Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“ BANGUN RUANG”

GEOMETRI BIDANG DAN RUANG

OLEH KELOMPOK 7

Andri Pratama pencawan (4221111030)

Chindy Fransiska Hutagalung (4223311012)

Dame Enjelina Sigalingging (4223311011)

Dwita Meliani Harahap (4223311004)

Jhonatan Manalu (4223311020)

Petra Aprina Benedicta Sinaga (4223311002)

Shaerleen Naviry Br kembaren (4223311010)

DOSEN PENGAMPU :

Prof. Dr. Hasratudin Siregar M.Pd

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas wajib dalam mata kuliah Geometri
bidang dan ruangan yaitu Makalah Bangun Ruang Sisi Lengkung. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu di mata kuliah ini yakni, Bapak Prof.
Dr. Hasratudin Siregar M.Pd yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas
makalah ini.

Tugas Makalah ini disusun dengan harapan dapat meningkatan wawasan pembaca
sekaligus penulis mengenai pengetahuan mengenai bangun ruang. Kami penulis menyadari
bahwa tugas makalah yang dikerjakan ini masih jauh dalam hal kesempurnaan. Maka dari itu
apabila dalam hasil tugas ini masih ada kekurangan dan kesalahan kami mohon maaf. Karena
sesungguhnya pemahaman dan pengetahuan kami hanya terbatas.

Untuk menyempurnakan tugas Makalah Bangun Ruang ini, penulis mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun dan memotivasi. Saya berharap semoga
tugas Makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang dan terlebih khusus bagi penulis.

Medan, 8 april 2023

Penulis
Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAAN ..................................................................................................................... 3
2.1 Kubus ............................................................................................................................................ 3
2.2 Balok ............................................................................................................................................. 5
2.3 Prisma ........................................................................................................................................... 8
2.4 Kerucut........................................................................................................................................ 11
2.5 Bola ............................................................................................................................................. 14
2.6 Limas .......................................................................................................................................... 16
2.7 Tabung ......................................................................................................................................... 21
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 22
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 22
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geometri adalah salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang bentuk,
ukuran, dan hubungan spasial antar objek di bidang maupun di ruang. Dalam geometri,
terdapat dua konsep utama, yaitu geometri bidang dan geometri ruang. Geometri bidang
mempelajari tentang bentuk, ukuran, dan sifat-sifat objek dua dimensi seperti segitiga,
lingkaran, dan persegi panjang, sedangkan geometri ruang mempelajari tentang bentuk,
ukuran, dan sifat-sifat objek tiga dimensi seperti kubus, balok, kerucut, dan bola.

Salah satu topik penting dalam geometri ruang adalah bangun ruang. Bangun ruang
adalah objek tiga dimensi yang memiliki volume dan luas permukaan. Contoh bangun ruang
antara lain kubus, balok, prisma, kerucut, tabung, dan bola. Pengetahuan tentang bangun
ruang sangat penting dalam berbagai bidang, seperti arsitektur, teknik sipil, dan ilmu fisika.
Dalam makalah tentang bangun ruang dalam geometri bidang dan ruang, akan dibahas
tentang definisi bangun ruang, sifat-sifat bangun ruang, cara menghitung volume dan luas
permukaan bangun ruang, serta contoh-contoh penerapan bangun ruang dalam kehidupan
sehari-hari dan berbagai bidang. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang bangun ruang dan pentingnya pengetahuan tentang bangun ruang
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bidang-bidang tertentu.

Geometri adalah salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang bentuk,
ukuran, dan hubungan spasial antar objek di bidang maupun di ruang. Dalam geometri,
terdapat dua konsep utama, yaitu geometri bidang dan geometri ruang. Geometri bidang
mempelajari tentang bentuk, ukuran, dan sifat-sifat objek dua dimensi seperti segitiga,
lingkaran, dan persegi panjang, sedangkan geometri ruang mempelajari tentang
bentuk,ukuran, dan sifat-sifat objek tiga dimensi seperti kubus, balok, kerucut, dan bola.

Salah satu topik penting dalam geometri ruang adalah bangun ruang. Bangun ruang
adalah objek tiga dimensi yang memiliki volume dan luas permukaan. Contoh bangun ruang
antara lain kubus, balok, prisma, kerucut, tabung, dan bola. Pengetahuan tentang bangun
ruang sangat penting dalam berbagai bidang, seperti arsitektur, teknik sipil, dan ilmu fisika.

