Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

SUMBER - SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Dosen Pembimbing: Franciscus Xaverius Wartoyo

DISUSUN OLEH :

Devito Imanda Wagiyanto (01051220155)

Elisheva Jocelyn Tiasono (01051220143)

Elsa Finelia Kumagap (01051210059)

Eva Florence Dorothy Limbong (01051220151)

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

FAKULTAS HUKUM

ILMU HUKUM

2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan rendah hati, kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah-Nya yang memungkinkan kami menyelesaikan makalah berjudul "Sumber-Sumber
Hukum Administrasi Negara" ini. Makalah ini merupakan bagian dari tugas akademik
dalam mata kuliah Hukum Administrasi Negara di semester 4 program studi Hukum
Universitas Pelita Harapan.

Kami juga ingin mengungkapkan penghargaan yang tulus kepada dosen pengampu mata
kuliah ini atas bimbingan, arahan, dan dukungannya dalam proses penyusunan makalah ini.
Tak lupa, kami berterima kasih kepada teman-teman sekelas yang telah memberikan inspirasi
dan berdiskusi berharga dalam perjalanan penulisan makalah ini.

Kami menyadari adanya kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat dan kontribusi dalam memperluas pengetahuan akademik tentang sumber-sumber
hukum administrasi negara kepada para pembaca.

Tangerang, 30 Agustus 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1. Sumber Hukum Administrasi Negara.........................................................................................3
2.1.1 Sumber Hukum Administrasi Negara Materiil.................................................................. 4
2.1.2 Sumber Hukum Administrasi Negara Formil.................................................................... 5
2.2 Peran Sumber Hukum Administrasi Negara dalam Pengaturan Administrasi Negara............... 8
2.3 Fungsi Sumber Hukum Administrasi Negara dalam Pengaturan Administrasi Negara........... 11
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................13
3.1. KESIMPULAN........................................................................................................................ 13
3.2 SARAN......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam mengatur dan menjalankan berbagai aspek kehidupan masyarakat, negara


memainkan peran yang sangat penting. Tidak hanya bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan pemerintahan, negara juga memiliki peran dalam mengatur hubungan antara
pemerintah dan warganya serta dalam menjaga ketertiban dan keamanan dalam masyarakat.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, diperlukan suatu kerangka hukum yang jelas dan
berlaku secara konsisten. Hal ini sejalan dengan konsep negara hukum (Rechtstaat), yang
mana segala tindakan yang dilakukan oleh pejabat negara wajib berlandaskan hukum dan
bukan atas kesewenangan dari penguasa belaka (Machtstaat).1 Dalam penerapan konsep ini,
tidak akan terlepas pula dari 3 (tiga) cabang ilmu hukum berupa; 1) Ilmu Negara; 2) Hukum
Tata Negara (“HTN”) ; dan 3) Hukum Administrasi Negara (“HAN”). Keterkaitan antara
ketiga cabang ilmu hukum ini ialah Ilmu Negara pada dasarnya memberikan
landasan-landasan teoritis bagi HTN dan HAN, yang pada pokoknya HTN dan HAN adalah
penerapan dari teori-teori yang dikaji dalam ilmu negara. Mengutip dari pendapat J.B.J.M ten
Berge, bahwa HAN adalah perpanjangan dari HTN atau hukum sekunder dari HTN. Maka
dari itu, separatis antara cabang ilmu HTN dan HAN merupakan suatu ketidakmungkinan.
Seperti yang biasa dijelaskan bahwa HTN mempelajari negara dalam keadaan statis
(lembaga-lembaganya) sementara HAN mempelajari negara dalam keadaan dinamis
(orang-orangnya).2 Pengertian HAN sendiri menurut Van Vollenhoven merupakan
sekumpulan peraturan yang mengikat badan-badan pemerintahan dari yang tertinggi hingga
yang terendah dalam hal badan tersebut menjalankan wewenang yang telah diberikan
kepadanya dalam HTN. HAN juga merupakan himpunan norma hukum yang mengatur
berbagai aspek administrasi pemerintahan dan hubungan antara pemerintah dengan
masyarakat. Hukum ini menjadi pedoman dalam mengelola berbagai urusan administrasi

