LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Zaki Dayatul Akbar)
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Zaki Dayatul Akbar)
WAWANCARA
1. Teman Sejawat
Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd (Guru kimia
SMA IT Asy-Syafi’i 2 Pekanbaru) menjelaskan bahwa
rendahnya kemampuan Argumentasi peserta didik
pada materi laju reaksi disebabkan oleh
pembelajaran yang dilakukan guru pada massa
pandemi lebih menfokuskan pada penyelesaian
konten atau materi kimianya, sehingga
keterampilan abad-21 nya seperti keterampilan
komunikasi dan argumentasi terabaikan dalam
proses pembelajaran.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd (Master pendidikan dan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum) juga menjelaskan
bahwa faktor yang menyebabkan rendahnya
kemampuan argumentasi peserta didik adalah
kurangnya rasa percaya diri peserta didik yang bisa
disebabkan oleh trauma masa kecil dalam
lingkungan keluarga, pernah dipermalukan atau
ditertawakan ketika menyampaikan pendapat yang
salah, dan kurangnya pemahaman konsep terhadap
materi laju reaksi tersebut.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd (Direktur yayasan
pendidikan cendana, instruktur nasional
pendidikan) menjelaskan bahwa terjadinya
permasalahan dalam pembelajaran seperti
rendahnya kemampuan komunukasi dan
argumentasi peserta didik disebabkan oleh
banyak faktor seperti orang tua, guru, siswa, dan
lingkungan sekolah. Dari sekian banyak faktor
yang lebih dominan adalah peserta didik sendiri
dan proses pembelajaran guru. Peserta didik yang
tidak menguasai konsep, dan proses
pembelajaran guru yang belum menfasilitasi anak
untuk membangun argumentasinya sendiri.
b. Nurhafni, M.Pd (Guru inti kimia Provinsi Riau)
menjelaskan bahwa rendahnya keterampilan
argumentasi peserta didik disebabkan oleh proses
pembelajaran yang masih berpusat pada guru,
siswa tidak diberi kesempatan untuk diskusi,
tidak diberi kesempatan untuk menggali sendiri
informasi tentang laju reaksi dan tidak diberi
kesempatan menampilkan hasil jawaban mereka.
WAWANCARA
1. Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd (Guru kimia
SMA IT Asy-Syafi’i 2 Pekanbaru) menjelaskan bahwa
rendahnya motivasi peserta didik disebabkan oleh
proses pembelajaran yang dilakukan secara online
dimana peserta didik tidak terlihat secara langsung.
Selain itu media pembelajaran yang digunakan
ketika pembelajaran hanya berupa PPt saja karena
berada dalam waktu transisi pembelajaran offline ke
online.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd (Master pendidikan dan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum) juga menjelaskan
bahwa hal yang menyebabkan rendahnya motivasi
belajar peserta didik adalah peserat didik tidak
memiliki target dalam setiap pembelajarannya,
metode dan metode yang digunakan tidak cocok
dengan karakterisitik materi, media pembelajaran
yang tidak menarik dan jam pelajaran di jam siang.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd ( Direktur yayasan
pendidikan cendana, instruktur nasional
pendidikan) menjelaskan bahwa faktor yang
menyebabkan rendahnya motivasi siswa adalah
ketidakmampuan guru menciptakan suasana
belajara kondusif dan menyenangkan,
pembelajaran yang tidak berdeferensiasi
sehingga hanya anak dengan gaya belajar yang
cocok saja yang teraktifkan.
b. Nurhafni, M.Pd (Guru inti kimia Provinsi Riau)
menjelaskan bahwa faktor yang menyebabkan
rendahnya motivasi siswa adalah guru yang
mengajar menggunakan metode ceramah, tidak
melakukan praktikum dan tidak menggunakan
video pembelajaran untuk menampilkan materi
yang abstrak.
WAWANCARA
1. Teman Sejawat
Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd menjelaskan
bahwa yang siswa menyebabkan siswa mencari
perhatian disekolah adalah berkaitan dengan tahap
perkembangan anak yang berada pada usia remaja.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd juga menjelaskan bahwa siswa
menyebabkan siswa mencari perhatian disekolah
adalah karena kurangnya perhatian yang diberikan
oleh orang tua dirumah yang bisa disebabkan oleh
berbagai hal seperti orang tua yang sibuk bekerja,
keluarga yang tidak harmonis, serta pola asuh orang
tua.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd menjelaskan bahwa
penyebab siswa sibuk mencari perhatian di
sekolah adalah kurangnya perhatian orang tua
terhadap anak disetiap tahap perkembangannya.