Dalam makalah tentang bangun ruang dalam geometri bidang dan ruang, akan dibahas
tentang definisi bangun ruang, sifat-sifat bangun ruang, cara menghitung volume dan luas
permukaan bangun ruang, serta contoh-contoh penerapan bangun ruang dalam kehidupan
sehari-haridan berbagai bidang. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang bangun ruang dan pentingnya pengetahuan tentang bangun ruang
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bidang-bidang tertentu

1
.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang melatarbelakangi dibuatnya makalah yaitu:
1. Apa pengertian bangun ruang?
2. Bagaimana cara menentukan volume bangun ruang?
3. Bagaimana cara menentukan luas permukaan bangun ruang?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari makalah yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu bangun ruang.
2. Untuk mengetahui cara menentukan volume bangun ruang.
3. Untuk mengetahui cara menentukan luas permukaan bangun ruang.

2
BAB 2
PEMBAHASAAN
2.1 Kubus

1. Pengertian Kubus

Kubus adalah bangun ruang beraturan yang dibatasi oleh dua bidang sisi yang sejajar dan
bidang-bidang tegak yang saling berpotongan dan kongruen. Berikut adalah gambar
kubus ABCD. EFGH

Jaring-jaring kubus ABCD. EFGH adalah sebagai berikut.

2. Ciri-ciri kubus

Kubus memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini :


a. Memiliki 6 bidang sisi yang kongruen berbentuk persegi.
b. Memiliki 12 rusuk yang sama panjang.
c. Memiliki 8 titik sudut.
d. Pasangan sisi kubus berhadapan saling sejajar.
e. Sisi kubus yang yang berpotongan saling tegak lurus.

3. Unsur-unsur kubus

Perhatikan kubus ABCD, EFGH berikut.

3
Setiap kubus memiliki unsur-unsur sebagai berikut

 Titik sudut, yaitu perpotongan tiga sisi atau tig rusuk. Titik sudut kubus ABCD.
EFGH ada yaitu titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H.
 Rusuk, yaitu garis yang membentuk kubus Rusuk kubus ABCD. EFGH ada 12, yaitu
AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG dan DH.
 Sisi, yaitu bidang datar yang membatasi kubus Sisi kubus ABCD. EFGH ada 6, yaitu
ABCD, EFGH, ABFE, BCGF, DCGH, dan ADHE.
 Diagonal bidang, yaitu garis yang menghubungka dua titik sudut pada sisi (bidang
sisi). Diagonal bidang kubus ABCD, EFGH ada 12, yaitu AC BD. EG, FH, AF, BE,
CF, BG, CH, DG, DE dan AH.
 Diagonal ruang, yaitu garis yang menghubungkan dua titik dan melewati ruangan.
Diagonal ruang kubus ABCDEFGH ada 4 yaitu AG, CE, PH, dan DF.
 Bidang diagonal, yaitu bidang di dalam kubus yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua
diagonal bidang yang berhadapan dan sejajar. Bidang diagonal kubus ABCDEFGH
ada 6, yaitu ACGE, DBFH, ABGH, DEFC, BEHC, dan AFGD.
 Hubungan antara banyak sisi (s), titik sudut (T), dan rusuk (R) ditulis dengan rumus
Euler sebagai berikut. S + T = r+2

4. Pembuktian rumus-rumus pada kubus

 Volume Kubus

Kubus merupakan bentuk khusus dan balok yang rumus mencari volumenya telah
dibuktikan sebelumnya. Perbedaan yang mendasar antara kubus dan balok terletak
pada panjang rusuknya. Jika pada balok panjang rusuknya berbeda-beda antara
panjang (p), lebar (1) dan tingginya (t), maka pada kubus semua panjang rusuknya
sama yaitu panjang = lebar = tinggi.

4
Perhatikan gambar kubus diatas. Pada gambar tersebut tampak bahwa rusuk-rusuknya
sama panjang, yaitu p= l = t = s. dengan mensubstituskan nilai p, l dan t pada rumus
volume balok, maka akan di dapatkan rumus volume kubus sebagai berikut:
Volume Balok = p x l x t
Maka Volume Balok dengan rusuk yang sama panjang = p x l x t = s x s x s = 𝑠 3
Balok dengan rusuk yang sama panjang disebut juga kubus jadi
Volume Kubus = 𝒔𝟑

 Luas Kubus

Pada gambar diatas terdapat kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk “s”. Seperti
diketahui, pada kubus terdapat 6 buah sisi / bidang yang semuanya berbentuk persegi.
Bidang yang dimaksud seperti yang ada pada gambar di atas adalah bidang ABCD
(bawah), BCGF (kanan), ADHE (kiri), ABFE (depan), DCGH (belakang), dan EFGH
(atas). Dapat dilihat dengan jelas pada jaring-jaring kubus berikut :

Kemudian, kita dapat mengetahui bahwa luas permukaan kubus (L.ABCD.EFGH)


adalah jumlah luas seluruh bidang pada kubus. Dapat di uraikan sebagai berikut :
L. ABCD.EFGH = L.ABCD + L.BCGF + L.ADHE + L.ABFE + L.DCGH + L.EFGH
L. ABCD.EFGH = (s x s) + (s x s) + (s x s) + (s x s) + (s x s) + (s x s)
L. ABCD.EFGH = 6 (s x s) = 6 s2

2.2 Balok

1. Pengertian Balok

5
Balok adalah bangun ruang beraturan yang dibatasi oleh tiga pasang persegi panjang.
Berikut adalah gambar balok ABCDEFGH.

