Anda di halaman 1dari 15

TUGAS LAPORAN P5

TEMA “KEARIFAN LOKAL”


KABUPATEN KAMPAR DAN KUANSING

Disusun Oleh :
 Atikah Humairah
 Fabian Dika Putra
 Mila Kurnia
 M. Zikri Hamid
 Ratu Rahma Ayudya Hermanto
 Reysyatta Alfairuz A. Saad

SMA/KURMER/P5/SMAN 10 PKU/X.IV/2023
DAFTAR ISI

BAB 1...................................................................................................................................................2
MAKANAN KHAS DAERAH............................................................................................................2
A. Kabupaten Kampar...................................................................................................................2
1. Kue Sampan........................................................................................................................2
2. Pulut Kucuang....................................................................................................................3
B. Kabupaten Kuansing.................................................................................................................5
1. Kue Jalo..............................................................................................................................5
2. Pongek Cubadak.................................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................................7
MUSIK KHAS DAERAH....................................................................................................................7
A. Kabupaten Kampar...................................................................................................................7
B. Kabupaten Kuansing.................................................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................10
PAKAIAN KHAS DAERAH.............................................................................................................10
A. Daerah Kampar.......................................................................................................................10
B. Daerah Kuansing.....................................................................................................................11
BAB IV...............................................................................................................................................13
TARIAN KHAS DAERAH...............................................................................................................13
A. Daerah Kampar.......................................................................................................................13
B. Daerah Kuansing.....................................................................................................................13
BAB 1

MAKANAN KHAS DAERAH

A. Kabupaten Kampar

1. Kue Sampan

 Filosofi Kue Sampan :


-Simbol Perjalanan dan Keberangkatan: Bentuk kue sampan yang menyerupai perahu sampan dapat
diartikan sebagai simbol perjalanan dan keberangkatan. Hal ini bisa diasosiasikan dengan
perjalanan hidup, tantangan, dan perubahan yang harus dihadapi dalam kehidupan.
-Solidaritas dan Persatuan: Kue sampan umumnya terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda dalam
satu kesatuan. Ini bisa diartikan sebagai simbol solidaritas dan persatuan di antara berbagai elemen
atau individu yang berbeda. Kue ini mengajarkan pentingnya bekerja bersama untuk menciptakan
harmoni dan kesatuan.
-Makna Religius: Di beberapa daerah di Indonesia, kue sampan mungkin juga memiliki makna
religius. Bentuk perahu dapat dihubungkan dengan perjalanan roh atau jiwa setelah kematian. Ini
bisa berhubungan dengan tradisi atau keyakinan setempat.
-Kesederhanaan dan Ketenangan: Santan kelapa, salah satu bahan utama dalam kue sampan, sering
kali diasosiasikan dengan rasa yang lezat dan lembut. Ini mungkin menggambarkan nilai
kesederhanaan dan ketenangan dalam kehidupan, mengingat santan kelapa merupakan bahan yang
umum digunakan dalam berbagai hidangan tradisional Indonesia.
-Momen Spesial dan Tradisi: Kue sampan sering dihidangkan pada acara-acara khusus seperti
perayaan, upacara, dan festival. Ini bisa diartikan sebagai simbol momen-momen spesial dalam
kehidupan yang patut dirayakan dan diperhatikan dengan baik.
 Resep Kue Sampan :
-Daun pandan besar secukupnya
-1 cup atau 200 gram tepung terigu
-2 sdm tepung beras (skip, kelupaan hehe)
2
-3 cup santan kekentalan sedang
-1 sdt garam
-Batang gula merah secukupnya
-Gula pasir secukupnya
-Cup = Gelas berukuran 240ml
 Cara Membuat kue sampan:
1. Campur tepung dan garam. Tuang santan. Aduk rata sampai adonan licin.
2. Panaskan kukusan. Lapisi penutupnya dengan lap bersih.
3. Saring adonan tepung.
4. Siapkan takir daun pisang.
5. Masukkan gula merah di dasar takir. Tuang adonan kue di atasnya.
6. Kukus selama kurang lebih 10 menit dengan api sedang. Angkat dan biarkan dingin. Sajikan.

