Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masa Nifas Kel.3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masa Nifas Kel.3
OLEH :
KELOMPOK 3
1. FIRDA JUYTA BATMANLUSSY (2114315401008)
2. MARIA CRESENSIA AKWIN GUINO (2114315401010)
3. NABILAH NADIA RAHMA (2114315401013)
4. SANTIKA PUTRI RIWAYATI (2114315401015)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya
dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS” dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis masih sangat
terbatas. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang
membangun. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu
sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar kemudian lepas dari rahim, sampai 6 minggu
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh maupun
emosi. Bagi yang belum mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir akan perubahan
yang terjadi, oleh sebab itu penting bagi ibu memahami apa saja perubahan yang terjadi
Perubahan yang terjadi pada ibu tidak hanya dipengaruhi satu faktor saja. Pada era
globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu banyak ini menuntut semua manusia
harus memperhatikan seluruh aspek kehidupan. Dampak positif maupun negatif yang
terjadi dapat berpengaruh terhadap kesehatan ibu nifas dan menyusui. Salah satu masalah
yang kini banyak terjadi dikalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada
ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan
lingkungan masyarakat. Misalnya pola makan dan berbagai pantangan yang sangat
ditentukan oleh peran kebudayaan. Kebudayaan tersebut tidak dapat dihilangkan, salah
satu alasan yang kuat dikarenakan pembuktian terhadap beberapa mitos hingga
kepercayaan ibu nifas benar adanya. Namun kenyataannya beberapa kepercayaan tersebut
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
2. Bagaimana faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya dan ekonomi yang
C. Tujuan
D. Manfaat
mempengaruhi masa nifas dan menyusui sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan
yang diberikan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-
Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikis berupa organ
reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya hubungan antara orang tua dan bayi
dengan memberi dukungan. Atas dasar tersebut perlu dilakukan pendekatan antara ibu dan
keluarga dalam manajemen kebidanan. Adapun tujuan dari pemberian asuhan pada masa
nifas untuk:
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara
B. Definisi Menyusui
Menyusui adalah suatu proses belajar. Bayi belajar menghisap keluar air susu dari
payudara dengan seefisien mungkin dan ibu belajar cara menyusui dengan senyaman
mungkin (Nugroho, 2014). Menyusui adalah proses memberikan Air Susu Ibu (ASI)
6
melalui payudara ibu secara langsung kepada bayi yang merupakan reflek insting dari ibu
dengan melibatkan hormon-hormon menyusui (Lang, 2008). Menyusui adalah hak setiap
ibu dan tidak terkecuali ibu yang bekerja, maka agar dapat terlaksananya pemberian ASI
dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai manfaat dari ASI (Kemalasari, 2009).
Menyusui merupakan hal yang alami dan suatu cara yang tidak ada duanya dalam
memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, serta
kesehatan ibu dan bayi dapat mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi sehingga dasar
si kecil percaya pada orang lain dan diri sendiri yang akhirnya bayi berpotensi untuk
1. Faktor Fisik
mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan tidak jarang di malam hari
sangatlah menguras tenaga. Apalagi jika tidak ada bantuan dari suami atau anggota
keluarga yang lain. Setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental
kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara drastis setelah
melahirkan dan periode laten diantara kelahiran sangat berpengaruh pada ibu nifas.
menyusui,antara lain :
a. Rahim
7
menimbulkan rasa mulas pada perut ibu. Berangsur angsur rahim akan mengecil
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
yang memerlukan penjahitan, namun akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban,
berikutnya berupa darah dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur
berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar
d. Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini
lahir (walaupun ASI belum keluar). Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi
colostrum yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan anti body, dan protein.
e. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir
nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala
bayi saat proses melahirkan. Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang
rasa takut dan khawatir, karena kandung kencing yang terlalu penuh dapat
8
f. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya
fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar).
Terkadang muncul wasir atau ambeien pada ibu setelah melahirkan, ini
kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat bersalin juga karena sembelit
g. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keping
darah) akan berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan
jumlah darah ke jantung akan lebih tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari
bayi, ari-ari, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing
i. Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan
kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan
2. Faktor Psikologis
luar biasa, menjalani proses eksplorasi dan asimilasi terhadap bayinya, berada dibawah
tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus
9
diketahuinya dan perawatan untuk bayinya, dan merasa tanggung jawab yang luar biasa
pada bayi yang baru saja dilahirkannya. Dan dapat memicu adanya baby blues.
Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah memberikan
perhatian dan dukungan yang baik baginya, serta keyakinan padanya bahwa ia adalah
orang yang berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang terpenting, berikan kesempatan
untuk beristirahat yang cukup. Selain itu, dukungan positif atas keberhasilannya
menjadi orang tua dari bayi yang baru lahir dapat membantu memulihkan kepercayaan
Adapun beberapa pengaruh psikologi pada masa nifas dan menyusui, antara
lain :
a. Perubahan peran
Terjadinya perubahan peran, yaitu menjadi orang tua setelah kelahiran anak. Dalam
periode masa nifas muncul tugas dan tanggung jawab baru, disertai dengan
perubahan-perubahan perilaku.
