Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa (QS.Al-Baqarah [2]:2)
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an merupakan
kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan
menggunakan bahasa Arab, yang penukilannya disampaikan secara
mutawatir, dari generasi ke generasi, hingga sekarang ini. Penukilan secara
mutawatir ini dimana al-Qur’an begitu disampaikan kepada para sahabat,
maka para sahabat langsung menghafal dan menyampaikannya pula
kepada orang banyak, dalam penyampaiannya tidak mungkin mereka
sepakat untuk melakukan kebohongan. Dengan demikian, kebenaran dan Al-Qur’an merupakan sumber hukum utama dalam Islam dan menempati
keabsahan al-Qur’an terjamin dan terpelihara sepanjang masa serta tidak kedudukan pertama dari sumber-sumber hukum Islam yang lain, ia
akan pernah berubah merupakan aturan dasar yang paling tinggi. Semua sumber hukum dan
b. Pokok Isi Kandungan al-Qur’an ketentuan norma yang ada tidak boleh bertentangan dengan isi al-Qur’an
Isi kandungan al-Qur’an meliputi :
1) Tauhid d. Pedoman al-Qur’an Dalam Menetapkan Hukum
2) Ibadah Pedoman al-Qur’an dalam menetapkan hukum sesuai dengan
3) Janji dan ancaman perkembangan kemampuan manusia, baik secara fisik maupun rohani
4) Jalan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat manusia selalu berawal dari kelemahan dan ketidak kemampuan. Untuk
5) Riwayat dan cerita (qishah umat terdahulu). itu al-Qur’an berpedoman kepada tiga hal, yaitu : 1) Tidak memberatkan ( ِ
c. Dasar Kehujjahan al-Qur’an dan Kedudukan َ ( ح َرج ْ ُم ال َعدfirman Allah Swt.:
Sebagai Sumber Hukum Islam. Sebagaimana kita ketahui al-Qur’an
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. dan disampaikan kepada umat
manusia adalah untuk wajib di amalkan semua perintahnya dan wajib
ditinggalkan segala larangan-Nya sebagaimana firman Allah Swt. :
Dasar ini merupakan konsekuensi logis dari dasar yang pertama. Dengan
dasar ini kita mendapat rukhsah (keringanan ) dalam beberapa jenis
ibadah, seperti menjama’ dan mengqashar sholat apabila dalam perjalanan
dengan syarat yang telah ditentukan.
Al-Qur’an dalam menetapkan hukum adalah secara bertahap, hal ini bisa
kita telusuri dalam hukum haramnya minum minuman keras, berjudi, serta
perbuatan perbuatan yang mengandung judi ditetapkan dalam al-Qur’an.
Firman Allah Swt :
2. Al-Hadis
a. Pengertian al-Hadis
Hadis menurut bahasa mempunyai beberapa pengertian, yaitu baru ((جديد,
dekat ( )خبرberita dan ,))قريب
Adapun pengertian al-Hadis menurut istilah ahli Hadis adalah
b. Macam-Macam Hadis
Macam-macam hadis ada tiga yaitu:
1) Hadis qauliyah (perkataan)
Yaitu hadis-hadis yang diucapkan langsung oleh Nabi Saw. dalam berbagai Banyak kita jumpai ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang
kesempatan terhadap berbagai masalah, yang kemudian dinukil oleh para kewajiban
sahabat dalam bentuknya yang utuh seperti apa yang diucapkan Nabi mempercayai dan menerima segala yang disampaikan oleh Rasul kepada
Muhammad Saw. contohnya: umatnya untuk di jadikan pedoman hidup sehari-hari . Diantara ayat-ayat
yang dimaksud adalah :
Dari ayat-ayat al-Qur’an diatas tergambar bahwa setiap ada perintah taat
Apa saja harta rampasan (fai’i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya kepada Allah Swt. dalam al-Qur’an selalu diikuti dengan perintah taat
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah kepada Rasul-Nya. Demikian pula mengenai peringatan (ancaman) karena
durhaka kepada Allah Swt. dan sering disejajarkan atau disamakan dengan
ancaman karena durhaka kepada Nabi Muhammad Saw. Hadis-hadis diatas menunjukkan bahwa berpegang teguh kepada
2) Dalil al-Hadis hadis atau menjadikan hadis sebagai pegangan dan pedoman hidup itu
Mari kita pahami dalam salah satu pesan Rasulullah Saw. adalah wajib, sebagaimana wajibnya berpegang teguh kepada al-Qur’an.
berkenaan dengan
kewajiban menjadikan hadis sebagai pedoman hidup, disamping al-Qur’an d. Fungsi al-Hadis terhadap al-Qur’an adalah:
sebagai pedoman utamannya , beliau bersabda : Dalam al-Qur’an masih banyak ayat bersifat umum dan global
yang memerlukan penjelasan. Dari penjelasan itu diberikan oleh
Rasulullah Saw. yang berupa al-Hadis. Tanpa penjelasan dari beliau
banyak ketentuan al- Qur’an yang tidak bisa dilaksanakan. Maka dari itu
al-Hadis memiliki beberapa fungsi terhadap al-Qur’an antara lain:
1. Bayanut taqrir: menetapkan dan menguatkan atau menggarisbawahi
suatu hukum yang ada dalam al-Qur’an, sehingga hukum hukum itu
mempunyai dua sumber, yaitu ayat yang menetapkannya dan hadis
yang menguatkannya. Contoh: hadis tentang penetapan bulan dengan
kewajiban puasa di bulan Ramadhan. Hadis tersebut menguatkan
redaksi QS. Al Baqaroh ayat 185 :
\
Qiyas ialah memberlakukan ketentuan hukum yang ada pada pokok (asal)
kepada cabang (persoalan baru yang tidak disebutkan nash) karena
adanya pertautan ‘illat keduanya. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat
tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (QS. An-Nisa’ [4]:59)