Anda di halaman 1dari 6

Penggolongan Obat Antihipertensi

Ida Bagus Manuaba August 12, 2017 0

Golongan obat antihipertensi yang banyak digunakan adalah diuretik tiazid (misalnya
bendroflumetiazid), beta‐bloker, (misalnya propanolol, atenolol,) penghambat angiotensin
converting enzymes (misalnya captopril, enalapril), antagonis angiotensin II (misalnya
candesartan, losartan),calcium channel blocker (misalnya amlodipin, nifedipin)
dan alphablocker (misalnya doksasozin).

1. Diuretik Tiazid
Diuretik tiazid adalah diuretik dengan potensi menengah yang menurunkan tekanan darah
dengan cara menghambat reabsorpsi sodium pada daerah awal tubulus distal ginjal,
meningkatkan ekskresi sodium dan volume urin. Tiazid juga mempunyai efek vasodilatasi
langsung pada arteriol, sehingga dapat mempertahankan efek antihipertensi lebih lama. Tiazid
diabsorpsi baik pada pemberian oral, terdistribusi luas dan dimetabolisme di hati.

2. Beta-blocker
Stimulasi reseptor beta pada otak dan perifer akan memacu penglepasan neurotransmitter yang
meningkatkan aktivitas system saraf simpatis. Stimulasi reseptor beta‐1 pada nodus sino‐atrial
dan miokardiak meningkatkan heart rate dan kekuatan kontraksi. Stimulasi reseptor beta pada
ginjal akan menyebabkan penglepasan rennin, meningkatkan aktivitas system renninangiotensin‐
aldosteron. Efek akhirnya adalah peningkatan cardiac output, peningkatan tahanan perifer dan
peningkatan sodium yang diperantarai aldosteron dan retensi air. Terapi menggunakan beta‐
blocker akan mengantagonis semua efek tersebut sehingga terjadi penurunan tekanan darah.
3. ACE Inhibitor
Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEi) bekerja dengan menghambat secara kompetitif
pembentukan angiotensin II dari precursor angiotensin I yang inaktif, yang terdapat pada darah,
pembuluh darah, ginjal, jantung, kelenjar adrenal dan otak sehingga tekanan darah dapat
menurun.

4. Antagonis Angiotensin II
Reseptor angiotensin II disubklasifikasikan menjadi reseptor AT1 dan AT2. Reseptor AT1
memperantarai respon farmakologis angiotensin II, seperti vasokonstriksi dan penglepasan
aldosteron. Banyak jaringan mampu mengkonversi angiotensin I menjadi angiotensin II tanpa
melalui ACE. Oleh karena itu memblok system renin‐angitensin melalui jalur antagonis reseptor
AT1 dengan pemberianantagonis reseptor angiotensin II mungkin bermanfaat.

5. Calsium Channel Blocker


Calcium channel blockers (CCB) menurunkan influks ion kalsium ke dalam sel miokard, sel‐sel
dalam sistem konduksi jantung, dan sel‐sel otot polos pembuluh darah. Efek ini akan
menurunkan kontraktilitas jantung, menekan pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam
jantung dan memacu aktivitas vasodilatasi, interferensi dengan konstriksi otot polos pembuluh
darah. Terdapat tiga kelas CCB: dihidropiridin (misalnya nifedipin dan amlodipin);
fenilalkalamin (verapamil) dan benzotiazipin (diltiazem). Dihidropiridin mempunyai sifat
vasodilator perifer yang merupakan kerja antihipertensinya, sedangkan verapamil dan diltiazem
mempunyai efek kardiak dan dugunakan untuk menurunkan heart rate dan mencegah angina.

6. Alpha-blocker
Alpha‐blocker (penghambat adreno‐septor alfa‐1) memblok adrenoseptor alfa‐1 perifer,
mengakibatkan efek vasodilatasi karena merelaksaasi otot polos pembuluh darah.

Penggolongan Obat Anti Diare:


1. Kemoterapeutika; untuk terapi kausal yakni memberantas bakteri penyebab diare,
cont: antibiotika, sulfonamida, dan senyawa kinolon
2. Obstipansia; untuk terapi simtomatis yang menghentikan diare dengan beberapa
cara yaitu:
a. zat-zat penekan perilstatik; akan memperlambat gerakan perilstatik pada usus
sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air & elektrolit pada mukosa
usus, cont: Loperamida (derivat petidin), Atropin, Ekstrak Belladona
b.adstrigensia; akan menciutkan selaput lendir usus, cont: tanin, garam-garam bismut,
aluminium
c.adsorbensia; akan menyerap zat-zat beracun yang dihasilkan bakteri ataupun dari
makanan (cont: karbo adsorben) , dan menutupi selaput lendir usus dan luka-luka
dengan suatu lapisan pelindung (cont: kaolin, pektin, garam bismut, aluminium)
3. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang
mengakibatkan nyeri perut pada diare. Cont: Papaverin.
(Obat-Obat Penting, 2002).

