Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TUTORIAL

TUGAS TUTORIAL KE 1

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4321 / HTP


Sumber materi
Pokok Bahasan : Tinjauan Umum tentang Hukum Tata
Modul 1,2, dan 3
Pemerintahan, Sumber-Sumber Hukum
HTP
Tata
Pemerintahan, Susunan Pemerintahan
Indonesia
Tutor : Dr. Munadi, MSI
Rentang Skor : 0-100

Kompetensi Khusus:

1. Mahasiswa mampu memahami tentang mengetahui istilah dalam Hukum Tata


Pemerintahan, dan mengetahui ruang lingkup Hukum Tata Pemerintahan dalam ilmu
Hukum, serta mengetahui definisi Hukum Tata Pemerintahan, Mahasiswa mengetahui
hubungan antara Hukum Tata Pemerintahan dan ilmu sosial lainnya.
2. Mahasiswa mampu memahami mengetahui pengertian sumber Hukum dan arti lainnya,
dan mengetahui sumber Hukum dalam arti materiil maupun sumber Hukum dalam arti
formil.
3. Mahasiswa mampu memahami susunan organisasi negara tingkat pusat, susunan
organisasi negara tingkat daerah.

Uraian Tugas 1 : Anda diharapkan memahami Tinjauan Umum tentang Hukum Tata
Pemerintahan, Sumber-Sumber Hukum Tata Pemerintahan dan
susunan organisasi negara tingkat pusat, susunan organisasi negara
tingkat daerah.
Tujuan tugas : Mengukur pemahaman tentang Tinjauan Umum tentang Hukum
Tata Pemerintahan, Sumber-Sumber Hukum Tata Pemerintahan dan
susunan organisasi negara tingkat pusat, susunan organisasi negara
tingkat daerah.
Jenis tugas : Menjelaskan Tinjauan Umum tentang Hukum Tata Pemerintahan,
Sumber-Sumber Hukum Tata Pemerintahan dan susunan organisasi
negara tingkat pusat, susunan organisasi negara tingkat daerah.
Ruang lingkup tugas : Memahami Tinjauan Umum tentang Hukum Tata Pemerintahan,
Sumber-Sumber Hukum Tata Pemerintahan dan susunan organisasi
negara tingkat pusat, susunan organisasi negara tingkat daerah.
Deskripsi tugas:

1. Jelaskan ruang lingkup Hukum Tata Pemerintahan dalam ilmu Hukum!


2. Jelaskan dengan panjang lebar definisi Hukum Tata Pemerintahan, menurut beberapa
pakar Hukum Tata Pemerintahan!
3. Jelaskan hubungan antara Hukum Tata Pemerintahan dan ilmu sosial lainnya!
4. Jelaskan pengertian sumber Hukum menurut Hans Kelsen dan M. Ali Syafaat dan apa
definisi Hukum Tata Pemerintahan menurut C.S.T Kansil!
5. Apa yang dimaksud dengan sumber Hukum materiil? Dan jelaskan definisi Sumber
Hukum Materiil menurut beberapa pakar!
6. Sebutkan dan jelaskan faktor yang harus berkembang dalam kaidah Hukum? Dan
mengapa Pancasila sebagai sumber Hukum dan segala sumber Hukum dalam arti materil,
Jelaskan!
7. Terdiri dari apa sajakah sumber Hukum dalam arti Formil? Sebutkan dan jelaskan!
8. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang Trias Political! Dan sebutkan dan jelaskan
lembaga Negara yang tercantum dalam UUD 1945 yang Anda ketahui
9. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang lembaga Daerah!
10. Sebutkan perangkat daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah?

KRITERIA PENILAIAN TUGAS TUTORIAL

Kode/Nama Mata Kuliah : Hukum Tata Pemerintahan / IPEM4321 Sumber materi


Pokok Bahasan : Pengenalan Logika, Dasar-dasar penalaran, Modul 1,2,dan 3 Hukum
Analisis dan definisi. Tata Pemerintahan
Tutor : Dr. Munadi, MSI
Rentang Skor : 0-100

No. Aspek Konsep yang dinilai Skor


1) Kebenaran penjelasan materi 25
2) Bobot tulisan 25
3) Kesesuaian contoh 25
4) Orisinilitas tulisan 25
Jumlah 100