Penyebabnya tidak hanya masalah keluarga
ketika anak telah berada di SMA, tetapi
permasalahan keluarga sejak tahap
perkembangan anak, sehingga ada yang kurang
pada perkembangannya, salah satu perhatian
dari orang tuanya.
WAWANCARA
1. Teman Sejawat
Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd (Guru kimia
SMA IT Asy-Syafi’i 2 Pekanbaru) menjelaskan bahwa
belum optimalnya penerapan model pembelajaran
inovatif seperti Discovery Learning pada
pembelajaran Sel Volta dan Elektrolisis disebabkan
oleh sebagian besar peserta didik lebih suka materi
tersebut dijelaskan oleh guru. Selain itu guru juga
kesulitan dalam mengkoordinir diskusi kelompok,
sehingga membutuhkan waktu yang lebih banyak.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd (Master pendidikan dan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum) juga menjelaskan
bahwa belum optimalnya penerapan model
pembelajaran inovatif seperti Discovery Learning
pada pembelajaran Sel Volta dan Elektrolisis
disebabkan oleh rendahnya kemampuan guru
dalam pemanfaatn IT, pemahaman terhadap sintaks
model yang rendah, dan kesulitan guru dalam
mengembangkan media yang mendukung
pelaksanaan model pembelajaran discover learning.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd (Direktur yayasan
pendidikan cendana, instruktur nasional
pendidikan) menjelaskan bahwa belum
optimalnya penerapan model pembelajaran
inovatif seperti Discovery Learning pada
pembelajaran Sel Volta dan Elektrolisis
disebabkan oleh kurangnya perencanaan guru
dalam mendesain pelaksanaan pembelajaran,
kurangnya analisa tentang kecocokan materi
dengan model pembelajaran yang akan
diterapkan, kemampuan pedagogik guru yang
rendah dalam mengelola kelas dan kurangnya
analisa tentang gaya belajar siswa dengan
karakterisitik model.
b. Nurhafni, M.Pd (Guru inti kimia Provinsi Riau)
menjelaskan bahwa belum optimalnya
penerapan model pembelajaran inovatif seperti
Discovery Learning pada pembelajaran Sel Volta
dan Elektrolisis disebabkan oleh guru yang tidak
menguasai dengan baik tentang sintaks-sintaks
model discovery learning, karena model
pembelajaran inovatif dilakukan hanya ketika
disupervisi oleh pimpinan, selain itu kebanyakan
guru mengajar dengan metode ceramah.
WAWANCARA
1. Teman Sejawat
Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd (Guru kimia
SMA IT Asy-Syafi’i 2 Pekanbaru) menjelaskan bahwa
Model pembelajaran yang diterapkan guru belum
bervariatif adalah karena kondisi sarana dan
prasarana sekolah yang tidak mendukung, intake
siswa yang juga belum mandiri serta disebabkan
oleh waktu guru dalam menganalisa dan
mempelajari berbagai model pembelajran inovatif
sangat terbatas karena banyak beban mengajar dan
tugas tambahan di sekolah.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd (Master pendidikan dan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum) juga menjelaskan
bahwa Model pembelajaran yang diterapkan guru
belum bervariatif adalah karena sulitnya
menghilangkan persepsi guru bahwa kalau belum
menjelaskan materi berarti belum mengajar, serta
persepsi siswa juga begitu bahwa ketika guru belum
menjelaskan berarti siswa menganggap guru belum
mengajar dan sampai menganngap guru pemalas.
Selain faktor itu, faktor pengetahuan terhadap
berbagai mode ljuga minim.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd (Direktur yayasan
pendidikan cendana, instruktur nasional
pendidikan) menjelaskan bahwa Model
pembelajaran yang diterapkan guru belum
bervariatif adalah guru tidak menguasai model-
model pembelajaran inovatif dan waktu guru yang
terbatas untuk mengembangkan media yang
menunjang pelaksanaan model inovatif.
b. Nurhafni, M.Pd (Guru inti kimia Provinsi Riau)
menjelaskan bahwa Model pembelajaran yang
diterapkan guru belum bervariatif adalah karena
minimnya pelatihan dan pengembangan
kompetensi guru yang diawadahi oleh pihak
terkait, sehingga guru tidak mendapatkan
pelatihan terkait model pembelajaran inovatif,
pihak sekolah juga tidak memberi arahan tegas
untuk melaksanakan model pembelajaran.
WAWANCARA
1. Teman Sejawat
Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd (Guru kimia
SMA IT Asy-Syafi’i 2 Pekanbaru) menjelaskan bahwa
rendahnya kemampuan literasi sains dan numerasi
peserta didik pada materi termokimia dipengaruhi
oleh kemampuan awal yang dimiliki oleh peserta
didik yang belum memadai, proses pembelajaran
yang tidak memberi ruang bagi siswa untuk
mengembangkan literasi sainsnya.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd (Master pendidikan dan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum) juga menjelaskan
bahwa rendahnya kemampuan literasi sains dan
numerasi peserta didik pada materi termokimia
dipengaruhi oleh kurangnya pembiasaan literasi
sains oleh guru, tujuan literasi itu sendiri tidak
dipahami oleh siswa, program sekolah yang tidak
mendukung, serta kegiatan pembelajaran yang tidak
memberi ruang untuk melatih kemampuan literasi
sains dan numerasi siswa.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd (Direktur yayasan
pendidikan cendana, instruktur nasional
pendidikan) menjelaskan bahwa rendahnya
kemampuan literasi sains dan numerasi peserta
didik dipengaruhi Program sekolah dan
pelayanan sekolah yang membelum mewadahi
siswa untuk melatih kemampuan literasi dan
numerasi siswa, sebagai contoh : tidak
disediakan waktu bagi siswa untuk berliterasi,
perpustakaan sekolah yang tidak menjadi
perhatian bagi sekolah, pelayanan petugas
perpusatakan yang tidak ramah. Selain itu juga
bisa disebabkan oleh minimnya sumber bacaan,
dan banyak siswa yang tidak mengerti cara
mencari e-book di intrnet, dan juga rendahnya
kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar
yang menyebakan rendahnya literasi budaya dan
kearifan lokal.
b. Nurhafni, M.Pd (Guru inti kimia Provinsi Riau)
menjelaskan bahwa rendahnya kemampuan
literasi sains dan numerasi peserta didik pada
materi termokimia dipengaruhi pembelajaran
yang berpusat pada guru, siswa tidak dibiasakan
melakukan literasi, serta soal evaluasi yang
dilakukan langsung angka-angka saja, tanpa
diikuti kekayaan literasi.
WAWANCARA
1. Teman Sejawat
Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd (Guru kimia
SMA IT Asy-Syafi’i 2 Pekanbaru) menjelaskan bahwa
faktor yang menyebabkan proses pembelajaran dan
asesmen yang diberikan belum HOTS pada
pembelajaran termokimia disebabkan oleh guru
yang belum mengerti tentang HOTS itu sendiri.
Sebagian guru hanya mengetahui tengang soal
HOTS, dan tidak mengetahui tentang pembelajaran
HOTS.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd (Master pendidikan dan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum) juga menjelaskan
bahwa faktor yang menyebabkan proses
pembelajaran dan asesmen yang diberikan belum
HOTS pada pembelajaran adalah bahwa guru tidak
memahami tentang pembelajaran HOTS, bahkan
sebagian guru juga belum mengetahui tentang soal
HOTS. Guru mengangganp soal HOTS adalah soal
yang sulit saja.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd ( Direktur yayasan
pendidikan cendana, instruktur nasional
pendidikan) menjelaskan bahwa faktor yang
menyebabkan proses pembelajaran dan asesmen
yang diberikan belum HOTS pada pembelajaran
karena guru belum merancang pembelajaran
yang HOTS. Pelaksanaan pembelajaran HOTS
dimulai dari penyusunan perangkat
pembelajaran yang HOTS, seperti kata kerja
operasional yang digunakan dalam penyusunan
tujuan pembelajaran, media yang dikembangkan
harus mendukung siswa untuk berfikir kritis
dan kreatif, serta soal yang disusun juga harus
HOTS.
b. Nurhafni, M.Pd (Guru inti kimia Provinsi Riau)
menjelaskan bahwa faktor yang menyebabkan
proses pembelajaran dan asesmen yang
diberikan belum HOTS adalah karena guru itu
sendiri tidak mengerti tentang HOTS, dan guru
sering menganggap bahwa siswa tidak bisa
menjawab soal dari guru bearti soal tersebut
telah HOTS, padahal yang dimaksud HOTS
bukan soal sulit.
WAWANCARA
1. Teman Sejawat
Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd (Guru kimia
SMA IT Asy-Syafi’i 2 Pekanbaru) menjelaskan bahwa
yang menyebabkan siswa membuka sosmed/game
dibandingkan media pembelajaran adalah kurang
kontrol penggunaan HP dari guru dan orang tua,
kurangnya kesadaran siswa terhadap pembelajaran,
serta media yang dikembangkan belum menarik.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd (Master pendidikan dan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum) juga menjelaskan
bahwa yang menyebabkan siswa membuka
sosmed/game dibandingkan media pembelajaran
adalah media pembelajaran yang monoton,
kurangnya pengawasan orang tua dan guru,
kurangnya motivasi belajar siswa, dan pengaruh
usia siswa.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd (Direktur yayasan
pendidikan cendana, instruktur nasional
pendidikan) menjelaskan bahwa yang
menyebabkan siswa membuka sosmed/game
dibandingkan media pembelajaran adalah
rendahnya kemampuan guru menciptkan media
pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan,
sehingga peserta didik sering membuka
sosmed/game dibanding media yang dibuat.
Selain itu kharisma dan pengawasan guru yang
kurang sehingga peserta didik sering
mengabaikan arahan guru.
b. Nurhafni, M.Pd (Guru inti kimia Provinsi Riau)
menjelaskan bahwa yang menyebabkan siswa
membuka sosmed/game dibandingkan media
pembelajaran adalah karena bermain game lebih
menarik dan tidak memosankan, maka guru
harus mampu memasukkan materi juga dalam
bentuk game atau permainan yang
menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, A. A., & Rusmini, R. (2021). KELAYAKAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK UNTUK MELATIHKAN
KETERAMPILAN ARGUMENTASI PESERTA DIDIK SMA KELAS XI. UNESA Journal of Chemical Education, 10(2),
172-184.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/journal-of-chemical-education/article/view/38798/34379
Beddu, S. (2019). Implementasi pembelajaran higher order thinking skills (HOTS) terhadap hasil belajar peserta
didik. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Pembelajaran, 1(3), 71-84.
http://ejournal-jp3.com/index.php/Pendidikan/article/view/78/57
Bintiningtiyas, Nita. "Pengembangan permainan varmintz chemistry sebagai media pembelajaran pada materi sistem
periodik unsur (development of varmintz chemistry as learning media on periodic system of element)." Unesa
Journal of Chemical Education 5.2 (2016).
https://core.ac.uk/download/pdf/276225471.pdf
Djarwo, C. F. (2020). Analisis faktor internal dan eksternal terhadap motivasi belajar kimia siswa SMA Kota
Jayapura. Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, 7(1), 1-7.
https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/ijed/article/view/781/687
Farawansyah, K. I., & Suyono, S. (2021). Pengembangan Lembar Penugasan Terstruktur pada Materi Laju Reaksi untuk
Melatihkan Keterampilan Argumentasi. Chemistry Education Practice, 4(2), 142-152.
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/CEP/article/view/2315
Ferina A. & Khusnul F. (2017). Problematika Pengembangan Hots (Higher Order Thingking Skills) Di Sekolah Dasar.
Jurnal Inovasi Pendidikan Hal 139-145
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snip/article/view/11160
Fuadi, H., Robbia, A. Z., Jamaluddin, J., & Jufri, A. W. (2020). Analisis faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi
sains peserta didik. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(2), 108-116.
http://www.jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/view/122/110
Guci, S. R. F., Zainul, R., & Azhar, M. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Tiga Level Representasi
Menggunakan Prezi Pada Materi Kesetimbangan Kimia Kelas Xi Sma/Ma.
https://osf.io/preprints/inarxiv/n7jkf/
Hasanah, H. (2021). MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA MATERI REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA KELAS 12 IPA. JIRA: Jurnal Inovasi dan
Riset Akademik, 2(3), 342-366.
https://ahlimedia.com/jurnal/index.php/jira/article/view/102
Heriyanto, A., & Haryani, S. (2014). Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif berbasis education game
sebagai media pembelajaran kimia. Chemistry in Education, 3(1).
