Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS STEM UNTUK

MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA


PELAJARAN IPA

PROPOSAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti Ujian Proposal
Skripsi Pada Program Studi Pendidikan Biologi

OLEH :
SITRIA SARIPI
431418061

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena ia senantiasa
memberikan nikmatnya sehingga penyusunan laporan penelitian yang berjudul
“Identifikasi Serangga Pada Tanaman Gedi (Abelmoschus Manihot L.)” dapat
diselesaikan dengan baik. Walaupun mungkin dalam penulisan masih ada
kesalahan dan kekeliruan namun penulis yakin bahwa manusia itu tidak ada yang
sempurna, mudah-mudahan melalui kelemahan itulah yang akan membawa
kesadaran kita akan kebesaran tuhan yang maha esa.
Penyelesaian laporan ini hanya dapat terlaksana karena bantuan pikiran,
tenaga dan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami menyampaikan terima
kasih. Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun
diharapkan demi penyempurnaan laporan ini.

Gorontalo, April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
2.1 Landasan Teori.......................................................................................3
2.2 Kerangka Berpikir..................................................................................14
2.3 Hipotesis................................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................16
3.1 Waktu dan Tempat..................................................................................16
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................16
3.3 Populasi dan Sampel..............................................................................16
3.4 Metode Penelitian..................................................................................16
3.5 Tekhnik Pengumpulan Data...................................................................16
3.6 Tekhnik Analisis Data............................................................................17
3.7 Prosedur Penelitian................................................................................17
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat di abad 21 ini.

Guru dituntut untuk mengikuti perkembangan tersebut. Begitu pula dengan

peserta didik. Peserta didik perlu dilatih untuk menguasai sains, teknologi dan

teknik. Menurut National Science Foundation, dalam 10 tahun ke depan, 80%

lapangan pekerjaan akan membutuhkan kemampuan kompetensi bidang sains,

teknologi, teknik dan matematika. Di samping itu peserta didik perlu diajarkan

mengenai keterampilan abad 21, diantaranya keterampilan berpikir kritis.

Keterampilan berpikir kritis ini sangat perlu dikembangkan sejak dini agar

peserta didik mampu menghadapi tantangan masa depan yang semakin canggih.

Kemampuan berpikir kritis tidak muncul tiba-tiba, namun kemampuan ini harus

dilatihkan dalam setiap pembelajaran. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah

kemampuan berpikir kritis siswa di tingkat sekolah dasar belum tertangani secara

sistematis sehingga keterampilan berpikir kritis peserta didik masih rendah.

Windayana (2007) memperlihatkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa

sekolah dasar masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor tes awal

peserta didik yang hanya memperoleh 5,80, artinya rata-rata tersebut

menunjukkan masih rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis perserta

didik. Menurut Glaser (dalam Fisher, 2009, hlm. 7), bahwa dalam berpikir kritis

terdapat beberapa kemampuan diantaranya : a) mengenal masalah, b) menemukan

cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah, dan c) mengumpulkan

iii
dan menyusun informasi yang diperlukan.

Upaya untuk membelajarkan keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan

di sekolah dasar dengan model Pembelajaran Tematik Terpadu (PTP) atau

Integrated Thematic Instruction (ITI). Pembelajaran ini berangkat dari pendekatan

tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran di mana tema yang

dibuat mengikat baik mata pelajaran tertentu maupun antarmata pelajaran.

Pembelajaran Tematik ini secara ilmiah telah menunjukkan keberhasilannya

dalam memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori peserta didik.

Pendidik saat ini perlu menggunakan suatu pendekatan pembelajaran yang

dapat melatih keterampilan berpikir kritis peserta didik. Salah satu pendekatan

pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir kritis

adalah pendekatan pembelajaran STEM (Beers, 2011).

Science, Technology, Engineering and Mathematics atau disingkat STEM

merupakan sebuah isu pembelajaran yang populer di tingkat dunia yang efektif

dalam menerapkan Pembelajaran Tematik Integratif karena menggabungkan

empat bidang pokok dalam pendidikan yaitu ilmu pengetahuan, teknologi,

matematika, dan enjinering. Torlakson (2014) menyatakan bahwa pendekatan dari

keempat aspek tersebut merupakan pasangan serasi antara masalah yang terjadi di

dunia nyata dan juga pembelajaran berbasis masalah. Pendekatan ini mampu

menciptakan sebuah sistem pembelajaran secara kohesif dan pembelajaran aktif

karena keempat aspek dibutuhkan secara bersamaan untuk menyelesaikan

masalah. Hal ini berarti melalui pendekatan STEM peserta didik tidak hanya

sekedar menghafal konsep, tetapi lebih kepada bagaimana siswa mengerti dan
memahami konsep-konsep sains serta kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui pembelajaran dengan menggunakan STEM peserta didik diharapkan

mampu memecahkan masalah, membuat pembaharuan (inovasi), merancang hal

baru, melakukan pemikiran logis dan menguasai teknologi.

Pembelajaran IPA merupakan interaksi antara komponen-komponen

pembelajaran seperti pendidik, peserta didik, alat atau media belajar dalam bentuk

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan serta kompetensi yang telah

ditetapkan. Samatowa Usman (2010:26). Oleh karena struktur kognitif anak-anak

tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan, perlu adanya

modifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitif mereka mengenai

ketrampilan-ketrampilan proses IPA (Samatowa Usman 2010:5).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka disimpulkan pembelajaran

adalah suatu proses interaksi dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam

rangka membuat siswa belajar, guru harus mengetahui kegunaan yang diperoleh

dari pelajaran IPA. Perlu adanya modifikasi pembelajaran sehingga siswa pun

merasa senang dalam pembelajaran dan tidak merasa pembelajaran itu monoton

ataupun membosankan.

Seperti yang telah diuraikan bahwa IPA mengembangkan kemampuan

berpikir kritis seperti yang dijabarkan di atas, maka dalam pembelajaran IPA

memerlukan model pembelajaran. Model pembelajaran yang cocok di terapkan

untuk pembelajaran IPA dengan menggunkan pendekatan berbasis STEM adalah

model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti

v
sejauh mana implementasi pendekatan STEM terhadap kemampuan berpikir kritis

peserta didik sekolah dasar.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi masalah yaitu :

1.2.1 Belum di terapkannya pembelajaran berbasis STEM di sekolah sehingga

peserta didik belum mampu berpikir kritis dalam menyelesaikan soal-soal

tingkat tinggi ataupun dalam pembuatan produk yang berkaitan dengan

materi pelajaran.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah pada latar belakang, dan identifikasi masalah maka

dapat dirumuskan bahwa permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana

implementasi pembelajaran berbasis STEM dapat meningkatakan kemampuan

berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran IPA?

Anda mungkin juga menyukai