Askep Diare Pada Anak
Askep Diare Pada Anak
karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P27220019058
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Surakarta, 2 Juni
2022 Pembuat
pernyataan
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Calista Tiara Nabila NIM: P27220019058 dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Diare di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Surakarta, 2 Juni
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Calista Tiara Nabila NIM: P27220019058 dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Diare di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta” telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 8 Juni 2022.
Dewan Penguji
Mengetahui
Widodo, MN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul ”ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
DIARE DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI SURAKARTA”.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :
1. Widodo,MN, selaku Ketua Jurusan Keperawatan telah memberikan
kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Surakarta.
2. Sunarsih Rahayu, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Surakarta.
3. Sri Mulyanti, S.Kep., Ns., M.Kep dan Yeni Tutu Rohimah, S.Kp., M.Kes,
selaku pembimbing dan penguji anggota yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya proposal karya tulis ilmiah
ini.
4. Duwi Pudji Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku penguji ketua yang telah
banyak mengarahkan dan memberi dorongan sampai terselesaikannya
proposal karya tulis ilmiah ini.
5. Semua dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Surakarta yang
telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang
bermanfaat
v
6. Klien dan keluarganya, yang telah bersedia menjadi responden dalam studi
kasus.
7. Kedua orangtuaku dan keluarga tercinta, yang selalu menjadi inspirasi dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman semua yang selalu mendukung dan memotivasi penulis dalam
mengerjakan proposal karya tulis ilmiah ini sehingga selesai dengan baik.
Akhir kata, karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala
saran dan kritik sangat diharapkan dalam penyempurnaannya. Semoga studi kasus ini
bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan, amin.
Penulis
vi
Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Diare Di Rumah Sakit Dr.
Moewardi Surakarta
Calista Tiara Nabila1, Sri Mulyanti2, Yeni Tutu Rohimah3
D-III Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta
ABSTRAK
Latar Belakang: Diare adalah keadaan seseorang mengalami buang air besar lebih
dari 3 kali dalam sehari dengan konsistensi cair atau lunak. Diare yang
berkepanjangan dan tidak ditangani dengan baik dapat berakibat fatal pada anak,
ketidakadekuatan asupan nutrisi serta rehidrasi pada anak dapat menimbulkan
terhambatnya tumbuh kembang anak. Tujuan: untuk memberikan gambaran
pelaksanaan asuhan keperawatan pada anak dengan diare di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Metode: Metode penelitian dengan desain studi kasus deskriptif yaitu
mendeskripsikan atau memaparkan mengenai asuhan keperawatan pada pasien anak
dengan diare dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan. Hasil:
Ditemukan kecocokan antara konsep teori dengan kasus nyata yang ditemukan pada
pasien meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Kesimpulan: Keilmuan asuhan keperawatan pada anak dengan diare yang terdapat
pada konsep teori dapat digunakan sebagai acuan untuk memberikan asuhan
keperawatan dalam kasus nyata. Saran: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai penyakit diare pada anak dan dapat digunakan dalam asuhan
keperawatan yang komprehensif dan profesional.
Kata Kunci: Anak, Asuhan Keperawatan, Diare
vii
Nursing Care in Children with Diarrhea at Dr. Moewardi Surakarta
Hospital
Calista Tiara Nabila1, Sri Mulyanti2, Yeni Tutu Rohimah3
DIII-Keprawatan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta
ABSTRACT
Background: Diarrhea is the state of a person experiencing bowel movements more
than 3 times a day with a liquid or soft consistency. Prolonged diarrhea and not
handled properly can be fatal to children, inadequate nutritional intake and
rehydration in children can cause inhibition of child growth and development.
Purpose: to provide an overview of the implementation of nursing care in children
with diarrhea at Dr. Moewardi Hospital Surakarta. Method: Research method with a
descriptive case study design, namely describing or explaining nursing care in
pediatric patients with diarrhea using a nursing care approach. Results: Found a
match between theoretical concepts and real cases found in patients includes
assessment, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation . Conclusion:
The science of nursing care in children with diarrhea contained in the theoretical
concept can be used as a reference to provide nursing care in real cases.
Suggestion: This study is expected to provide information on diarrheal diseases in
children and can be used in comprehensive and professional nursing care.
Keywords: Child, Diarrhea, Nursing Care
viii
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN....................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................. v
ABSTRAK.................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................6
A. Konsep Dasar Diare...........................................................................................6
B. Konsep Tumbuh Kembang Anak....................................................................19
C. Konsep Asuhan Keperawatan..........................................................................41
BAB III METODE STUDI KASUS...........................................................................56
A. Jenis dan Rancangan Studi Kasus....................................................................56
B. Subjek Studi Kasus..........................................................................................56
C. Definisi Operasional........................................................................................57
D. Lokasi dan Waktu............................................................................................ 57
E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data.....................................................58
F. Etika Studi Kasus............................................................................................. 60
G. Analisis Data.................................................................................................... 61
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN.........................................62
A. Hasil Studi Kasus.............................................................................................62
B. Pembahasan...................................................................................................... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................112
A. Kesimpulan.................................................................................................... 112
B. Saran............................................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 116
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
kematian pada anak-anak. Penyakit infeksi yang sering diderita adalah diare,
infeksi tersebut harus cepat didiagnosis agar tidak semakin parah. (Noor
Diare adalah keadaan seseorang mengalami buang air besar lebih dari
3 kali dalam sehari dengan konsistensi cair atau lunak (Rahman dkk, 2016).
Anak yang mengalami diare akan timbul gejala seperti sering buang air besar
dengan konsistensi tinja encer atau cair, mengalami tanda dan gejala dehidrasi
kering), demam, muntah, anorexia, lemah, pucat, perubahan tanda- tanda vital
(nadi dan pernafasan cepat), pengeluaran urin menurun atau tidak ada
(PPNI,2017).
1
2
Sampai saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan utama pada
anak karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Setiap tahunnya
terdapat sekitar 2 milyar kasus diare di dunia dan 1,9 juta anak usia di bawah
berkontribusi sekitar 18% dari seluruh kematian balita di dunia atau setara
dengan lebih dari 5 ribu balita meninggal perhari. Pada tahun 2017 DI
jumlah penderita 1725 orang dan kematian 34 orang (1,97%). Prevalensi diare
pada balita berdasarkan diagnosis nakes dari tahun 2013-2018 meningkat 9%,
dimana provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan kasus diare dari tahun
kurang sehat, maka akan berdampak pada berbagai hal yang berkaitan dengan
ditangani dengan baik dapat berakibat fatal pada anak, komplikasi yang dapat
terjadi pada diare yang berkepanjangan dan tidak ditangani dengan baik
kesehatannya tidak akan sama dengan anak-anak lain pada umumnya, hal ini
yang sering dijumpai pada anak dengan diare yaitu kekurangan volume
cairan, gangguan integritas kulit, defisit nutrisi, risiko syok, dan ansietas
(Nuraarif & Kusuma, 2015). Dari uraian di atas, perlu kiranya memberikan
perhatian yang lebih terhadap kasus diare pada anak. Peran perawat dalam
memantau intake dan output cairan, memperhatikan nilai analisa gas darah,
Diare.”
4
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
diare.
diare.
dengan diare.
D. Manfaat penelitian
karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak
1. Bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
διάρροια. Diare terdiri dari 2 kata yaitu δια/dia (melalui) dan ρέω/rheo
3 atau lebih per hari dengan konsistensi tinja dalam bentuk cair. Diare
dengan intensitas buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali dalam
suatu keadaan dimana terjadi pola perubahan BAB lebih dari biasanya (>
dengan atau tanpa darah dan tanpa lender yang disebabkan oleh bakteri,
6
7
2. Etiologi
lain.