Nama : Novi
NIM : 043397424
JAWAB

1. Ruang lingkup Hukum Tata Pemerintahan dalam ilmu Hukum yaitu :


Ilmu pengetahuan pada dasarnya dibagi dalam dua golongan besar,
yaitu ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan alam. Hukum Tata
Pemerintahan yang termasuk dalam kelompok ilmu pengetahuan sosial
tersebut merupakan salah satu hasil dari pengembangan ilmu hukum.
Sementara itu, ilmu hukum ini terbagi dalam dua lapangan, yaitu
lapangan hukum publik dan lapangan hukum privat. Sebagai salah satu
cabang dari ilmu hukum, letak disiplin ilmu Hukum Tata Pemerintahan
tepatnya berada dalam lapangan hukum publik. Keberadaan Hukum Tata
Pemerintahan dalam kerangka hukum negara secara keseluruhan
dijelaskan oleh Van Vollenhoven melalui perhitungan pengurangan
terhadap semua norma hukum (hukum nasional) dengan Hukum Tata
Negara (HTN) materiel, hukum perdata materiel, dan hukum pidana
materiel yang hasil dari pengurangan tersebut merupakan kewenangan
atau lingkungan Hukum Tata Pemerintahan. Teknik atau cara yang
dilakukan oleh Van Vollenhoven ini disebut teori sisa atau teori residu.
Selanjutnya, tidak saja letaknya dalam lapangan hukum yang sama, yaitu
berinduk pada hukum publik, objek antara HTN dan Hukum Tata
Pemerintahan sama pula karena keduanya merupakan hukum yang
mengatur hubungan antara penguasa dan warga negaranya.

2. Definisi Hukum Tata Pemerintahan, menurut beberapa pakar Hukum


Tata Pemerintahan adalah sebagai berikut :
1. Menurut Van Vollenhoven, sebagai murid Oppenheim, membagi
Hukum Administrasi Negara / Hukum Tata Pemerintahan yaitu
hukum peraturan perundangan/regelaarsrecht/the law of the
legislative process, Hukum Tata Pemerintahan/bestuurssrecht/the law
of government, hukum kepolisian/politierecht/the law of the
administration of security, dan hukum acara peradilan/justitierecht/the
law of the administration of justice (peradilan ketatanegaraan,
peradilan perdata, peradilan pidana, dan peradilan administrasi)
2. Hukum Tata Pemerintahan mencakup semua peraturan atau hukum
tanpa termasuk Hukum Perdata ataupun hukum tata negara secara
materiel. Kusumadi Pudjosewojo membagi bidang-bidang pokok
Hukum Administrasi Negara / Hukum Tata Pemerintahan antara lain :
hukum tata pemerintahan, hukum tata keuangan termasuk dalam
pajak, hukum hubungan luar negeri, serta hukum pertahanan dan
keamanan umum. Dapat disimpulkan bahwa menurut Kusumadi
Pudjosewojo, Hukum Tata Pemerintahan adalah keseluruhan aturan
hukum yang menentukan cara bagaimana negara sebagai penguasa
menjalankan usaha-usaha untuk memenuhi tugas-tugasnya atau cara
bagaimana penguasa itu seharusnya bertingkah laku dalam
mengusahakan tugas-tugasnya.
3. Menurut Soehino Hukum Tata Pemerintahan adalah keseluruhan
daripada aturan-aturan hukum yang mengatur bagaimana alat-alat
perlengkapan administrasi negara itu melakukan fungsinya atau
tugasnya.
Menurutnya juga, dalam melakukan fungsi atau tugasnya, alat-alat
perlengkapan negara dengan sendirinya menimbulkan hubungan-
hubungan yang disebut hubungan hukum. Hubungan hukum dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Hubungan hukum antara alat perlengkapan negara yang satu dan
alat perlengkapan negara yang lain.
2. Hubungan hukum antara perlengkapan negara dan orang
perseorangan (para warga negara) atau badan-badan hukum
swasta.
Dua jenis hubungan inilah yang merupakan objek dari Hukum Tata
Pemerintahan menurut Soehino. Karena itu dapat dikatakan bahwa
muatan Hukum Tata Pemerintahan yaitu :
1. Aturan-aturan hukum yang mengatur cara bagaimanakah alat-alat
perlengkapan negara itu melakukan tugasnya. Ini yang
menimbulkan hubungan hukum jenis pertama diatas.
2. Aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan antara alat
perlengkapan administrasi negara (pemerintah) dan para warga
negaranya.
Definisi Hukum Tata Pemerintahan dari Soehino diatas senada
dengan definisi Hukum Administrasi Negara atau Hukum
Pemerintahannya dari E. Utrech sebagai berikut.
Hukum Administrasi Negara (hukum pemerintahan) menguji
hubungan hukum khusus yang diadakan akan memungkinkan para
pejabat (ambtsdragers) / administrasi negara melakukan tugas mereka
yang khusus. Selanjutnya penulis Hukum Tata Pemerintahan atau
saya lebih suka mengatakan hukum pemerintahan sebagai terjemahan
langsung dari bestuurrecht yaitu sekumpulan asas, kaidah, proses, dan
institusi untuk menguji relasi hubungan yang memerintah dan yang
diperintah dalam berbagai variannya. Definisi Hukum Tata
Pemerintahan atau hukum pemerintahan ini diambil sebagai bentuk
turut serta dalam perkembangan ilmu pemerintahan yang pada 24
November 2015 dalam Simposium Nasional Ilmu Pemerintahan
membentuk Asosiasi Program Studi Ilmu Pemerintahan Seluruh
Indonesia (APSIPI) di Bandung. Hal tersebut diprakarsai oleh
Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran
tempat saya pernah menjadi ketua program studi. Simposium tersebut
telah menyepakati objek forma ilmu pemerintahan yaitu relasi
hubungan yang memerintah dan yang diperintah dengan berbagai
variannya. Keberhasilan memutuskan objek forma ilmu pemerintahan
ini merupakan pembeda dengan objek forma ilmu lain, seperti ilmu
administrasi negara, ilmu politik, ilmu hukum tata negara, dan lain-
lain, serta sangat penting bagi berkembangnya ilmu pemerintahan itu
sendiri.