1
Muabezi, Zahermann Armandz. “Negara Berdasarkan Hukum (RECHTSSTAATS) Bukan Kekuasaan
(MACHTSSTAAT).” Jurnal Hukum dan Peradilan 6, no. 3 (2017): 421.
2
Ridwan, H. R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta, DKI: RajaGrafindo Persada, 2006.

1
negara, seperti kebijakan publik, penyelenggaraan pelayanan publik, tata kelola pemerintahan
yang baik, serta perlindungan hak-hak warga negara.

Sumber-sumber HAN menjadi pondasi dalam pembentukan dan penerapan hukum ini.
Sumber-sumber HAN merujuk pada berbagai bahan atau dokumen yang menjadi dasar atau
acuan dalam pembentukan hukum, pelaksanaan tugas administratif, serta penyelesaian
sengketa administratif. Dalam klasifikasinya, sumber hukum terbagi menjadi dua, yakni
sumber hukum materiil dan sumber hukum formil. Sumber-sumber hukum ini dapat bersifat
tertulis maupun tidak tertulis, dan memiliki peran penting dalam memastikan keadilan,
transparansi, dan akuntabilitas dalam tindakan administratif negara.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penguraian di atas, maka diciptakanlah rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja sumber-sumber hukum administrasi negara?


2. Bagaimana peran serta fungsi masing-masing sumber tersebut dalam pengaturan
administrasi negara?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memahami sumber-sumber
HAN yang bersifat tertulis serta mengidentifikasi peran serta hierarki masing-masing sumber
tersebut dalam pengaturan administrasi negara. Dengan tujuan ini, penelitian bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi berbagai sumber HAN yang bersifat materiil dan formil, termasuk
peraturan perundang-undangan, dan peraturan lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas administratif.
2. Menjelaskan fungsi dan peran masing-masing jenis sumber HAN dalam membentuk
tatanan administrasi negara yang efektif dan responsif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sumber Hukum Administrasi Negara

Sumber hukum merupakan segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan hukum
serta tempat ditemukannya aturan hukum3. Sumber HAN merujuk pada segala macam
referensi atau sumber yang digunakan untuk menentukan atau menginterpretasi norma-norma
hukum yang mengatur berbagai aspek administrasi negara. Dalam konteks ini, sumber HAN
menjadi pedoman atau acuan bagi pemerintah, aparat administrasi, praktisi hukum, dan
pihak-pihak terkait dalam menjalankan tugas-tugas administratif serta mengambil keputusan
yang berkaitan dengan administrasi negara.

Sumber HAN dapat terdiri dari berbagai jenis, termasuk peraturan perundang-undangan,
putusan pengadilan, kebiasaan administratif, prinsip-prinsip umum hukum administrasi,
pandangan para ahli, doktrin hukum, dan sumber-sumber lain yang memiliki relevansi dalam
konteks administrasi negara.

Pentingnya sumber HAN terletak pada fungsinya untuk memberikan kepastian hukum,
menjaga konsistensi dalam tindakan administratif, serta memastikan bahwa keputusan dan
tindakan yang diambil oleh pemerintah atau aparat administrasi berlandaskan pada
norma-norma hukum yang sah dan sesuai. Sumber-sumber hukum ini juga berperan dalam
melindungi hak-hak warga negara, mendorong transparansi, akuntabilitas, dan pemerintahan
yang baik, serta meminimalkan potensi penyalahgunaan kekuasaan dalam administrasi
negara. Adapun skema sumber-sumber HAN, sebagai berikut:

3
Nazaruddin Lathif, S.H., M.H, Mustika Mega Wijaya, S.H., M.H, R. Muhammad Mihradi, S.H., M.H Hukum
Administrasi Negara

3
2.1.1 Sumber Hukum Administrasi Negara Materiil

Sumber hukum materiil adalah asal-usul dan tempat penemuan aturan hukum. Ridwan
H.R. menjelaskan bahwa sumber hukum materiil mencakup elemen-elemen dalam
masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum oleh legislator atau variabel-variabel
yang berkontribusi pada isi produk hukum. Faktor-faktor ini mencakup.4 Mengutip dari
beberapa literatur, faktor-faktor ini mencakup:

a. Sejarah: Ini mencakup undang-undang, peraturan, dokumen, dan catatan masa lalu
yang dianggap relevan dan dapat dijadikan dasar untuk pembuatan undang-undang
serta diimplementasikan sebagai hukum positif.
b. Faktor Sosiologis: Ini mengacu pada kegiatan yang terjadi dalam masyarakat,
institusi-institusi yang dapat membentuk dasar hukum, dan kesesuaian dengan
pandangan sosial, ekonomi, budaya, agama, dan psikologis masyarakat. Dalam hal
ini, hukum mencerminkan realitas sosial dan perasaan masyarakat.
c. Faktor Filosofis: Ini mencakup ukuran untuk menilai apakah aturan tersebut adil,
sejauh mana aturan tersebut dipatuhi oleh masyarakat, dan mengapa masyarakat taat
pada aturan tersebut.

4
HR, R. (2003). Hukum Administrasi Negara. Universitas Islam Indonesia (UII) Press.

4
2.1.2 Sumber Hukum Administrasi Negara Formil

Sumber HAN formil adalah sumber-sumber hukum yang dikenal dari bentuknya,
karena bentuknya menyebabkan hukum itu berlaku umum.5 Sumber HAN formil secara
formal diakui dan dibuat oleh lembaga-lembaga resmi yang memiliki kewenangan legislatif
atau eksekutif dalam sistem hukum suatu negara. Sumber-sumber hukum ini bersifat tertulis
dan memiliki otoritas yang sah dalam pengaturan administrasi negara, diantaranya :

1. Perundangan Tertulis

Peraturan tertulis atau perundangan yang terekam secara tertulis merupakan


sumber utama dalam Hukum Administrasi Negara (HAN) dan memiliki otoritas
paling kuat dibandingkan sumber-sumber lainnya. Sumber hukum perundangan
tidak hanya berlaku di tingkat nasional, tetapi juga mencakup regulasi hukum di
tingkat daerah. Di setiap tingkatan, baik di pusat maupun di daerah, terdapat hirarki
yang mengatur tingkat keberlakuan peraturan hukum untuk menciptakan kesatuan
dalam hukum nasional. Dalam konteks hukum di Indonesia, tata urutan perundangan
dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 pada pasal 7 ayat (1)
Urutan tersebut mencakup hal-hal berikut:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
c. Peraturan Pemerintah
d. Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
e. Peraturan Pemerintah
f. Peraturan Presiden
g. Peraturan Daerah Tingkat Provinsi
h. Peraturan Daerah Tingkat Kabupaten/Kota

Dengan demikian, proses peraturan hukum diatur dalam urutan yang jelas mulai
dari tingkat tertinggi hingga tingkat terendah, membentuk suatu kerangka kerja yang
konsisten dalam pembentukan dan penerapan hukum di seluruh Indonesia.

2. Kebiasaan/praktek Alat Tata Usaha Negara

5
DR. Hj. Jum Anggriani, S.H., M.H. Hukum Administrasi Negara

5
Kebiasaan/Praktek Administrasi Negara merupakan suatu prosedur yang
dijalankan oleh alat administrasi negara untuk menjalankan tugasnya dalam rangka
mencapai tujuan undang-undang dan memenuhi kepentingan masyarakat umum.
Alat administrasi negara mengeluarkan keputusan atau ketetapan guna mengatasi
masalah konkret berdasarkan peraturan hukum yang bersifat abstrak, seperti
undang-undang atau peraturan yang berisi prinsip-prinsip umum.
Keputusan-keputusan ini sering dikenal sebagai "beschikking" atau dalam konteks
HAN Indonesia, diistilahkan sebagai "Keputusan Tata Usaha Negara".