Jaring-jaring ABCD.EFGH adalah sebagai berikut.

2. Ciri-ciri balok

Balok memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


a. Mempunyai 6 bidang sisi berbentuk persegi panjang.
b. Balok memiliki 12 rusuk. Rusuk-rusuk yang sejajar memilik ukuran yang sama
panjang.
c. Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran yang sama
panjang.
d. Memiliki 8 titik sud ut.
e. Seluruh sudut pada balok adalah siku-siku.
f. Mempunyai 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang.
g. Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran yang sama panjang.
h. Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegi panjang.

3. Unsur-unsur balok

Setiap balok memiliki unsur-unsur sebagai berikut :


 Titik sudut, yaitu perpotongan tiga sisi atau tig rusuk. Titik sudut kubus ABCD.
EFGH ada yaitu titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H.
 Rusuk, yaitu garis yang membentuk kubus Rusuk kubus ABCD. EFGH ada 12, yaitu
AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG dan DH.
 Sisi, yaitu bidang datar yang membatasi kubus Sisi kubus ABCD. EFGH ada 6, yaitu
ABCD, EFGH, ABFE, BCGF, DCGH, dan ADHE.
 Diagonal bidang, yaitu garis yang menghubungka dua titik sudut pada sisi (bidang
sisi). Diagonal bidang kubus ABCD, EFGH ada 12, yaitu AC BD. EG, FH, AF, BE,
CF, BG, CH, DG, DE dan AH.
 Diagonal ruang, yaitu garis yang menghubungkan dua titik dan melewati ruangan.
Diagonal ruang kubus ABCDEFGH ada 4 yaitu AG, CE, PH, dan DF.

6
 Bidang diagonal, yaitu bidang di dalam kubus yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua
diagonal bidang yang berhadapan dan sejajar. Bidang diagonal kubus ABCDEFGH
ada 6, yaitu ACGE, DBFH, ABGH, DEFC, BEHC, dan AFGD.
 Hubungan antara banyak sisi (s), titik sudut (T), dan rusuk (R) ditulis dengan rumus
Euler sebagai berikut. S + T = r+2

4. Pembuktian rumus-rumus pada balok

 Volume Balok
Dalam membuktikan rumus volume balok dapat kita lakukan dengan pembuktian
secara induktif.

Misalkan kubus di atas memiliki volume 1 satuan. Maka jika kita menyusun beberapa
kubus yang mempunyai volume 1 satuan maka volumenya akan bertambah. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :

Gambar balok di atas memiliki volume 8 satuan karena memiliki 8 kubus. Untuk
lebih memperjelas lagi tentang volume balok, silahkan perhatikan gambar berikut.

Balok di atas memiliki volume 24 satuan karena terdapat 24 kubus 1 satuan volume
yang menyusunnya. Cara untuk mengetahui banyaknya balok tersebut hampir sama
dengan saat membuktikan rumus luas persegi. Namu bedanya kita mengitung dengan
dua tahap yaitu :
Tahap pertama : menghitung jumlah kotak yang berada pada sisi depan (lihat
gambar). Pada gambar di atas jumlah kotak yang berada disisi depan adalah 12 yang
merupakan hasil perkalian dari p = 4 dan t = 3.

7
Tahap kedua : setelah mengetahui jumlah kotak sisi depan kemudian kita kalikan lagi
dengan jumlah kolom pada sisi samping (kanan/kiri) yang kemudian menghasilkan 24
dengan l = 2. 24 tidak lain merupakan volume balok.

Dari tahapan di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa untuk mencari volume balok
dapat menggunakan rumus :
V balok = p x l x t

 Luas Balok

Perhatikan gambar di bawah :

Pada balok terdapat diatas terdapat 6 buah sisi / bidang yang semuanya merupakan
persegi panjang yaitu bidang ABCD (bawah), BCGF (kanan), ADHE (kiri), ABFE
(depan), DCGH (belakang), dan EFGH (atas). Lebih jelasnya lihat pada jaring-jaring
balok dibawah ini.