3. Hubungan antara Hukum Tata Pemerintahan dan ilmu sosial lainnya


yaitu :
a. Hubungan antara Hukum Tata Pemerintahan dengan Ilmu Politik
Kajian ilmu politik adalah kekuasaan. Oleh karena itu, dalam usaha
memperoleh kekuasaan dan mempertahankannya, sering kali
digunakan cara-cara yang menyimpang. Dalam hal ini, fungsi Hukum
Tata Pemerintahan adalah membatasi atau mencegah agar tidak
terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Kaitan pada Trias Politika, saat
sekarang masih berlakunya secara terbatas. Hal itu memungkinkan
menunjuk suatu aspek penting dari pemerintahan. Politik
menjalankan pemerintahan dan menetapkan undang-undang, secara
singkat mengeluarkan perintah-perintah, mengatur arah, serta
pemerintahan mengurus pelaksanaan perintah/tugas-tugas. Dengan
kata lain, pemerintahan mengabdi pada kekuasaan politik. Unsur
pengabdian dari pemerintahan dapat ditelusuri kembali dari bahasa
Latin administrare yang berarti mengurus urusan sebagai suatu
penugasan dari orang lain. Karena itu, timbul istilah seperti
administrasi untuk organisasi pemerintahan dan hukum administrasi
untuk hukum pemerintahan.
b. Hubungan antara Hukum Tata Pemerintahan dan Ilmu Pemerintahan
Ilmu pemerintahan berbicara tentang perbuatan pemerintah dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Namun, sering kali dalam rangka
melakukan perbuatan pemerintahannya itu ada yang berakibat hukum.
Dengan demikian, perbuatan-perbuatan yang berakibat hukum itulah
yang menjadi kajian Hukum Tata Pemerintahan. HAN berkaitan
dengan perhatian yang luas terhadap keputusan-keputusan yang
bersifat umum, yakni rencana-rencana, peraturan-peraturan
kebijaksanaan, dan juga peraturan pemberi kuasa/wewenang.
Perhatian tersebut lebih terarah pada suatu pendekatan aturan-aturan
yang sah dari sudut pandang hukum administrasi (sebagaimana badan
pemerintahan yang lain, aturan-aturan yang menimbulkan akibat-
akibat hukum yang konkret, seperti bagaimana redaksinya, bagaimana
akibat hukumnya, dan sebagainya) serta bukan suatu pendekatan dari
sudut hukum politik tata negara (apa kaitan dengan politik dari
peraturan-peraturan itu, bagaimana kaitan aturan-aturan itu terhadap
kedudukan dari badan-badan politik, dan kedudukan pembuat
undang-undang).
c. Hubungan antara Hukum Tata Pemerintahan dan Ilmu Administrasi
Negara
Kaitan kedua ilmu sangat erat sebab apa yang dirumuskan sebagai
ilmu administrasi negara adalah ilmu yang mempelajari keseluruhan
proses kegiatan aparatur pemerintah dalam mencapai tujuan negara.
Maka itu, kegiatan aparatur pemerintah dilihat dari aspek hukum akan
mengungkapkan hubungan hukum yang istimewa antara aparatur
pemerintah dan pihak masyarakat/badan swasta atau seseorang
tertentu. Ini berarti berada dalam lapangan HTP.
d. Hubungan antara Hukum Tata Pemerintahan dan Ilmu Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia dalam
kehidupan kelompok dan kehidupan masyarakat yang bersangkut paut
dengan berbagai aspek kepentingan, baik dalam kepentingan manusia
sebagai individu maupun kedudukan manusia itu sendiri sebagai
makhluk sosial. Dalam kedudukan demikian, manusia memiliki
berbagai kepentingan dan mengharapkan perlindungan atas
kepentingan yang dimiliki. Pemerintah dalam tugas pokok yang
diembannya adalah pelayan, pelindung, pengayom, dan penggerak
partisipasi masyarakat pada gilirannya melakukan perbuatan-
perbuatan baik yang berakibat hukum ataupun tidak. Khusus dalam
perbuatan yang berakibat hukum, pemerintah harus berhati-hati
dengan kepentingan yang dimiliki dan yang dibutuhkan masyarakat
sebab jika tidak, hal itu akan memungkinkan terjadinya bentrok
kepentingan yang dapat membawa pada bentrok hukum. Oleh karena
itu, pemerintah terhadap masyarakat harus berbuat sesuai dengan
aturan hukum yang berlaku, khususnya aturan-aturan menyangkut
tata penyelenggaraan pemerintahan sebagai bagian materi dari
Hukum Tata Pemerintahan.
4. Pengertian sumber Hukum menurut Hans Kelsen dan M. Ali Syafaat dan
apa definisi Hukum Tata Pemerintahan menurut C.S.T Kansil
a. Istilah sumber hukum digunakan dalam berbagai macam arti karena
hukum dapat ditinjau dengan berbagai cara, yaitu orang akan dapat
menjelaskan hukum positif yang sedang berlaku dan orang pun dapat
menjelaskan dengan tegas sumber-sumber tempat hukum positif yang
sedang berlaku itu digali. Hans Kelsen, dikutip oleh Jimly
Asshiddiqie dan M. Ali Syafaat, menyatakan bahwa sumber hukum
adalah ekspresi yang figuratif dan ambigu. Istilah tersebut tidak hanya
digunakan untuk menyebut metode pembuatan hukum, yaitu
kebiasaan dan legislasi, tetapi juga untuk mengarakteristikkan alasan
validitas hukum, khususnya alasan paling akhir, norma dasar menjadi
sumber hukum.
b. Definisi Hukum Tata Pemerintahan menurut dalam buku C.S.T
Kansil yaitu :
a. J. Oppenheim merumuskan Hukum Tata Pemerintahan sebagai
peraturan-peraturan tentang negara dan alat-alat perlengkapannya
dilihat dalam geraknya (hukum negara dalam keadaan bergerak).
b. J.H.A Logemann dalam bukunya yang berjudul Over de Theorie
van Een Stellig Staatsrecht menegaskan bahwa Hukum Tata
Pemerintahan ialah serangkaian kaidah hukum yang menyelidiki
hubungan-hubungan hukum khusus yang ditimbulkan untuk
memungkinkan para pejabat dalam menjalankan tugas
kemasyarakatannya yang khusus.
c. Kusumadi Pudjosewojo mengemukakan bahwa Hukum Tata
Pemerintahan adalah keseluruhan aturan hukum yang menentukan
cara bagaimana negara sebagai penguasa menjalankan usaha-
usaha untuk memenuhi tugas-tugasnya atau cara bagaimana
penguasa itu seharusnya bertingkah laku dalam mengusahakan
tugas-tugasnya. Sementara itu, C.S.T Kansil dalam bukunya
mengemukakan bahwa sumber hukum merupakan segala apa saja
yang menimbulkan aturan-aturan yang mengakibatkan sanksi yang
tegas dan nyata. Namun, jika orang menulis suatu studi yang
bersifat sejarah, sumber-sumber hukum itu kebanyakan adalah
sumber-sumber lain, seperti hasil-hasil tulisan ilmu pengetahuan
yang lama, notulen dari sidang-sidang rapat tertentu, dan
sebagainya. Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan
untuk penyusunan peraturan perundang-undangan (TAP MPR
Nomor III/MPR/2000 tentang Hukum dan Tata Urutan Perundang-
undangan).
5. Maksud sumber Hukum materiil dan penjelasan definisi Sumber Hukum
Materiil menurut beberapa pakar yaitu :
Sumber hukum dalam arti materiil adalah sumber hukum yang
menentukan isi atau materi dari kaidah hukum. Hal ini menyangkut hal
konkret dalam tindakan manusia yang sesuai dengan apa yang dianggap
seharusnya.
a. Menurut Utrecht sumber-sumber hukum materiil yaitu perasaan
hukum-hukum atau keyakinan hukum individu dan pendapat
umum/public opinion yang menjadi faktor penentu dari isi
hukum/determinant materiel.
b. Menurut Algra, dikutip oleh Sudikno Mertokusumo, sumber hukum
materiil adalah tempat darimana materiil itu diambil. Sumber hukum
materiil ini merupakan faktor yang membantu pembentukkan hukum.
Sumber hukum materiil adalah beberapa faktor yang dianggap dapat
menentukan isi hukum.