Dalam praktek pengeluaran keputusan ini, terbentuk suatu kebiasaan atau praktik
administrasi negara yang menciptakan apa yang disebut sebagai Hukum
Administrasi Negara Kebiasaan (HAN). HAN ini adalah sumber hukum tidak
tertulis yang melahirkan aturan-aturan yang berlaku dalam administrasi negara.
Terkadang, praktek administrasi negara ini dapat berjalan secara mandiri dan
melampaui peraturan perundang-undangan yang sudah ada. Ini seringkali terjadi di
negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia, di mana kecepatan
pembangunan memerlukan tindakan responsif dari alat administrasi negara.

Terkadang, proses pembangunan bisa berjalan lebih cepat daripada pembuatan


peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dalam situasi
seperti ini, alat administrasi negara diberikan kewenangan untuk bertindak sesuai
dengan kebijaksanaan mereka sendiri, yang dikenal sebagai asas freies ermessen
atau pouvoir discretionnaire. Ini memungkinkan mereka untuk bertindak tanpa harus
merujuk pada peraturan perundang-undangan yang ada.

Alat administrasi negara menjalankan tugas mereka berdasarkan praktik


administrasi negara atau hukum kebiasaan yang telah terbentuk dalam praktik
administrasi. Hal ini terjadi ketika tidak ada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, ketika peraturan yang ada tidak relevan dengan perkembangan saat ini, atau
tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi. Dengan demikian, keputusan atau
praktik yang telah diterapkan oleh alat administrasi negara sebelumnya menjadi
dasar bagi tindakan alat administrasi negara yang akan datang.

3. Yurisprudensi

6
Sumber hukum yurisprudensi merujuk pada keputusan yang telah dikeluarkan
oleh hakim-hakim tata usaha negara sebelumnya dan memiliki kekuatan hukum
tetap. Keputusan ini kemudian menjadi dasar pertimbangan hukum bagi
hakim-hakim lain ketika mereka harus mengambil keputusan dalam perkara yang
serupa. Dengan adanya kekuatan hukum tetap, artinya pihak-pihak yang terlibat
dalam sengketa tersebut tidak lagi dapat mengajukan upaya hukum tambahan
terhadap keputusan tersebut. Hakim berpendapat bahwa pertimbangan hukum yang
telah diambil oleh hakim sebelumnya dalam kasus serupa dapat menjadi pedoman
dalam memutuskan perkara yang serupa di masa yang akan datang.

Motivasi hakim dalam menggunakan yurisprudensi dapat dipengaruhi oleh


beberapa faktor. Alasan kesesuaian pendapat adalah salah satunya, di mana hakim
merujuk pada pendapat hakim terdahulu yang telah menghadapi kasus serupa.
Alasan kepraktisan juga menjadi faktor penting, di mana hakim merasa lebih praktis
dan efisien untuk mengikuti pendekatan yang sudah teruji melalui putusan
sebelumnya daripada mencari pendekatan baru. Faktor psikologis juga bisa
mempengaruhi keputusan hakim, di mana hakim yang lebih rendah kedudukannya
cenderung mengikuti putusan dan pandangan hakim yang berada pada posisi lebih
tinggi.

4. Doktrin/pendapat para ahli

Penyebab mengapa doktrin diakui sebagai sumber hukum formal dalam Hukum
Administrasi Negara (HAN) adalah karena pandangan para pakar tersebut bisa
menghasilkan konsep-konsep baru dalam ranah yang pada gilirannya dapat
mengembangkan prinsip-prinsip Hukum Administrasi Negara (HAN) . Berbeda
dengan sumber hukum lainnya, pengakuan doktrin sebagai sumber hukum formal
Hukum Administrasi Negara (HAN) memerlukan waktu yang cukup lama dan
proses yang rumit. Doktrin atau pandangan yang dinyatakan oleh para ahli Hukum
Administrasi Negara (HAN) hanya akan dianggap sebagai sumber hukum Hukum
Administrasi Negara (HAN) setelah diterima oleh masyarakat umum.

