Anda di halaman 1dari 30

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Neonatus

Dosen Pengampu : Juli Purnama Hamudi, SST, M.Keb

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi Tugas kelompok pada

Mata Kuliah Asuhan Kebidanan kehamilan

Di susun oleh :
Kelompok 2

1. Darmawati (Nim. PBD22069)


2. Desi Alnur Fiyanti (Nim. PBD22070)
3. Endri Sukmayanti (Nim. PBD22072)
4. Fitri Alfiani (Nim. PBD22073)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan

karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk

menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Faktor yang mempengaruhi tumbuh

kembang anak”.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Juli

Purnama Hamudi, SST, M.Keb dan teman-teman yang telah memberikan dukungan

dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini

masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat

kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada

mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini

sebagai ibadah,

Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Kendari, September 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................2

C. Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Konsep Tumbuh Kembang Anak....................................................................3

B. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak............................................7

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak........................9

D. Aspek pertumbuhan dan perkembangan anak............................................15

E. Faktor Hereditas.............................................................................................16

F. Faktor lingkungan yang mempengaruhi masa prenatal dan postnatal.....21

BAB III PENUTUP.......................................................................................................25

A. Kesimpulan......................................................................................................25

B. Saran.................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan anak ada proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu

pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah

“pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini

berlangsung secara interdepensi, artinya saling bergantung satu sama lain.

Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang berbeda sifat dan

maknanya,akan tetapi sering berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan

dan perkembangan (tumbuh kembang). Ada beberapa pendapat berbeda dalam

mengartikan pertumbuhandan perkembangan. Namun demikian berdasarkan

literature yang ada isitilah pertumbuhan biasanya merujuk untuk menyatakan

perubahan dalam bentuk fisik yang secara kuantitatif semakin besar/panjang.

Sedangkan istilah perkembangan diberimakna dan digunakan untuk menyatakan

terjadinya perubahan aspek psikologis danaspek sosial. Dalam kehidupan anak

ada dua proses yang beroperasi secara kontinu,yaitu pertumbuhan dan

perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah“pertumbuhan” dan

“perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsungsecara

interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini

tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-

iv
sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas

penggunaanya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di Maksud Konsep tumbuh Kembang anak ?

2. Bagaimana tahap pertumbuhan dan perkembangan anak ?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak ?

4. Bagaimana aspek pertumbuhan dan perkembangan anak ?

5. Apa itu faktor hereditas ?

6. Apa saja faktor lingkungan yang mempengaruhi masa prenatal dan postnatal ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan Apa yang di Maksud Konsep tumbuh Kembang anak

2. Menjelaskan Bagaimana tahap pertumbuhan dan perkembangan anak

3. Menjelaskan saja faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

4. Menjelaskan Bagaimana aspek pertumbuhan dan perkembangan anak

5. Menjelaskan Apa itu faktor hereditas

6. Menjelaskan Apa saja faktor lingkungan yang mempengaruhi masa prenatal

dan postnatal

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Tumbuh Kembang Anak

1. Pengertian Pertumbuhan

Wong (2009) mengartikan pertumbuhan sebagai pertambahan dalam

ukuran pada bagian tubuh suatu organisme. Menurut Hurlock "pertumbuhan

berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur.

Tidak saja anak itu menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur

organ dalam dan otak meningkat" (Keliat, 2011). Sedangkan menurut Desmita

(2005) pertumbuhan merujuk kepada perubahan yang bersifat kuantitatif,

yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur.

Dari pengertian di atas, istilah pertumbuhan cenderung merujuk kepada

perubahan yang bersifat kuantitatif yang terlihat pada fisik, organ, dan struktur

tubuh suatu organisme. Pertumbuhan ini terlihat dari pertambahan ukuran

maupun berat, seperti pertambahan tinggi dan berat badan.