6. Penjelasan faktor yang harus berkembang dalam kaidah Hukum? Dan


mengapa Pancasila sebagai sumber Hukum dan segala sumber Hukum
dalam arti materil yaitu :
Faktor yang harus berkembang dalam kaidah Hukum yaitu :
a. Faktor Idealis
Beberapa patokan yang tetap tentang keadilan yang haus ditaati oleh
para pembentuk undang-undang ataupun para pembentuk hukum
lainnya dalam melaksanakan tugasnya.
b. Faktor Kemasyarakatan
Hal-hal yang benar-benar hidup dalam masyarakat dan merupakan
petunjuk hidup bagi masyarakat yang bersangkutan. Yang termasuk
faktor kemasyarakatan yaitu :
a. Struktur ekonomi dan kebutuhan masyarakat.
b. Adat istiadat dan kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang dan
menjadi pola tingkah laku yang tetap.
c. Keyakinan tentang agama dan kesusilaan.
d. Berbagai gejala dalam masyarakat.
Ideal maksudnya bahwa dalam menciptakan peraturan-peraturan,
pembentuk peraturan harus memperhatikan keadilan, asas-asas
kesusilaan, dan kesejahteraan umum. Kemasyarakatan maksudnya
bahwa dalam membentuk hukum harus berdasarkan keadaan yang
aktual dalam lingkungan masyarakat. Dengan kata lain, faktor-faktor
kemasyarakatan adalah hal-hal yang nyata dan yang hidup dalam
masyarakat yang tunduk pada aturan-aturan tata kehidupan
masyarakat.
Pancasila sebagai sumber Hukum dan segala sumber Hukum dalam
arti materil karena :
a. Pancasila merupakan isi dari sumber hukum
b. Pancasila merupakan pandangan hidup dan falsafah negara
c. Pancasila merupakan jiwa dari setiap peraturan yang dibuat,
diberlakukan, segala peraturan perundang-undangan atau hukum
apapun yang bertentangan dengan jiwa Pancasila harus dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.