5. Traktat

7
Traktat adalah sebuah perjanjian internasional antara negara-negara yang berkomitmen
untuk mematuhinya, suatu prinsip yang dikenal sebagai Pacta Sun Servanda. Terdapat
beberapa jenis traktat, yaitu:

Traktat (Treaty) dapat dikategorikan menjadi tiga jenis berdasarkan


cakupannya:

a. Traktat bilateral, yaitu perjanjian antara dua negara. Sebagai contoh, perjanjian
antara Indonesia dan Malaysia mengenai ekstradisi yang mencakup kejahatan
kriminal biasa dan politik.
b. Traktat multilateral, yang melibatkan banyak negara. Sebagai contoh,
perjanjian tentang pertahanan dan ideologi, seperti NATO, yang melibatkan
banyak negara.
c. Traktat kolektif atau terbuka, yang melibatkan beberapa negara atau bersifat
multilateral dan kemudian terbuka bagi negara lain untuk bergabung dan
tunduk pada perjanjian tersebut. Sebagai contoh, terdapat perjanjian dalam
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di mana negara lain dapat bergabung
sebagai anggota PBB dan tunduk pada perjanjian yang telah ditetapkan oleh
PBB.

2.2 Peran Sumber Hukum Administrasi Negara dalam Pengaturan Administrasi


Negara

Sumber Hukum Administrasi Negara (HAN) memiliki peran yang sangat penting dalam
mengatur dan mengarahkan tata kelola Administrasi Negara. Sumber hukum ini memberikan
dasar dan panduan untuk perilaku para pejabat pemerintahan, lembaga-lembaga administrasi,
dan individu yang terlibat dalam proses administrasi negara. Beberapa peran utama Sumber
Hukum Administrasi Negara (HAN) dalam pengaturan Administrasi Negara adalah sebagai
berikut:

a. Mengatur Kewenangan dan Kewajiban: Sumber Hukum Administrasi Negara (HAN),


seperti undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan daerah, menetapkan
kewenangan dan kewajiban lembaga-lembaga administrasi negara. Ini membantu
menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan memastikan bahwa tindakan
administratif dilakukan sesuai dengan hukum.

8
b. Memberikan Pedoman Pelaksanaan Tugas: Sumber hukum ini memberikan pedoman
tentang bagaimana tugas-tugas administratif harus dilaksanakan. Hal ini mencakup
prosedur yang harus diikuti dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan program, dan
pelayanan publik.
c. Mengatur Hak dan Kewajiban Warga Negara: Sumber Hukum Administrasi Negara
(HAN) juga mengatur hak dan kewajiban warga negara dalam berinteraksi dengan
lembaga-lembaga administrasi negara. Ini termasuk hak untuk mendapatkan
pelayanan publik, hak untuk mengajukan keluhan, dan hak untuk mendapatkan
perlakuan yang adil dan setara.
d. Menjamin Transparansi dan Akuntabilitas: Sumber Hukum Administrasi Negara
(HAN) biasanya mendorong transparansi dalam tata kelola administrasi negara. Ini
berarti lembaga-lembaga pemerintah harus secara terbuka memberikan informasi
tentang kebijakan, program, dan keputusan mereka kepada publik. Selain itu, sumber
hukum ini juga mendorong akuntabilitas, yang berarti lembaga-lembaga administrasi
negara bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka.
e. Melindungi Hak Asasi Manusia: Sumber HAN harus sejalan dengan hak asasi
manusia yang diakui internasional dan di dalam konstitusi. Ini berarti bahwa tindakan
administrasi negara tidak boleh melanggar hak-hak dasar individu, seperti hak atas
privasi, kebebasan berekspresi, dan perlakuan yang adil.
f. Menjamin Kepastian Hukum: Sumber hukum ini memberikan kerangka hukum yang
stabil dan konsisten, yang memastikan bahwa keputusan administratif didasarkan
pada aturan yang jelas dan dapat diprediksi. Ini penting untuk menciptakan rasa
kepastian bagi semua pihak yang terlibat.
g. Mengatasi Konflik dan Sengketa: Sumber HAN juga mencakup mekanisme untuk
menyelesaikan konflik dan sengketa yang mungkin timbul dalam konteks administrasi
negara. Ini bisa termasuk pengaturan untuk mengajukan banding, arbitrase, atau
penyelesaian di pengadilan administrasi.

Dalam rangka mengoptimalkan peran sumber HAN, penting untuk memiliki kerangka
hukum yang jelas, konsisten, dan dapat diakses oleh semua pihak yang terlibat. Selain itu,
penerapan dan penegakan hukum juga harus konsisten dan adil guna memastikan bahwa
prinsip-prinsip HAN dihormati dan diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam proses
administrasi negara. Menurut nilai-nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat, Indonesia
memiliki falsafah Negara yang disebut Pancasila. Pentingnya adalah bahwa nilai-nilai dalam

9
Pancasila harus selaras dengan prinsip-prinsip dalam Hukum Administrasi Negara (HAN).
Berikut adalah beberapa prinsip HAN yang mencerminkan peranan sumber HAN dalam
pengaturan administrasi negara:

a. Asas Kepastian Hukum: Prinsip ini menegaskan perlunya menghormati hak-hak yang
diperoleh individu berdasarkan keputusan lembaga atau pejabat administrasi negara.
b. Asas Keseimbangan: Prinsip ini mendorong adanya keseimbangan antara hukuman
atau tindakan administrasi dengan kesalahan yang dilakukan oleh pegawai atau aparat
yang bersangkutan.
c. Asas Kesamaan dalam Mengambil Keputusan Administrasi: Prinsip ini mengharuskan
badan pemerintah atau administrasi untuk mengambil tindakan yang sama dalam
menghadapi situasi atau fakta yang serupa, tanpa bertentangan.
d. Asas Bertindak Cermat: Prinsip ini menekankan kewajiban pemerintah daerah dalam
memberi peringatan terhadap risiko seperti jalan rusak atau perbaikan jalan, yang jika
tidak diindahkan, dapat mengakibatkan kerugian dan tanggung jawab pemerintah
daerah.
e. Asas Motivasi dalam Keputusan Administrasi: Prinsip ini memerlukan bahwa setiap
keputusan administrasi harus didukung oleh alasan atau motivasi yang cukup, adil,
dan jelas.
f. Asas Tidak Mencampuradukkan Kewenangan: Prinsip ini melarang penggunaan
kewenangan administrasi negara untuk tujuan yang bertentangan dengan hukum.
g. Asas Fairplay: Prinsip ini mewajibkan badan atau pejabat administrasi untuk
memberikan peluang sebesar-besarnya kepada warga negara untuk mengejar
kebenaran dan keadilan.
h. Asas Keadilan dan Kewajaran: Prinsip ini mengklaim bahwa tindakan
sewenang-wenang atau tidak wajar harus dihindari, dan tindakan semacam itu dapat
dibatalkan.
i. Asas Menanggapi Harapan yang Wajar: Prinsip ini menekankan bahwa tindakan
pemerintah harus dapat menciptakan harapan yang wajar bagi pihak-pihak yang
terlibat.
j. Asas Mengatasi Dampak Keputusan yang Dibatalkan: Prinsip ini memerlukan bahwa
jika suatu keputusan dibatalkan, dampak dari keputusan tersebut harus dihilangkan
dan pihak yang terkena harus diberikan ganti rugi atau rehabilitasi.

10
k. Asas Perlindungan Pandangan Hidup Pribadi : Prinsip ini menyatakan bahwa setiap
aparatur sipil negara memiliki hak untuk mengatur kehidupan pribadinya sesuai
dengan keyakinan atau gaya hidup yang mereka anut.
l. Asas Kebijaksanaan: Prinsip ini memberikan kebebasan kepada pemerintah untuk
mengambil kebijakan dan tindakan yang bijaksana tanpa harus selalu bergantung pada
instruksi eksternal.
m. Asas Pelayanan Publik: Prinsip ini menekankan bahwa dalam menjalankan tugasnya,
pemerintah harus selalu mengutamakan kepentingan umum.

Prinsip-prinsip HAN ini menjadi landasan untuk menciptakan sistem administrasi


negara yang berkeadilan, transparan, dan sesuai dengan nilai-nilai masyarakat serta falsafah
negara. Prinsip-prinsip ini membantu menjaga tata kelola yang baik dalam menjalankan
pemerintahan berdasarkan hukum. 6

2.3 Fungsi Sumber Hukum Administrasi Negara dalam Pengaturan Administrasi


Negara

Dalam setiap bidang ilmu pengetahuan yang terkait dengan hukum, termasuk hukum
administrasi negara, pasti memiliki peran dan posisinya dalam sistem hukum Indonesia.
Hukum administrasi negara memiliki peran utama, yakni mengatur interaksi antara
pemerintah, warga negara, dan proses administratif dalam menjalankan fungsi pemerintahan.
Di dalam negara yang menjunjung prinsip negara hukum seperti Indonesia, Hukum
Administrasi Negara memiliki peran yang sangat vital karena setiap tindakan pemerintah
harus tunduk pada ketentuan hukum yang berlaku. Fungsi sumber hukum dalam administrasi
negara melibatkan semua elemen yang dapat menciptakan peraturan hukum, menentukan
lokasi di mana peraturan hukum tersebut dapat ditemukan, dan memberikan keabsahan resmi
pada peraturan hukum tersebut, baik dari pihak berwenang maupun masyarakat umum..7

Pentingnya sumber Hukum Administrasi Negara (HAN) tidak dapat diabaikan karena
melibatkan sejumlah fungsi kunci yang sangat relevan dalam menjalankan sistem hukum
administrasi negara yang baik. Pertama, sumber Hukum Administrasi Negara (HAN)
memberikan kepastian hukum yang esensial dalam tata kelola pemerintahan. Dengan
menetapkan aturan yang jelas dan mudah diakses, warga negara dapat memahami hak dan
kewajiban mereka serta menghindari tindakan yang melanggar hukum. Selanjutnya, sumber
6
Dr. Sahya Anggara. M. Si. Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, S.H., M.H. Hukum Administrasi Negara.
7
Ridwan, H. R. Hukum Administrasi Negara. Jakarta, DKI: RajaGrafindo Persada, 2006.

11
Hukum Administrasi Negara (HAN) berfungsi dalam menjaga konsistensi dalam tindakan
administratif. Ini penting untuk mencegah tindakan sewenang-wenang, diskriminatif, atau
tidak konsisten dari pemerintah atau aparat administrasi. Terakhir, sumber Hukum
Administrasi Negara (HAN) memastikan bahwa keputusan dan tindakan yang diambil oleh
pemerintah didasarkan pada norma-norma hukum yang sah dan sesuai, yang menciptakan
dasar yang adil dan setara bagi semua warga negara. Dengan demikian, sumber Hukum
Administrasi Negara (HAN) merupakan pilar utama dalam menjalankan pemerintahan yang
berdasarkan hukum, mempromosikan keadilan, kesetaraan, dan kepastian hukum dalam
administrasi negara.