Menurut Darmawan (2019) Pertumbuhan merupakan bertambahnya

ukuran dan jumlah sel, serta jaringan interseluler berarti bertambahnya

ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat

diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan terjadi secara simultan

dengan perkembangan.

vi
a. Cara Mengetahui Pertumbuhan anak

Ada beberapa cara melakukan penilaian status pertümbuhan pada

anak, salah satunya dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal

dengan antropometri. Antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang

dikaitkan dengan variabel lain.

Gambar 1
Menunjukkan pola pertumbuhan manusia mulai toodler sampai dengan dewasa.

vii
Tabel Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Untuk bisa mengetahui apakah tumbuh kembang seseorang anak tergolong kelewat pesat atautidak, selain konsultasi dengan
ahlinya, menurut Mayke bisa dilihat dari Tabel Pertumbuhan danPerkembangan Anak Usia 0-12 bulan berikut ini:
umur BB PB (cm) Lingkar Gerakan Gerakan Komunikasi/ Sosial dan
(kg) kepala kasar halus berbicara kemandirian
3,0-4,3
1 bln Bereaksi terhadap menatap wajah
49,8-54,6 33-39 Tangan dan
bunyi lonceng ibu atau
kaki
Kepala pengasuh
bergerak
aktif Menoleh Ke
samping
2 bln 3,6-5,2 52,8-58,1 35-42 Mengangkat bersuara Tersenyum
kepala spontan
Ketika
tengkurap

3 bln 4,2-6,0 55,5-61,1 37-43 Kepala tegak


Ketika di
dudukkan Memegang Tertawa/teriak Memandang
mainan tangannya
4 bln 4,7-6,7 57,8-63,7 38-44
Tengkurap/
telentang
5 bln 5,3-7,3 59,8-65,9 39-45 sendiri Meraih mainan
Meraih dan
menggapai
5,8-7,8 61,6-67,8 40-46
6 bln Menoleh arah Memasukkan
datangnya suara biskuit ke mulut
Duduk tanpa
6,2-8,3 63,2-69,5 40,5-46,5 berpegangan Mengambil
7 bln
mainan
dengan tangan
6,6-8,8 64,6-71,0 41,5-47,5 kiri & kanan
8 bln
Bersuara ma, ma, ma,

7,0-9,2 66,0-72,3 42-48 menjimpit Melambaikan


9 bln
Berdiri Bersuara ma, ma, tangan
Berpegangan ma, ma
7,3-9,5 67,2-73,6 42,5-48,5 Memukulkan Bertepuk tangan
10 bln
mainan di
kedua
7,6-9,9 68,5-74,9 43-49 tangannya Memanggil mama Menunjuk
11 bln
papa meminta

7,8- 69,6-76,1 43,5-49,5 Berdiri tanpa Memasukkan


12 bln
10,2 berpegangan mainan ke Bermain dengan orang lain
cangkir

viii
2. Pengertian Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh menjadi

lebih kompleks dan kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa serta

sosialisasi dan kemandirian, ini sesuai dengan isi peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia nomor 66 tahun 2014 pasal 1 ayat 6

(Permenkes, 2014).

Perkembanagan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam

struktur dan fungsitubuh yang komplek dalam pola teratur dan dapat

dirarnalkan, sebagai pematangan. Proses tersebut menyangkut adanya proses

diferensiasi dan sel-sel tubuh, jaringan, organ-organ dan sistem organ yang

berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi

fungsinya. Hal tersebut termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Sedangkan untuk

tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada

potensial biologisnya.

Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never end

ingprocess). Setiap aspek perkembangan individu baik fisik, emosi,

intelegensi maupun socialmi saling mempengaruhi.

ix
Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.

Yang berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia

Panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan dan bayi, kanak-

kanak, remaja, dewasa, danmasa tua. Pekembangan itu mengikuti pola atau

arah tertentu. Yang merupakan hasilperkembangan dan tahap sebelurnnya

yang merupakan syarat bagi perkembangan selanjutnya.

B. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat ditentukan oleh masa

atau waktu kehidupan anak. Menurut Hidayat (2008) secara umum terdiri atas

masa prenatal dan masa postnatal.

