A. Definisi
Sepsis neonatorum atau
septicemia neonatorum
merupakan keadaan
dimana terdapat infeksi oleh
bakteri dalam darah di seluruh
tubuh yang terjadi
pada bayi baru lahir 0
—
28 hari pertama (Maryunani
dan Nurhayati, 2019).
Sepsis neonatorum yaitu
infeksi sistemik pada neonatus
yang disebabkan
oleh bakteri, jamur dan virus
(Fauziah dan Sudarti, 2013).
Sepsis neonatorum adalah
infeksi bakteri pada aliran
darah neonatus
selama bulan pertama
kehidupan. Sepsis bakterial
pada neonatus adalah
sindrom klinis dengan gejala
infeksi sistemik dan diikuti
dengan bakteremia
pada bulan pertama kehidupan
(usia 0 sampai 28 hari) (Stoll,
2017).
Dari beberapa definisi di atas
maka penulis menyimpulkan
definisi Sepsi
Neonatrum adalah infeksi
darah yang terjadi pada bayi
yang baru lahir. Infeksi
ini bisa menyebabkan
kerusakan di berbagai organ
tubuh bayi disebabkan oleh
bakteri, jamur dan virus
KONSEP DASAR SEPSIS
A. Definisi
Sepsis neonatorum atau
septicemia neonatorum
merupakan keadaan
dimana terdapat infeksi oleh
bakteri dalam darah di seluruh
tubuh yang terjadi
pada bayi baru lahir 0
—
28 hari pertama (Maryunani
dan Nurhayati, 2019).
Sepsis neonatorum yaitu
infeksi sistemik pada neonatus
yang disebabkan
oleh bakteri, jamur dan virus
(Fauziah dan Sudarti, 2013).
Sepsis neonatorum adalah
infeksi bakteri pada aliran
darah neonatus
selama bulan pertama
kehidupan. Sepsis bakterial
pada neonatus adalah
sindrom klinis dengan gejala
infeksi sistemik dan diikuti
dengan bakteremia
pada bulan pertama kehidupan
(usia 0 sampai 28 hari) (Stoll,
2017).
Dari beberapa definisi di atas
maka penulis menyimpulkan
definisi Sepsi
Neonatrum adalah infeksi
darah yang terjadi pada bayi
yang baru lahir. Infeksi
ini bisa menyebabkan
kerusakan di berbagai organ
tubuh bayi disebabkan oleh
bakteri, jamur dan virus
KONSEP DASAR SEPSIS
A. Definisi
Sepsis neonatorum atau
septicemia neonatorum
merupakan keadaan
dimana terdapat infeksi oleh
bakteri dalam darah di seluruh
tubuh yang terjadi
pada bayi baru lahir 0
—
28 hari pertama (Maryunani
dan Nurhayati, 2019).
Sepsis neonatorum yaitu
infeksi sistemik pada neonatus
yang disebabkan
oleh bakteri, jamur dan virus
(Fauziah dan Sudarti, 2013).
Sepsis neonatorum adalah
infeksi bakteri pada aliran
darah neonatus
selama bulan pertama
kehidupan. Sepsis bakterial
pada neonatus adalah
sindrom klinis dengan gejala
infeksi sistemik dan diikuti
dengan bakteremia
pada bulan pertama kehidupan
(usia 0 sampai 28 hari) (Stoll,
2017).
Dari beberapa definisi di atas
maka penulis menyimpulkan
definisi Sepsi
Neonatrum adalah infeksi
darah yang terjadi pada bayi
yang baru lahir. Infeksi
ini bisa menyebabkan
kerusakan di berbagai organ
tubuh bayi disebabkan oleh
bakteri, jamur dan virus.
B. Klasifikasi
1.
