Anda di halaman 1dari 2

LOGICAL FALLACY (SESAT PIKIR)

Adis Yurisa

Mahasiswa PGMI

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Bukhary (STITA) Labuhanbatu Sumatera

UtaraEmail:huwainasyahida06@gmail.com

Pengantar

Manusia perlu mempertimbangkan banyak hal untuk mengambil keputusan. Karena


itulah, penting untuk memahami logical fallacy. perlu mengidentifikasi apakah suatu argumen
mengandung logical fallacy atau tidak, sehingga tidak terjebak tipu muslihat dan dapat mengambil
keputusan yang lebih tepat atas permasalahan yang di hadapi. Untuk dapat lebih memahami seperti
apa logical fallacy di dunia kerja, berikut ini ada beberapa bentuk logical fallacy yang biasa terjadi
di dunia kerja.

Pengertian Logical Fallacy

A.Definisi Logical Fallacy

Logical fallacy adalah kesalahan dalam menyusun logika yang tepat dalam sebuah
argumen. Dalam hal ini, argumen tersebut tidak mempunyai keterkaitan antara kesimpulan serta
premis. Kalaupun premis yang disampaikan tepat, tetapi kesimpulannya salah, dapat dianggap
sebagai sesat pikir. Dalam bahasa lebih sederhana, argumentasi yang mereka sampaikan tidak
nyambung.

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu bakal cukup sering menjumpai penggunaan logical
fallacy, baik disengaja ataupun tidak. Ada banyak tujuan kenapa seseorang menggunakan cara
berpikir yang sesaat dalam berargumentasi, termasuk diantaranya adalah propaganda, tipu
muslihat, atau sarana mempengaruhi orang lain.

Kemampuan dalam mengidentifikasi logical fallacy adalah modal penting yang perlu
kamu miliki ketika ingin berinvestasi atau menjalankan bisnis. Dengan modal kemampuan
tersebut, kamu dapat terhindar daririsiko penipuan yang bisa terjadi kapan saja. Apalagi,
pengambilan
kesimpulan yang salah akibat logical fallacy bisa membuat kamu mengambil keputusan yang tidak
tepat.

Contoh-contoh Logical Fallacy

Contoh, seseorang menganggap kalau kuliah itu sia-sia kalau ujung-ujungnya bakal jadi
pengangguran. Argumen ini dilontarkannya berdasarkan fakta bahwa ada banyak lulusan kuliah
yang menganggur.

Pernyataan itu sekilas memang terlihat logis. Namun, fakta bahwa ada banyak lulusan
perguruan tinggi yang menganggur tidak secara langsung membuat kuliah yang mereka jalani
siasia. Apalagi, proses kuliah tidak hanya bertujuan untuk mencari pekerjaan.

Kesimpulan
Oleh karena itu, kita harus benar-benar memahami terlebih dahulu apa yang ingin
disampaikan. Baik dalam pengertian, alasan, contoh, juga buktinya, agar argumen menjadi
relevan. Dengan begitu, kita akan terlihat kredibel dihadapan lawan bicara atau audiens. Selain
itu, berpikir kritis dengan menyadari dan memahami kekeliruan atau kesesatan berpikir dalam
tiap argumen, dapat memperkuat kemampuan kita dengan mengevaluasinya.

Anda mungkin juga menyukai