7. Penjelasan tentang sumber Hukum dalam arti Formil yaitu :


Sumber Hukum dalam arti Formil adalah sumber hukum yang ditinjau
dari segi pembentukkannya. Maksudnya disini ialah, didalam sumber
hukum formil terdapat berbagai rumusan aturan yang merupakan dasar
kekuatan yang mengikat peraturan untuk ditaati oleh masyarakat dan para
penegak hukum.
Macam-macam sumber hukum formil yaitu :
a. Undang-undang adalah suatu peraturan negara yang mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat dan memaksa diadakan dan dipelihara
oleh penguasa negara. Undang-undang disini mempunyai dua arti yaitu
undang-undang dalam arti formal dan undang-undang dalam arti
material.
a. Undang-undang dalam arti formal adalah setiap keputusan
pemerintah yang memerlukan undang-undang karena cara
pembuatannya. Contohnya dibuat oleh pemerintah bersama-sama
dengan parlemennya.
b. Undang-undang dalam arti materiil adalah setiap keputusan
pemerintah yang menurut isinya mengikat langsung setiap
penduduk.
b. Praktik Administrasi Negara yaitu dalam rangka melaksanakan
tugasnya, pejabat administrasi negara menghasilkan atau mengeluarkan
keputusan-keputusan atau ketetapan-ketetapan untuk menyelesaikan
suatu masalah konkret yang terjadi berdasarkan peraturan yang abstrak
sifatnya. Keputusan-keputusan pejabat administrasi negara ini sering
dikenal dengan istilah beschikking atau yang disebut dengan istilah
keputusan tata usaha negara.
c. Yurisprudensi adalah sumber hukum yang berupa putusan hakim
terhadap suatu perkara yang belum ada pengaturannya dalam undang-
undang, yang untuk selanjutnya menjadi pedoman bagi hakim-hakim
lainnya yang mengadili kasus-kasus atau perkara-perkara serupa. Di
negara-negara yang menganut sistem hukum Eropa Continental,
yurisprudensi berarti keputusan hakim, sedangkan di negara yang
menganut sistem hukum Anglo Saxon, yurisprudensi berarti sumber
hukum.
d. Doktrin adalah pendapat para ahli hukum yang kemudian menjadi
sumber hukum dan diterima sebagai dasar dan asas-asas penting dalam
hukum dan penerapannya. Contoh doktrin antara lain ajaran trias
politica dari Montesquieu, yang menjelaskan teori pemisahan
kekuasaan dalam negara, mahzab sejarah dari Von Savigny, dan lain-
lain. Doktrin atau pendapat ahli hukum terkenal.