1. Masa prenatal

Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada

masa embrio, pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi hingga 8

minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang cepat dari ovum menjadi

suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada fase fetus terjadi sejak usia

9 minggu hingga kelahiran, sedangkan minggu ke-12 sampai ke-40 terjadi

peningkatan fungsi organ, yaitu bertambah ukuran panjang dan berat badan

terutama pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan dan jaringan otot.

2. Masa postnatal Terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa usia prasekolah,

masa sekolah, dan masa remaja.

a. Masa neonatus

x
Pertumbuhan dan perkembangan post natal setelah lahir diawali dengan

masa neonatus (0-28 hari). Pada masa ini terjadi kehidupan yang baru di

dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ

tubuh.

b. Masa bayi

Masa bayi dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama

(antara usia 1-12 bulan): pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini

dapat berlangsung secara terus menerus, khususnya dalam peningkatan

sususan saraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun): kecepatan pertumbuhan

pada masa ini mulai menurun dan terdapat percepatan pada

perkembangan motorik.

c. Masa usia prasekolah

Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih terjadi

peningkatan pertumbuhan dan perkembangan, khususnya pada aktivitas

fisik dan kemampuan kognitif. Menurut teori Erikson, pada usia

prasekolah anak berada pada fase inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs

guilty). Pada masa ini, rasa ingin tahu (courius) dan adanya imajinasi

anak berkembang, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala

sesuatu di sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua

mematikan inisiatifnya maka hal tersebut membuat anak merasa bersalah.

Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak berada pada fase phalik,

xi
dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan

lakilaki. Anak juga akan mengidentifikasi figur atau perilaku kedua

orang tuanya sehingga kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang

dewasa disekitarnya. Pada masa usia prasekolah anak mengalami proses

perubahan dalam pola makan dimana pada umunya anak mengalami

kesulitan untuk makan. Proses eliminasi pada anak sudah menunjukkan

proses kemandirian dan perkembangan kognitif sudah mulai

menunjukkan perkembangan, anak sudah mempersiapkan diri untuk

memasuki sekolah

d. Masa sekolah

Perkembangan masa sekolah ini lebih cepat dalam kemampuan fisik dan

kognitif dibandingkan dengan masa usia prasekolah.

e. Masa remaja

Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan pada perempuan dan

laki-laki. Pada umumnya wanita 2 tahun lebih cepat untuk masuk ke

dalam tahap remaja/pubertas dibandingkan dengan anak laki-laki dan

perkembangan ini ditunjukkan pada perkembangan pubertas.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tumbuh kembang anak

1. Faktor internal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

a. Ras atau etnik

xii
Faktor ras atau ernik menentukan pola tumbuh kembang anak. Misalkan

anak yang dilahirkan dari rasa atau bangsa Amerika, tidak memiliki

faktor genetik yang diturunkan orang bangsa Indonesia.

b. Faktor keluarga

Terdapat kecenderungan, anak yang lahir dari keluarga dengan postur

tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus juga memiliki postur sejenis.

c. Umur

Kecepatan pertumbuhan paling pesat terjadi pada masa prenatal (janin di

dalam kandungan), tahun pertama kehidupan, dan masa remaja.

d. Jenis kelamin

Pola tumbuh kembang anak perempuan dan laki-laki juga berbeda.

Fungsi reproduksi anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki

laki. Tapi, setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki

akan lebih cepat.

e. Genetik

Genetik adalah faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang bakal

menjadi ciri khasnya. Beberapa kelainan genetik juga dapat

memengaruhi tumbuh kembang anak, seperti kerdil.

2. Faktor kehamilan yang memengaruhi tumbuh kembang anak

xiii
Masa prenatal atau ketika janin masih di dalam kandungan ibu hamil

turut memengaruhi tumbuh kembang anak. Ada beberapa faktor yang

berkontribusi, yakni:

a. Pemenuhan gizi

Faktor nutrisi atau gizi ibu hamil, terutama di trimester akhir kehamilan

akan memengaruhi tumbuh kembang janin.

b. Posisi janin di dalam kandungan

Posisi janin yang abnormal di dalam kandungan bisa menyebabkan anak

lahir dengan kelainan bawaan, misalkan kaki bayi bengkok atau pengkor.

c. Paparan zat kimia

Toksin atau zat kimia dari beberapa obat seperti amlnopterin dan

thalldomid dapat menyebabkan kelainan bawaan, seperti palatoskisis atau

atap langit mulut tidak terbentuk.

d. Endokrin

Kelainan kelenjar endokrin selama kehamilan seperti diabetes dapat

menyebabkan bayi tumbuh lebih besar di atas rata-rata normal, jantung

bengkak, atau atau kelainan kelenjar adrenal.

e. Radiasi

xiv
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada

janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, kelainan anggota

gerak, kelainan mata, atau kelainan jantung.

f. lnfeksi

lnfeksi toksoplasma, rubella, vurus sitomegalo, dan herpes simpleks pada

trimester pertama dan kedua kehamilan dapat menyebabkan kelainan

janin. Antara lain katarak, bisu tuli, retardasi mental, sampai penyakit

jantung bawaan.

g. Kelainan imunologi

Kelainan imunologi seperti eritobaltosis fetalis bisa membuat perbedaan

golongan darah antara janin dan ibu, sehingga ibu membentuk antibodi

terhadap sel darah merah janin. Kondisi ini bisa menyebabkan jaringan

otak janin rusak atau bayi terkena penyakit kuning.

h. Gangguan plasenta

Gangguan fungsi plasenta seperti anoksia embrio bisa mengganggu

tumbuh kembang anak kelak saat lahir.

i. Psikologi ibu hamil

Kondisi ibu hamil yang tertekan, misalkan karena kehamilan yang tidak

diinginkan atau banyak tekanan saat hamil, bisa berdampak negatif pada

tumbuh kembang anak.

xv
3. Faktor persalinan yang memengaruhi tumbuh kembang anak

Komplikasi persalinan seperti trauma kepala atau kekurangan oksigen

pada bayi dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. Untuk meminimalkan

risiko komplikasi persalinan, ibu hamil yang melahirkan ditolong tenaga

kesehatan yang terlatih dan di sarana kesehatan yang memadai. Selain itu,

untuk mencegah risiko buruk saat bersalin, jangan terlambat pergi ke sarana

kesehatan apabila ibu hamil sudah saatnya melahirkan. Komplikasi persalinan

pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan

jaringan otak. Selain itu, komplikasi seperti BBLR atau bayi dengan berat

badan lahir rendah bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan si kecil

di kemudian hari.

4. Faktor pasca-persalinan

Berikut faktor pasca-persalinan yang memengaruhi tumbuh kembang anak:

a. Gizi

Anak membutuhkan asupan makanan bergizi dan adekuat agar bisa

bertumbuh dan berkembang secara optimal.

b. Penyakit kronis atau kelainan bawaan

Penyakit kronis seperti tuberkolosis, anemia, kelainan jantung bawaan

mengakibatkan tumbuh kembang anak terhambat.

c. Sanitasi lingkungan yang buruk

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, seperti kurangnya sinar matahari,

paparan sinar radio aktif, zat kimia tertentu seperti asap rokok atau asap

xvi
kendaraan bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan anak.

d. Hubungan anak dengan orangtua atau keluarga sekitarnya

Anak yang kerap mendapat tekanan dari orangtua atau keluarga terdekat

dapat mengalami hambatan dalam pertumbuhan. Kondisi rumah tangga

yang kurang harmonis juga memengaruhi tumbuh kembang si kecil.

e. Endokrin

Tumbuh kembang si kecil bisa terhambat atau bermasalah akibat

gangguan hormon, seperti hipotiroidisme atau hipotiroid. Perlu diketahui,

hipotiroid bisa menyebabkan gangguan pada kognitif anak.

Hipotiroidisme tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikelola dengan

perawatan yang tepat.

f. Sosio-ekonomi

Kondisi ekonomi orangtua yang membuat si kecil tidak bisa mengakses

makanan bergizi, sehingga menyebabkan anak tidak tumbuh dengan

optimal. Selain itu, lingkungan tempat tinggal yang buruk, dan minimnya

akses edukasi orangtua terkait tumbuh kembang anak juga bisa

memengaruhi kondisi si kecil.

g. Lingkungan pengasuhan

Interaksi antara anak dengan ayah dan ibunya sangat berpengaruh pada

tumbuh kembang si kecil.

h. Stimulasi

xvii
Anak-anak membutuhkan stimulasi agar bisa bertumbuh dan berkembang

dengan optimal. Karena itu, orangtua dapat menyediakan mainan untuk

memberi stimulasi kepada anak, mengajarkan si kecil untuk

bersosialisasi, hingga melibatkan anak dalam pekerjaan rumah.

i. Efek samping obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan.

Demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan

saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

Selain memahami faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembang

anak, orangtua perlu membawa si kecil ke layanan kesehatan seprti

posyandu atau periksa ke dokter spesialis anak secara berkala. Pastikan

anak selalu diukur berat badannya, panjang atau tinggi tubuhnya, dan

lingkar kepala setiap berkunjung ke fasilitas kesehatan.

D. Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Aspek-aspek perkembangan yang dapat dipantau meliputi gerak kasar,

gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian.

1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan

otot-otot besar, seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

xviii
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya.

3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,

berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai

bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi

dengan lingkungannya, dan sebagainya.

E. Faktor Hereditas

Faktor hereditas dalam psikologi perkembangan memegang peranan yang

cukup penting dalam perkembangan seorang anak hingga dewasa.

Meski faktor hereditas ini tidak sendirian berperan dalam psikologi

perkembangan, dimana perkembangan manusia juga dipengaruhi faktor

lingkungan, faktor hereditas bisa jadi topik yang cukup sulit dipelajari karena

perkembangan manusia sendiri adalah ilmu yang sangat kompleks. Faktor

hereditas dan lingkungan bersama-sama akan saling berinteraksi atau

mempengaruhi perkembangan anak.

Faktor hereditas ada karena adanya gen sebagai unit informasi yang

diturunkan dari orang tua ke anak untuk memperoduksi diri dan menghasilkan

xix
protein yang terus berkembang. Gen ini juga memiliki fungsi untuk memunculkan

karakteristik seorang manusia.

Karakteristik ini mencakup karakteristik fisik seperti berat badan, tinggi

badan, dan juga karakteristik nonfisik seperti bakat, kemampuan intelektual,

emosi dan lain sebagainya. Oleh karena itu, gen juga akan mewariskan sifat-sifat

manusia termasuk kemampuan perkembangan anak secara psikologisnya. Berikut

ini akan dibahas 13 faktor hereditas dalam psikologi perkembangan:

1. Bentuk tubuh

Bentuk tubuh anak adalah satu hal yang seringkali merupakan bawaan

dari genetiknya. Ada anak yang memiliki tubuh kurus meskipun suka makan,

sementara anak lain ada yang susah makan namun tubuhnya tetap gemuk. Hal

ini adalah salah satu bukti bahwa bentuk tubuh seseorang merupakan hal yang

sudah dibawa di dalam genetiknya. Padahal, tidak bisa dipungkiri bahwa

bentuk tubuh seseorang bisa membawa pengaruh tertentu dalam

perkembangan seorang anak, terutama jika sudah terjadi interaksi dengan

lingkungan di sekitarnya.

2. Warna kulit

Sama dengan bentuk tubuh, warna kulit seseorang merupakan hasil dari

pengaruh hereditas yang dibawanya. Biasanya, anak yang dilahirkan dari

orang tua yang berkulit terang juga akan memiliki warna kulit yang terang.

Demikian sebaliknya, jika orang tua memiliki warna kulit gelap, maka dia

juga akan memiliki warna kulit yang cenderung gelap. Warna kulit ini mau

xx
tidak mau juga akan memegang peranan dalam psikologi perkembangan anak

tersebut di masa depan.

3. Sifat

Sifat merupakan hal yang juga diwariskan turun temurun dari kakek,

nenek, ibu dan ayah. Mungkin hal ini sedikit rancu dengan kebiasaan dan

sedikit mirip dengan faktor lingkungan dalam psikologi perkembangan. Jika

dibandingkan dengan kebiasaan, sifat merupakan hal yang menetap dan

sangat sulit untuk diubah. Hal ini berbeda dengan kebiasaan yang masih

mungkin untuk diubah selama pelakunya memiliki keinginan yang kuat untuk

mengubahnya. Keberadaan sifat ini tentu saja akan sangat mempengaruhi

proses perkembangan seorang anak karena hal ini berkaitan dengan cara anak

berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, jika anak memiliki sifat

tertutup dan kurang percaya diri, maka dia akan cenderung sulit berkembang

dan menarik diri dari lingkungan. Hal ini perlu disikapi secara tepat oleh

orang tua, guru, dan orang-orang lain di sekitarnya.

4. Intelegensi

Anda mungkin sudah tidak bertanya-tanya lagi mengenai bagaimana

intelegensi seorang anak dapat mempengaruhi perkembangan anak tersebut.

Biasanya, anak yang memiliki daya intelegensi tinggi akan lebih mudah

belajar sehingga akan lebih mudah mengembangkan potensi di dalam dirinya.

Intelegensi seorang anak akan mempengaruhi proses pengolahan informasi

dan proses-proses belajar lainnya.

xxi
5. Bakat

Bakat merupakan faktor hereditas dalam psikologi perkebangan

berikutnya. Adanya bakat di dalam diri seseorang akan membantu seseorang

tersebut embangun kepercayaan dirinya hingga bisa mendorongnya

berinteraksi dengan lebih baik di lingkungannya. Hal ini tentu akan

berpengaruh pada perkembangan seseorang tersebut. Pada anak-anak yang

beruntung, keberadaan bakat di dalam dirinya telah ditemukan sejak dia

masih kecil. Hal ini biasanya akan mendorong orang tua untuk memotivasi

anak melakukan bakatnya tersebut dan anak pun akan senang melakukannya.

Hal ini tentu akan membantu anak mengembangkan diri dan potensinya.

Namun, sayangnya banyak anak lain tidak bisa menemukan bakatnya sendiri

sehingga bakat itu pun tidak dapat berkembang.

6. Penyakit

Ada beberapa penyakit yang merupakan bawaan sejak lahir. Penyakit-

penyakit itu pun bermacam-macam, mulai dari penyakit kebutaan, cacat lahir

atau fisik, penyakit imunitas dan lain sebagainya. Penyakit-penyakit ini bisa

mengganggu atau memperlambat perkembangan anak. Maka, jika ditemukan

adanya penyakit pada anak, sebaiknya para orang tua berusaha ekstra dalam

mendidik dan memotivasi anak tersebut untuk bisa mendorong perkembangan

dirinya seoptimal mungkin.

7. Mentalitas

xxii
Mentalitas anak juga bisa merupakan faktor hereditas yang diturunkan

dari orang tua kepada anak. Seorang anak yang memiliki mental yang baik

akan bisa lebih baik berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi yang baik

antara dirinya dan lingkungan tentu bisa mendorong psikologis anak

berkembang dengan lebih optimal. Hal ini tentu berbeda dengan anak yang

memiliki mentalitas rendah yang membuat anak cenderung mudah berputus

asa, sehingga dia akan kesulitan belajar hal-hal baru yang biasanya bersifat

menantang.

8. Emosi

Emosi bisa juga disebut sebagai perasaan atau reaksi yang diberikan

oleh anak terhadap stimulasi yang diterimanya dari lingkungan. Emosi ini

bisa diturunkan juga dari orang tua. Misalnya, orang tua yang cenderung

sabar dan tenang biasanya juga akan memiliki anak yang penyabar dan

tenang. Meski bisa jadi emosi ini merupakan hal yang dipelajari anak dari

lingkungan keluarga, bisa jadi faktor hereditas atau keturunan juga

memegang peranan terhadap emosi yang dimiliki oleh seorang anak.

9. Jenis kelamin

Menurut penelitian, jenis kelamin seorang anak merupakan hasil dari

perpaduan kromosom kedua orang tuanya pada saat terjadi pembuahan. Jenis

kelamin seseorang ini memang merupakan bawaan yang tidak dapat

ditentutakn atau direkayasa oleh manusia. Padahal, jenis kelamin seseorang

xxiii
tentu akan mempengaruhi perkembangan diri seseorang tersebut di masa

depan.

10. Ras

Tidak ada seorang manusia pun yang bisa memilih dari ras mana dia di

dilahirkan. Ras yang dimiliki oleh seorang manusia nantinya akan

memberinya pengaruh tentang kebiasaan, sifat dan banyak hal lain yang

berperan penting pada perkembangan dirinya.

11. Watak

Watak seseorang, apakah dia keras kepala, lembut atau teguh pendirian,

merupakan salah satu pembawaan yang didapatnya dari orang tua. Watak ini

bisa mempengaruhi seseorang tersebut dalam pengembangan diri dan proses

belajarnya.

12. Ekspresi wajah

Ekspresi wajah, tanpa diduga juga bisa merupakan hal yang diturunkan

secara genetis dari orang tua. Ada seseorang yang sulit berekspresi dan

terkesan beraut wajah ‘datar’ hingga tidak bisa menunjukkan emosi atau

perasaannya. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada caranya berinteraksi

dengan lingkungannya sehingga juga akan berpengaruh pada proses

belajarnya.

13. Perkembangan fisik

Ada anak yang terlihat cepat besar dari segi perkembangan fisiknya,

sementara anak lain ada yang terlihat kecil dan cenderung lamban

xxiv
pertumbuhan tubuhnya. Proses perkembangan fisik ini dipengaruhi oleh

hereditas seorang anak yang juga didukung oleh faktor nutrisi atau pemberian

gizi tubuhnya. Perkembangan fisik ini juga memegang peranan penting dalam

psikologi perkembangan termasuk perkembangan kepribadian anak secara

keseluruhan.

F. Faktor Lingkungan yang mempengaruhi masa prenatal dan postnatal

1. Keadaan emosional ibu

Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh

yang besar terhadap perkembangan masa pranatal. Hal ini karena ketika

seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stress dan emosi lain

yang mendalam. Maka terjadi perubahan psikologis, antara lain

meningkatknya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi

hormone adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan

mengakibatkan aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin

kekurangan udara.

Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau

selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan

melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang relative aman

dan tenang. Gonjangan emosi diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan,

kesulitan proses lahir, kelahiran premature dan penuruan berat, kesulitan

pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik. Oleh karena itu,

Perlakuan terhadap ibu akan berakibat terhadap tumbuh kembang anak dalam

xxv
kandungan, tidak melakukan kekerasan atau sesuatu yang dapat berdampak

menyakiti atau negative pada anak, baik itu secara psikis maupun fisik.

2. Kesehatan Ibu
Penyakit yang diderita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan

masa pranatal. Apalagi pemyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing

manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit kelamin, dan sebagainya,

dapat mengakibatkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian pula, bila

terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan disertai dengan gangguan

kesehatan pada ibu seperti influenza, gondok atau cacar, dapat merusak

pertumbuhan janin.

Serangan campak jerman (Campak rubella) pada ibu hamil dipastikan

60% dapat mengakibatkan kecacatan pada anak berupa kebutaan, ketulian,

kelainan jantung, kerusakan pada system saraf pusat, serta keterbelakangan

mental dan emosional. Virus sitomegali merupakan kelompok herpes,

penyakit ini dapat menyebabkan tuli dan terardasi dalam perkembangan

kecerdasan.