Golongan Obat Antidiabetes


1. Golongan Sulfonilurea

Derivat sulfonilurea bekerja dengan cara merangsang sel β-pulau Langerhans untuk
mengeksresikan insulin. Obat golongan ini tidak berguna bila diberikan pada penderita DM tipe
1, karena pada penderita DM tipe 1 sel β-pulau langerhans sudah rusak, sehingga tidak dapat
memproduksi insulin. Obat golongan ini dapat berguna bila diberikan pada penderita DM tipe 2
(Ganiswara et al, 1999).
2. Golongan Biguanid

Derivat biguanid mempunyai mekanisme kerja yang berlainan dengan derivat sulfonilurea, obat-
obat golongan ini bekerja dengan cara mengurangi retensi insulin, sehingga glukosa dapat
memasuki sel-sel hati, otot dan organ tubuh lainnya. Obat-obat yang termasuk golongan biguanid
adalah Metformin, Phenformin dan Buformin (Silva, 2004).
3. Golongan Thiazolidinedion

Derivat thiazolidinedion bekerja dengan cara yang sama dengan derivat biguanid yaitu
mengurangi retensi insulin, sehingga glukosa dapat memasuki sel-sel hati, otot dan organ tubuh
lainnya. Obat yang termasuk golongan thiazolidinedion adalah Trogliatone (Silva, 2004).
Referensi :
Definisi Asma
Asma merupakan suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami peradangan dan penyempitan
yang bersifat sementara. Ini terjadi karena saluran nafas tersebut sangat sensitive terhadap faktor
khusus yang menyebabkan jalan udara menyempit sehingga aliran udara berkurang dan
mengakibatkan sesak nafas.
Spesialit Obat Asma
1. Aminophillin
2. Dexamethasone
3. Efedrin Hcl
4. Salbutamol
5. Theophilline
6. Terbutaline
Penggolongan Obat Asma
1. GOLONGAN XANTIN
a. Aminophylline
b. Theophylline
c. Efedrin Hcl
2. GOLONGAN ADREGENIK SELEKTIF BETA – 2
a. Salbutamol
3. GOLONGAN KORTIKOSTEROID
a. Deksamethasone
4. GOLONGAN SIMPATOMIMETIK
a. Terbutalin
Khasiat Obat Asma
1. Sebagai Adrenergika
Yaitu obat yang memudahkan atau meniru beberapa atau semua tindakan dari system saraf
simpatis. Seperti Salbutamol dan Terbutalin.
2. Sebagai Decongestivum dan Midriatikum
Yaitu daya kerjanya atas SSP relative lebih kuat terhadap jantung dan bertahan lebih lama. Selain
bekerja langsung terhadap reseptor di otot polos dan jantung, juga secara tak langsung dapat
membebaskan NA dari depotnya. Seperti Efedrin Hcl.
3. Sebagai Derivat Xantin
Yaitu mengabsorbsi dengan kuat sinar UV dan sangat mudah ditentukan dengan menggunakan
pengukuran spektrofotometri. Seperti Theophyllin dan Aminophylline.

4. Sebagai Kortikosteroid
Yaitu golongan obat hormonal yang bekerja dengan mempengaruhi ekspresi gen pada inti sel tubuh
sehingga secara luas mempengaruhi efek kerja tubuh meliputi metabolisme elemen penting tubuh
seperti karbohidrat, protein, lemak, dan keseimbangan cairan serta elektrolit tubuh. Seperti
Deksamethason.
Mekanisme Kerja Obat
1. Aminophillin
Aminophyline bekerja sebagai antispasmodic, bronchodilator. Aminophyline di dalam lambung akan
terhidrolisa menjadi teofilin, efek bronchodilator diperlihatkan dengan merelisasi otot bronchial.
2. Dexamethasone
Sebagai imunosupresan deksametason bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap
stimulasi rangsang. Aktivitas anti-inflamasi deksamethasone dengan jalan menekan atau mencegah
respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami
inflamsi, termasuk makrofag, dan leukosit pada tempat inflamasi.
3. Efedrin Hcl
Efedrin Hcl bekerja mempengaruhi system syaraf adregenik secara langsung maupun tidak
langsung.
4. Salbutamol
Salbutamol merupakan suatu senyawa yang selektif merangsang reseptor β2 adregenik terutama
pada otot bronkus. Golongan β2 agonis merangsang produksi AMP siklik dengan cara mengaktifkan
kerja enzim adenil siklase. Efek utama setelah pemberian per oral adalah efek bronku-dilatasi yang
disebabkan terjadinya relaksasi otot bronkus. Dibandingkan dengan isoprenalin, salbutamol bekerja
lebih lama dan lebih aman, karena efek stimulasi pada jantung lebih kecil, maka biasa digunakan
pada pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
5. Theophilline
Theophylline merupakan turunan metilxantin yang mempunyai efek anatara lain merangsang
susunan syaraf pusat dan melemaskan otot polos, terutama bronkus.
6. Terbutaline
Simpatomimetik.

Anda mungkin juga menyukai