2. Pulut Kucuang

 Filosofi Lubuk Kucuang :


-Persatuan dan Harmoni: Pulut kucuang terdiri dari dua elemen utama, yaitu pulut (beras ketan) dan
kuah kucuang (santan gula merah). Dalam makna filosofis, ini bisa merepresentasikan ide persatuan
dan harmoni. Pulut yang melekat bersama dalam satu hidangan mungkin mencerminkan pentingnya
bersatu dan bekerja sama dalam masyarakat. Kuah kucuang yang menyatukan berbagai bahan
mungkin menggambarkan kebutuhan untuk menciptakan harmoni di antara keragaman.
-Keterikatan dan Kekuatan Keluarga: Pulut kucuang sering kali disajikan dalam acara keluarga dan
perayaan. Ini dapat melambangkan pentingnya hubungan keluarga dan kekuatan yang ada dalam
persatuan keluarga. Seperti beras ketan yang merekat bersama, keluarga juga dianggap sebagai
elemen yang saling terikat dan saling mendukung.
-Pertumbuhan dan Kematangan: Beras ketan merupakan bahan yang perlu melalui proses khusus
untuk menjadi lezat dan mengenyangkan. Dalam makna filosofis, ini mungkin melambangkan
proses pertumbuhan, perjalanan, dan kematangan dalam kehidupan. Proses memasak dan
mencampur bahan-bahan dalam kuah kucuang dapat diartikan sebagai perwujudan perjalanan hidup
yang kompleks.
-Sikap Hati-Hati dan Kebersamaan: Pembuatan pulut kucuang mungkin melibatkan langkah-
langkah yang cermat dan hati-hati, seperti memasak kuah kucuang dengan kekonsistenan yang
tepat. Ini bisa mengajarkan nilai kesabaran, ketelitian, dan kebersamaan dalam mencapai hasil yang
baik.
-Warisan Budaya dan Identitas: Pulut kucuang adalah hidangan tradisional yang dapat mewakili
warisan budaya dan identitas suatu daerah. Makanan tersebut bisa diartikan sebagai simbol
kekayaan budaya dan tradisi yang perlu dilestarikan dan dihargai.
 Resep Lubuk Kucuang :
-500 gram beras ketan putih

3
-1 siung bawang merah ukuran sedang
-4 sdt garam (sesuai selera)
-1 buah kelapa yang sudah di parut/ santan kental secukupnya
-2 pelepah daun pisang yang muda
 Cara Membuat Lubuk Kucuang :
Langkah 1:
Bersihkan beras ketan dengan mencucinya 3 kali, setelah itu di diamkan semalaman dengan air 1
ruas jari dari beras, setelah didiamkan dicuci lagi sampai bersih.
Langkah 2:
Pilih daun pisang yang masih muda supaya lebih mudah dibentuk, setelah itu layurkan dengan api
kompor sebentar jangan sampai gosong, sampai layu sedikit saja.
Langkah 3:
Bersihkan daun pisang dengan lap kain yang bersih.
Langkah 4:
Kelapa yang sudah di parut di peras dan disaring diambil santannya.
Langkah 5:
Tiriskan beras yang direndam semalaman, masukkan perasan santan secukupnya.
Langkah 6:
Potong bawang merah hingga halus.
Langkah 7:
Masukkan bawang merah ke dalam beras ketan dan santan, masukkan garam secukupnya.
Langkah 8:
Potong daun pisang menjadi beberapa bagian lebih baik menggunakan daun pisang yang lebar,
taruh dimangkuk agar mudah dibentuk.
Langkah 9:
Tuang beras dengan perbandingan 1:2, 1 sdm beras ketan, 2 sdm santannya.
Langkah 10:
Sesuai bentuk daunnya, jika lebar makin besar muat beras ketannya, jika kecil tinggal dikurang saja
takarannya.
Langkah 11:
Ikat dengan menggunakan tali plastik (pastikan benar2 bersih), dikukus dengan menggunakan api
sedang sekitar 30 menit, di cek kalau sudah matang.
langkah 12:
Pulut kucuang disajikan sesuai selera.