3. Manifestasi Klinis
sebagai berikut:
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer,
dengan empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit
hipovokanik.
Tabel 2.2
Bentuk Klinis Diare
Tabel 2.3
Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare
4. Patofisiologi
Motilitas
11
dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan usus.
meningkat.
dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak diserap dengan baik sehingga
5. Pemeriksaan Penunjang
adalah:
1) Pemeriksaan laboratorium
dan ovum (telur, kista) pada feses. Hal ini menjadikan pemeriksaan
6. Kerangka Teori
Diare (D0020)
Toksik tak dapat diserap Ansietas (D0080)
Berkemba
ng di
Mual muntah
Dehidrasi
Gangguan pertukaran gas (D0003)
Hipovolemia (0023)
Risiko
syok (D0039)
7. Komplikasi
2) Renjatan hipovolemik
4) Hipoglikemia
enzim lactase
7) Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau
kronik).
8. Penatalaksanaan
klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta
15
elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat
sampai 33%.
mencret
16
lebih besar dapat minum langsung dari gelas. Bila terjadi muntah
serta menjaga agar anak tetap sehat. Zinc merupakan salah satu zat
Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar
sehat.
c. Pemberian Makan
bulan ke atas) penderita diare akan membantu anak tetap kuat dan
yang sesuai umur dan bergizi akan menyebabkan anak kurang gizi.
Bila anak kurang gizi akan meningkatkan risiko anak terkena diare
anak.
d. Antibiotik Selektif
2) Muntah berulang-ulang
4) Demam
5) Tinjanya berdarah
sifatnya saling berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel organ, maupun
individu yang
20
bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm,
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan
organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari
a. Masa prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase
fetus. Pada masa embrio, pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi
21
hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang cepat dari
ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada fase fetus
b. Masa postnatal
Terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa usia prasekolah, masa
1) Masa neonatus
dengan masa neonatus (0-28 hari). Pada masa ini terjadi kehidupan
2) Masa bayi
(initiative vs guilty). Pada masa ini, rasa ingin tahu (courius) dan
berada pada fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis
4) Masa sekolah
5) Masa remaja
pubertas.
1) Faktor internal
b) Keluarga
c) Umur
d) Jenis kelamin
e) Genetik
anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik
kerdil.
f) Kelainan kromosom
2) Faktor eksternal
kembang anak
a) Faktor prenatal
(1) Gizi
25
(2) Mekanis
(4) Endokrin
(5) Radiasi
(6) Infeksi
b) Faktor persalinan
(1) Gizi
adekuat.
(4) Psikologis
perkembangan.
28
(5) Endokrin
(8) Stimulasi
anak.
(9) Obat-obatan
hormon pertumbuhan.
29
1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
sebagainya.
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun)
usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), usia prasekolah (2,5-5), usia sekolah (5-
11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Anak dari usia 1 sampai 5 atau 6
sesuai
30
a) Ciri fisik
kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu, mereka biasanya
tengkorak kepala mereka masih lunak. Selain itu, walaupun anak laki-
laki lebih besar, akan tetapi anak perempuan lebih terampil dalam
b) Ciri sosial
cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisir dengan baik. Anak yang
lebih muda sering kali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih
tua. Selain itu permainan mereka juga bervariasi sesuai dengan kelas
c) Ciri emosional
bebas dan terbuka. Iri hati juga sering terjadi diantara mereka dan
guru.
d) Ciri kognitif
a) Perkembangan motorik
Pada saat anak mencapai tahapan usia prasekolah (4-6 tahun) ada
ciri yang jelas berbeda antara anak usia bayi dan anak usia prasekolah.
usia, perbandingan antar bagian tubuh akan berubah. Gerakan anak usia
ialah jumlah gigi yang tumbuh mencapai 20 buah. Gigi susu akan
tanggal pada akhir masa usia prasekolah. Gigi yang permanen tidak
akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun. Otot dan sistem tulang
akan terus berkembang sejalan dengan usia mereka. Kepala dan otak
mereka telah mencapai ukuran orang dewasa pada saat anak mencapai
b) Perkembangan kognitif
c) Perkembangan bahasa
biasanya dipahami sebagai sistem tata bahasa yang rumit dan bersifat
(2) Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat
(3) Komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibahas. Anak
menyanyi.
d) Perkembangan Psikososial
Prasekolah
(Soetjiningsih, 2012).
1. Deskripsi DDST II
terdiri atas satu lembar kertas dimana halaman depan berisi tentang
a. Pada halaman depan terdapat skala umur dalam bulan dan tahun
2) Pada umur 0-2 bulan, jarak antara 2 tanda (garis tegak kecil)
adalah 1 bulan.
c. Pada kanan bawah terdapat kotak kecil berisi tes perilaku. Tes
neraca umur 25%, 50%, 75%, dan 90% dari seluruh sampel
2. Manfaat DDST
2013).
3. Prosedur DDST II
berikut:
4. Penentuan umur
b. 1 tahun = 12 bulan
penyesuaian umur.
5. Pelaksanaan tes
terstandarisasi.
b. Perlu kerja sama aktif dari anak sebab anak harus merasa tenang,
c. Harus terbina kerja sama yang baik antara kedua belah pihak.
e. Orang tua harus tahu tes ini bukan tes IQ melainkan tes untuk
sebagai berikut :
a. L = Lulus/Lewat (P = Pass).
b. G = Gagal (F = Fail).
c. M = Menolak (R = Refusal).
7. Interpretasi nilai
1) Advanced
Apabila anak lulus pada uji coba item yang terletak disebelah
2) Normal
dan lulus atau gagal atau menolak pada item dimana garis
3) Peringatan
Gagal atau menolak pada item dalam garis umur yang berada
4) Keterlambatan
garis umur.
1) Normal
2) Suspect
kelelahan.
yaitu:
41
1. Pengkajian Keperawatan
kondisi yang ada pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu
a. Pengumpulan data
1) Identitas
ekonomi juga
42
2013).
2) Riwayat Keperawatan
a) Keluhan utama
d) Riwayat imunisasi
keluarga
penyakit diare
f) Status cairan
2009).
b. Pemeriksaan fisik
2. Analisa Data
diperoleh dari pasien atau dari sumber lain, sehingga data yang
3. Diagnosa Keperawatan
muncul pada kasus diare menurut Nurarif & Kusuma (2015) dan
b. Diare
c. Hipovolemi
e. Defisit nutrisi
f. Risiko syok
g. Ansietas
4. Intervensi
5. Implementasi
6. Evaluasi
evaluasi.
Subyek dalam karya tulis ini adalah pasien dengan diagnosa medis
kooperatif
56
57
C. Definisi Operasional
digunakan meliputi:
a. Wawancara
b. Observasi
lembar checklist.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
peristaltik usus.
60
d. Studi Dokumentasi
pilihan pada klien untuk ikut serta dalam penelitian atau menolak,
kerahasiaannnya
G. Analisis Data
menggambarkan secara rinci objek penelitian agar didapat data yang jelas
pada kasus diare yang dikelola oleh mahasiswa minimal 3 hari. Penulisan
1. Pengkajian
62
63
GCS E4V5M6. Berat badan pasien saat ini ialah 7,5 kg, pasien
bulan 17 hari ini pasien mendapatkan nutrisi dari asi saja, pasien
I/Polio II pada bulan kedua, DPT II/Polio III pada bulan ketiga,
timbul.
A saat ini 7,5 kg, tinggi badan 63cm, indeks massa tubuh 18,89
selama 24 jam, cairan yang masuk berupa diit 500 cc, infus 500
66
oralit = 360 cc, jumlah total 1360cc. Cairan yang keluar berupa
urine 300 cc, feses 560 cc, IWL (30 - Usia Anak x BB Anak) =
500 cc, jumlah total 860 cc. Balance cairan = input – output =
jam, cairan yang masuk berupa diit 100 cc, infus 480 cc, obat
1185cc. Cairan yang keluar berupa urine 130 cc, IWL (15xBB =
15x60) = 900 cc, jumlah total 1030 cc. Balance cairan = input –
waktu bangun segar; saat sakit pasien tidur siang selama ± 3,5
hidung simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping
dada kanan dan kiri sama. Palpasi, tidak ada nyeri tekan, fremitus
raba kanan dan kiri sama. Perkusi paru kanan kiri sonor.
inpeksi, ictus cordis tidak tampak. Palpasi tidak ada nyeri tekan.
laki, tidak ada odema, tidak ada kelainan, dan tidak menggunakan
selang kateter.
atas kanan dan kiri kekuatan otot 5, rentang gerak aktif, akral
hangat, tidak ada edema, CRT <2 detik, dan tidak ada keluhan.
gerak aktif, akral hangat, tidak ada edema, CRT <2 detik, tidak
terdapat keluhan.
SILINDER
Hyline 0 /LPK 0-3
Granulated - /LPK Negatif
Plain foto :
- Bayangan gas usus bercampur fecal material prominent
- Bayangan hepar dan lien tak tampak membesar
- Contour ginjal kanan kiri tak tampak jelas
- Corpus, pedicle dan spatium intervertebralis tak tampak kelainan
- Tak tampak proses osteolitik/blastik
Kontras study :
- Kontras watersoluble non ionik, dicairkan 1:4 dengan aquabidest
150 cc dimasukkan secara bertahap melalui kateter ke dalam anus
71
Kesan :
Mengarah gambaran colitis colon descendens
terpasang di tangan kiri, zink dalam bentuk cair 20 mg/24 jam, oralit
b. Pasien kedua
GCS E4V5M6.
diare pada umur 3 tahun, namun tidak sampai dirawat di rumah sakit.
ASI sampai umur 15 bulan, setelah itu pasien diberikan susu formula.
bulan kedua, DPT II/Polio III pada bulan ketiga, DPT III/Polio IV,
baik, bahwa anak sudah dapat paham dan mengerti ketika berbicara,
73
Pada riwayat sosial pasien diasuh oleh ibu dan ayahnya sendiri.
Hubungan dengan teman sebaya, An. F adalah anak yang aktif dan
Pola persepsi konsep diri, ideal diri An. F tampak rewel dan
ingin cepat sembuh dan pulang; Identitas diri An. F dapat mengatakan
bahwa dirinya adalah anak berusia 5 tahun, dan saat ini masih
bersekolah TK A.
74
baik. Pola interaksi ibu dengan perawat sangat baik dan kooperatif.
sebelum sakit 25 kg, BB saat ini 20 kg, tinggi badan 105 cm, indeks
rendah garam.
pasien makan 3x1 hari dengan jenis nasi, lauk, dan sayur, satu porsi
selalu habis, minum 4 gelas/hari, saat sakit pasien makan 3x1 dengan
jenis bubur, lauk, sayur, dan buah hanya dihabiskan ¾ porsi, minum 4
pencahar dan tidak terdapat keluhan, saat sakit pasien BAB ± 5x/hari,
sebelum, saat, dan setelah BAB; BAK: sebelum sakit pasien BAK
cc/hari, saat sakit pasien BAK 5x/hari berwarna kuning jenih, jumlah
jam, cairan yang masuk berupa diit 900 cc, infus 500, oralit 600 cc,
jumlah total 2000 cc. Cairan yang keluar berupa urine 1500 cc, feses
500 cc, IWL (30 - Usia Anak x BB Anak) = 500 cc, jumlah total
cc.
keluarganya.
tidur, tidak ada gangguan tidur, perasaan waktu bangun segar; saat
sakit pasien tidur siang selama ± 2 jam, tidur malam ± 6 jam, tidak
25x/menit irama teratur, suhu tubuh 36,5 oC, berat badan 20 kg, tinggi
anemis, sclera
76
cahaya normal, bentuk hidung simetris, bersih, tidak ada polip, tidak
tidak ada pembesaran limfe dan tidak teraba adanya benjolan, JVP
tidak teraba.
dada kanan dan kiri sama. Palpasi, tidak ada nyeri tekan, fremitus
raba kanan dan kiri sama. Perkusi paru kanan kiri sonor. Auskultasi
inpeksi, ictus cordis tidak tampak. Palpasi tidak ada nyeri tekan. Suara
tidak ada odema, tidak ada kelainan, dan tidak menggunakan selang
kateter.
77
kanan dan kiri kekuatan otot 5, rentang gerak aktif, akral hangat, tidak
ada edema, CRT <2 detik, dan tidak ada keluhan. Pada ekstremitas
bawah kanan dan kiri kekuatan otot 5, rentang gerak aktif, akral
hangat, tidak ada edema, CRT <2 detik, tidak terdapat keluhan.
Nilai
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
Hb H 14.8 g / dl 10.8-12.8
Leukosit H 18.96 10 3/mm3 6.00-17.00
Eritrosit H 5.37 Juta/mm3 3.60-5.20
Trombosit 434 Ribu/mm3 229-553
Hematokrit H 43,2 % 35.0-43.0
Hitung Jenis
Leukosit
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 1 % 1-4
Limfosit L 13 % 20-40
Monosit 4 % 2-8
Neutrophil batang 2 % 2-6
Neutrophil segmen H 80 % 50-70
MCH 27.6 Pg 23.0-31.0
MCHC H 35.2 g/dl 26.0-34.0
MCV 78.2 Fl 73.0-101.0
Rasio N/L H 6.15 < 3.13
2. Diagnosa Keperawatan
descendens.
suhu 36,5 o
C, balance cairan -700cc, pada pemeriksaan
3. Intervensi Keperawatan
a. Pasien pertama
ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring, gunakan minyak pada kulit
yang cukup.
antara lain monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta
b. Pasien kedua
dokter.
cairan IV.
4. Implementasi Keperawatan
a. Pasien pertama
ASI 100 ml, oralit 20 ml, infus 58 cc, output feses 100 cc
cc. Pada pukul 10.00 WIB memonitor berat badan, BB pasien 7,5
warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja, input ASI 300 ml,
oralit 50 ml, infus sudah masuk 232 cc, output feses 400 cc, dan
urine 90 cc.
warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja, input ASI 150 ml,
oralit 20 ml, infus sudah masuk 58 ml, outut feses 90 cc, urin 40
7,7 kg.
84
b. Pasien kedua
tinja, Input pasien didapatkan dari minum 100 ml, oralit 200 ml,
pasien.
400
85
ml, oralit 400 ml, infus sudah masuk 225 cc, output feses 250 cc
650 gr/6 jam sudah masuk IV line dan oral tanpa ada reaksi
tinja, input minum 150 ml,, oralit 200 ml, infus sudah masuk 50
cc, output feses 100 cc, urine 100 cc. Pada pukul 10.00
5. Evaluasi Keperawatan
a. Pasien pertama
sudah BAB 5 kali dengan konsistensi cair, BAK 4 kali, minum asi
200 ml, oralit 50 ml, infus sudah masuk 203 cc, output: feses 250
objektif (O) suhu tubuh pasien tampak normal 36,5 °C, tampak
timbul. Data objektif (O) berat badan pasien 7,7 kg, bising usus
b. Pasien kedua
air putih sudah 5 gelas, sudah tidak muntah tetapi masih sedikit
ml, oralit 200 ml, infus sudah masuk 200 cc, output: feses 200 cc
250 cc, bising usus 17x/menit, berat badan pasien 21 kg, TTV; S :
jam, zinc 12 jam, ampicillin 650 gr/6 jam, oralit 100 cc/BAB,
dan output.
konsistensi lunak, BAK 2 kali, minum air putih sudah 5 gelas. Ibu
teraba kuat, suhu tubuh pasien tampak normal 36,5 °C, turgor
ml, oralit 100 ml, infus sudah masuk 500 cc, output: feses 100 cc
vital pasien.
B. Pembahasan
dengan kasus nyata yang terjadi pada pasien pertama dan pasien kedua
1. Pengkajian
a. Data yang ada dalam teori dan ditemukan dalam kasus nyata
adalah :
lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau
cair (Suriadi & Yuliani, 2016). Diare adalah buang air besar
sehat, dengan frekuensi tiga kali atau lebih per hari, disertai
2014).
B. Gelisah
Hal ini sesuai dengan penelitian Puji (2018) bahwa kulit bayi
(Puji, 2018).
D. Dehidrasi
F. Gangguan gizi
G. Pemeriksaan laboratorium
urin < 1,015, dehidrasi ringan apabila berat jenis urin 1,016–
dan dehirasi berat apabila berat jenis urin > 1,030 (Sari &
kemungkinan dehidrasi.
H. Terapi Obat
Pada kedua pasien diberikan zink dan oralit, hal ini sesuai
2. Diagnosa Keperawatan
Hasil studi kasus yang dilakukan oleh penulis pada kedua pasien,
Diare adalah buang air besar yang terjadi pada bayi dan anak
lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair, dengan atau
pasien mulai rewel dan susah minum asi, asupan nutrisi berkurang
berat badan, penurunan turgor kulit, nadi cepat dan lemah, asupan
resiko, dimana tidak terdapat tanda dan gejala mayor. Begitu juga
pada pasien kedua, diagnosa diare dan defisit nutrisi lebih aktual
kali sehari dengan konsistensi cair tanpa lender pada pasien pertama
104
dan BAB >7 kali sehari dengan konsistensi cair bercampur lender
pada pasien kedua, dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan
yang ideal
105
tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan ialah status nutrisi pasien
2017).
106
yang tidak adekuat (Dewi & Rahayu, 2020). Tanda dan gejala
Rahmawati, 2018).
kesembuahan anak.
Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit / daerah yang
(Puji, 2018).
orangtua asuh.
4. Evaluasi
perubahan fungsi dan tanda gejala yang spesifik (Olfah & Ghofur,
2016).
asupan makanan.
diare akut dan ditambah dengan usia yang lebih tua sehingga faktor
yang intens dan lebih lama karena dalam masa rawan pertumbuhan
anak, dimana pada umur ini anak belum mempunyai sistem imun
a. Keterbatasan
Dalam studi kasus ini keterbatan penulis dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini yaitu intervensi pengubahan posisi setiap dua jam pada pasien
oleh perawat karena perawat tidak bisa selalu mengecek setiap 2 jam, oleh
pada pengasuh untuk selalu mengubah posisi pasien setiap dua jam agar
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
pada hari Selasa, 12 April 2022 dan Senin, 25 April 2022. Data
2. Diagnosa keperawatan
113
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
B. Saran
1. Pelayanan Kesehatan
114
maksimal, karena dari hal tersebut bisa diambil kesimpulan apakah
mencegah decubitus.
2. Institusi Pendidikan
literatur terbaru.
3. Masyarakat
dapat mengenali tanda dan gejala penyakit diare pada anak supaya
4. Peneliti selanjutnya
115
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Dedi, dkk. (2017). Beberapa Faktor Risiko Gizi Kurang dan Gizi
Buruk pada Balita 12-59 Bulan (Studi Kasus di Kota Pontianak). Jurnal
Epidemiologi Kesehatan Komunitas 2 (1), 54-62.
Amin, Lukman Zulkifli. (2015). Tatalaksana Diare Akut. Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia.
Ariestine, Dina Aprillia. (2018). Kolitis Ulseratif Ditinjau Dari Aspek Etiologi,
Klinik, dan Patogenesa. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Asurya, Yessi dkk. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Penanganan Diare dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan
Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas Vol 6, No 2.
Awaluddin,dkk. (2017). Hubungan Status Gizi dengan Hasil Belajar Siswa Kelas
1 SD Negeri 5 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar, 5(2). Retrieved from
www.jurnal.unsyiah.ac.id
Barbara, K., Glenora, E., Audrey, B., & Shirlee J, S. (2011). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik Volume 2. (D.
Widiarti, Ed.) (7th ed.). Jakarta: EGC.
Butar, Maria Elvina Tresia & Chaerunisa, Anis. (2020). Peran Pelembab dalam
Mengatasi Kondisi Kulit Kering. Jurnal Universitas Padjajaran.
Dewi, Enita & Rahayu, Sri. (2014). Kegawatdaruratan Syok Hipovolemik.
Muhammadiyah University of Surakarta.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. (2011).
Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita. Jakarta.
Dr. I gede Haryo Ganesha, S. Ked dan I Ketut Bawantika Adi Putra. (2016).
Hypovolemic Shock. Faculty of Medicine Udayana University.
Dwienda, O. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi / Balita dan
Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Yogyakarta : Deepublish
Inten & Permatasari. (2019). Literasi Kesehatan pada Anak Usia Dini melalui
Kegiatan Eating Clean. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.
Volume 3 Issue 2 Halaman 366-376
Manoppo, Jeannete I Ch. 2016. Profil Diare Akut dengan Dehidrasi Berat di
Ruang Perawatan Intensif Anak. Jurnal Sari Pediatri Vol. 12 No. 3
Maulana, Aditha Satria. (2019). Skripsi Uji Klinis Adsorben Untuk Mencegah
Resiko Diare Akibat Konsumsi Cabai Rawit (Capsicum frutescens).
Fakultas Kedokteran Universitas Jember
116
Noor Mutsaqof, A. A., W, & Suryani, E. (2016). Sistem Pakar Untuk
Mendiagnosis Penyakit Infeksi Menggunakan Forward Chaining. Jurnal
Teknologi & Informasi ITSmart, 4(1), 43
Nuraarif, Amih Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Mediaction:
Yogyakarta
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan–Pendekatan Praktis
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Prawati, Debby Daviani; Haqi, Dani Nasirul. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Diare Di Tambak Sari, Kota Surabaya.
Puji, A Sri. (2018). Aplikasi Pemberian Minyak Zaitun Untuk Menurunkan
Derajat Diapers Dermatitis Pada Anak Usia 0-36 Bulan. Repository
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Rahman MS, Howlader T, M. M., & Rahman ML. (2016). Association of Low-
Birth Weight with Malnutrition in Children under Five Years in
Bangladesh: Do Mother’s Education, Socio-Economic Status, and Birth
Interval Matter?. National Library of Medicine.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27355682. Diakses pada 25 November
2021
Riatiani Irma. (2015). Gambaran Tentang Daya Terima Makanan dan Sisa
Makanan Tanpa Diit Khusus di Ruang Mawar RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Repository Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitin dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
Sampul, Mega Pricilia Kurnia, Amatus Yudi Ismanto, Linnie Pondaag. (2015).
Hubungan Diare Dengan Kejadian Malnutrisi pada Balita Di Irina E
Bawah RSUP Prof. Dr. Kandou Manado. Jurnal Keperawatan Vol 3, No
1.
Siswidiasari, A., Astuti, K. W. & Yowani, S. C. 2014. Profil Terapi Obat pada
Pasien Rawat Inap dengan Diare Akut pada Anak di Rumah Sakit Umum
Negara. JK, 8, 185-8.
Syafa’ati, F. L., 2017. Perbedaan Hasil Kadar Hematokrit Metode
Mikrohematokrit dengan Antikoagulant EDTA Cair dan Serbuk, Fakultas
Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah, Semarang.
117
Sudoyo, dkk. (2011). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta
Pusat: Internal Publishing
Susilaningrum (2013). Askep bayi dan anak. Jakarta. Salemba Medika
Tamsuri, Anas. (2013). Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Keseimbangan Cairan & Elektrolit. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.
Tim Pokja Sdki PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan.
Tim Pokja Siki PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan.
Tim Pokja Slki PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan
Utami, Nurul & Luthfiana, Nabila. (2016). Faktor- Faktor yang Memengaruhi
Kejadian Diare Pada Anak. Medical Journal of Lampung Univesity Vol 5
No 4.
Utami, Risky Wijaya. (2017). Asupan Makanan pada Pasien Penyakit Jantung
Koroner. Karya Tulis Ilmiah Universitas Diponegoro.
Watik, Tri Anjar & Reza, Muhammad. (2019). Pemberian Reinforcement
Positive Untuk Meningkatkan Percaya Diri. Repository Universitas
Negeri Surabaya.
Widaningsih, Ida & Ulfiyah, Novi. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Puskesmas Tambelang Tahun
2018. Repository Universitas Medika Suherman.
Wilkinson, J & Ahern. (2013). Buku Saku Diagnosis keperawatan edisi 9.
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.
Wijayaningsih, Kartika Sari. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta.
Wong, Donna L. (2013). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta
World Health Organization (WHO). (2011). Tentang Penyakit Diare dan
Penularannya.
Wulandari, fitri & Yuliandri, Ihsan. (2014). Diagnosa Gizi Menggunakan Metode
Certainty Factor. Jurnal Sains, Teknologi, dan Industri UIN Sultan Syarif
Kasim Baru Vol. 11 No. 2.
Yuliastati; Amelia Arnis. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta
Yusuf, Sulaiman. (2016). Profil Diare di Ruang Rawat Inap Anak. Sari Pediatri
Vol 13, No 4
118
Yustiana Olfah, APP., M.Kes & Abdul Ghofur, S.Kp, M. K. (2016). Dokumentasi
Keperawatan. Jakarta.
119
120
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Asuhan Keperawatan Pasien 1
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama Klien : An. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Boyolali
Umur : 4 bulan 17 hari
Agama : Islam
Status : Anak
Pendidikan :-
No RM 01573637
Diagnosa : Diare kronis tanpa dehidrasi
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur : 23 Th
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Boyolali
Hubungan : Ibu Kandung
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Diare sudah sejak 1 bulan yang lalu
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta
diantar orang tuanya atas rujukan RS Banyu Bening dengan keluhan
BAB dengan konsistensi cair secara terus menerus 13 kali per hari,
keluarnya sedikit-sedikit, Pasien hanya minum ASI setiap hari, sudah
mulai rewel dan susah minum asi, terdapat kemerahan di anus dan
bokong.
3. Riwayat penyakit dahulu
Ny. R mengatakan sebelumnya An. A pernah mengalami diare
pada bulan Februari dibawa ke puskesmas setempat dan mendapat
obat, tetapi selama 1 bulan terakhir ini diarenya kambuh lagi secara
terus menerus.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ny. R mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit keturunan atau penyakit menular seperti
HIV, hipertensi
5. Riwayat nutrisi
a. Pemberian ASI
Ibu pasien mengatakan sampai saat ini An. A masih diberi ASI
b. Pemberian susu formula
An. A belum pernah diberi susu formula
6. Riwayat imunisasi
Bulan
Imunisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
HB Jek V
BCG/Polio I V
DPT I /
V
Polio II
DPT II/
V
Polio III
DPT III/ Polio
V
IV
IPV V
Campak/MR
7. Pengkajian DDST
a. Penghitungan umur
Tanggal pemeriksaan : 12 April 2022
Tanggal lahir: 24 November 2021
Umur anak: 4 bulan 17 hari
8. Riwayat Sosial
Ny. R mengatakan yang mengasuh An. A adalah dirinya sendiri
dan suaminya
9. Riwayat Spiritual
Ny. R mengatakan semua keluarganya menganut agama Islam dan
setiap hari Ny. R dan keluarganya menunaikan sholat 5 waktu
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan/ Penampilan Umum
a. Kesadaran : E 4 V 5 E 6 = composmentis
b. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah : -
2) Nadi
- Frekuensi : 102x/mnt
- Irama : Teratur
3) Pernafasan
- Frekuensi : 30 x/menit
- Irama : Teratur
1) Suhu : 36,1oc
2) BB : 7,5 kg
3) TB : 63 cm
2. Kepala
a. Bentuk kepala : Mesochepal
b. Kulit kepala : Bersih
c. Rambut : Warna hitam, lurus dan tidak rontok
3. Muka
a. Mata
Mata tampak merah cekung, konjungtiva tidak anemis, sclera putih
tidak ikterik, pupil isokor diameter 2mm/2mm, reflek terhadap cahaya
normal
b. Hidung
Bentuk hidung simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping
tambahan
c. Mulut
Gigi belum tumbuh, stomatitis tidak ada, mukosa mulut lembab
d. Telinga
Fungsi pendengaran normal, bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen,
tidak ada nyeri telinga
4. Leher
a. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran limfe, tidak teraba benjolan
c. JVP : Tidak teraba
5. Dada ( Thorax)
a. Paru-paru
1) Inspeksi : Simetris, pengembangan dada kanan dan kiri sama
2) Palpasi : Vokal premitus kanan kiri sama
3) Perkusi : Sonor
4) Auskultasi : Suara vesikuler
b. Jantung
1) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi : Redup
4) Auskultasi : Terdengar bunyi regular
6. Abdomen
a. Inspeksi : Warna kulit sama, tidak ada jejas
b. Auskultasi : Peristaltik meningkat 35x/menit
c. Perkusi : Hypertimpani, perut kembung
d. Palpasi : Terdapat nyeri tekan
7. Genetalia
Jenis kelamin laki-laki, tidak ada odema, tidak ada kelainan, dan
tidak menggunakan selang kateter
8. Ektremitas
a. Atas
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5
Rentang gerak Aktif Aktif
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5
Rentang gerak Aktif Aktif
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
D. Pemeriksaan Penunjang
Plain foto :
- Bayangan gas usus bercampur fecal material prominent
- Bayangan hepar dan lien tak tampak membesar
- Contour ginjal kanan kiri tak tampak jelas
- Corpus, pedicle dan spatium intervertebralis tak tampak kelainan
- Tak tampak proses osteolitik/blastik
Kontras study :
- Kontras watersoluble non ionik, dicairkan 1:4 dengan
aquabidest 150 cc dimasukkan secara bertahap melalui kateter
ke dalam anus
- Tampak kontras berjalan mulai dari rectum, sigmoid, colon
descenden, flexura lienalis, colon transversum, colon
ascendens dan sekum
- Tampak gambaran incisura dan haustra yang berkurang
dengan mukosa yang relative licin di colon descendens
Kesan :
Mengarah gambaran colitis colon descendens
E. Terapi Medis
NO NAMA OBAT RUTE DOSIS FUNGSI
1. D5 ¼ NS IV 29 cc/jam Menggantikan
cairan tubuh
yang hilang
2. Zink Cair 20 mg/24 jam Mengaktifkan
sel darah putih
3. Oralit Serbuk 10ml/kg/BAB Untuk
dan mencegah dan
5ml/kg/muntah mengatasi diare
4. L Bio Oral 1x1 sach Menjaga bakteri
baik di
pencernaan
F. Analisa Data
Data Objektif:
1. Pasien BAB >13x/hari
dengan konsistensi cair
feses berwarna kuning
kehijauan
2. Pada pemeriksaan abdomen,
peristaltik usus meningkat
35x/menit, terdapat
hypertimpani, perut kembung
3. Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan;
a. Limfosit 73.00% (High)
b. Ditemukan leukosit
positif (+) pada feses
c. Ditemukan yeast positif
(+) dan Pseudohifa
positif (+) pada feses
2 Data Subjektif: Gangguan Kelembaba
1. Ny. R mengatakan An. A integritas n dan
BAB dengan konsistensi cair kulit frekuensi
secara terus menerus 13 kali gesekan
per hari, keluarnya sedikit- pada kulit
sedikit
Data Objektif:
1. An. A tampak lemas
2. Tampak adanya kemerahan
di anus dan bokong
3 Data Subjektif: Resiko Ketidakma
1. Ny. R mengatakan anaknya Defisit mpuan
hanya minum asi setiap Nutrisi mengabsorb
hari, sudah mulai rewel dan si nutrien
susah minum asi
2. Ny. R mengatakan anaknya
hanya minum kurang lebih
500 cc/hari, sebelum sakit
biasanya 900cc/hari
Data Objektif:
1. Asupan nutrisi pasien
berkurang, dari 900
cc/hari menjadi 500 cc/per
hari
2. Pasien tampak lemas
3. Interpretasi pemeriksaan
radiodiagnostik: mengarah
gambaran colitis colon
descendens
G. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi jamur (D.0020).
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban dan
frekuensi gesekan pada kulit (D.0129).
3. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien (D.0032).
H. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi
1 Diare Setelah dilakukan Manajemen Diare
berhubungan tindakan (I.03101)
dengan proses keperawatan
infeksi bakteri selama 3x8 jam Observasi
(D.0020) dalam 3 hari a. Identifiksi
diharapkan penyebab diare
eliminasi fekal b. Monitor warna,
pasien membaik volume, frekuensi,
dengan kriteria konsistensi tinja,
hasil : (L.04033) dan pengeluaran
1. Konsistensi diare
feses
meningkat Terapeutik
3. Frekuensi a. Berikan asupan
BAB cairan oral (oralit)
menurun b. Ambil sample darah
4. Kontrol untuk pemeriksaan
pengeluaran darah lengkap
feses b. Ambil sample feses
meningkat untuk kultur, jika
5. Nyeri perlu.
abdomen
menurun Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian obat
pengeras feses
b. Kolaborasi
pemberian obat
antimotilitas
2 Gangguan Setelah dilakukanPerawatan integritas
integritas kulit tindakan 3x8 jam kulit (I.11353)
berhubungan dalam 3 hari
dengan diharapkan Observasi
kelembaban dan integritas kulit a. Identifikasi
frekuensi gesekan meningkat dengan penyebab gangguan
pada kulit kriteria hasil : integritas kulit
(D.0129). (L.14125)
1. Elastisitas Terapeutik
kulit a. Ubah posisi tiap 2
meningkat jam
2. Tidak b. Gunakan produk
terdapat atau minyak pada
kemerahan kulit kering
Edukasi
a. Anjurkan
menggunakan
pelembab
b. Anjurkan pemenuhan
gizi yang cukup
3 Resiko defisit Setelah dilakukanManajemen gangguan
nutrisi tindakan 3x8 jam makan (I.03111)
berhubungan dalam 3 hari
dengan diharapkan status Observasi
ketidakmampuan nutrsi bayi a. Monitor asupan dan
mengabsorbsi meningkat dengan keluarnya makanan
nutrien (D.0032). kriteria hasil : dan cairan serta
(l.03031) kebutuhan kalori
1. Pasien tidak
rewel Terapeutik
2. Tidak pucat a. Timbang berat badan
3. Gangguan secara rutin
makan b. Berikan penguatan
menurun positif terhadap
keberhasilan target
Edukasi
a. Anjurkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrisi yang
dibutuhkan jika
perlu.
I. Implementasi Keperawatan
Hari/
No. DX Implementasi Respon TTD
Tanggal
Selasa, 1,2,3 Mengobservasi DS:
12 April TTV Ibu pasien mengatakan
2022, bersedia untuk
pukul dilakukan pengukuran
08.00 TTV pada anaknya
WIB DO:
An. A tampak tidak
rewel saat dilakukan
pengukuran TTV
TTV : Suhu : 36,1 °c
Nadi:102x/menit
RR : 30x/menit
08.15 2 Menganjurkan DS:
WIB keluarga Ibu pasien mengatakan
pasien untuk bersedia, ibu pasien
menggunakan mengatakan daerah
pelembab/min bokong anaknya masih
yak pada tampak ada kemerahan
daerah bokong DO:
pasien serta 1. Keluarga pasien
menganjurkan mengatakan akan
untuk mengikuti anjuran
mengubah perawat
posisi anak
setiap 2 jam.
09.00 1,3 - Memonitor DS:
WIB input dan Ibu pasien mengatakan
output cairan anaknya sudah minum
- Monitor asi 1 kali, oralit 2 kali,
warna, BAK 1 kali, BAB 2 kali
volume, masih cair
frekuensi, DO:
konsistensi Intake : asi 100 ml,
tinja. oralit 20 ml, infus
sudah masuk 58 cc
Output : Feses 100 cc
berwarna kuning
kehijauan dengan
konsistensi cair, urine
30cc
10.00 3 Memonitor DS:
WIB berat badan Ibu pasien mengatakan
BB anaknya tetap
sama DO:
BB anak 7,5 kg
13.00 1,2,3 Memberikan DS:
WIB edukasi terkait Ibu pasien mengatakan
cara mencuci bersedia diberikan
tangan dengan edukasi
benar serta DO:
memberi Ibu pasien nampak
motivasi kooperatif dan mampu
penguatan melakukan cara
positif terkait mencuci tangan dengan
keberhasilan benar serta nampak
target optimis untuk
penanganan kesembuhan anaknya
Rabu, 13 1,2,3 Mengobservasi DS:
April TTV pasien Ibu pasien mengatakan
2022, bersedia untuk
pukul dilakukan pengukuran
15.00 TTV pada anaknya
WIB DO:
An. F tampak rewel
saat dilakukan
pengukuran TTV
TTV : Suhu : 36,6 °c
Nadi :
104x/menit RR :
34x/menit
16.00 1,2,3 - Memonitor DS:
WIB input dan Ibu pasien mengatakan
output cairan anaknya sudah minum
- Monitor asi 4 kali, oralit 5 kali,
warna, BAK 4 kali, BAB 5 kali
volume, masih cair
frekuensi, DO:
konsistensi Input : asi 300 ml, oralit
tinja. 50 ml, infus sudah
masuk 232 cc
Output : Feses 400 cc,
dan urine 90 cc
Kamis,1 1,2,3 Mengobservasi DS:
4 April TTV Ibu pasien mengatakan
2022, bersedia untuk
pukul dilakukan pengukuran
08.00 TTV pada anaknya
WIB DO:
An. A tampak tidak
rewel saat dilakukan
pengukuran TTV
TTV : Suhu : 36,7 °c
Nadi: 99x/menit
RR : 24x/menit
09.00 1,2,3 - Memonitor DS:
WIB intake dan Ibu pasien mengatakan
output cairan anaknya sudah minum
- Memonitor asi 2 kali, oralit 2 kali,
warna, BAK 1 kali, BAB 2 kali
volume, masih cair
frekuensi, DO:
konsistensi Input : asi 150 ml, oralit
tinja. 20 ml, infus sudah
masuk 58 cc
Output : Feses 90 cc,
urine 40 cc
10. 00 1,2,3 Memonitor DS:
WIB berat badan Ibu pasien mengatakan
BB anaknya sepertinya
bertambah
DO:
BB An. A sedikit
bertambah, 7,7 kg
J. Evaluasi Keperawatan
No.
Hari/Tanggal Evaluasi TTD
DX
Kamis, 15 April 1 S:
2022 1. Ny. R mengatakan anaknya
Pukul 14.00 sudah BAB 5 kali dengan
konsistensi cair, BAK 4 kali,
minum asi sudah 5 kali
2. Ibu pasien mengatakan
anaknya masih terlihat lemas
tapi sudah tidak selemas hari
Selasa
3. Ibu pasien mengatakan
anaknya masih sedikit merasa
nyeri sebelum BAB
P : Nyeri sebelum
BAB Q : -
R : Di abdomen
S : Skala 2 dengan melihat
ekspresi wajah pasien
sesuai
pain measurement
chart T : Nyeri hilang
timbul
O:
1. Input; minum 200 ml, oralit
50 ml, infus sudah masuk
203 cc.
2. Output; feses 250 cc
konsistensi cair berwana
kuning kecoklatan, BAK 150
cc
3. Bising usus 30x/menit
4. Berat badan pasien 7,7 kg
5. TTV : Suhu : 36,5°c
Nadi :
95x/menit RR :
23x/menit
P:
1. Lanjutkan terapi obat
2. Monitor skala nyeri pasien
3. Monitor input & output
Kamis, 15 April 2 S:
2022 Pukul 1. Ny. K mengatakan di daerah
14.00 WIB bokong dan anus anaknya
masih terdapat kemerahan
O:
1. Suhu tubuh pasien tampak
normal (36,5 °c)
2. Kemerahan di sekitar bokong
berkurang
3. Tidak terdapat bengkak
4. Keluarga pasien tampak
memberikan
pelembab/minyak pada area
bokong pasien
5. Keluarga pasien tampak
melakukan pengubahan
posisi pasien setiap 2 jam.
P:
1. Berikan perawatan kulit area
bokong pasien
Kamis, 15 April 3 S:
2022 Pukul 1. Ny.R mengatakan anaknya
14.00 WIB nafsu makannya meningkat
2. Ibu pasien mengatakan
anaknya masih merasa
sedikit nyeri sebelum BAB
P : Nyeri sebelum BAB
Q:-
R : Di abdomen
S : Skala 2 dengan melihat
ekspresi wajah pasien
sesuai
pain measurement chart
T : Nyeri hilang timbul
O:
1. Berat badan pasien 7,7 kg
2. Bising usus 30x/menit
3. Membran mukosa dan turgor
kulit lembab
4. Pasien tampak meringis nyeri
P:
1. Monitor asupan makanan
2. Monitor berat badan pasien
3. Kolaborasi dengan dokter
terkait operasi untuk colitis
colon descendens
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama Klien : An. F
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Klaten
Umur : 5 Tahun
Agama : Islam
Status : Anak
Pekerjaan : Pelajar
No RM : 1235xxx
Diagnosa : Diare akut
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. K
Umur : 37 Th
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Klaten
Hubungan : Ibu Kandung
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Diare
x
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta di antar
orang tuanya dengan keluhan mual, muntah 4 kali BAB cair 5 kali
bercampur lendir, Ny. K mengatakan anaknya susah makan dan minum
sudah satu minggu, Ny. K mengatakan An. F mengalami penurunan berat
badan dari 25 kg sekarang menjadi 20 kg, pasien lemas dan tampak
memegangi perutnya.
3. Riwayat penyakit dahulu
Ny. K mengatakan sebelumnya An. F pernah mengalami diare pada
umur 3 tahun tapi tidak sampai di bawa ke rumah sakit.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ny. K mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit keturunan atau penyakit menular seperti HIV,
hipertensi
5. Riwayat nutrisi
a. Pemberian ASI
Ibu pasien mengatakan pemberian ASI dilakukan sampai umur 15
bulan.
b. Pemberian susu formula
Setelah umur 15 bulan diberikan susu formula.
6. Riwayat imunisasi
Bulan
Imunisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
HB Jek V
BCG/Polio I V
DPT I /
V
Polio II
DPT II/
V
Polio III
DPT III/ Polio
V
IV
IPV V
Campak/MR V
7. Pengkajian DDST
a. Penghitungan umur
Tanggal pemeriksaan : 25 April 2022
Tanggal lahir: 3 Maret 2017
Umur anak: 5 tahun 1 bulan 23 hari
8. Riwayat Sosial
Ny. K mengatakan yang mengasuh An. F adalah dirinya sendiri dan
suaminya, Ny. K mengatakan An. F adalah anak yang aktif dan sering
bermain dengan teman-temannya
9. Riwayat Spiritual
Ny. K mengatakan semua keluarganya menganut agama Islam dan setiap
hari Ny. K dan keluraganya menunaikan sholat 5 waktu
b. BAB
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 1x/hari 5x/hari
Konsistensi Lunak Cair
Kuning kehijauan
Warna Coklat
bercampur lendir
Penggunaan
pencahar Tidak ada Tidak ada
(laktasif)
Sakit perut
Keluhan Tidak ada sebelum, saat dan
sesudah BAB
c. BAK
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 5x /hari 5x/hari
Jumlah urine Lebih kurang 500 Lebih kurang
cc/hari 1500cc/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan/ Penampilan Umum
a. Kesadaran : E 4 V 5 E 6 = composmentis
b. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah : -
2) Nadi
- Frekuensi : 100x/mnt
- Irama : Teratur
3) Pernafasan
- Frekuensi : 25 x/menit
- Irama : Teratur
4) Suhu : 36,5oc
5) BB : 20 kg
6) TB : 105 cm
2. Kepala
a. Bentuk kepala : Mesochepal
b. Kulit kepala : Bersih
c. Rambut : Warna hitam, lurus dan tidak rontok
3. Mata
a. Mata : Tampak merah cekung
b. Konjungtiva : Tidak anemis
c. Sklera : Warna putih, tidak ikterik
d. Pupil : Isokor
e. Diameter pupil kiri/kanan : 2mm/2mm
f. Reflek terhadap cahaya : Reflek normal
g. Pengguanaan alat bantu penglihatan : Tidak menggunakan alat bantu
penglihatan
4. Hidung
Bentuk hidung simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping
tambahan
5. Mulut
Gigi lengkap, bibir kering, stomatitis tidak ada.