3. Kebiasaan yang dilakukan ibu

Penelitian para ilmuan dalam bidang perkembangan pralahir

menunjukkan bahwa selama berada dalam rahim bayi dapat belajar merasa

dan mengetahui perbedaan antara terang dan gelap. Pada saat kandungan

berusia lima bulan, kemampuan merasakan stimulus telah berkembang

dengan cukup baik.

xxvi
Cara berkomunikasi dengan janin pun bermacam-macam, dapat

digunakan dengan sentuhan, getaran, suara, gerakan bahkan cahaya. Ibu

dapat sesering mungkin berbicara dengan anak, seperti hal nya melibatkan

anak dalam setiap aktivitas ibu. Anak biasanya akan memberikan

rangsangan atas stimulus yang diberikan ibu. Kebiasaan-kebiasaan baik

yang dilakukan ibu hamil dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang

anak. kebiasaan baik sang ibu, misalnya membaca, bisa membuat bayi

tumbuh dengan minat baca yang tinggi.

Konsistensi ibu hamil yang memperdengarkan irama music atau

memperdengarkan ayat-ayat suci al-Quran akan membangun kedekatan

emosional antara ibu dan bayi, juga secara religious. Kondisi ibu yang

tenang memberi pengaruh jiwa yang tenang pada bayi dan membentuk

karakter positif pada bayi.

Sebelum lahir Sesudah lahir

Lingkungan fisik Cairan Udara


Suhu luar Tetap Berubah – ubah
Stimulasi Terutama kinestetik / Bermacam – macam
sensoris vibrasi stimuli
Tergantung pada
Tergantung pada zat – ketersedianya bahan
Gizi zat gizi yang terdapat makanan dan
dalam darah ibu kemampuan saluran
cerna
Penyediaan Berasal dari ibu ke Berasal dari paru-paru
oksigen janin melalui plasenta ke pembuluh darah

xxvii
paru – paru
Dikeluarkan melalui
Pengeluaran
Dikeluarkan ke sistem paru – paru, kulit,
hasil
peredaran darah ibu ginjal, dan saluran
metabolisme
pencernaan

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Manusia umumnya

mengalami pertumbuhan dan perkembangan, siapapun itu baik yang berjenis

kelamin perempuan maupun laki-laki. Dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan tersebut nantinya akan “menghasilkan” sesosok manusia yang

dewasa baik itu secara fisik, pikiran, dan mental.

xxviii
Perkembangan dan Pertumbuhan anak merupakan sebuah proses di mana

seorang anak berubah dari waktu ke waktu. Hal itu mencakup seluruh periode,

mulai dari konsepsi hingga anak tersebut menjadi orang dewasa yang berfungsi

penuh. Dengan kata lain, ini adalah perjalanan anak dari masih bergantung total

pada orang tua hingga bisa mandiri secara penuh.

B. Saran

Kita sebagai tenaga kesehatan harus lebih meningkatkan pengetahuan dan

memahami tentang pertumbuhan dan perkembangan pada Anak Hal ini sangat

penting dalam memberikan asuhan kepada klien.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat. (2011). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC


Andriana, D. (2017). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak (2nd ed., p.
162). Salemba Medika
Wulandari, D., & Erawati, M. (2019). Buku Ajar Keperawatan Anak. Pustaka Pelajar.
Sunarsih T. (2018). Tumbuh Kembang Anak. Pertama. (Sw A, Ed.). Pt.Remaja
Rosdakarya.

xxix
kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2018
Amin, N. & Naimah. (2020). Faktor Hereditas dalam Mempengaruhi
Perkembangan Intelegensi Anak Usia Dini. Jurnal Buah Hati, Vol. 7, No. 2
Desmita, (2006). Psikologi Perkembangan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

xxx

Anda mungkin juga menyukai