Selama periode postpartum, tugas dan tanggung jawab baru muncul dan kebiasaan
lama perlu diubah atau ditambah dengan yang baru. Periode ini ditandai oleh masa
pembelajaran yang intensif dan tuntutan untuk mengasuh. Lama periode ini
10
saudara-saudara) orang tua mendemonstrasikan kompetensi yang semakin tinggi
dalam menjalankan aktivitas merawat bayi dan menjadi lebih sensitif terhadap
Tugas pertama orang tua adalah mencoba menerima keadaan bila anak yang
dilahirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Karena dampak dari kekecewaan
melibatkan diri secara penuh dan utuh. Bila perasaan kecewa tersebut tidak segera
diatasi, akan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menerima kehadiran anak
4) Pengaruh budaya
3. Faktor Lingkungan
hamil, bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu pendidikan di samping faktor-
11
mempengaruhi status kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat tidak melakukan
dan nifas. Lingkungan akan terus berubah selama kita hidup. Jika memasuki suatu fase
kehidupan yang baru, akan selalu terjadi proses penyusuain dengan lingkungan. Stuasi
ini dapat mempengaruhi ibu dalam melakukan perawatan diri pada masa nifas.
mempromosikan prilaku kesehatan. Jasa konsultan dan spesialis dari petugas kesehatan
lain seperti ahli nutrisi, dokter ahli, dan perkerja sosial harus ada sebagai usaha dalam
Organisasi berbasis masyarakat sering kali merupakan sarana yang sagat baik
untuk menyebarkan informasi. Selain itu, keluarga juga berperan sebagai sistem
kesehatan keluarga seperti ibu nifas, maka anggota keluarga yang lain akan berusaha
Ibu merasa sulit menyesuaikan dengan peran baru sebagai ibu. Apalagi kini
gaya hidupnya akan berubah drastis. Ibu merasa dijauhi oleh lingkungan dan merasa
dalam penanganan ibu post partum blues. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa
12
psikologis secara bersama-sama dengan melibatkan lingkungannya, yaitu suami,
1) Faktor usia
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseorang
perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal ini
mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh seorang ibu.
seorang ibu.
2) Faktor pengalaman
mengatakan bahwa depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada perempuan
primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan semua yang berkaitan dengan
bayinya merupakan situasi baru bagi dirinya yang dapat menimbulkan stres.
Berdasarkan pendapat Le Masters yang melibatkan suami istri muda dari kelas
sosial menengah mengajukan hipotesis bahwa 83% dari mereka mengalami krisis
3) Faktor pendidikan
peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja
atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran mereka sebagai ibu
rumah tangga dan orang tua dari anak–anak mereka (Kartono, 2011).
13
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang digunakan
selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan
pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul
pascasalin.
Faktor sosial tersebut tidak lepas dari faktor budaya. Budaya atau kebiasaan
maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada pula yang
merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan
di negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau
kurangnya perhatian dari instansi kesehatan, antara lain masih adanya pengaruh sosial
5. Faktor Ekonomi
memenuhi faedah zat gizi untuk ibu hamil. Sedangkan kondisi ekonomi keluarga yang
rendah mendorong ibu nifas untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan kesehatan.
14
Orang tua yang mempunyai kondisi ekonomi rendah lebih sulit dengan
baru terlihat beban keuangan yang dapat meningkatkan stress. Stress ini mempengaruhi
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan. Sedaangkan menyusui adalah proses memberikan Air Susu
Faktor fisik, psikologi, budaya, soaial, ekonomi dan lingkungan ternyata sangat
berpengaruh terhadap ibu nifas dengan adanya masa transisi. Jadi, perlu dukungan dari
satu alasan yang kuat dikarenakan pembuktian terhadap beberapa mitos hingga
kepercayaan ibu nifas benar adanya. Namun kenyataannya beberapa kepercayaan tersebut
B. Saran
tentang asuhan pada ibu nifas sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin
pada setiap ibu nifas agar keadaan ibu dan bayi tetap baik. Selain itu juga diharapkan
khususnya para pembaca agar memahami faktor-faktor yang mempengaruhi masa nifas
dan menyusui.
Mengingat bahwa di Indonesia masih sangat banyak kepercayaan dan budaya yang
terkait dengan kesehatan ibu nifas, maka perlu dilakukan pengawasan khusus agar
kebudayaan tersebut memberikan dampak positif. Dan berikan dukungan yang penuh
untuk ibu nifas agar dapat membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap
kemampuannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dahlah, A.Kasrida. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Malang : Selaksa Media
Achady E.L, 2017. Kematian Maternal dan Neonatal di Indonesia. Banten. Bahan Presentasi
Rakernas 2019, Kemenkes RI.
Kemenkes RI. Panduan Pelayanan Pascapersalinan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir. 2019.
Rosita M. Hubungan Antara Pendidikan, Usia dan Paritas Ibu Nifas dengan Kunjungan Masa Nifas
Di Bidan Praktik Mandiri Suryati Palembang Tahun 2017. 85 Jurnal Ilmiah Kesehatan
Masyarakat Volume 13 Edisi 2, 2021 86 Jurnal Aisyiyah Medika ,2017 Februari, Vol (1).
Permenkes RI Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil,Persalinan, dan Masa, Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Kemenkes RI. 2014.
Databooks. Angka Kematian Ibu Indonesia Cenderung Turun. (dikutip 9 februari 2021) Tersedia
pada https://databoks.katadata.co.id/datapubli sh/2019/10/08/tren-angka-kematian-ibudi-
indonesia
Achady E.L, 2017. Kematian Maternal dan Neonatal di Indonesia. Banten. Bahan Presentasi
Rakernas 2019, Kemenkes RI.
17