Sepsis Awitan Dini (EOS-
early onset sepsis)
Merupakan infeksi perinatal
yang terjadi segera dalam
periode
setelah lahir (kurang dari 72
jam) dan biasanya diperoleh
pada saat
proses kelahiran atau in
utero. Karakteristiknya yaitu
sumber organisme
pada saluran genetalia ibu
dan atau cairan amnion,
biasanya
fulminan
dengan
angka
mortalitas
tinggi. Jenis
kuman
yang sering
ditemukan
adalah streptokokus group B,
Escherichia Coli, Haemophilus
Influenzae, Listeria
Monocytogenesis, batang
gram negatif (Maryunani
dan Nurhayati, 2019).
2. Sepsis Awitan Lambat
(SAL) / Sepsis Lanjutan /
Sepsis Nosokomial
Merupakan infeksi setelah
lahir (lebih dari 72 jam)
yangdiperoleh
dari lingkungan sekitar
atau rumah sakit (infeksi
nosokomial).
Karakteristiknya yaitu didapat
dari bentuk langsung atau
tidak langs
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI
SEPSIS NEONATORUM
RS JIH YOGYAKARTA
Pembimbing:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian bayi (Infrant Mortality Rate) merupakan salah satu indikator
penting dalam menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, karena
dapat menggambarkan kesehatan penduduk secara umum. Angka kematian bayi
tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun (wordpress.com , 2011).
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penyusun dalam penyusunan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus, dimana :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami
tentang konsep dasar tentang Sepsis Neonatorum dan asuhan keperawatan pada bayi
yang benar dengan Sepsis Neonatorum.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami tentang konsep dasar tentang Sepsis
Neonatorum yang meliputi definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi dan
pathways, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan
penatalaksanaan
b. Dapat mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan yang benar pada bayi dengan
Sepsis Neonatorum yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan
perencanaan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
C. Etiologi
Sepsis bisa disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat bervariasi, meliputi bakteri
asi, bakteri aerobik,anareobik, gram positif, gram negatif, jamur, dan virus . Bakteri
gram negative yang sering menyebabkan sepsis adalah E. Coli, Klebsiella Sp.
Pseudomonas Sp, Bakteriodes Sp, dan Proteus Sp. Bakteri gram negative
mengandung liposakarida pada dinding selnya yang disebut endotoksin. Apabila
dilepaskan dan masuk ke dalam aliran darah,endotoksin dapat menyebabkan
berbagai perubahan biokimia yang merugikan dan mengaktivasi imun dan
mediator biologis lainnya yang menunjang timbulnya shock sepsis.
Organisme gram positif yang sering menyebabkan sepsis adalah staphilococus,
streptococcus dan pneumococcus. Organisme gram anime gram positif
melepaskan eksotoksin yang berkemampuan menggerakkan mediator imun dengan
cara yang sama dengan yang sama dengan endotoksin.
3. Faktor Lingkungan
a. Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan
prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama.
Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan
tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin
terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.
b. Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bias menimbulkan resiko
pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas,
sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan
resisten berlipat ganda.
c. Kadang- kadang di ruang perawatan terhadap epidemi penyebaran
mikroorganisme yang berasal dari petugas (infeksi nosokomial), paling sering
akibat kontak tangan.
d. Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam
tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh
E.colli.
e. Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus
melalui beberapa cara, yaitu :
a) Pada masa antenatal atau sebelum lahir. Pada masa antenatal kuman dari
ibu setelah melewati plasenta dan umbilicus masuk dalam tubuh bayi
melalui sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman
yang dapat menembus plasenta antara lain virus rubella, herpes,
sitomegalo, koksaki,hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat
melalui jalur ini, antara lain malaria, sipilis, dan toksoplasma.
b) Pada masa intranatal atau saat persalinan. Infeksi saat persalinan terjadi
karena yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan
amnion. Akibatnya, terjadi amniotis dan korionitis, selanjutnya kuman
melalui umbilikus masuk dalam tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat
persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi akan terinhalasi oleh bayi
dan masuk dan masuk ke traktus digestivus dan traktusrespiratorius,
kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain cara tersebut
di atas infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau port de
entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman.