6. Telinga
Fungsi pendengaran normal, bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen,
tidak ada nyeri telinga
7. Leher
a. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran limfe, tidak teraba
benjolan
c. JVP : Tidak teraba
8. Dada ( Thorax)
a. Paru-paru
1) Inspeksi : Simetris, pengembangan dada kanan dan
kiri sama
2) Palpasi : Vokal premitus kanan kiri sama
3) Perkusi : Sonor
4) Auskultasi : Suara vesikuler
b. Jantung
1) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi : Redup
4) Auskultasi : Reguler
9. Abdomen
a. Inspeksi : Warna kulit sama, tidak ada jejas, kering
b. Auskultasi : Peristaltik meningkat 35x/menit
c. Perkusi : Hypertimpani, perut kembung
d. Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam
2 detik
10. Genetalia
Jenis kelamin laki-laki, tidak ada odema, tidak ada kelainan, dan tidak
menggunakan selang kateter
11. Ektremitas
a. Atas
Kanan Kiri
Kekuatan otot Aktif Aktif
Rentang gerak Aktif Aktif
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan otot Aktif Aktif
Rentang gerak Aktif Aktif
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
D. Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hb H 14.8 g / dl 10.8-12.8
Leukosit H 18.96 10 3/mm3 6.00-17.00
Eritrosit H 5.37 Juta/mm3 3.60-5.20
Trombosit 434 Ribu/mm3 229-553
Hematokrit H 43,2 % 35.0-43.0
Hitung Jenis
Leukosit
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 1 % 1-4
Limfosit L 13 % 20-40
Monosit 4 % 2-8
Neutrophil batang 2 % 2-6
Neutrophil segmen H 80 % 50-70
MCH 27.6 Pg 23.0-31.0
MCHC H 35.2 g/dl 26.0-34.0
MCV 78.2 Fl 73.0-101.0
Rasio N/L H 6.15 < 3.13
E. Terapi Medis
NO NAMA OBAT RUTE DOSIS FUNGSI
1. Ringer Lactate IV 25 cc/jam Menggantikan
cairan tubuh
yang
hilang
2. Ondansentron IV 2mg/12jam Mencegah mual
dan muntah
3. Zink 12 jam Cair 2 Sendok Mengaktifkan sel
teh/hari darah putih
4. Ampicillin IV 650 gr/6jam Mengatasi infeksi
bakteri pada
berbagai bagian
tubuh, seperti
saluran
pernafasan,
saluran
pencernaan,
saluran kemih,
kelamin telinga,
dan jantung
5. Oralit Serbuk 1gelas/BAB Untuk mencegah
dan mengatasi
diare
6. Paracetamol Oral 3x1 tab Meredakan nyeri
F. Analisa Data
No Data Fokus Problem Etiologi
1 Data Subjektif: Diare Proses
Pasien mengeluh perutnya infeksi
nyeri P : Nyeri sebelum, saat bakteri
dan sesudah BAB
Q : Seperti
diremas remas
R : Di perut
S : Skala 4 dengan
melihat ekspresi
wajah pasien
sesuai pain
measurement chart
T : Hilang Timbul
Data Objektif:
1. BAB ±5x/hari dengan
konsistensi cair
2. Pada pemeriksaan
abdomen, peristaltik usus
meningkat 35x/menit,
terdapat hypertimpani,
perut kembung
3. Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan;
Leukosit 18.96 103/mm3
(High)
Limfosit 13 % (Low)
Data Objektif:
1. Berat badan An. F
mengalami penurunan
dari 25 kg sekarang
menjadi 20 kg
2. Pasien tampak lemas
dan membran mukosa
pucat
3. BAB ±5x/hari dengan
konsistensi cair
Pada pemeriksaan abdomen
peristaltik usus meningkat
35x/menit, terdapat
hypertimpani, perut kembung
Data Objektif:
1. BAB ±5x/hari dengan
konsistensi cair bercampur
lendir
2. An. F tampak lemas
3. Pasien mual, muntah sudah
3 kali
4. Turgor kulit tampak kering,
mukosa bibir kering, pasien
tampak pucat
5. TTV :
6. Nadi : 100x/menit
7. RR : 25x/menit
8. Suhu : 36,5 oc
9. Balance cairan -700 cc
10. Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan;
Hb 14.8 g / dl (High)
Eritrosit 5.37 Juta/mm3
(High) Hematokrit 43,2%
(High)
G. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi bakteri (D.0020).
2. Resiko Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
(D.0034).
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan (D.0019).
H. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi
Kolaborasi
cairan ypovolemia
1. Kekuatan nadi
aktif b. Monitor intake
meningkat
(D.0034) dan output cairan
2. Frekuensi nadi
dalam batas normal
Terapeutik
3. Output urine
a. Hitung kebutuhan
meningkat
cairan
4. Turgor kulit
b. Berikan asupan cairan
meningkat
oral
5. Berat badan
meningkat
6. Hemoglobin dan Kolaborasi
hematocrit dalam
Kolaborasi pemberian
batas normal
cairan IV
I. Implementasi Keperawatan
DO:
Nadi:100x/menit
RR : 25x/menit
DO:
1. Frekuensi nadi
agak tinggi
namun masih
dalam batas
normal
(100x/menit)
2. Suhu tubuh
pasien tampak
normal (36,5 °c)
3. Nadi teraba
lemah
4. Turgor kulit
tampak kering
09.00 WIB 1,2,3 - Memonitor DS:
intake dan
Ibu pasien
output cairan
mengatakan anaknya
- Monitor
sudah memakan
warna,
jatah sarapan dari
volume,
RS habis ¾ porsi
frekuensi,
dengan minum air
konsistensi
putih 1 gelas (100
tinja, dan
ml), oralit, muntah 1
pengeluaran
kali, belum BAK,
diare
BAB 1 kali masih
cair
DO:
DO:
BB anak 20 kg
Keluarga pasien
nampak kooperatif
mengikuti edukasi
yang diberikan oleh
perawat, keluarga
mampu mengulangi
penjelasan anjuran
edukasi yang
diberikan dan
nampak akan
melakukan anjuran
DO:
DO:
Nadi :
102x/menit
RR :
22x/menit
DO:
DO:
Obat ondansetron 2
mg/12 jam, zink 1
sdt/12 jam, dan
Ampicilin 650 gr/6
jam sudah masuk IV
line dan oral tanpa
ada reaksi alergi
Pasien dan
keluarganya nampak
memperhatikan
edukasi yang
diberikan, keluarga
pasien nampak
melkukan anjuran
yang diberikan oleh
perawat
DO:
Nadi: 93x/menit
RR : 22x/menit
DO:
1. Frekuensi nadi
normal
(93x/menit)
2. Suhu tubuh
pasien tampak
normal (36,6 °c)
3. Nadi teraba
agak kuat
4. Turgor kulit
lembab
09.00 WIB 1,2,3 - Memonitor DS:
intake dan
Ibu pasien
output cairan
mengatakan anaknya
- Monitor
sudah memakan
warna,
jatah sarapan dari RS
volume,
habis 1 porsi dengan
frekuensi,
minum air putih 1 ½
konsistensi
gelas (150 ml),
tinja, dan
oralit, BAK 1 kali,
pengeluaran
BAB 1 kali
diare
konsistensi lembek
DO:
DO:
BB An. F 21 kg
DO:
J. Evaluasi Keperawatan
No.
Hari/Tanggal Evaluasi TTD
DX
Rabu, 27 1 S:
April 2022
1. Ny. K mengatakan anaknya sudah
Pukul 14.00 BAB 1 kali dengan konsistensi
lembek, BAK 2 kali, minum air
putih sudah 5 gelas
2. Ibu pasien mengatakan anaknya
sudah tidak selemas hari Senin
3. Ibu pasien mengatakan anaknya
masih sedikit merasa nyeri sebelum
BAB
P : Nyeri sebelum BAB
Q : Seperti diremas-remas
R : Di abdomen
chart
95x/menit RR :
22x/menit
P:
Q : Seperti diremas-remas
R : Di abdomen
S : Skala 2 dengan
pasien
O:
P:
O:
: (30-5) X 20
: 500
BC : Input – output
: 1900- (1400+500)
: 0 cc
P:
x
Lampiran 4 : Ethical Clearance
Lampiran 5 : Izin Penelitian
Lampiran 6 : Informed Consent Pasien 1
Lampiran 7 : Informed Consent Pasien
2
Lampiran 8 : Lembar Bimbingan
KTI
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
LEMBAR KONSULTASI
LEMBAR KONSULTASI
Mengetahui,
LEMBAR KONSULTASI