4
B. Kabupaten Kuansing

1. Kue Jalo

 Filosofi Kue Jalo


Bentuk bulat dan berlubang pada bagian tengah kue jalo melambangkan filosofi bahwa manusia
seharusnya senantiasa memiliki ruang kosong di hati untuk menerima hal-hal baru dalam hidup,
seperti ilmu pengetahuan, pengalaman, dan kebaikan. Selain itu, penggunaan gula kelapa yang
manis sebagai bahan utama kue jalo menggambarkan harapan akan kehidupan yang penuh dengan
kebahagiaan dan kelezatan, meskipun terdapat tantangan dan perjuangan dalam hidup.
 Resep Kue Jalo :
-5 ons Tepung Terigu
-1st Garam
-Air secukupnya
-Minyak goreng
 Cara Membuat Kue Jalo :
campur semua bahan lalu masukkan air secukupnya tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair,
kemudian di mixer agar semua adonan tercampur dengan rata lalu masukkan ke dalam adonan dan
tuang ke dalam teflon yang sudah berisi sedikit minyak, guna minyak disini agar adonan tidak
lengket. Kemudian bentuklah atau lipat adonan yang sudah jadi tadi hingga menjadi kue jala.

5
2. Pongek Cubadak

 Filosofi Pongek Cubadak


Hidangan ini mengandung pesan tentang sikap rendah hati dan menghargai sumber daya alam.
Cubadak atau jantung pisang diibaratkan sebagai bagian yang tersembunyi dan kurang dikenal dari
pohon pisang. Melalui hidangan ini, orang Minang ingin mengajarkan tentang menghargai dan tidak
menyia-nyiakan potensi yang ada, serta pentingnya memiliki sikap rendah hati sebagaimana
cubadak yang tersembunyi di dalam tanaman.
 Resep Pongek Cubadak :
-500 gr nangka muda, potong2
-500 ml santan kental
-100 gr cabe merah giling
 Cara Membuat Pongek Cubadak :
- Langkah 1
Siapkan bahan yang diperlukan
- Langkah 2
Susun bumbu cemplung di dasar belanga, kemudian susun nangka
- Langkah 3
Di wadah lain, campur bumbu halus dengan santan kental, aduk hingga tercampur rata. Tuang
santan ke dalam belanga yang sudah berisi nangka tadi.
- Langkah 4
Masak pangek dengan api besar hingga santan mendidih
- Langkah 5
Setelah mendidih, segera kecilkan api, tutup belanga, kemudian masak selama satu jam. Ketika
nangka lunak, masukkan asam kandis, aduk perlahan.
- Setelah satu jam, koreksi rasa, jika sudah pas, matikan api, sajikan hangat-hangat.

6
BAB II

MUSIK KHAS DAERAH

A. Kabupaten Kampar

Lagu : Baghandu Cipt : Ek Lola

  Lirik Lagu
Ek Lola kutang baghendo
Tampuwong sayak babulu
Kadang kadang ati den ibo
Kok takonang maso daulu

Indo den tadayo bak condo Iko


Indo den tadayo
Bak condo Iko

Nang sitanum si batang kinang


Pulau Tonga batanom ponok

Jantuong ati tunangan uwang


Lah tapanjiek den di batang dodok

Indo den tadayo


Bak condo Iko
Indo den tadayo
Bak condo iko

Indo den tadayo


Bak condo Iko
Indo den tadayo
Bak condo iko

7
Kapu lokak bacambul bosi
Nan si gadi pulang batobo
Kok tarogak sijantuang ati
Pandanglah pucuak Kiambiu soko

Indo den tadayo


Bak condo iko
Indo den tadayo
Bak condo iko
Indo den tadayo
Bak condo iko
Indo den tadayo
Bak condo Iko
Indo den tadayo
Bak condo Iko
Indo den tadayo
Bak condo ikoooo

 Filosofi Lagu
Lagu ini berisi pesan pesan moral dan harapan baik bagi si anak bila nanti tumbuh dewasa

B. Kabupaten Kuansing

Lagu : Manganyam Cipt : NN

Lirik Lagu
Manganyam kito basamo samo
Torang bulan bakilau kilauan
Kami duduak bacando kio
Koto toluak malam torang bulan

Jari alui dipamainkan


Tikar kombuik kami karojokan
Calempong tingka sayuik kadongaran
Kan penghibur hati handai tolan

Jiko malam bulan memberi hiburan


8
Manganyam kito duo la baduo
Koto toluak malam torang bulan

 Filosofi Lagu
Lirik lagu ini merujuk pada momen dan suasana malam di Kuantan Singingi.
Lagu ini tampaknya mencoba untuk merayakan dan menggambarkan kebersamaan, tradisi, dan
kehidupan malam yang khas bagi penduduk Kuantan Singingi.

9
BAB III

PAKAIAN KHAS DAERAH

A. Daerah Kampar

Teluk Belangga dan Kebaya Labuh

Kebaya Labuh dan Teluk Balangga adalah baju adat dari Kampar. Berasal dari Riau, pakaian adat
ini merupakan sebuah kekayaan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah Kampar sebagai ikon
pakaian adat dari daerah ini. Hal ini berdasarkan pada keunikan dan nilai-nilai kebudayaan yang
dimiliki oleh pakaian ini sehingga merupakan nilai tambah tersendiri sebagai ciri khas kekayaan
budaya Kwmpa. Salah satu unsur budaya lokal Riau yang masih tetap eksis adalah baju adat. Setiap
wilayah di Sumatra punya ciri khas tersendiri. Pakaian adat ini terdiri atas dua jenis pakaian adat
untuk laki-laki dan wanita, yaitu Kebaya Labuh dan Teluk Balangga. Kedua baju adat ini
merupakan warisan kebudayaan yang berasal dari masa kejayaan Islam di Riau. Namun seiring
dengan herjalannya waktu, kedua pakaian adat ini banyak digunakan oleh seluruh masyarakat Riau
dan menjadi bagian dari pakaian adat dari Kampar. Pakaian adat ini biasanya digunakan pada saat
ada acara adat atau upacara penting di daerah Kampar

 Bagian-Bagian Pakaian
Pria :
Bawahan : Menggunakan celana panjang untuk menutupi aurat
Atasan : Menggunakan kemeja berlengan panjang dengan warna senada dengan celana
Selendang : Terletak dan dililitkan di bagian pinggang sebagai pelengkap
10
Keris : Merupakan senjata tradisional pada waktu dulu
Aksesoris : Aksesoris tambahan berupa peci atau selempang

Wanita :
Bawahan : Menggunakan rok panjang untuk menutupi aurat
Atasan : Menggunakan kebaya berlengan panjang dengan warna senada dengan rok
Sunting : Hiasan dikepala yang bewarna keemasan
Aksesoris : Berupa selendang, kalung dan juga gelang

B. Daerah Kuansing

Baju Takuluak Barembai

Takuluak Barembai merupakan busana adat khas kabupaten Kuantan Singingi. Busana ini memiliki
ke khas-an tersendiri dengan motif persimpangan empat suku yang melambangkan kerukunan dan
keharmonisan kehidupan dalam masyarakat rantau Kuantan. Takuluak Barembai merupakan
pakaian adat yang dahulunya dipakai khusus di setiap proses adat di kabupaten Kuantan Singingi.
Baju adat ini biasa dipakai dalam acara-acara adat seperti pacu jalur, pertemuan adat, pawai adat,
ada juga yangmenggunakan nya untuk pakaian adat dalam pernikahan dan lain sebagainya. Namun
sekarang sudah merambah ke dunia fashion dengan mengadopsi warna corak serta pernak-
perniknya

 Bagian-Bagian Baju Adat


Pria :
Takuluk:Sejenis ikat kepala atau penutup kepala yang dikenakan.
Baju: Atasan yang dipakai oleh pria.
Sarung: Kain panjang yang digunakan sebagai bawahan.
Selendang: Kain panjang yang dapat digunakan sebagai selendang atau hiasan.
Keris: Pisau tradisional yang sering dijepitkan di pinggang.
Aksesoris: Seperti gelang, kalung, atau anting-anting yang melengkapi penampilan.

11
Wanita:
Takuluk: Sejenis ikat kepala atau penutup kepala yang dikenakan.
Baju: Atasan yang dipakai wanita.
Sarung: Kain panjang yang digunakan sebagai bawahan.
Selendang: Kain panjang yang dapat digunakan sebagai selendang atau hiasan.
Aksesoris: Seperti gelang, kalung, tali berwarna emas, atau anting-anting yang melengkapi
penampilan.

Setiap bagian ini memiliki makna dan fungsi dalam budaya dan tradisi masyarakat
Takuluk Barembai.

12
BAB IV

TARIAN KHAS DAERAH

A. Daerah Kampar

Tari Pasombahan

Tari Pasombahan merupakan tari kreasi masyarakat di Bangkinang Kota Kabupaten Kampar. Kata
Pasombahan sendiri berasal dari kata “Sombah” atau menyembah, yaitu menghormati dan
mengagungkan para raja-raja ataupun tamu agung yang datang ke daerah Kabupaten Kampar.

Kata Pasombahan sendiri berasal dari kata “Sombah” atau menyembah, yaitu menghormati dan
mengagungkan para raja-raja ataupun tamu agung yang datang ke daerah Kabupaten Kampar. Tari
Pasombahan ini digunakan untuk menghibur/menghormati pengantin.

Tari persombahan dari Kampar memiliki makna yang dalam. Filosofi di balik tarian ini sering
berkaitan dengan rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan serta upaya untuk memohon berkah
dan perlindungan dalam berbagai aspek kehidupan. Gerakan-gerakan dalam tari persombahan
sering kali menggambarkan aktivitas sehari-hari seperti menanam padi, menggembalakan ternak,
dan lainnya, yang mengandung pesan tentang ketergantungan manusia pada alam dan keberlanjutan
hidup.

B. Daerah Kuansing

Tari Surak Rang Kuantan

13
Tari Surak Rang adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Kuantan Singingi, Provinsi Riau,
Indonesia. Tarian ini adalah bagian dari tradisi budaya masyarakat setempat dan memiliki makna
serta filosofi yang mendalam.

Surak Rang secara harfiah berarti “mengharapkan hujan.” Tarian ini biasanya dilakukan dalam
rangka upacara adat atau ritual yang bertujuan untuk memohon turunnya hujan yang melimpah bagi
pertanian dan kehidupan sehari-hari. Tari Surak Rang umumnya melibatkan gerakan-gerakan yang
menggambarkan aktivitas sehari-hari seperti menanam padi, menggembalakan ternak, dan lainnya,
semuanya terkait dengan ketergantungan manusia pada alam.

Melalui tarian ini, masyarakat Kuantan Singingi mengungkapkan rasa syukur dan penghormatan
kepada alam serta upaya untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan hubungan harmonis dengan
lingkungan sekitar. Tari Surak Rang juga menjadi cara untuk mempertahankan budaya dan tradisi
leluhur serta mengajarkan nilai-nilai penting kepada generasi muda.

Keistimewaan tarian Surak Rang Kuantan ini salah satunya adalah tarian tersebut menampilkan
nilai budaya yang sangat filosofis dari masyarakat Taluk.

Kehidupan masyarakat yang dekat dengan sungai atau kuantan tergambar jelas pada tarian ini.
Termasuk perubahan kehidupan sosial fungsi dari sungai yang dahulunya sebagai jalur transportasi
dan tempat mencari nafkah kini sudah tampil sebagai kawasan hiburan seperti daerah tempat
pacuan jalur

Tarian ini secara filosofis mengangkat tradisi dan budaya sekitar masyarakat Kuantan Singingi.
Tarian ini ditampilkan para penari perempuan yang menggunakan pakaian adat setempat dengan
penutup kepala yang sopan.

14

Anda mungkin juga menyukai