Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

HELMINTHOLOGI
- KELOMPOK 3 -
NEMATODA
1. Merupakan spesies terbesar, jumlah 7. Saluran pencernaan makanan,
sekitar 10.000 jenis nematoda system saraf, system ekskresi,
2. Habitat mulai dari tanah, air tawar, air serta pada sistem reproduksi
asin, tanaman dan hewan. cacing nematoda terpisah tetapi
3. Tergolong dalam tidak memiliki system sirkulasi
filum Nemathelminthes darah
4. Cacing dewasa berukuran mulai dari 2
cm sampai lebih dari 1 meter
5. Bentuk bulat panjang seperti benang,
tidak bersegmen, dan kulit diliputi
kutikula.
6. Cacing jantan lebih kecil dari cacing
betina, biasanya ujung posterior
melengkung kedepan.
JENIS – JENIS NEMATODA

Nematoda Usus Nematoda darah dan jaringan


Ascaris lumbricoides (cacing gelang) Wuchereria bancrofti
Trichuris trichiura (cacing cambuk) Brugia malayi
Necator americanus (cacing tambang) Brugia timori
Ancylostoma duodenale (cacing tambang) Loa-loa (cacing mata)
Strongyloides stercoralis Onchocerca volvulus (filaria
Enterobius vermicularis (cacing kremi) volvulus)
Ascaris lumbricoides
Morfologi cacing dewasa jantan
▪ Berbentuk gilig (silindris) Morfologi cacing dewasa betina
▪ Berwarna putih kecokelatan atau
kuning pucat ▪ Berbentuk gilig (silindris)
▪ Memiliki tiga tonjolan bibir berbentuk ▪ Berwarna putih kecokelatan atau
segitiga, satu dibagian dorsal dan dua kuning pucat
di ventrolateral ▪ Memiliki tiga tonjolan bibir berbentuk
▪ Memiliki ukuran 10-31 cm dengan segitiga, satu dibagian dorsal dan dua
diameter 2-4 mm diventrolateral
▪ Memiliki ujung posterior yang tajam ▪ Memiliki ukuran 22-35 cm dengan
dan melengkung ke ventral diameter 3-6 mm
▪ Memiliki ujung posterior yang lurus
Ascaris lumbricoides

Morfologi telur infertil


Morfologi telur fertil
▪ Berbentuk oval
▪ Berbentuk oval ▪ Ukuran : panjang 45-75 μm dan lebar
▪ Ukuran : panjang 45-75 μm dan lebar 35-50 35-50 μm
μm ▪ Dinding 3 lapis : lapisan luar yang tebal
▪ Dinding 3 lapis : lapisan luar yang tebal berkelok-kelok (lapisan albumin),
berkelok-kelok (lapisan albumin), lapisan lapisan kedua dan ketiga relatif halus
kedua dan ketiga relatif halus (lapisan hialin (lapisan hialin dan vitelin)
dan vitelin) ▪ Telur berisi embrio
▪ Telur berisi embrio ▪ Berwarna kuning kecoklatan
▪ Berwarna kuning kecoklatan
SIKLUS HIDUP
SIKLUS HIDUP &TRANSMISI
Ascaris lumbricoides merupakan salah satu cacing
yang transmisinya melalui media tanah atau Soil
Transmitted Helminth. Dimulai dari tanah yang
terkontaminasi feses yang mengandung telur cacing
hingga cacing tertelan manusia dan berhasil
menginfeksi manusia. Sesuai dengan Gambar 1.

HABITAT
Manusia merupakan satu satunya hospes cacing
Ascaris lumbricoides yang habitatnya berada di
mukosa usus halus.

Gambar 1. Siklus hidup Ascaris lumbricoides


PATOGENESIS
▪ Banyak ditemukan di negara-negara berkembang atau terbelakang yang
sanitasinya tidak baik
▪ Umumnya terjadi pada anak yang sering bermain ditanah
▪ Infeksi Ascaris dikaitkan dengan respon imun hospes terhadap larva
▪ Efek migrasi larva dapat menyebabkan trauma mekanik dan lisis sel oleh enzim
yang dihasilkan oleh larva
▪ Menetas menembus mukosa usus,merusak jaringan dan tersesat pada akhirnya
mati di bagian tubuh lain seperti limpa, hati, nodus limfe, dan otak.
▪ Pada infeksi sedang hingga berat, dapat terjadi malnutrisi
▪ Dapat terjadi nyeri abdomen, urtikaria, eosinofilia, nyeri pada mata, asma dan
insomnia sebagai respon alergi terhadap metabolit yang dihasilkan cacing
▪ Menyebabkan penyakit Ascariasis/Sindrom Loffler dan Charcot Leyden
LOEFFLER’S SYNDROME
Disebut sebagai Pulmonary Eosinophila atau
pneumonia eosinofilik.
Ditemukan pertama kali oleh Loffler pada tahun 1932, Loeffler
mengidentifikasi hubungan antara infiltrat paru (bayangan radiografi) dan
eosinofilia.
Penyakit paru-paru dimana eosinophil ( sel darah putih) muncul
dalam jumlah yg meningkat diparu-paru dan aliran darah