Beberapa kuman yang melalui jalan lahir ini adalah Herpesgenetalis,
Candida albican,dan N.gonorrea.
c) Infeksi paska atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah
kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosocomial dari lingkungan di
luar rahim (misal melalui alat- alat : penghisap lendir, selang
endotrakhea, infus, selangnasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat
atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya
infeksi nosokomil. Infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus
(AsriningS.,2003)
lin
D. Patofisiologi
1. Selama dalam Kandungan
Oleh karena terlindung berbagai organ tubuh seperti plasenta, selaput
amnion, khorion dan beberapa faktor anti infeksi pada cairan amnion,
janin selama dalam kandungan sebenarnya relatif aman terhadap kontaminasi.
Namun,terdapat beberapa kemungkinan kontaminasi kuman melalui :
a. Infeksi kuman yang diderita ibu yang dapat mencapai janin melalui aliran
darah menembus barier plasenta dan masuk sirkulasi.
b. Prosedur tindakan obstetri yang kurang memperhatikan factor antiseptic
misalnya pada saat pengambilan contoh darah janin.
c. Pada saat ketuban pecah, paparan kuman yang berasal dari vagina akan
berperan dalam infeksi janin
2. Setelah lahir
Kontaminasi kuman dapat terjadi dari lingkungan bayi oleh karena antara lain
hal-hal berikut ini :
a. Infeksi silang
b. Alat-alat yang digunakan bayi kurang bersih / steril
c. Prosedur invasive seperti kateterisasi umbilicus
d. Kurang memperhatikan tindakan aseptic
e. Rawat inap terlalu lama
f. Bayi yang dirawat terlalu banyak / padat (Maryunani dan Nurhayati, 2019)
E. Pathway
Sepsis pada bayi baru lahir disebabkan oleh bakteri, seperti E.Coli, Listeria
Monocytogene, NeisseriaMeningitidis, Streptokokus Pneumonia, Haemophilus
Influenza tipe B, Salmonella, Strepkokus Grup B
SEPSIS NEONATORUM
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala sepsis neonatorum dibagi menjadi enam kelompok, antara lain
1. Gejala umum : Tampak sakit, Tidak mau minum, Suhu naik turun, Sklerema
2. Gejala gastrointestinal : Muntah, Diare, Hepatomegali, Perut kembung
3. Gejala saluran nafas : Dispneu, Takipneu, Sianosis
4. Gejala kardiovaskuler : Takikardi, Edema, Dehidrasi
5. Gejala syaraf pusat: Letargi, Iritabel, Kejang
6. Gejala hematomegali: Ikterus, Splenomegali, Pteki/perdarahan, Lekopenia
G. Komplikasi
Komplikasi sepsis neonatorum antara lain meningitis yang dapat
menyebabkan terjadinya hidrosefalus dan/ atau leukomalasia periventrikular.
Komplikasi acuterespiratory distress syndrome (ARDS) dan syok septik dapat
dijumpai pada pasien sepsisneonatorum. Komplikasi lain adalah berhubungan
dengan penggunaan aminoglikosida,seperti tuli dan/ atau toksisitas pada ginjal,
komplikasi akibat gejala sisa atau sekuele berupa defisit neurologis mulai dari
gangguan perkembangan sampai dengan retardasi mental bahkan sampai
menimbulkan kematian (Depkes, 2017)
H. Pemeriksaan Penunjang
Gejala sepsis sering kali tidak khas pada bayi. Maka diperlukan
pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis sepsis, hal ini meliputi
beberapa hal sebagai berikut :
1. Pemeriksaan hematologic
a. Trombosit : < 100.000/µL
b. Leukosit : dapat meningkat atau menurun
c. Pemeriksaan kadar D-Dimer Tes darah lainnya dapat memeriksa fungsi organ
tubuh seperti hati dan ginjal(Maryunani dan Nurhayati, 2019).
I. Pemeriksaan Penunjang
J. Gejala sepsis sering
kali tidak khas pada
bayi. Maka diperlukan
pemeriksaan
K.laboratorium untuk
menegakkan diagnosis
sepsis, hal ini meliputi
beberapa hal sebagai
L. berikut :
M. 1. Pemeriksaan
hematologi
N.a.
O.Trombosit : < 100.000/µL
P. b. Leukosit : dapat
meningkat atau menurun
Q.c. Pemeriksaan kadar D-
Dimer
R.Tes darah lainnya dapat
memeriksa fungsi organ
tubuh seperti hati dan
ginjal
S. (Maryunani dan
Nurhayati, 2019).
2. Kultur darah untuk menentukan ada atau tidaknya bakteri di dalam darah
(Putra,2012).
3. Urine diambil dengan kateter steril untuk memeriksa urine di
bawahmikroskop, dan kultur urine untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri
(Putra,2012).
4. Fungsi lumbal (pengambilan cairan otak dari tulang belakang)
untukmengetahui bayi terkena meningitis (Putra, 2012)
a. .Lebih dari 30 sel darah putih (30x10 9/L);diduga infeksi bila lebih dari
20/mm3 sel darah putih (20x10 9/L) dan lebih dari 5/mm3 (5x10 9/L)
neutrofil.
b. Protein — pada bayi cukup bulan > 200mg/dL (>2g/L)
c. Glukosa — kurang dari 30% gula darah.
d. Dapat timbul streptokokkus group B pada pemeriksaan gram tanpa ada sel
darah putih yang muncul (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
5. Rontgen terutama paru-paru untuk memastikan ada atau tidaknya
pneumonia(Putra, 2012)
6. Jika bayi menggunakan perlengkapan medis di tubuhnya, seperti infus
atau kateter, maka cairan dalam perlengkapan medis tersebut akan diperiksa ada
atau tidaknya tanda-tanda infeksi (Putra, 2012)
7. Pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP) merupakan pemeriksaan protein
yang disintesis di hepatosit dan muncul pada fase akut bila terdapat kerusakan
jaringan(Maryunani dan Nurhayati, 2019).
8. Lokasi infeksi-pertimbangkan aspirasi jarum atau biopsi untuk pemeriksaan
gramdan mikroskopi direk(Fanaroff dan Lissauer, 2013).
9. Aspirat trakea bila menggunakan ventilasi mekanik (Fanaroff dan Lissauer,
2013).
10. Kultur vagina ibu (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
11. Kultur jaringan plasenta dan histopatologi (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
12. Skrining antigen cepat (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
13. Gas darah (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
14. Skrining koagulasi (Fanaroff dan Lissauer, 2013)
H. Penatalaksanaan.
1. Terapi suportif jalan napas, pernapasan, sirkulasi (A-B-C: airway,
breathing,circulation). Periksa gula darah.
2. Obati dengan antibiotik segera bila ada dugaan sepsis, segera setelah
mengambil kultur tetapi sambil menunggu hasil kultur.
3. Pilihan antibiotik bergantung kepada kejadian dan praktik setempat.
a. Sepsis awitan dini (Early-onset sepsis). Mencakup organisme gram positif
dangram negatif, contoh : penicillin / amoxcillin + aminoglikosida
(misalnya gentamisin / tobramisin).
b. Sepsis awitan lambat (Late-onset sepsis). Perlu juga mencakup stafilokokus
dan enterokokkus koagulase negatif, contoh : methicillin
/flucloxacillin + gentamisin atau sefalosporin / gentamisin + vancomysin.
PENGKAJIAN
A. Menurut hidayat
(2004:98), pengkajian
merupakan langkah pertama
dari proses keperawatan
B. dengan mengumpulkan
data-data yang akurat dari
klien sehingga akan
diketahui berbagai
C. permasalahan yang
ada. Adapun pengkajian
pada klien dengan
Diagnosa Medis Sepsis
D. Neonatrumadalah :
Menurut hidayat (2004:98), pengkajian merupakan langkah pertama dari proses
keperawatandengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagaipermasalahan yang ada. Adapun pengkajian pada klien dengan
Diagnosa Medis SepsisNeonatrumadalah :
1..Identitas Pasien
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi (D.0005 halaman 26)
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam nafas
(D.0149.halaman 18)
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung
(D.0008.halaman 34)
4. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (D.0130 halaman 284)
5. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung kemih
(D.0149 halaman 96)
6. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme (D.0019
halaman 56)
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan(D.0056 halaman 128)
8. Risiko syok berhubungan dengan sepsis (D.0039 halaman 92)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
-Dokumentasikan hasil
pemantauanEdukasiJelaskan tujuan dan
prosedur pemantauanInformasikan hasil
pemantauan, jika perlu
3 Penurunan Curah Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi tanda/gejala primer
Jantungberhubungan keperawatan 1x8 jam di penurunan curah jantung
dengan perubahan harapkan masalah 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder
frekuensi jantung keperawatan Penurunan penurunan curah jantung
(D.0008. Halaman 34). Curah Jantungdapat 3. Monitor tekanan darah
teratasi dengan kriteria 4. Monitor intake dan output cairan
hasil : 5. Monitor berat badan setiap waktu pada
1.Kekuatan nadi perifer waktu yang sama
meningkat (5) 6. Monitor saturasi oksigen
2.Ejection Fraction (EF) 7. Monitor EKS 12 sadapan
meningkat (5) 8. Monitor aritmia
3.Left Venrricular Stroke 9. Monitor nilai laboratoruim jantung
Work Index (LVSWI) 10. Monitor fungsi alat pacu jantung
meningkat (5) 11. Periksa tekanan darah dan dan
4.Stroke Volume Index frekuensi nadi sebelum dan sesudah
aktivitas
(SVI) meningkat (5)
12. Periksa tekanan darah dan dan
5.Palpitasi menurun (5)
frekuensi nadi sebelum dan sesudah
6.Bradikardia menurun (5) pemberian obat
7.Gambaran EKG aritmia 13. Posisikan pasien Semi-fowler atau
menurun (5) Fowler dengan kaki ke bawah atau
8.Lelah menurun (5) posisi nyaman
9. Edema menurun (5) 14. Gunakan stocking elastis atau
10. Distensi vena jugularis pneumatic intermiten,sesuai indikasi
menurun (5) 15. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
11.Dipsnea menurun (5) memodifikasi gaya hidup sehat
12.Oliguria menurun (5) 16. Berikan oksigen untuk
13.Pucat/sianosis menurun mempertahankan saturasi oksigen
(5) >94%
14.Ortopnea menurun (5) 17. Ajarkan pasien dan keluarga
15.Batuk menurun (5) mengukur berat badan harian
16.Murmur jantung Ajarkan pasien dan keluarga mengukur
menurun (5) intake dan output cairan harian
17.Sistemic vascular 18. Kolaborasi pemberian antiaritmia,
jika perlu
resistence menurun (5)
19. Rujuk ke program rehabilitasi
18.Tekanan darah
jantung
membaik (5)
19.Capitari Refill Time
(CRT) membaik (5)
20. Pulmonary Artery
Wedge Pressure (PAWP)
membaik (5)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan
lain untuk membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan
kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon
pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
EVALUASI KEPERAWATAN
Menurut Surasmi (2013) Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yg menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Mengakhiri rencana tindakan
(klien telah mencapai tujuan yg ditetapkan)
DAFTAR PUSTAKA
Erlina, D.M. 2014. Asuhan Kebidanan pada Bayi dengan Sepsis Neonatorum di
Ruang KBRT RSUD Dr. Moewardi. Surakarta. STIKes Kusuma Husada.Karya
Tulis Ilmiah
Kristiyanasari, weni. 2013. Asuhan Keperawatan Neonatusdan Anak.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Marmi, Raharjdjo. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah.Yogjakarta: Pustaka Belajar.
Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika. Edisi 2.
Nursalam. 2014. Metodologi Penelitin Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Jakarta
Selatan: Salemba Medika. Edisi 3.
Putra, R.S. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan
Kebidann. Yogjakarta: D-Medika
https://www.studocu.com/id/document/sekolah-tinggi-ilmu-kesehatan-mitra-keluarga/
keperawatan-kritis/lp-sepsis-di-nicu-2022-1/38672980
https://www.academia.edu/41775034/ASKEP_SEPSIS_NEONATUS