Anda di halaman 1dari 4

LKPD

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DAN KAITANNYA DENGAN MITIGASI


BENCANA

Konteks
Mengapa manusia harus memahami potensi sumber daya alam serta kaitannya dengan mitigasi
kebencanaan?
Kegiatan Pembelajaran
1. Siapkan kertas catatan dengan membuat tabel dua kolom. (kolom sebelah kiri harus
menempati sekitar 1/3 dari ruang tulisan, menyisakan 2/3 sisanya untuk merekam
informasi)
Kata kunci Informasi

Kesimpulan
2. Buatlah ringkasan tentang pengertian Sumber Daya Alam, Faktor perubahan
sumber daya alam di Indonesia, pengertian Mitigasi Bencana, dan bentuk
mitigasi bencana di indonesia yang disajikan oleh guru dalam tabel yang sudah
dibuat
3. Buatlah pertanyaan berdasarkan informasi tentang Sumber daya alam dan
kaitannya mengenai Mitigasi Bencana yang dicatat dalam catatan dan
tuliskan di kolom petunjuk mengingat di sisi kiri catatan.
4. Rumuskan informasi tentang Sumber daya alam dan kaitannya mengenai
Mitigasi Bencana dalam catatan dengan kata-kata sendiri.
Lampiran Materi

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DAN KAITANNYA DENGAN MITIGASI


BENCANA

Potensi sumber daya alam meliputi seluruh bumi, air dan seluruh kekayaan alam lainnya
beserta apa yang terkandung di dalamny, potensi alam bisa berubah. Sumber daya alam
merupakan bagian dari kehidupan di bumi yang harus senantiasa dijaga agar tetap bisa
digunakan hingga generasi mendatang. Sayangnya, kini mulai banyak terjadi perubahan sumber
daya alam. Meski begitu, tak banyak orang yang bisa jelaskan faktor yang menyebabkan
perubahan potensi sumber daya alam.

Perubahan potensi sumber daya alam ini bisa disebabkan oleh ulah manusia maupun
karena adanya perubahan alam itu sendiri. Oleh karena itulah, sangat penting bagi semua orang
untuk mengetahui faktor penyebab tersebut agar bisa meminimalisir terjadinya perubahan alam.

Faktor faktor apa saja yang menyebabkan perubahan potensi sumber daya alam?

1. Faktor Alam

Faktor alam ini umumnya terjadi karena adanya bencana alam. Contohnya seperti banjir, gempa
bumi, gunung meletus, tanah longsor, tsunami, dan lainnya. Meskipun terkadang ada bencana
banjir yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran manusia untuk menjaga alam, tetapi bencana
banjir juga bisa terjadi karena faktor alam.

Misalnya, seperti karena curah hujan yang tinggi dan berlangsung secara terus-menerus. Pada
saat curah hujan tinggi, maka air sungai akan meluap sehingga mengakibatkan tanggul menjadi
jebol karena tidak bisa menampung debit air yang tinggi.

Selain itu, banjir dalam skala yang besar juga dapat mengakibatkan bangunan dan tempat
tinggal manusia menjadi rusak, lapisan tanah subur hilang, hingga banyak tanaman yang
menjadi rusak.

Adapun contoh lain perubahan potensi sumber daya alam yang disebabkan oleh faktor alam
adalah terjadinya gunung meletus. Area di sekitar gunung meletus tentunya akan mengalami
kekeringan selama terjadinya erupsi. Hal inilah yang dapat menimbulkan pemanfaatan sumber
daya alam di area tersebut jadi menurun.

2. Faktor Manusia

Selain faktor alam, faktor manusia juga menjadi penyebab adanya perubahan potensi sumber
daya alam. Di mana sekarang ini banyak manusia yang tidak mempunyai kesadaran akan
pentingnya menjaga lingkungan.

Saat ini ditemukan orang-orang yang membuang sampah sembarangan, membuang limbah
industri secara sembarangan tanpa pengolahan yang tepat, hingga melakukan penebangan liar.
Perilaku seperti inilah yang bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan dan berpotensi merusak
ekosistem yang ada di sungai, tanah, atau danau.

Pada akhirnya, kondisi inipun akan membuat sumber daya alam yang ada di sekitarnya
mengalami penurunan kualitas dan kuantitas akibat ekosistem yang tidak stabil.

Perubahan ini yang menyebabkan terjadi bencana dimana-mana baik itu faktor alam
ataupun faktor yang di sebabkan oleh manusia, untuk itu pemerintah dan masyarakat ataupun
lembaga yang terkait harus mempersiapkan menghadapi bencana tersebut dengan tindakan
preventif salah satunya adalah dengan Mitigasi.
Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi
adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Mitigasi bencana merujuk pada langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi
dampak negatif dari bencana alam atau manusia. Tujuannya adalah untuk melindungi nyawa
manusia, properti, lingkungan, dan aset penting lainnya.
Berikut adalah beberapa bentuk mitigasi bencana yang umum dilakukan:
1. **Penyadaran dan Pendidikan Masyarakat**: Mengedukasi masyarakat tentang risiko
bencana, tindakan yang harus diambil sebelum, selama, dan setelah bencana, serta cara
merespons dengan benar.
2. **Perencanaan Tata Ruang**: Menerapkan perencanaan tata ruang yang bijaksana
untuk menghindari pembangunan di daerah rawan bencana seperti gempa bumi, banjir, dan
longsor.
3. **Konstruksi Tahan Bencana**: Membangun atau memperkuat infrastruktur dan
bangunan dengan teknologi tahan gempa, tahan banjir, dan tahan bencana lainnya.
4. **Sistem Peringatan Dini**: Mengembangkan dan memasang sistem peringatan dini
yang efektif untuk memberi tahu masyarakat tentang bahaya yang akan datang, seperti gempa
bumi, tsunami, atau cuaca ekstrem.
5. **Evakuasi dan Rute Evakuasi**: Mengidentifikasi rute evakuasi yang aman dan
mengajarkan masyarakat cara menggunakannya dengan benar ketika diperlukan.
6. **Manajemen Vegetasi**: Menjaga vegetasi alami dan mengatur penggunaan lahan
untuk mengurangi risiko kebakaran hutan dan longsor.
7. **Manajemen Air dan Banjir**: Membangun dan merawat sistem drainase,
bendungan, dan pintu air untuk mengontrol banjir dan mengelola aliran air.
8. **Pembangunan Tanggul dan Bangunan Pertahanan**: Membangun tanggul, tembok
penahan, atau bangunan lain untuk melindungi daerah yang rawan banjir, tsunami, atau
gelombang badai.
9. **Pelatihan dan Simulasi**: Mengadakan latihan evakuasi dan simulasi respons
bencana secara berkala untuk memastikan bahwa masyarakat dan petugas darurat tahu apa yang
harus dilakukan dalam situasi darurat.
10. **Pengembangan Tanggap Darurat**: Membentuk tim tanggap darurat yang terlatih
dengan baik untuk merespons cepat saat terjadi bencana.
11. **Pemantauan Bencana**: Menggunakan teknologi seperti sensor dan pemantauan
satelit untuk mengidentifikasi ancaman potensial dan memantau situasi di daerah rawan
bencana.
12. **Pengembangan Kebijakan**: Membuat dan menerapkan kebijakan pemerintah
yang mendukung upaya mitigasi bencana, seperti persyaratan bangunan tahan bencana dan
regulasi tata ruang.
13. **Kerjasama Internasional**: Berkolaborasi dengan negara-negara lain dalam
berbagi informasi, teknologi, dan sumber daya untuk meningkatkan mitigasi bencana secara
global.
14. **Pengembangan Infrastruktur Komunikasi**: Memastikan ketersediaan
infrastruktur komunikasi yang handal untuk mengkoordinasikan tanggapan bencana antara
berbagai lembaga dan pihak terkait.
15. **Pengembangan Teknologi Inovatif**: Menggunakan teknologi seperti big data,
kecerdasan buatan, dan analisis prediktif untuk memperbaiki pemahaman tentang bencana dan
mengembangkan solusi yang lebih baik. Setiap daerah dan jenis bencana memiliki tantangan
khusus, oleh karena itu, mitigasi bencana harus disesuaikan dengan situasi lokal dan risiko yang
ada.

Anda mungkin juga menyukai