Merupakan reaksi alergi yg timbul akibat menumpuknya infiltrate


dan eosinophil pada paru-paru karena adanya infeksa cacing dalam
jumlah banyak
GEJALA KLINIS LOFFLER’S SYNDROME

• Disertai demam, otot pegal atau mual


• Batuk kering, napas mengi atau bengek
• Napas tambahan yang terdengar spt suara rendah akibat
adanya lendir
• Gejala bisa hilang timbul secara spontan
• Biasa gejala sembuh dlm 2 hingga 3 minggu
• Sebagian penderita tidak menunjukkan tanda-tanda yang
jelas saat diperiksa
Tinjauan Klinis
▪ Menginfeksi paru mulai sekitar 9 sampai 12 hari setelah konsumsi dan terjadi selama
migrasi larva melalui paru-paru.
▪ Menginfeksi pernapasan, sembuh dalam 1 sampai 2 minggu
▪ Darah tepi dari pasien menunjukkan eosinofilia sedang hingga ekstrim.
▪ Sputum mengandung eosinofil
▪ Foto rontgen dada menunjukkan Infiltrat transien, migrasi, interstitial nonsegmental &
alveolar (sering berbasis perifer atau pleura)
▪ Evaluasi fungsi paru biasanya menunjukkan defek ventilasi restriktif ringan hingga
sedang dengan penurunan kapasitas difusi karbon monoksida (DlCO)
Tinjauan Klinis
▪ Ascaris larva dapat diidentifikasi dalam dahak atau aspirasi
lambung
▪ Pemeriksaan tinja untuk sel telur dan parasit biasanya negatif
sampai 8 minggu setelah timbulnya sindrom pernapasan
▪ Histologi paru-paru menunjukkan infiltrasi eosinofilik yang
mencolok pada unit interstitium dan alveolar-kapiler
Diagnosa LOFFLER’S SYNDROME
● Tes Darah Lengkap yang akan didapatkan peningkatan kadar
eosinophil
● Pemeriksaan feces ditemukan telur atau cacing dapat ditemukan di tinja
6-12 minggu setelah infeksi parasit awal.
● Kadar IgE total darah yang umumnya akan mengalami peningkatan
● Analisa sputum atau lavage lambung kemungkinan ada larva
● Pemeriksaan Rontgen Paru yan bias menunjukkan adanya gambaran
seperti kabut putih (infiltrate) pada rongga paru
● Bilas bronkoalveolar didapatkan jumlah eosinofilik meningkat
Hasil Rontgen Loffler’s Syndrome
Penanganan LOFFLER’S SYNDROME

▪ Tidak memerlukan rawat inap maupun pembedahan


▪ Akan sembuh dengan sendirinya tanpa morbiditas/mortalitas yg signifikan
▪ Tidak ada pantangan makanan ataupun aktivitas yg tidak boleh dijalani
▪ Bronkodilator dan mengurangi kortikosteroid untuk meringankan gejala paru,
meskipun biasanya dapat sembuh dengan sendirinya.
▪ Pemberian obat cacing Albendazole
▪ Diperlukan tindak lanjut klinis selama periode 2 hingga 3 bulan
CHARCOT LEYDEN
▪ Orang pertama kali yg menemukan Friedrich Albert Von Zenker tahun 1851, selanjutnya
bersama oleh Jean-Martin Charcot dan Charles-Philippe Robin pada tahun 1853, kemudian
pada tahun 1872 oleh Ernst Viktor von Leyden
▪ Kristal Charcot-Leyden merupakan kristal mikroskopis yang terdiri dari protein pengikat
lysophospholipase eosinofilik yang disebut Galectin -10
▪ Memiliki ukuran yang bervariasi dan panjangnya bisa mencapai 50 µm
▪ Kristal Charcot–Leyden ramping dan runcing di kedua ujungnya, terdiri dari sepasang
piramida heksagonal yang disatukan di dasarnya
▪ Biasanya tidak berwarna, warnanya merah keunguan oleh trichrome
▪ Ditemukan pada orang yang terinfeksi parasit seperti pneumonia parasit atau ascariasis
▪ Mengakibatkan penyakit peradangan atau proliferasi eosinofilik
GEJALA KRISTAL CHARCOT LEYDEN

1. Sesak napas yang berulang dan suara mengi


2. Pada serangan asma yang lebih berat, gejala-gejala yang timbul makin
banyak, antara lain: silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi
dada, tachicardi dan pernafasan cepatdangkal
3. Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih
4. sensitif Ketika paru-paru teriritasi maka otot-otot saluran pernapasan
penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut menyempit
DIAGNOSIS
▪ Analisis sputum, untuk melihat larva atau kristal Charcot-Leyden, yaitu
penumpukan protein eosinofilik yang membentuk kristaloid
▪ Pemeriksaan feces
▪ Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
▪ Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
▪ Tes Darah Lengkap yang akan didapatkan peningkatan kadar eosinophil
▪ Pemeriksaan radiologi
CHARCOT LEYDEN
Gambar Charcot Leyden
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai