Disusun Oleh :
Atikah Humairah
Fabian Dika Putra
Mila Kurnia
M. Zikri Hamid
Ratu Rahma Ayudya Hermanto
Reysyatta Alfairuz A. Saad
SMA/KURMER/P5/SMAN 10 PKU/X.IV/2023
DAFTAR ISI
BAB 1...................................................................................................................................................2
MAKANAN KHAS DAERAH............................................................................................................2
A. Kabupaten Kampar...................................................................................................................2
1. Kue Sampan........................................................................................................................2
2. Pulut Kucuang....................................................................................................................3
B. Kabupaten Kuansing.................................................................................................................5
1. Kue Jalo..............................................................................................................................5
2. Pongek Cubadak.................................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................................7
MUSIK KHAS DAERAH....................................................................................................................7
A. Kabupaten Kampar...................................................................................................................7
B. Kabupaten Kuansing.................................................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................10
PAKAIAN KHAS DAERAH.............................................................................................................10
A. Daerah Kampar.......................................................................................................................10
B. Daerah Kuansing.....................................................................................................................11
BAB IV...............................................................................................................................................13
TARIAN KHAS DAERAH...............................................................................................................13
A. Daerah Kampar.......................................................................................................................13
B. Daerah Kuansing.....................................................................................................................13
BAB 1
A. Kabupaten Kampar
1. Kue Sampan
2. Pulut Kucuang
3
-1 siung bawang merah ukuran sedang
-4 sdt garam (sesuai selera)
-1 buah kelapa yang sudah di parut/ santan kental secukupnya
-2 pelepah daun pisang yang muda
Cara Membuat Lubuk Kucuang :
Langkah 1:
Bersihkan beras ketan dengan mencucinya 3 kali, setelah itu di diamkan semalaman dengan air 1
ruas jari dari beras, setelah didiamkan dicuci lagi sampai bersih.
Langkah 2:
Pilih daun pisang yang masih muda supaya lebih mudah dibentuk, setelah itu layurkan dengan api
kompor sebentar jangan sampai gosong, sampai layu sedikit saja.
Langkah 3:
Bersihkan daun pisang dengan lap kain yang bersih.
Langkah 4:
Kelapa yang sudah di parut di peras dan disaring diambil santannya.
Langkah 5:
Tiriskan beras yang direndam semalaman, masukkan perasan santan secukupnya.
Langkah 6:
Potong bawang merah hingga halus.
Langkah 7:
Masukkan bawang merah ke dalam beras ketan dan santan, masukkan garam secukupnya.
Langkah 8:
Potong daun pisang menjadi beberapa bagian lebih baik menggunakan daun pisang yang lebar,
taruh dimangkuk agar mudah dibentuk.
Langkah 9:
Tuang beras dengan perbandingan 1:2, 1 sdm beras ketan, 2 sdm santannya.
Langkah 10:
Sesuai bentuk daunnya, jika lebar makin besar muat beras ketannya, jika kecil tinggal dikurang saja
takarannya.
Langkah 11:
Ikat dengan menggunakan tali plastik (pastikan benar2 bersih), dikukus dengan menggunakan api
sedang sekitar 30 menit, di cek kalau sudah matang.
langkah 12:
Pulut kucuang disajikan sesuai selera.
4
B. Kabupaten Kuansing
1. Kue Jalo
5
2. Pongek Cubadak
6
BAB II
A. Kabupaten Kampar
Lirik Lagu
Ek Lola kutang baghendo
Tampuwong sayak babulu
Kadang kadang ati den ibo
Kok takonang maso daulu
7
Kapu lokak bacambul bosi
Nan si gadi pulang batobo
Kok tarogak sijantuang ati
Pandanglah pucuak Kiambiu soko
Filosofi Lagu
Lagu ini berisi pesan pesan moral dan harapan baik bagi si anak bila nanti tumbuh dewasa
B. Kabupaten Kuansing
Lirik Lagu
Manganyam kito basamo samo
Torang bulan bakilau kilauan
Kami duduak bacando kio
Koto toluak malam torang bulan
Filosofi Lagu
Lirik lagu ini merujuk pada momen dan suasana malam di Kuantan Singingi.
Lagu ini tampaknya mencoba untuk merayakan dan menggambarkan kebersamaan, tradisi, dan
kehidupan malam yang khas bagi penduduk Kuantan Singingi.
9
BAB III
A. Daerah Kampar
Kebaya Labuh dan Teluk Balangga adalah baju adat dari Kampar. Berasal dari Riau, pakaian adat
ini merupakan sebuah kekayaan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah Kampar sebagai ikon
pakaian adat dari daerah ini. Hal ini berdasarkan pada keunikan dan nilai-nilai kebudayaan yang
dimiliki oleh pakaian ini sehingga merupakan nilai tambah tersendiri sebagai ciri khas kekayaan
budaya Kwmpa. Salah satu unsur budaya lokal Riau yang masih tetap eksis adalah baju adat. Setiap
wilayah di Sumatra punya ciri khas tersendiri. Pakaian adat ini terdiri atas dua jenis pakaian adat
untuk laki-laki dan wanita, yaitu Kebaya Labuh dan Teluk Balangga. Kedua baju adat ini
merupakan warisan kebudayaan yang berasal dari masa kejayaan Islam di Riau. Namun seiring
dengan herjalannya waktu, kedua pakaian adat ini banyak digunakan oleh seluruh masyarakat Riau
dan menjadi bagian dari pakaian adat dari Kampar. Pakaian adat ini biasanya digunakan pada saat
ada acara adat atau upacara penting di daerah Kampar
Bagian-Bagian Pakaian
Pria :
Bawahan : Menggunakan celana panjang untuk menutupi aurat
Atasan : Menggunakan kemeja berlengan panjang dengan warna senada dengan celana
Selendang : Terletak dan dililitkan di bagian pinggang sebagai pelengkap
10
Keris : Merupakan senjata tradisional pada waktu dulu
Aksesoris : Aksesoris tambahan berupa peci atau selempang
Wanita :
Bawahan : Menggunakan rok panjang untuk menutupi aurat
Atasan : Menggunakan kebaya berlengan panjang dengan warna senada dengan rok
Sunting : Hiasan dikepala yang bewarna keemasan
Aksesoris : Berupa selendang, kalung dan juga gelang
B. Daerah Kuansing
Takuluak Barembai merupakan busana adat khas kabupaten Kuantan Singingi. Busana ini memiliki
ke khas-an tersendiri dengan motif persimpangan empat suku yang melambangkan kerukunan dan
keharmonisan kehidupan dalam masyarakat rantau Kuantan. Takuluak Barembai merupakan
pakaian adat yang dahulunya dipakai khusus di setiap proses adat di kabupaten Kuantan Singingi.
Baju adat ini biasa dipakai dalam acara-acara adat seperti pacu jalur, pertemuan adat, pawai adat,
ada juga yangmenggunakan nya untuk pakaian adat dalam pernikahan dan lain sebagainya. Namun
sekarang sudah merambah ke dunia fashion dengan mengadopsi warna corak serta pernak-
perniknya
11
Wanita:
Takuluk: Sejenis ikat kepala atau penutup kepala yang dikenakan.
Baju: Atasan yang dipakai wanita.
Sarung: Kain panjang yang digunakan sebagai bawahan.
Selendang: Kain panjang yang dapat digunakan sebagai selendang atau hiasan.
Aksesoris: Seperti gelang, kalung, tali berwarna emas, atau anting-anting yang melengkapi
penampilan.
Setiap bagian ini memiliki makna dan fungsi dalam budaya dan tradisi masyarakat
Takuluk Barembai.
12
BAB IV
A. Daerah Kampar
Tari Pasombahan
Tari Pasombahan merupakan tari kreasi masyarakat di Bangkinang Kota Kabupaten Kampar. Kata
Pasombahan sendiri berasal dari kata “Sombah” atau menyembah, yaitu menghormati dan
mengagungkan para raja-raja ataupun tamu agung yang datang ke daerah Kabupaten Kampar.
Kata Pasombahan sendiri berasal dari kata “Sombah” atau menyembah, yaitu menghormati dan
mengagungkan para raja-raja ataupun tamu agung yang datang ke daerah Kabupaten Kampar. Tari
Pasombahan ini digunakan untuk menghibur/menghormati pengantin.
Tari persombahan dari Kampar memiliki makna yang dalam. Filosofi di balik tarian ini sering
berkaitan dengan rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan serta upaya untuk memohon berkah
dan perlindungan dalam berbagai aspek kehidupan. Gerakan-gerakan dalam tari persombahan
sering kali menggambarkan aktivitas sehari-hari seperti menanam padi, menggembalakan ternak,
dan lainnya, yang mengandung pesan tentang ketergantungan manusia pada alam dan keberlanjutan
hidup.
B. Daerah Kuansing
13
Tari Surak Rang adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Kuantan Singingi, Provinsi Riau,
Indonesia. Tarian ini adalah bagian dari tradisi budaya masyarakat setempat dan memiliki makna
serta filosofi yang mendalam.
Surak Rang secara harfiah berarti “mengharapkan hujan.” Tarian ini biasanya dilakukan dalam
rangka upacara adat atau ritual yang bertujuan untuk memohon turunnya hujan yang melimpah bagi
pertanian dan kehidupan sehari-hari. Tari Surak Rang umumnya melibatkan gerakan-gerakan yang
menggambarkan aktivitas sehari-hari seperti menanam padi, menggembalakan ternak, dan lainnya,
semuanya terkait dengan ketergantungan manusia pada alam.
Melalui tarian ini, masyarakat Kuantan Singingi mengungkapkan rasa syukur dan penghormatan
kepada alam serta upaya untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan hubungan harmonis dengan
lingkungan sekitar. Tari Surak Rang juga menjadi cara untuk mempertahankan budaya dan tradisi
leluhur serta mengajarkan nilai-nilai penting kepada generasi muda.
Keistimewaan tarian Surak Rang Kuantan ini salah satunya adalah tarian tersebut menampilkan
nilai budaya yang sangat filosofis dari masyarakat Taluk.
Kehidupan masyarakat yang dekat dengan sungai atau kuantan tergambar jelas pada tarian ini.
Termasuk perubahan kehidupan sosial fungsi dari sungai yang dahulunya sebagai jalur transportasi
dan tempat mencari nafkah kini sudah tampil sebagai kawasan hiburan seperti daerah tempat
pacuan jalur
Tarian ini secara filosofis mengangkat tradisi dan budaya sekitar masyarakat Kuantan Singingi.
Tarian ini ditampilkan para penari perempuan yang menggunakan pakaian adat setempat dengan
penutup kepala yang sopan.
14