nilai dan manfaat apa-apa.

Contoh-contoh akhlak karimah:


a. Ikhlas
Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada dasarnya
berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. Abu Al-Qasim Al-Qusyairi
mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat dari Nabi Saw, Aku pernah
bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, Aku telah menanyakan hal itu
kepada Allah, lalu Allah berfirman, (Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku yang Aku
berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku.
b. Amanah
Secara bahasa amanah bermakna al-wafa (memenuhi) dan wadiah (titipan) sedangkan
secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini
didasarkan pada firman Allah SWT: Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk
mengembalikan titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara
manusia agar menghukumi dengan adil (QS 4:58).
c. Adil
Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain ialah
berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada beberapa
peringkat, yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara.
d. Bersyukur
Syukur menurut kamus Al-mujamu al-wasith adalah mengakui adanya kenikmatan
dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut.Sedangkan makna
syukur secara syari adalah : Menggunakan nikmat AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal
yang dicintainya. Lawannya syukur adalah kufur.Yaitu dengan cara tidak memanfaatkan
nikmat tersebut, atau menggunakannya pada hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT.
e. Berani atau Pemberani
adalah Sikap pantang menyerah. Salah satu sifat yang dikaruniakan oleh Alloh SWT
kepada setiap manusia, meskipun dalam hatinya merasa takut namun tetap maju meskipun
rasa takut menyelimutinya. meski pertama mengalami kegagalan ia akan selalu memikirkan
bagaimana kegagalan tersebut tidak terulang untuk yang kesekian kalinya.

f. Malu
malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela, sehingga mampu menghalangi seseorang dari
melakukan dosa dan maksiat serta mencegah sikap melalaikan hak orang lain.
g. jujur
Jujur dapat diartikan bisa menjaga amanah. Jujur merupakan salah satu sifat manusia
yang mulia, orang yang memiliki sifat jujur biasanya dapat mendapat kepercayaan dari orang
lain. Sifat jujur merupakan salah satu rahasia diri seseorang untuk menarik kepercayaan
umum karena orang yang jujur senantiasa berusaha untuk menjaga amanah. Amanah adalah
ibarat barang titipan yang harus dijaga dan dirawat dengan sungguh-sungguh dan penuh
tanggung jawab. Berhasil atau tidaknya suatu amanat sangat tergantung pada kejujuran orang
yang memegang amanat tersebut.

2. Akhlak mazmumah

Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah
dan RasulNya).
Contoh-contoh akhlak mazmumah :
a. sombong
Sombong atau istilah bahasa Arabnya Al-Bathar, dalam kamus Lisan Al Arab
dikatakan, bahwa arti dari kata Bathar sama dengan Tabakhtur (takabur). Dan ada juga yang
mengatakan arti sombong di kala mendapat nikmat atau sombong karena kaya. Orang yang
sombong berarti tidak mensyukuri nikmat yang dianugerahkan kepadanya.
b. Angkuh, Yaitu suka memandang rendah orang lain
c. Egois,Yaitu selalu mementingkan diri sendiri, dan cenderung kurang
bersosialisasidengan sesama
d. Pembenci, Yaitu sifat yang kurang bisa memaafkan kesalahn orang lain
e. Pendusta, Yaitu selalu berkata bohong
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala
pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Akhlak ini merupakan hal
yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia
yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W.
Anas bin Malik radhiallahu anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.
(HR.Bukhari dan Muslim).
B. Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi
pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca
maupun penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam
kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W , setidaknya kita
termasuk kedalam golongan kaumnya.

Anda mungkin juga menyukai