8. Penjelasan tentang Trias Political dan lembaga Negara yang tercantum


dalam UUD 1945 yang Anda ketahui yaitu :
a. Trias politica adalah anggapan bahwa kekuasaan negara terdiri atas
tiga macam kekuasaan. Pertama, kekuasaan legislatif atau kekuasaan
membuat undang-undang (dalam peristilahan baru sering disebut rule
making function). Kedua, kekuasaan eksekutif atau kekuasaan
melaksanakan undang-undang (rule application function). Ketiga,
kekuasaan yudikatif atau kekuasaan mengadili atas pelanggaran
undang-undang (rule adjudication function). Trias politica adalah
suatu prinsip normatif bahwa kekuasaan-kekuasaan (function) ini
sebaiknya tidak diserahkan kepada orang yang sama untuk mencegah
penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa. Dengan
demikian, hak-hak asasi warga negara lebih terjamin. Alasan
Montesquieu mengembangkan konsep trias politica didasarkan pada
sifat despotis raja-raja Bourbon. Ia ingin menyusun suatu system
pemerintahan yang warga negaranya merasa lebih terjamin haknya.
Montesquieu membagi kekuasaan pemerintahan dalam tiga cabang,
yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan
yudikatif. Menurutnya, ketiga jenis kekuasaan ini haruslah terpisah
satu sama lain, baik mengenai tugas (fungsi) maupun mengenai alat
perlengkapan (organ) yang menyelenggarakannya. Hal utama adanya
kebebasan badan yudikatif yang ditekankan oleh Montesquieu yang
mempunyai latar belakang sebagai hakim karena di sinilah letaknya
kemerdekaan individu dan hak asasi manusia perlu dijamin dan
dipertaruhkan. Kekuasaan legislatif menurutnya adalah kekuasaan
untuk membuat undang-undang, kekuasaan eksekutif meliputi
penyelenggaraan undang-undang (diutamakan tindakan politik luar
negeri), sedangkan kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan mengadili
atas pelanggaran undang-undang. Montesquieu kemudian
mengembangkan pendapat tersebut dengan berpendapat bahwa fungsi
federatif merupakan bagian dari fungsi eksekutif dan fungsi yudisial
yang perlu dipisahkan tersendiri. Maka dari itu, trias politica
Montesquieu terdiri atas fungsi eksekutif, fungsi legislatif, dan fungsi
yudisial. Ketiga fungsi tersebut kemudian dilembagakan dalam tiga
organ negara untuk menjalankan fungsi masing-masing, yaitu
pemerintah, parlemen, dan pengadilan. Namun, seiring dengan
berjalannya waktu dan semakin berkembangnya system pemerintahan
di seluruh dunia serta dengan muncul dan berkembangnya doktrin
welfare state (negara kesejahteraan), ketiga organ Negara sederhana
tersebut mulai berkembang dengan dibentuknya berbagai lembaga-
lembaga negara baru.
b. lembaga Negara yang tercantum dalam UUD 1945 yang Anda ketahui
menurut pengemuka Jimly Asshiddiqie yaitu :
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Fungsi dibentuknya MPR setelah adanya amendemen, yaitu
mengubah dan menetapkan UUD, melantik presiden dan wakil
presiden, serta memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam
masa jabatannya sesuai dengan UUD. Tugas MPR berkaitan
dengan hak dan kewajiban anggota MPR dalam menjalankan tugas
dan wewenang. Beberapa hak anggota DPR, yaitu mengusulkan
perubahan pasal-pasal UUD digunakan pada saat benar-benar
dibutuhkannya perubahan dalam pasal-pasal yang terdapat pada
UUD menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan,
hak ini digunakan pada saat menyikapi beberapa permasalahan
yang ada pada saat itu secara bijaksana tenang dan dengan kepala
dingin dalam memutuskan suatu permasalahan yang ada hak
memilih dan dipilih hak ini digunakan pada pemilihan ketua MPR
atau pada saat sidang pleno di dalam MPR; membela diri, setiap
anggota MPR mempunyai hak untuk membela dirinya sesuai
dengan peraturan yang ada. Hak imunitas adalah hak yang
digunakan para anggota MPR bahwa anggota MPR mendapat
perlindungan hukum dari ketetapan yang diatur, protokoler adalah
hak yang digunakan anggota MPR untuk mendapatkan keamanan
serta keuangan dan administrative setiap anggota MPR mempunyai
hak untuk mengetahui transparansi dana dalam lembaga tersebut
dan ikut melaksanakan tertib administratif sesuai dengan yang
menjadi kesepakatan. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Fungsi dibentuknya MPR setelah adanya amendemen, yaitu
mengubah dan menetapkan UUD, melantik presiden dan wakil
presiden, serta memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam
masa jabatannya sesuai dengan UUD. Tugas MPR berkaitan
dengan hak dan kewajiban anggota MPR dalam menjalankan tugas
dan wewenang. Beberapa hak anggota DPR, yaitu mengusulkan
perubahan pasal-pasal UUD digunakan pada saat benar-benar
