PEMBAHASAN
Mukosa mulut berfungsi sebagai penghalang pelindung terhadap trauma, patogen, dan
agen karsinogenik. Ini dapat dipengaruhi oleh berbagai macam lesi dan kondisi, beberapa di
antaranya tidak berbahaya, sementara yang lain mungkin memiliki komplikasi serius.
Identifikasi dan pengobatan lesi mukosa ini merupakan bagian penting dari perawatan
kesehatan mulut. Oleh karena itu, pemeriksaan jaringan lunak sangat penting dan harus
Manajemen yang tepat dari pasien dengan lesi oral dimulai dengan diagnosis yang
akurat. Ada lesi yang diagnosisnya dapat dibuat untuk memverifikasi data yang dikumpulkan
selama riwayat atau pemeriksaan fisik sementara yang memerlukan konfirmasi lebih lanjut
melalui prosedur yang dispesifikasikan. Di antara berbagai metode yang tersedia untuk
mendiagnosis lesi oral, pemeriksaan histopatologi dari biopsi jaringan lesi yang
mencurigakan dianggap sebagai 'Gold Standart'. Studi retrospektif untuk menilai distribusi
lesi oro-mukosa sangat membantu dan penting dalam memperkirakan prevalensi penyakit
membantu dalam layanan pencegahan dan kuratif bagian yang berbeda dalam rongga mulut
menunjukkan predileksi untuk berbagai jenis lesi. Mucoceles lebih sering terlihat pada bibir
bawah sementara tumor kelenjar ludah kecil terlihat paling sering pada bibir atas. Interaksi
antara faktor genetik dan lingkungan di mukosa mulut mengarah pada pembentukan lesi.
Interaksi ini berbeda dalam berbagai penyakit. Dari variabel faktor yang terlibat dalam
etiopathogenesis lesi, merupakan bagian salah satu yang penting. Pengetahuan tentang
predileksi bagian untuk penyakit yang berbeda akan berguna dalam mengenali faktor yang
bertanggung jawab untuk hal yang sama. Sejumlah besar faktor dapat mempengaruhi kondisi
2.2 Klasifikasi
1. Fordyce Granule
Kelenjar sebasea ektopik atau Sebaseous choristomas (Jaringan normal yang terdapat
dalam lokasi yang abnormal) di dalam mukosa oral. Pada keadaan normal, kelenjar sebasea
ini terlihat di dalam dermal adnexa, yang berhubungan dengan folikel rambut.
Etiologi dari Fordyce granule adalah developmental origin, dan bukan merupakan
suatu penyakit, namun gangguan developmental. Etiologi dan faktor pencetus penyakit Fox-
Fordyce belum diketahui. Beberapa faktor, misalnya pengaruh emosional atau hormonal, dan
perubahan kimiawi pada komponen keringat diduga berperan dalam mencetuskan penyakit.
Sulit untuk memastikan apakah penyakit Fox Fordyce termasuk penyakit inflamasi atau
perubahan kornifikasi yang dipengaruhi faktor genetik. Gejala dan tanda penyakit Fox-
Fordyce timbul saat masa subur, terutama pada perempuan, saat fungsi kelenjar apokrin
Gambaran klinis :
Fordyce Granules muncul dalam bentuk papula berwarna putih kekuningan yang
multiple atau bisa juga muncul sebagai papula berwarna putih. Fordyce Granule ini kadang
terlihat menyerupai kumpulan, dan paling banyak terdapat pada mukosa bukal dan berupa
garis merah terang pada bibir atas. Adakalanya Fordyce Granules (FG) dapat terlihat pada
area Retromolar Pad dan pada tonsil anterior. Prevalensi terjadinya biasanya lebih sering
terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Granulanya cenderung muncul pada masa
pubertas dan meningkat dalam jumlah sesuai dengan meningkatnya umur. FG bersifat
asimtomatik dan sering ditemukan dalam pemeriksaan rutin. Secara historis, FG ini identik
Penatalaksanaan :
Pada Kasus FG ini sebenarnya tidak perlu dilakukan pembedahan. Namun pada kasus FG
dengan garis merah terang pada bibir atas mungkin harus dilakukan pembedahan karena
Diagnosis banding :
Folikulitis, liken planus, liken nitidus dermatitis kontak, skabies, dermatitis kronik, dan lain-
lain.
2. Hairy Tongue
Hairy tongue adalah pemanjangan secara abnormal dari papilla filiformis yang membuat
dorsum lidah tampak seperti berambut. Perubahan pada papilla ini terutama berdampak pada
dorsum lidah yang sering kali menjadi berubah warna. Perubahan warna tersebut merupakan