Dari gambar di atas dapat di uraikan bahwa rumus luas permukaan balok
(L.ABCD.EFGH) adalah :
L. ABCD.EFGH = L.ABCD + L.BCGF + L.ADHE + L.ABFE + L.DCGH +
L.EFGH

Karena L.ABCD = L.EFGH, LBCGF = L.ADHE dan L.ABFE = L.DCGH, maka


di dapatkan :
L. ABCD.EFGH = L.ABCD + L.BCGF + L.BCGF + L.ABFE + L.ABFE + L.ABCD
L. ABCD.EFGH = 2 L.ABCD + 2 L.BCGF + 2 L.ABFE
L. ABCD.EFGH = 2 ( L.ABCD + L.BCGF + L.ABFE )
L. ABCD.EFGH = 2 ( ( p x l ) + ( l x t ) + ( p x t ) )

2.3 Prisma

1. Pengertian Prisma

Prisma adalah salah satu jenis bangun ruang geometri dengan tiga bagian sisi. Bagian sisi
tersebut terdiri dari alas, tutup, dan vertikal. sisi alas dan tutup merupakan dua bangunan
datar yang sama bentuk dan ukurannya atau bisa disebut kongruen. Prisma sendiri
memiliki berbagai jenis sesuai dengan banyaknya sisi vertikal dan sisi pada bangun datar
alas atau tutup.

8
2. Jenis-jenis prisma

Prisma terbagi atas beberapa jenis yang mana diantaranya ialah :


 Prisma segi tiga

Ciri ciri :
1. Memiliki 5 sisi
2. Memiliki 6 titik sudut
3. Memiliki 9 rusuk
4. Sisi alas dan sisi atas berbentuk segi tiga
5. Sisi tegak berbentuk persegi panjang

 Prisma segi empat

Ciri ciri :
1. Memiliki 6 sisi
2. Memiliki 8 titik sudut
3. Memiliki 12 rusuk
4. Sisi alas dan sisi atas berbentuk segi empat atau persegi
5. Sisi tegak berbentuk persegi panjang

 Prisma segi lima

Ciri ciri :
1. Memiliki 7 sisi
2. Memiliki 10 titik sudut
3. Memiliki 15 rusuk
4. Sisi alas dan sisi atas berbentuk segi lima
5. Sisi tegak berbentuk persegi panjang

 Prisma segi enam

Ciri ciri :
1. Memiliki 8 sisi
2. Memiliki 12 titik sudut
3. Memiliki 18 rusuk
4. Sisi alas dan sisi atas berbentuk segi enam
5. Sisi tegak berbentuk persegi panjang

3. Unsur-unsur prisma

Prisma memiliki beberapa unsur pembentuknya, yaitu dua bidang sisi berbentuk segi-n
yang sejajar dan kongruen sebagai sisi alas dan sisi atas/tutup, serta sisi tegak yang
berbentuk segiempat sebagai selimut prisma.Adapun unsur unsur dari prisma yaitu :

9
 Titik sudut
Adalah titik pertemuan dari dua (atau lebih) kurva, garis, atau sisi yang bertemu yang
akhirnya membentuk sebuah sudut, serta titik yang berada diujung polygon maupun
polyhedron.
 Rusuk
Merupakan sebuah ruang garis tempat pertemuan 2 sisi dari bangun datar, ketika
menggambar bangun ruang prisma, garis-garis yang kita gambar adalah rusuknya.

 Bidang sisi
Merupakan suatu bidang yang membatasi bangun ruang dan sekitarnya atau
merupakan sebuah sisi atau bidang pada bangun ruang yang membatasi wilayah
antara ruang yang satu dengan ruang yang lain.

Berdasarkan bentuk alas dan atapnya, prisma dibedakan menjadi prisma segitiga, prisma
segi empat, prisma segi lima, prisma segi enam, dan seterusnya hingga prisma segi tak
terhingga yang sering disebut tabung

Untuk menentukan karakteristik atau sifat-sifat prisma, tergantung dari jenis prisma itu
sendiri. Dan untuk mengetahui jumlah banyaknya unsur pada prisma dapat ditentukan
dengan rumus:
sisi = n + 2, rusuk = 3n, dan titik sudut = 2n.

4. Pembuktian rumus-rumus pada prisma

 Luas permukan prisma

Untuk mencari luas permukaan prisma, yaitu harus kita cari semua luas sisi-sisi pada
bangun ruang itu. Luas permukaan prisma sama dengan
L.ABC + L.DEF + L.ABED + L.BCFE + L.ACFD
Tentunya, luas tutup prisma sama dengan luas alas prisma.
Sedangkan luas samping/selimutnya, yaitu luas sisi alas dikalikan dengan tingginya.
L.ABED = AB BE = AB t
L.BCFE = BC CF = BC t
L.ACFD = AC CF = AC t

10
Sehingga, luas permukaannya adalah
L.Permukaan = L.ABC + L.DEF + L.ABED + L.BCFE + L.ACFD
L.Permukaan = 2 L.alas + AB t + BC t + AC t
L.Permukaan = 2 L.alas + (AB + BC + AC) t
L.Permukaan = 2 L.alas + (Keliling alas) t
L.Prisma =2 L.alas + (K.alas) t

 Volume prisma
Kita dapat Membuktikan rumus volume prisma dengan menggunakan prisma tegak
segitiga siku-siku

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa prisma tegak segitiga siku-siku merupakan
hasil dari membelah balok menjadi dua bagian yang sama besar dimana perpotongan
tersebut di ambil dari diagonal bidang ruangnya.
Dari fakta diatas diperoleh bahwa :

Maka didapatkan bahwa rumus mencari volume prisma :


Volume Prisma = L.Alas t

2.4 Kerucut

1. Pengertian Kerucut

Kerucut adalah sebuah bangun ruang yang memiliki satu buah titik sudut dan dua buah
sisi. Salah satu sisinya adalah alas kerucut yang berbentuk lingkaran,dan sisi yang lain
merupakan selimut bangun kerucut. Bangun ruang kerucut terdiri atas 2 sisi,1 rusuk, dan
1 titik sudut. Salah satu contoh penerapan kerucut adalah dalam bagunan bangunan
arsitektur seperti menara atau kubah dan benda-benda dalam kehidupan sehari hari seperti
nasi tumpeng, dan topi ulang tahun.

11
KETERANGAN
r : Jari jari alas kerucut
s : garis pelukis kerucut
t : tinggi kerucut

2. Ciri – ciri kerucut

a. Memiliki dua permukaan, yaitu permukaan lengkung(selimut) dan permukaan datar pada
bagian alasnya
b. Mempunyai 1 rusuk berbentuk bulat
c. Mempunyai 1 sudut di ujung kerucut
d. Jarak dari puncak kerucut ke alasnya disebut tinggi kerucut.
e. Jarak dari pusat lingkaran alas kerucut ke tepi lingkaran disebut jari – jari alas kerucut
f. Garis yang menghubungkan puncak kerucut dengan titik tengah lingkaran alas kerucut
disebut sumbu kerucut
g. Kerucut memiliki satu titik ujung atau puncak yang dikenal sebagai vertex atau verteks.

3. Unsur-Unsur Kerucut

 Titik Puncak
Titik ujung pada kerucut yang merupaka titik tertinggi atau terjauh dari alas

 Sumbu Kerucut
Garis yang menghubungkan puncak kerucut dengan pusat lingkaran alas
 Bidang Alas

12
Permukaan datar pada bagian bawah kerucut yang berbentuk lingkaran atau elips

 Tinggi Kerucut
Jarak Antara Puncak kerucut dengan permukaan alas
 Tepi atau rusuk
Garis yang membentuk batas antara permukaan selimut dengan permukaan alas
 Jari – jari alas kerucut
Jarak dari pusat lingkaran alas kerucut ke tepi lingkaran alas
 Panjang Garis Pelukis
Garis yang menghubungkan puncak kerucut dengan titik pada tepi alas melalui
permukaan selimut kerucut.

4. Pembuktian Rumus – Rumus Pada Kerucut

 Rumus volume kerucut


V= 3 dimana r adalah jari jari alas kerucut dan h adalah tinggi kerucut
Volume Kerucut dapat dihitung dengan membagi kerucut menjadi beberapa piramida
berbentuk segitiga. Dengan demikian, volume kerucut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus volume pramida, yang dinyatakan sebagai V = dimana A
3
adalah luas alas dan h adalah tinggi piramida.

Berdasarkan definisi, luas alas kerucut adalah πr 2 sehingga volume piramida untuk
kerucut dapat dituliskan sebagai V= 3 , yang merupakan volume kerucut.

 Rumus Luas Permukaan Kerucut

Rumus luas permukaan kerucut adalah L = πr(l + r),dimana r adalah jari – jari alas
kerucut, dan l adalah panjang garis pelukis.

Untuk membuktikan rumus luas permukaan kerucut, kita dapat membagi permukaan
kerucut menjadi sebuah lingkaran pada alas dan sejumlah juring lingkaran yang
memanjang dari pusat lingkaran pada alas hingga ke tepi selimut.
Dengan demikian, luas permukaan kerucut dapat dihitung dengan menambahkan luas
lingkaran pada alas dengan jumlah luas juring lingkaran yang ada pada permukaan
selimut kerucut.

Luas lingkaran pada alas adalah πr^2, sedangkan luas juring lingkaran dapat dihitung
sebagai 1/2 × 2πrl, atau πrl, di mana l adalah panjang garis pelukis.

Dengan menggabungkan rumus tersebut, kita dapat menghitung luas permukaan


kerucut sebagai L = πr^2 + πrl = πr(l + r), yang merupakan rumus luas permukaan
kerucut.

Dalam kedua rumus tersebut, nilai π (pi) merepresentasikan rasio lingkarannya


terhadap diameternya dan selalu memiliki nilai yang sama, yaitu 3.14 atau 22/7.

13
2.5 Bola

1. Pengertian Bola
Bola merupakan salah satu bangun ruang sisi lengkung yang tersusun dari tak terhingga
banyaknya lingkaran yang berpusat di satu titik yaitu titik pusat bola. Bola juga dapat
diartikan sebagai himpunan semua titik dalam dimensi tiga yang berjarak sama dengan
suatu titik acuan, yaitu titik pusat bola.

2. Ciri-ciri lingkaran

 Tidak memiliki rusuk dan titik sudut.


 Memiliki satu bidang sisi lengkung, yakni selimut bola.
 Terdapat jari-jari dan diameter.
 Jarak dari titik pusat ke dinding bola disebut jari jari
 Jarak dari dinding bola ke dinding bola disebut diameter
 Memiliki luas permukaan dan volume
 Memiliki 1titik pusat
 Tidak memiliki diagonal bidang

3. Unsur Unsur Lingkaran

a. Jari-jari Bola
Garis A dan B disebut dengan jari-jari bangun ruang bola. Jari-jari bangun ruang bola
yaitu Jarak titik pusat bola ke sebuah titik pada kulit bola. Titik pusatnya yaitu titik O.
b. Diameter Bola
Ruas garis AB disebut dengan diameter bangun ruang bola. Diameter bola yaitu sebuah
garis yang menghubungkan dua titik pada sisi bola yang melewati titik pusat bola.
Panjang diameter bola adalah 2 kali dari jari-jari bola. Diameter bola juga dapat disebut
sebagai tinggi bola.
c. Sisi Bola
Sisi bola yaitu sebuah kumpulan titik yang memiliki jarak sama terhadap titik O. Sisi bola
juga disebut sebagai kulit bola atau selimut bola. Ruas-ruas garis pada selimut bola yaitu
ACBD disebut sebagai garis pelukis bola.

4. Pembuktian Rumus rumus pada bola

 Luas Permukaan

14
Misalkan gambar sebuah bola plastik dengan jari-jari r, sedangkan gambar yang
ditunjuk anak panah merupakan sehelai kertas dengan bentuk persegi panjang dengan
ukuran panjang 4πr dan lebarnya r. Sehingga luas persegi panjang tersebut adalah
4πr2.

Apabila bola plastik tersebut dikuliti dan kemudian kulitnya diletakkan di sehelai
kertas dengan permukaan persegi panjang dengan luas 4πr2. Kulit bola tersebut akan
sama persis menutupi keseluruhan permukaan keras kertas itu. Maka hal tersebut
menunjukkan bahwa luas permukaan bola adalah:

L. Bola = 4πr2
 Volume bola

a adalah gambar setengah bola dengan jari-jari r, Sedangkan gambar disebelahnya, b


adalah kerucut dengan jari-jari r dan tinggi 2r.
Dari kedua gambar dapat diketahui bahwa, panjang jari-jari bola sama dengan jari-
jari kerucut. Bedanya hanyalah, tinggi kerucut 2 kali jari-jari bola.
Apabila kerucut diisi dengan air hingga penuh, kemudian dituangkan ke dalam
setengah bola, maka setengah bola dapat menampung tepat volume kerucut. Sehingga
ini membuktikan bahwa volume setengah bola dengan volume kerucut yang berjari-
jari sama dengan jari-jari bola, dan tinggi kerucut 2 kali jari jarinya (t = 2r), maka
berlaku:

½ Volume bola = volume kerucut, sehingga

15
Volume bola = 2 x volume kerucut

Rumus untuk menentukan volume kerucut adalah


2
V=3
Sehingga volume bola adalah..
Volume bola = 2 x volume kerucut
2
Volume bola = 2 x 3
2 2
Volume bola = 3
4 3
Volume bola = 3
Jadi , volume bola dapat ditentukan dengan rumus persamaan:
4 3
Volume bola = 3
4 3 3
Rumus nilainya sama dengan 4 x 3 . Padahal 1/3 πr3 adalah rumus volume
3
kerucut dengan jari-jarinya yang sama dengan tingginya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa, volume bola adalah 4 kali volume kerucut.

2.6 Limas

1. Pengertian Limas

Limas merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi dengan alas berbentuk persegi
banyak dan memiliki satu titik puncak. Adapun Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), limas didefinisikan sebagai benda ruang yang alasnya berbentuk segitiga,
segiempat dan lain sebagainya dan dibidang sisinya berbentuk segitiga dengan titik
puncak berimpit.

Limas dikelompokkan menjadi bebrapa kategori seperti limas segitiga, limas segi empat,
limas segi lima, dan lain sebagainya. Limas memiliki alas berbentuk persegi disebut
piramida, sementara limas yang memiliki alas berbentuk lingkaran disebut dengan
kerucut. Misalnya, limas berbentuk piramida Mesir dengan alas persegi.

Ada pun ciri-ciri dari limas ini adalah sebagai berikut:


 Memiliki 2n rusuk
 Memiliki banyak sisi tergantung alasnya, yaitu: suatu sisi berbentuk persegi (baik itu
segi empat atau segi lima dan lain-lain) berupa alas empat sisi lainnya berbentuk
segitiga berdiri tegak dan membentuk sudut
 Memiliki n+1 bidang sisi
 Memiliki n+1 bidang sudut

2. Unsur-unsur Limas
 Titik sudut
 Rusuk
 Bidang sisi

16
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut

3. Rumus Limas

 Volume Limas
Ket:
3
 V= volume
 P= panjang
 L= lebar
 T= tinggi
 Luas Permukaan Limas

𝐿 𝑢𝑎𝑠 𝑎 𝑎𝑠 + 𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒 𝑢𝑏𝑢𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑚𝑎𝑠


4. Sifat-Sifat dan pengelompokan limas
 Memiliki alas berbentuk segi empat
 Memililki 8 rusuk
 Memiliki 5 sisi
 Memiliki 5 sudut

Sementara ada pun pengelompokan limas ini adalah


a. Limas Segitiga

Limas segitiga merupakan bangun ruang yang memiliki bidang alas berbentuk segitiga.
Biasanya sama kaki, segitiga sama sisi, dan bentuk lainnya

Rumus limas segitiga


a) Volume
𝑎 Ket:
2
 V= volume
 La = luas alas

17
 t = tinggi
b) luas permukaan
𝐿 𝐿𝑎 + 𝐿 +𝐿 +𝐿 Ket:
 La= luas alas
 L I= luas segitiga 1
 L II = luas segitiga 2
 L III = luas segitiga 3
b. Limas Segiempat

Limas segiempat yaitu limas dengan alas segiempat. Dapat berupa persegi, persegi
panjang, belahketupat, jajar genjang, layang-layang, dan trapesium.

Rumus limas segiempat


a) Volume
𝑎 Ket:
2
 V= volume
 La = luas alas
 t = tinggi
b) luas permukaan
𝐿 𝐿𝑎 + 𝐿 +𝐿 +𝐿 +𝐿
Ket:
 La= luas alas
 L I= luas segitiga 1
 L II = luas segitiga 2
 L III = luas segitiga 3
 L IV = luas segitiga 4
c. Limas Segilima

Limas segilima merupakan jenis lilmas yang memiliki alas berupa segi lima.

18
Rumus Limas segilima
a) Volume
𝑎 Ket:
2
 V= volume
 La = luas alas
 t = tinggi
b) luas permukaan

𝐿 𝐿𝑎 + 𝐿 +𝐿 +𝐿 +𝐿 +𝐿
Ket:
 La= luas alas
 L I= luas segitiga 1
 L II = luas segitiga 2
 L III = luas segitiga 3
 L IV = luas segitiga 4
 L V = luas segitiga 5

d. Limas Segienam

Limas segienam merupakan salah satu jenis limas yang memiliki alas berbentuk bangun
datar berupa segi enam.

Rumus Limas Segienam


a) Volume
𝑎 Ket:
2

19
 V= volume
 La = luas alas
 t = tinggi
b) Luas permukaan

𝐿 𝐿𝑎 + 𝐿 +𝐿 +𝐿 +𝐿 +𝐿 +𝐿
Ket:
 La= luas alas
 L I= luas segitiga 1
 L II = luas segitiga 2
 L III = luas segitiga 3
 L IV = luas segitiga 4
 L V = luas segitiga 5
 L VI = luas segitiga 6

2.7 TABUNG

1. Pengertian Tabung
Tabung adalah sebuah bangun ruang 3 dimensi yang dibentuk oleh 2 buah lingkaran
identik yang sejajar dan sebuah persegi panjang yang mengelilingi kedua lingkaran
tersebut.
2. Ciri-ciri Tabung
Sebuah tabung memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Mempunyai 2 rusuk
 Alas dan tutup berbentuk lingkaran
 Mempunyai 3 bidang sisi (bidang alas, bidang
selimut, bidang penutup/atap)

3. Unsur-unsur Tabung

Unsur-unsur pembentuk sebuah tabung adalah:

 Alas dan atap


Alas dan atap sebuah tabung adalah bagian berbentuk lingkaran yang berada di bawah
(alas) dan atas (atap).
 Selimut tabung
Selimut tabung adalah sebuah sisi lengkung yang menghubungkan sisi alas dengan
sisi atap.
 Rusuk tabung
Rusuk tabung adalah sisi alas / atap yang berbentuk lingkaran dan merupakan
perpotongan antara alas / atap dengan selimut tabung.

20
4. Tabung

 Volume Tabung
Volume tabung dapat dihitung dengan rumus berikut:
V = Luas alas tinggi
2
V=
V = π r2 t

Keterangan:

 V = Volume tabung
22
 = phi ( atau 3,14)
 r = jari – jari alas / atap
 t = tinggi tabung

 Luas Permukaan Tabung


Luas permukaan tabung dapat dihitung dengan menjumlahkan luas ketiga sisinya,
yaitu:
Luas Permukaan Tabung = Luas Alas + Luas Atap + Luas Selimut Tabung
2
Luas alas = luas atap =

Luas selimut tabung =

Jadi Luas Permukaan tabung adalah


2 2
L= + +
2
L= +
L= +
Keterangan :
 L = Luas permukaan tabung
22
 = phi ( atau 3,14)
 r = jari – jari alas / atap
 t = tinggi tabung
Pembuktian Luas Permukaan Tabung
Luas Tabung = Luas jarring-jaring
= Luas persegi Panjang + (2 Luas lingkaran)
= + (2
= (2 +(2
=2

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai bangun ruang dalam geometri bidang dan ruang,
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang bangun ruang sangat penting dalam berbagai
bidang, seperti arsitektur, teknik sipil, dan ilmu fisika. Bangun ruang adalah objek tiga
dimensi yang memiliki volume dan luas permukaan, seperti kubus, balok, prisma, kerucut,
tabung, dan bola.

Sifat-sifat bangun ruang meliputi bentuk, ukuran, dan hubungan antar bagian-bagian dari
bangun ruang tersebut. Cara menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang juga
merupakan hal yang penting untuk dipahami, karena rumus-rumus tersebut dapat digunakan
dalam perhitungan di berbagai bidang.

Contoh penerapan bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari dan berbagai bidang
mencakup berbagai hal, seperti perhitungan luas lahan, perencanaan pembangunan gedung,
perhitungan kapasitas tangki, dan sebagainya.

Dalam kesimpulannya, pengetahuan tentang bangun ruang memainkan peran penting


dalam kehidupan sehari-hari dan berbagai bidang. Oleh karena itu, penting untuk memahami
definisi, sifat-sifat, cara menghitung volume dan luas permukaan, serta contoh penerapan
bangun ruang. Dengan memahami hal-hal tersebut, seseorang dapat memanfaatkan
pengetahuan tentang bangun ruang untuk mengambil keputusan yang lebih tepat dan akurat
dalam berbagai bidang.

3.2 Saran
Makalah yang telah kami susun masih jauh dari kata sempurna maka kami penulis
menyarankan untuk setiap pembaca yang agar bisa membaca dengan baik apa yang telah
kami paparkan pada makalah ini, dan juga mendiskusikan serta mencari reverensi tambahan
agar mampu untuk lebih memahami apa yang berkaitan dengan materi yang telah kami
paparkan,dan kami pun menyarankan agar dilakukan latihan mengenai volume dan luas
bangun ruang serta melakukan aplikasi praktis agar penyampai dan penerimaan materi ini
bisa terjalan dengan baik, kiranya Dengan mengikuti saran-saran tersebut, pembaca dapat
memperdalam pemahaman tentang bangun ruang dalam geometri bidang dan ruang dan dapat
menerapkannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bidang-bidang
tertentu.

22
DAFTAR PUSTAKA
Amin. (2020, Agustus 24). Materi Bola : Pengertian, Unsur-unsur, Menghitung luas
Permukaan, dan menghitung Volume.
Doyan Blog. Macam Macam Prisma : Jenis Jenis, Rumus & Gambar. Doyanblog. Published
May 5, 2022. Accessed May 11, 2023. https://www.doyanblog.com/macam-macam-prisma/

Emma, 2023. Tabung (Silinder): Pengertian, Ciri, Unsur, Rumus, dan Contoh Soal, Minggu
April.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/01/12/144952269/unsur-unsur-bangun-ruang-
kerucut?page=all
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5618019/mengenal-bangun-ruang-beserta-macam-
dan-ciri-cirinya
Munawwarah, 2022. Pembelajaran Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Melalui Pendekatan
Etnomatematika Di MTs. Aceh, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda ACEH.
Sari, N. L. I. 2012. Asyiknya Belajar Bangun Ruang Sisi Datar. Jakarta Timur: PT Balai
Pustaka.

23

Anda mungkin juga menyukai