Anda di halaman 1dari 9

HIPERTENSI

1. Apa Hipertensi?
HIPERTENSI adalah tekanan sistolik ≥ 140 mmHg

2. Apa Faktor Risiko Hipertensi?


1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi:
Umur, Jenis Kelamin, Riwayat Hipertensi/Kardiovaskular dalam keluarga (Keturunan)

2. Faktor yang dapat dimodifikasi:


1. Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan)
2. konsumsi alkohol berlebihan
3. aktivitas fisik kurang
4. kebiasaan merokok
5. obesitas
6. dislipidemia
7. diabetes melitus
8. stres.

3. Apa Saja Klasifikasi Hipertensi?

Krisis Hipertensi ( Sistolik > 180 atau Diastolik > 120)

Hipertensi Emergency Hipertensi Urgency


(Hipertensi disertai dengan kerusakan organ) (Hipertensi tanpa disertai kerusakan organ)
Contoh: Jika Pasien datang dengan TD 200/130
1. Pasien datang dengan TD 200/180 mmHg keluhan sakit kepala ( gejala
mmHg dan muntah-muntah hebat bukan tanda kerusakan organ).
(tanda kerusakan ginjal), saat dicek Harus disertai pemeriksaan Objektif.
Ureum 200, Kreatinin 3
2. Pasien datang dengan nyeri dada, TD
200/180 mmHg, Saat dilakukan EKG
didapatkan LVH atau ST Elevasi/ST
Depresi

1
4. Bagaimana Menegakkan Diagnosis Hipertensi?
Anamnesis:
Didapatkan pasien dengan keluhan:
1. Sakit atau nyeri kepala atau rasa tidak nyaman dikepala
2. Pusing
3. Jantung berdebar-debar
4. Gelisah
5. Leher kaku
6. Penglihatan kabur
7. Rasa Sakit di dada
Pemeriksaan Fisik:
Didapatkan pemerikaan fisik : pasien tidak tampak sehat
Pemeriksaan Penunjang:
Cek Gula Darah, Kolesterol, Rekam Jantung (EKG)

5. Apa Komplikasi Hipertensi?


1. Stroke
2. Ganggan Jantung  Angina Pectoris, Infark Miokard, Gagal Jantung
3. Gagal Ginjal

6. Bagaimana Pencegahan Hipertensi?

2
7. Bagaimana Konseling Pada Penderita Hipertensi?

3
4
8. Penatalaksanaan Hipertensi?
Algoritma Tatalaksana Hipertensi

5
Ringkasan:
Hipertensi Derajat I  MONOTERAPI
Hipertensi Derajat II  Combinasi 2 Obat  Dievaluasi dalam beberapa bulan

6
Pengobatan Hipertensi:

A ACE Inhibitor Bekerja dengan menghambat pembentukan Angiotensi II +


Gradasi Kinin  Sebagai Vasodilator.
Contoh: Captopril tablet sediaan 12,5 mg dan 25 mg

Indikasi:
Sebagai pilihan utama untuk hipertensi disertai dengan :
1. DM ( untuk mencegah mikroalbuminuria + GGK )
2. CKD
3. CHF
4. Stroke

Kontra Indikasi:
1. Ibu Hamil
2. Stenosis Arteri Bilateral

Efek Samping:
1. Batuk Kering ( akibat peningkatan Bradikinin )
2. Angioderma ( Bengkak di wajah dan bibir )

Catatan:
 Jika Pasien Batuk Kering maka Obat diganti golongan ARB
 ACE Inhibittor dan ARB tidak boleh digunakan secara
bersamaan.
ARB (Penghambat Angiotensin)
Memberikan efek yang sama dengan ACE Inhibitoor , Namun
tidak degradasi kinin.
Contoh:
Candesartan tablet 8 mg dan 16 mg
B Beta Blocker Menghambat reseptor β2 di paru – paru (Beta adenoreseptor)
Catatan:
β 1 Ada di Jantung, Ginjal
β 2 Ada di paru-paru, Pmembuluh Darah Perifer, Otot

Bekerja menemani ACE Inhibitor dengan Hipertensi Grade


2 dengan CHF
Contoh:
1. Propanolol tablet 10 mg, 40 mg
 ( bisa menyebabkan Asma maka hindari penggunaan
propanolol pada penderita Asma)
 Propanolol bekerja dengan menghambat β 1 dan β 2

2. Bisoprolol tablet 5 mg dan Atenolol tablet 50mg


(Merupakan Beta Blocker selektif Jantung  hanya
bekerja dengan menghambat β 1 di Jantung sehingga
jarang menyebabkan bronkospasme/asma)
Contoh :
Pasien CHF + Ht Grade 1  ACE Inhibittor
Pasien CHF + Ht Grade 2  Kombinasi ( ACE + Beta Blocker)

7
C CCB ( Calcium Channel 1. Dihidropiridin
Blocker) ( bekerja di Pembuluh Darah  menyebabkan edem)
Bekerja dengan Contoh:
menurunkan Kontraktilitas Nifedipin tablet 10 mg, Amlodipin tablet 5 mg dan 10 mg
Jantung (Vasodilatasi) 2. Non-Dihidropiridin
(Bekerja di Jantung  Menyebabkan Bradikardia)
Contoh:
Verapamil tablet 80mg , Diltiazem tablet 30 mg

Indikasi CCB: Sebagai Terapi Tambahan Pada Hipertensi Grade 2 dengan DM/CKD
Contoh: Pasien DM disertai Hipertensi Grade 2
 Maka diberikan Terapi Obat Kombinasi ACE Inhibitor ( Captopril) + CCB (Amlodipin/Nifedipin)

Efek Samping: Edem ( Dihidropiridin)

D Diuretik Bekerja dengan cara:


1. Menurunkan TD dengan reabsorpsi sodium di
tubulus distal renal
2. Meningkatkan ekskresi sodium dan volume urin
3. Tiazid memberikan efek langsung ke arteriol 
vasodilatasi
Contoh Diuretik: HCT/Tiazid (Hidroklorotiazid tablet 25 mg)
Indikasi:
 Indikasi utama pada Hipertensi Orang Tua > 50 tahun ( yang hanya menderita hipertensi
tanpa komplikasi)
 Sebagai Terapi Tambahan Pada Hipertensi Grade 2 + CHF + EDEM
Contoh:
ACE + HCT Atau ARB + HCT
Efek Samping:
1. Hiperuresemia
2. Hipokalsemia
3. Membuang Cairan (Sering BAK)  bisa menyebabkan hipokalemia (Penurunan
Elektrolit)
Kontra Indikasi:
1. Gout Arthritis
2. Dislipidemia
3. DM

8
9. Bagaimana Penatalaksanaan Hipertensi Pada Ibu Hamil?
 Metildopa tablet  Dosis Awal diberikan 250mg 2-3x sehari selama 2 hari, dosis
dapat ditingkatkan tiap 2 hari sesuai dengan kebutuhan.
 Untuk Dosis Pengobatan 500-2000mg/hari dibagi 2 sampai 4 pemberian.
 Dosis Maksimum 3000mg/hari.

10. Mengapa Metildopa Aman Untuk Ibu Hamil?


 Metildopa aman digunakan pada Ibu Hamil.
 Metildopa merupakan Agonis Reseptor α 2 dan menurut FDA ( Food and Drug
Administration) Metildopa termasuk ke dalam kategori B jika dikonsumsi secara oral.
Namun pemberian secara intravena termasuk dalam katergori C.
 Artinya studi pada hewan percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap
janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
 Pada Ibu Menyusui , Metildopa dieksresikan dalam jumlah kecil ke ASI.

Anda mungkin juga menyukai