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=peserta+didik+lebih+tertarik+game+dibandingkan+med
ia+pembelajaran&btnG=
Lounard S.S. & Linda V. Dkk (2018). Kendala Guru Memanfaatkan Media IT Dalam Pembelajaran Di SDN 1 Pagar Air
Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 3 Nomor 2, 131-140
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/view/8579
Lutfi, A., & Nugroho, A. (2019). Minat Belajar Dan Keberhasilan Belajar Partikel Penyusun Atom Dengan Media
Pembelajaran Permainan Chem Man. J-PEK (Jurnal Pembelajaran Kimia), 4(1), 39-50.
http://journal2.um.ac.id/index.php/j-pek/article/view/7564/4135
Mahmudi, A., Sulianto, J., & Listyarini, I. (2020). Hubungan perhatian orang tua terhadap hasil belajar kognitif
siswa. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, 3(1), 122-129.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/article/view/24435/14772
Marfu'a, S., & Astuti, R. T. (2022, August). ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI
KESETIMBANGAN KIMIA. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia (Vol. 1, No. 1, pp. 297-307).
http://proceedings.radenfatah.ac.id/index.php/snpk/article/view/82/53
Mislinawati, M., & Nurmasyitah, N. (2018). KENDALA GURU DALAM MENERAPKAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA SD NEGERI 62 BANDA ACEH. Jurnal Pesona Dasar, 6(2).
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/12194
Paul Suparno. 2013. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika. PT Grasindo. Jakarta.
Paramita, A. K., Yahmin, Y., & Dasna, I. W. (2021). Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Pendekatan STEM (Science,
Technology, Engineering, Mathematics) untuk Pemahaman Konsep dan Keterampilan Argumentasi Siswa SMA
pada Materi Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 5(11), 1652-1663.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/14189
Prilliza, M. D., Lestari, N., Merta, I. W., & Artayasa, I. P. (2020). Efektivitas Penerapan Model Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal Pijar MIPA, 15(2), 130-134.
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2592491&val=24434&title=Efektivitas%20Penerapan%2
0Model%20Discovery%20Learning%20Terhadap%20Hasil%20Belajar%20IPA
Putri, Y. D., Elvia, R., & Amir, H. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik. Alotrop, 5(2), 168-174.
https://ejournal.unib.ac.id/alotropjurnal/article/view/17138/8176
Sholeh, M. I., & Olensia, Y. (2022). Strategi dan Implementasi Penyusunan Soal HOTS Kimia Berbasis Lesson
Study. Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia, 6(1), 38-48.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/orbital/article/view/12169
Sahono, B., & Agustina, E. (2021). Pembinaan guru melalui pelatihan penerapan model pembelajaran yusrisprudensial
untuk peningkatan profesionalitas guru-guru sd negeri di kecamatan muara bangkahulu kota bengkulu. Jurnal
Abdi Pendidikan, 2(2), 74-81.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jap/article/view/19382
Saragi, L., & Dalimunthe, M. (2022). Pengaruh model pembelajaran problem based learning dengan menggunakan
powerpoint terhadap hasil dan minat belajar siswa pada materi laju reaksi di kelas XI SMA. Educenter: Jurnal
Ilmiah Pendidikan, 1(4), 353-361.
https://jurnal.arkainstitute.co.id/index.php/educenter/article/view/108
Sigala, L. I. S. A. (2016). Hubungan Persepsi Siswa Tentang Cara Mengajar Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa yang
Pernah Mengikuti Remedial. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(3).
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/4088/2621
Sihaloho, M., Hadis, S. S., Kilo, A. K., & La Kilo, A. (2021). Diagnosa Miskonsepsi Siswa SMA Negeri 1 Telaga Gorontalo
pada Materi Termokimia. Jambura Journal of Educational Chemistry, 3(1), 7-13.
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjec/article/view/7133/2722
Sudiana, I. K., Suja, I. W., & Mulyani, I. (2019). Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil
Kali Kelarutan. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 3(1), 7-16.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPK/article/view/20943/13104
Syamsidah, S., Khery, Y., & Mashami, R. A. (2018, September). PENGARUH VIDEO PEMBELAJARAN KIMIA TERHADAP
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X. In Prosiding Seminar Nasional Lembaga Penelitian Dan
Pendidikan (LPP) Mandala.
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/Prosiding/article/view/887
Widiastuti, E. R., & Kurniasih, M. D. (2021). Pengaruh Model Problem Based Learning Berbantuan Software Cabri 3D
V2 terhadap Kemampuan Literasi Numerasi Siswa. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 1687-
1699.
https://www.j-cup.org/index.php/cendekia/article/view/690/375