dibutuhkannya perubahan dalam pasal-pasal yang terdapat pada
UUD menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan,
hak ini digunakan pada saat menyikapi beberapa permasalahan
yang ada pada saat itu secara bijaksana tenang dan dengan kepala
dingin dalam memutuskan suatu permasalahan yang ada; hak
memilih dan dipilih hak ini digunakan pada pemilihan ketua MPR
atau pada saat sidang pleno di dalam MPR; membela diri, setiap
anggota MPR mempunyai hak untuk membela dirinya sesuai
dengan peraturan yang ada. Hak imunitas adalah hak yang
digunakan para anggota MPR bahwa anggota MPR mendapat
perlindungan hukum dari ketetapan yang diatur, protokoler adalah
hak yang digunakan anggota MPR untuk mendapatkan keamanan;
serta keuangan dan administrative setiap anggota MPR mempunyai
hak untuk mengetahui transparansi dana dalam lembaga tersebut
dan ikut melaksanakan tertib administratif sesuai dengan yang
menjadi kesepakatan.
b. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden Indonesia merupakan kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan yang memegang kekuasaan eksekutif
menjalankan roda pemerintahan. Selain menjadi kepala negara,
presiden juga mempunyai tanggung jawab atas negara. Apabila
ada konferensi, presidenlah yang harus mewakili dari negaranya.
Presiden dan wakil presiden dipilih langsung melalui pemilu oleh
rakyat sesuai dengan UUD 1945 sekarang.
c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR adalah lembaga negara yang berfungsi sebagai lembaga
legislasi atau lembaga yang berwenang untuk membuat undang-
undang dan peraturan. Sudah tergambar jelas bahwa dalam rangka
melaksanakan fungsi legislasi dan pengawasan, dibuatlah sebuah
lembaga yang bernama DPR. Jimly Asshiddiqie mengatakan
fungsi legislasi mencakup kegiatan mengkaji, merancang,
membahas, dan mengesahkan undang-undang.
d. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
DPD mempunyai tugas dan wewenang yang telah ditetapkan
oleh peraturan perundang-undangan. Tugas dan wewenang
anggota DPD sebagai berikut : mengajukan keputusan mengenai
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran,
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah;
memberikan pertimbangan kepada lembaga DPR tentang RAPBN
dan RUU yang berkaitan dengan pendidikan, pajak, dan agama,
serta melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi, serta pengembangan keuangan pusat dan daerah.
e. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Setelah amendemen UUD 1945, keberadaan BPK diatur
dalam bab tersendiri. Hal ini dimaksudkan untuk memberi dasar
hukum yang lebih kuat serta pengaturan lebih perinci menjadi
BPK yang bebas, mandiri, dan sebagai lembaga negara dengan
fungsi memeriksa pengeluaran dan tanggung jawab keuangan
negara. Dengan adanya ketentuan mengenai hal ini, dalam UUD
1945, diharapkan pemeriksaan terhadap pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara dilakukan secara optimal.
Dengan demikian, diharapkan meningkatkan transparansi dan
tanggung jawab (akuntabilitas) keuangan negara.
f. Mahkamah Agung (MA)
Kewenangan dan kinerja Mahkamah Agung meliputi hal
berikut : Mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang, dan wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-
undang.
g. Mahkamah Konstitusi
MK mempunyai kewenangan, yaitu menguji UU terhadap
UUD, memutus sengketa kewenangan antarlembaga negara,
memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil
pemilu, dan memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai
dugaan pelanggaran oleh presiden atau wakil presiden menurut
UUD. Fungsi-fungsi yang dapat dibayangkan sebagai fungsi
Mahkamah Konstitusi, seperti judicial review dalam rangka
menguji konstitusionalitas suatu undang-undang, baik dalam arti
formil maupun dalam arti pengujian material, diaktifkan langsung
dalam kewenangan Mahkamah Konstitusi (supreme court).
h. Pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota
Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi dengan
seluas-luasnya. Dalam sistem dan prinsip negara kesatuan
Republik Indonesia seperti dimaksud dalam UUD 1945. Dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan
amanat UUD 1945, pemerintahan daerah yang dapat mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan, menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terrwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya
saing daerah dengan mempertimbangkan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan suatu daerah
dalam sistem negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

9. Penjelasan tentang Lembaga Daerah yaitu :


Daerah yang bersifat otonom adalah daerah yang boleh mengurus
rumah tangganya sendiri dan daerah administratif, yaitu yang tidak boleh
mengurus rumah tangganya sendiri. Untuk membentuk susunan
pemerintahan daerah-daerah, pemerintah bersama DPR kemudian
menetapkan undang-undang pemerintahan di daerah. Undang-undang
tersebutlah yang mengatur pokok-pokok penyelenggaraan pemerintah
daerah otonom dan pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan yang
menjadi tugas pemerintahan pusat di daerah. Pasal 18 UUD 1945 beserta
penjelasannya menunjukkan bahwa daerah otonom dibentuk berdasarkan
asas desentralisasi dan untuk wilayah administrasi dibentuk berdasarkan
asas dekonsentrasi. Lembaga daerah diatur dalam Bab VI UUD 1945
tentang Pemerintahan Daerah. Dalam ketentuan tersebut, diatur adanya
beberapa organ jabatan yang dapat disebut sebagai organ daerah atau
lembaga daerah yang merupakan lembaga negara yang terdapat di
daerah, antara lain pemerintah daerah provinsi, gubemur, DPRD
Provinsi, pemerintahan daerah kabupaten, bupati, DPRD Kabupaten,
pemerintahan daerah kota, wali kota, dan DPRD Kota. Di samping
lembaga-lembaga daerah yang secara tegas tercantum dalam UUD 1945,
dapat pula dibentuk lembaga-lembaga yang merupakan lembaga daerah
lainnya. Keberadaan lembaga-lembaga daerah itu ada yang diatur dalam
undang-undang dan ada pula yang diatur dalam atau dengan peraturan
daerah. Pada pokoknya, keberadaan lembaga-lembaga daerah yang tidak
disebutkan dalam UUD 1945 haruslah diatur dengan undang-undang.

10.Perangkat daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana diatur


dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2016 Tentang Perangkat Daerah yaitu :
a. Perangkat Daerah Provinsi terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat
DPRD, Inspektorat, Dinas, dan Badan.
b. Perangkat Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas, Badan, dan Kecamatan.

Anda mungkin juga menyukai