12
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dalam kesimpulan ini, sumber Hukum Administrasi Negara (HAN) memiliki peran
yang sangat penting dalam mengatur dan mengarahkan tata kelola Administrasi Negara.
Sumber HAN terdiri dari sumber hukum materiil dan formil, termasuk peraturan
perundang-undangan, kebiasaan administratif, yurisprudensi, doktrin hukum, dan traktat.
Peran sumber Hukum Administrasi Negara (HAN) mencakup memberikan kepastian hukum,
menjaga konsistensi dalam tindakan administratif, memastikan hak-hak warga negara
terlindungi, mendorong transparansi, akuntabilitas, dan pemerintahan yang baik, serta
mengatasi potensi penyalahgunaan kekuasaan dalam administrasi negara. Sementara itu,
fungsi sumber Hukum Administrasi Negara (HAN) berfungsi untuk menjaga konsistensi
dalam tindakan administratif, demi mencegah tindakan sewenang-wenang, diskriminatif, atau
tidak konsisten baik dari aparat administrasi maupun pemerintah itu sendiri.

Dengan demikian, sumber Hukum Administrasi Negara (HAN) adalah landasan


penting untuk menciptakan sistem administrasi negara yang adil, setara, dan berdasarkan
hukum. Pentingnya pengakuan dan penggunaan sumber Hukum Administrasi Negara (HAN)
dengan bijak akan memastikan bahwa tata kelola pemerintahan berjalan sesuai dengan
prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan, yang menjadi fondasi bagi kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang sumber HAN dan
peran serta fungsi mereka adalah kunci untuk menjalankan pemerintahan yang efektif dan
berkeadilan.

3.2 SARAN

Dalam rangka memperkuat peran dan fungsi sumber hukum administrasi negara
dalam pengaturan administrasi negara, beberapa saran konkret dapat diusulkan. Pertama,
pemerintah harus secara aktif mempromosikan literasi hukum administrasi negara di

13
kalangan aparatur pemerintah dan masyarakat umum. Hal ini dapat dilakukan melalui
penyelenggaraan pelatihan, seminar, dan program edukasi yang mengedukasi masyarakat
tentang sumber hukum administrasi negara, serta pentingnya pemahaman terhadapnya dalam
kehidupan sehari-hari.

Maka dari itu, diperlukan upaya untuk mempermudah akses masyarakat terhadap
sumber hukum administrasi negara. Pemerintah harus mengembangkan portal atau platform
online yang memuat semua peraturan, kebijakan, dan keputusan administratif yang berlaku.
Portal ini harus dirancang dengan tampilan yang user-friendly dan mudah diakses oleh semua
lapisan masyarakat. Dalam konteks ini, pemerintah juga dapat mempertimbangkan
penggunaan teknologi informasi seperti aplikasi seluler untuk memberikan akses yang lebih
cepat dan mudah.

14
DAFTAR PUSTAKA

HR, R. (2003). Hukum Administrasi Negara. Universitas Islam Indonesia (UII) Press.

Asyiah, N. (2018). Hukum Administrasi Negara. Deepublish.

Nugraha, S., & Mamudji, S. (2007). Hukum Administrasi Negara. Center for Law and
Good Governance Studies, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.

Lathif, Nazaruddin, S.H., M.H, Wijaya, Mustika Mega, S.H., M.H, R. Mihradi,
Muhammad, S.H., M.H. (2021). Hukum Administrasi Negara’. Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Pakuan.

Ridwan, H. R. (2006). Hukum Administrasi Negara. Jakarta, DKI: RajaGrafindo


Persada.

Muabezi, Zahermann Armandz. “Negara Berdasarkan Hukum (RECHTSSTAATS)


Bukan Kekuasaan (MACHTSSTAAT).” Jurnal Hukum dan Peradilan 6, no. 3 (2017):
421.

Dr. Anggara, Sahya, M. Si. Prof. Dr. H. Ismatullah, Deddy, S.H., M.H. (2018) Hukum
Administrasi Negara.

Hj. Anggrian, Jum. (2012) Hukum administrasi negara, Graha Ilmu. Yogyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai