LK. 1.3 Penentuan Penyebab Masalah (Zaki Dayatul Akbar)
LK. 1.3 Penentuan Penyebab Masalah (Zaki Dayatul Akbar)
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
1 KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan eksplore 1. Keterampilan argumentasi
1. Khofifah Indah Farawansyah (2021) penyebab masalah sehingga berkaitan dengan kemampuan
menjelaskan bahwa ada beberapa faktor didapatkan akar penyebab berpikir kritis dalam memahami
yang menyebabkan rendahnya keterampilan masalah dari rendahnya konsep dan kemampuan
argumentasi peserta didik diantaranya: kemampuan komunikasi dan berkomunikasi, seringkali siswa
a. Rendahnya kemampuan Argumentasi argumentasi peserta didik dalam tidak berargumentasi dalam
Peserta didik disebabkan oleh rendahnya pembelajaran laju reaksi adalah : pembelajaran kimia materi laju
pemahaman konsep pada materi laju 1. Rendahnya pemahaman reaksi karena tidak memiliki
reaksi. konsep peserta didik pada pemahaman konsep, sehingga
b. Rendahnya keterampilan argumentasi materi laju reaksi. tidak tahu apa yang hendak di
dapat disebabkan oleh penggunaan 2. Penggunaan model dan metoda sampaikan.
model ceramah dalam pembelajaran. pembelajaran yang kurang 2. Penggunaan metoda
Pembelajaran yang diimplementasikan, sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang kurang
dinilai belum membekali peserta didik materi laju reaksi. sesuai, metode yang digunakan
untuk mengembangkan kemampuannya 3. Penggunaan media pada pembelajaran laju reaksi
dalam berargumentasi, peserta didik pembelajaran yang belum adalah metode ceramah,
tidak terbiasa untuk mengkonstruk mendukung peserta didik penugasan dalam diskusi
pengetahuannya secara mandiri untuk membangun kelompok untuk menjawab soal,
sehingga penguasaan konsepnya argumentasinya sendiri dalam sehingga tidak ruang bagi siswa
menjadi sangat rendah. pembelajaran kimia materi untuk membangun
c. Penggunaan buku cetak dalam materi laju reaksi argumentasinya, mereka hanya
pembelajaran yang tidak sesuai dengan 4. Peserta didik kurang percaya fokus menyelesaikan soal.
kondisi peserta didik diri dalam menyampaikan 3. Penggunaan media
d. Perangkat yang digunakan dinilai masih pendapat atau argumentasinya pembelajaran yang belum
kurang untuk membuat pembelajaran ketika pembelajaran kimia mendukung peserta didik untuk
menjadi lebih bermakna. materi laju reaksi. membangun argumentasinya
e. Peserta didik belum pernah sendiri, LKPD yang digunakan
dilatihkan keterampilan argumentasi hanya berisi soal-soal tentang
yang dipadukan dalam pembelajaran laju reaksi saja serta media yang
kimia. Hal tersebut dikarenakan digunakan adalah PPt.
terdapat kebijakan pusat yang menjadi
kendala untuk memacu kinerja peserta 4. Pembelajaran pada materi laju
didik dan tidak adanya perangkat reaksi belum menggunakan
pembelajaran yang dapat digunakan model pembelajaran inovatif.
sebagai referensi untuk melatihkan
keterampilan argumentasi pada materi
laju reaksi
WAWANCARA
1. Teman Sejawat
Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd (Guru
kimia SMA IT Asy-Syafi’i 2 Pekanbaru)
menjelaskan bahwa rendahnya kemampuan
Argumentasi peserta didik pada materi laju
reaksi disebabkan oleh pembelajaran yang
dilakukan guru pada massa pandemi lebih
menfokuskan pada penyelesaian konten
atau materi kimianya, sehingga
keterampilan abad-21 nya seperti
keterampilan komunikasi dan argumentasi
terabaikan dalam proses pembelajaran.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd (Master pendidikan dan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum) juga
menjelaskan bahwa faktor yang
menyebabkan rendahnya kemampuan
argumentasi peserta didik adalah kurangnya
rasa percaya diri peserta didik yang bisa
disebabkan oleh trauma masa kecil dalam
lingkungan keluarga, pernah dipermalukan
atau ditertawakan ketika menyampaikan
pendapat yang salah, dan kurangnya
pemahaman konsep terhadap materi laju
reaksi tersebut.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd (Direktur yayasan
pendidikan cendana, instruktur nasional
pendidikan) menjelaskan bahwa
terjadinya permasalahan dalam
pembelajaran seperti rendahnya
kemampuan komunukasi dan
argumentasi peserta didik disebabkan
oleh banyak faktor seperti orang tua,
guru, siswa, dan lingkungan sekolah. Dari
sekian banyak faktor yang lebih dominan
adalah peserta didik sendiri dan proses
pembelajaran guru. Peserta didik yang
tidak menguasai konsep, dan proses
pembelajaran guru yang belum
menfasilitasi anak untuk membangun
argumentasinya sendiri.
b. Nurhafni, M.Pd (Guru inti kimia Provinsi
Riau) menjelaskan bahwa rendahnya
keterampilan argumentasi peserta didik
disebabkan oleh proses pembelajaran
yang masih berpusat pada guru, siswa
tidak diberi kesempatan untuk diskusi,
tidak diberi kesempatan untuk menggali
sendiri informasi tentang laju reaksi dan
tidak diberi kesempatan menampilkan
hasil jawaban mereka.
WAWANCARA
1. Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd (Guru
kimia SMA IT Asy-Syafi’i 2 Pekanbaru)
menjelaskan bahwa rendahnya motivasi
peserta didik disebabkan oleh proses
pembelajaran yang dilakukan secara online
dimana peserta didik tidak terlihat secara
langsung. Selain itu media pembelajaran
yang digunakan ketika pembelajaran hanya
berupa PPt saja karena berada dalam waktu
transisi pembelajaran offline ke online.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd (Master pendidikan dan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum) juga
menjelaskan bahwa hal yang menyebabkan
rendahnya motivasi belajar peserta didik
adalah peserat didik tidak memiliki target
dalam setiap pembelajarannya, metode dan
metode yang digunakan tidak cocok dengan
karakterisitik materi, media pembelajaran
yang tidak menarik dan jam pelajaran di jam
siang.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd ( Direktur yayasan
pendidikan cendana, instruktur nasional
pendidikan) menjelaskan bahwa faktor
yang menyebabkan rendahnya motivasi
siswa adalah ketidakmampuan guru
menciptakan suasana belajara kondusif
dan menyenangkan, pembelajaran yang
tidak berdeferensiasi sehingga hanya
anak dengan gaya belajar yang cocok
saja yang teraktifkan.
b. Nurhafni, M.Pd (Guru inti kimia Provinsi
Riau) menjelaskan bahwa faktor yang
menyebabkan rendahnya motivasi siswa
adalah guru yang mengajar
menggunakan metode ceramah, tidak
melakukan praktikum dan tidak
menggunakan video pembelajaran untuk
menampilkan materi yang abstrak.
WAWANCARA
1. Teman Sejawat
Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd
menjelaskan bahwa yang siswa
menyebabkan siswa mencari perhatian
disekolah adalah berkaitan dengan tahap
perkembangan anak yang berada pada usia
remaja.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd juga menjelaskan bahwa
siswa menyebabkan siswa mencari
perhatian disekolah adalah karena
kurangnya perhatian yang diberikan oleh
orang tua dirumah yang bisa disebabkan
oleh berbagai hal seperti orang tua yang
sibuk bekerja, keluarga yang tidak
harmonis, serta pola asuh orang tua.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd menjelaskan bahwa
penyebab siswa sibuk mencari perhatian
di sekolah adalah kurangnya perhatian
orang tua terhadap anak disetiap tahap
perkembangannya.
Penyebabnya tidak hanya masalah
keluarga ketika anak telah berada di
SMA, tetapi permasalahan keluarga sejak
tahap perkembangan anak, sehingga ada
yang kurang pada perkembangannya,
salah satu perhatian dari orang tuanya.
WAWANCARA
1. Teman Sejawat
Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd (Guru
kimia SMA IT Asy-Syafi’i 2 Pekanbaru)
menjelaskan bahwa rendahnya kemampuan
literasi sains dan numerasi peserta didik
pada materi termokimia dipengaruhi oleh
kemampuan awal yang dimiliki oleh peserta
didik yang belum memadai, proses
pembelajaran yang tidak memberi ruang
bagi siswa untuk mengembangkan literasi
sainsnya.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd (Master pendidikan dan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum) juga
menjelaskan bahwa rendahnya kemampuan
literasi sains dan numerasi peserta didik
pada materi termokimia dipengaruhi oleh
kurangnya pembiasaan literasi sains oleh
guru, tujuan literasi itu sendiri tidak
dipahami oleh siswa, program sekolah yang
tidak mendukung, serta kegiatan
pembelajaran yang tidak memberi ruang
untuk melatih kemampuan literasi sains
dan numerasi siswa.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd (Direktur yayasan
pendidikan cendana, instruktur nasional
pendidikan) menjelaskan bahwa
rendahnya kemampuan literasi sains
dan numerasi peserta didik dipengaruhi
Program sekolah dan pelayanan sekolah
yang membelum mewadahi siswa untuk
melatih kemampuan literasi dan
numerasi siswa, sebagai contoh : tidak
disediakan waktu bagi siswa untuk
berliterasi, perpustakaan sekolah yang
tidak menjadi perhatian bagi sekolah,
pelayanan petugas perpusatakan yang
tidak ramah. Selain itu juga bisa
disebabkan oleh minimnya sumber
bacaan, dan banyak siswa yang tidak
mengerti cara mencari e-book di intrnet,
dan juga rendahnya kepedulian siswa
terhadap lingkungan sekitar yang
menyebakan rendahnya literasi budaya
dan kearifan lokal.
b. Nurhafni, M.Pd (Guru inti kimia Provinsi
Riau) menjelaskan bahwa rendahnya
kemampuan literasi sains dan numerasi
peserta didik pada materi termokimia
dipengaruhi pembelajaran yang berpusat
pada guru, siswa tidak dibiasakan
melakukan literasi, serta soal evaluasi
yang dilakukan langsung angka-angka
saja, tanpa diikuti kekayaan literasi.
WAWANCARA
1. Teman Sejawat
Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd (Guru
kimia SMA IT Asy-Syafi’i 2 Pekanbaru)
menjelaskan bahwa faktor yang
menyebabkan proses pembelajaran dan
asesmen yang diberikan belum HOTS pada
pembelajaran termokimia disebabkan oleh
guru yang belum mengerti tentang HOTS itu
sendiri. Sebagian guru hanya mengetahui
tengang soal HOTS, dan tidak mengetahui
tentang pembelajaran HOTS.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd (Master pendidikan dan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum) juga
menjelaskan bahwa faktor yang
menyebabkan proses pembelajaran dan
asesmen yang diberikan belum HOTS pada
pembelajaran adalah bahwa guru tidak
memahami tentang pembelajaran HOTS,
bahkan sebagian guru juga belum
mengetahui tentang soal HOTS. Guru
mengangganp soal HOTS adalah soal yang
sulit saja.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd ( Direktur yayasan
pendidikan cendana, instruktur nasional
pendidikan) menjelaskan bahwa faktor
yang menyebabkan proses pembelajaran
dan asesmen yang diberikan belum
HOTS pada pembelajaran karena guru
belum merancang pembelajaran yang
HOTS. Pelaksanaan pembelajaran HOTS
dimulai dari penyusunan perangkat
pembelajaran yang HOTS, seperti kata
kerja operasional yang digunakan dalam
penyusunan tujuan pembelajaran, media
yang dikembangkan harus mendukung
siswa untuk berfikir kritis dan kreatif,
serta soal yang disusun juga harus
HOTS.
b. Nurhafni, M.Pd (Guru inti kimia Provinsi
Riau) menjelaskan bahwa faktor yang
menyebabkan proses pembelajaran dan
asesmen yang diberikan belum HOTS
adalah karena guru itu sendiri tidak
mengerti tentang HOTS, dan guru sering
menganggap bahwa siswa tidak bisa
menjawab soal dari guru bearti soal
tersebut telah HOTS, padahal yang
dimaksud HOTS bukan soal sulit.
10 KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan eksplore 1. Alat komunikasi atau Hp
1. Heriyanto (2014) menjelaskan bahwa media penyebab masalah sehingga ibaratkan sebuah pisau yang
pembelajaran yang tersedia dan sering didapatkan akar penyebab asal mula penciptaannya adalah
digunakan di sekolah berupa buku teks, LKS, masalah dari siswa lebih tertarik untuk memudahkan pekerjaan
video, dan file presentasi yang hanya bersifat membuka sosmed atau game manusia, tapi kalau salah
satu arah saja. Hal ini menyebabkan online dibanding media digunakan maka bisa
pembelajaran yang ada di sekolah selama ini pembelajaran guru pada materi membahayakan. Begitu juga
terlihat kurang menarik, sehingga membuat sistem periodik unsur adalah : dengan penggunaan HP bagi
siswa merasa jenuh dan kurang memiliki remaja, harus dibawah kontrol
minat pada pelajaran kimia. 1. kurangnya kontrol penggunaan orng tua dan guru, jika tidak
2. Yola Dewi Putri (2021) juga menjelaskan HP dari guru dan orang tua, maka Hp akan salah guna,
bahwa media pembelajaran yang digunakan 2. rendahnya kemampuan guru sehingga bukan menunjang
tidak interaktif atau hanya satu arah saja. menciptkan media pembelajaran pembelajaran, tapi malah
3. Tika Rahmawati (2019) menjelaskan bahwa yang inovatif dan menghambat pembelajaran.
Pendidik masih belum maksimal dalam menyenangkan, sehingga 2. Guru yang tidak
penggunaan media pembelajaran berbasis peserta didik sering membuka mengembangkan medai
teknologi. Pendidik lebih sering sosmed/game dibanding media pembelajaran berbasi IT dan
menggunakan media pembelajaran berupa yang dibuat hanaya mengembangkan media
buku kimia dan LKS. Media pembelajaran pembelajaran yang tidak
berbasis teknologi yang digunakan hanya menarik untuk pembelajaran
power point. kimia, maka media akan kalah
4. Lounard (2018) menjelaskan bahwa kendala sama sosmed atau game online,
pendidik memakai media IT dalam sehingga aanak-anak lebih
pembelajaran diantaranya yaitu: sering membuka game dibanding
a. Kurangnya pengetahuan guru tentang IT media pembelajaran walau itu
(laptop/komputer, infokus, printer, dan sedang belajar di dalam kelas.
internet) disebabkan oleh faktor usia dan
kesulitan dalam mencari file
b. Arus listrik di sekolah tidak normal serta
internet tidak dapat menjangkau
keseluruh kelas
c. Tidak diwajibkan bagi guru mengajar
dengan menggunakan media IT oleh
pihak sekolah.
WAWANCARA
1. Teman Sejawat
Bapak M. Fadhli Hidayatullah, S.Pd (Guru
kimia SMA IT Asy-Syafi’i 2 Pekanbaru)
menjelaskan bahwa yang menyebabkan
siswa membuka sosmed/game
dibandingkan media pembelajaran adalah
kurang kontrol penggunaan HP dari guru
dan orang tua, kurangnya kesadaran siswa
terhadap pembelajaran, serta media yang
dikembangkan belum menarik.
2. Pimpinan Sekolah
Desnawati, M.Pd (Master pendidikan dan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum) juga
menjelaskan bahwa yang menyebabkan
siswa membuka sosmed/game
dibandingkan media pembelajaran adalah
media pembelajaran yang monoton,
kurangnya pengawasan orang tua dan guru,
kurangnya motivasi belajar siswa, dan
pengaruh usia siswa.
3. Pakar Pendidikan
a. Dr. Deni Satria, M.Pd (Direktur yayasan
pendidikan cendana, instruktur nasional
pendidikan) menjelaskan bahwa yang
menyebabkan siswa membuka
sosmed/game dibandingkan media
pembelajaran adalah rendahnya
kemampuan guru menciptkan media
pembelajaran yang inovatif dan
menyenangkan, sehingga peserta didik
sering membuka sosmed/game
dibanding media yang dibuat. Selain itu
kharisma dan pengawasan guru yang
kurang sehingga peserta didik sering
mengabaikan arahan guru.
b. Nurhafni, M.Pd (Guru inti kimia Provinsi
Riau) menjelaskan bahwa yang
menyebabkan siswa membuka
sosmed/game dibandingkan media
pembelajaran adalah karena bermain
game lebih menarik dan tidak
memosankan, maka guru harus mampu
memasukkan materi juga dalam bentuk
game atau permainan yang
menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, A. A., & Rusmini, R. (2021). KELAYAKAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK UNTUK MELATIHKAN
KETERAMPILAN ARGUMENTASI PESERTA DIDIK SMA KELAS XI. UNESA Journal of Chemical Education, 10(2),
172-184.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/journal-of-chemical-education/article/view/38798/34379
Beddu, S. (2019). Implementasi pembelajaran higher order thinking skills (HOTS) terhadap hasil belajar peserta
didik. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Pembelajaran, 1(3), 71-84.
http://ejournal-jp3.com/index.php/Pendidikan/article/view/78/57
Bintiningtiyas, Nita. "Pengembangan permainan varmintz chemistry sebagai media pembelajaran pada materi sistem
periodik unsur (development of varmintz chemistry as learning media on periodic system of element)." Unesa
Journal of Chemical Education 5.2 (2016).
https://core.ac.uk/download/pdf/276225471.pdf
Djarwo, C. F. (2020). Analisis faktor internal dan eksternal terhadap motivasi belajar kimia siswa SMA Kota
Jayapura. Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, 7(1), 1-7.
https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/ijed/article/view/781/687
Farawansyah, K. I., & Suyono, S. (2021). Pengembangan Lembar Penugasan Terstruktur pada Materi Laju Reaksi untuk
Melatihkan Keterampilan Argumentasi. Chemistry Education Practice, 4(2), 142-152.
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/CEP/article/view/2315
Ferina A. & Khusnul F. (2017). Problematika Pengembangan Hots (Higher Order Thingking Skills) Di Sekolah Dasar.
Jurnal Inovasi Pendidikan Hal 139-145
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snip/article/view/11160
Fuadi, H., Robbia, A. Z., Jamaluddin, J., & Jufri, A. W. (2020). Analisis faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi
sains peserta didik. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(2), 108-116.
http://www.jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/view/122/110
Guci, S. R. F., Zainul, R., & Azhar, M. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Tiga Level Representasi
Menggunakan Prezi Pada Materi Kesetimbangan Kimia Kelas Xi Sma/Ma.
https://osf.io/preprints/inarxiv/n7jkf/
Hasanah, H. (2021). MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA MATERI REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA KELAS 12 IPA. JIRA: Jurnal Inovasi dan
Riset Akademik, 2(3), 342-366.
https://ahlimedia.com/jurnal/index.php/jira/article/view/102
Heriyanto, A., & Haryani, S. (2014). Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif berbasis education game
sebagai media pembelajaran kimia. Chemistry in Education, 3(1).
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=peserta+didik+lebih+tertarik+game+dibandingkan+med
ia+pembelajaran&btnG=
Lounard S.S. & Linda V. Dkk (2018). Kendala Guru Memanfaatkan Media IT Dalam Pembelajaran Di SDN 1 Pagar Air
Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 3 Nomor 2, 131-140
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/view/8579
Lutfi, A., & Nugroho, A. (2019). Minat Belajar Dan Keberhasilan Belajar Partikel Penyusun Atom Dengan Media
Pembelajaran Permainan Chem Man. J-PEK (Jurnal Pembelajaran Kimia), 4(1), 39-50.
http://journal2.um.ac.id/index.php/j-pek/article/view/7564/4135
Mahmudi, A., Sulianto, J., & Listyarini, I. (2020). Hubungan perhatian orang tua terhadap hasil belajar kognitif
siswa. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, 3(1), 122-129.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/article/view/24435/14772
Marfu'a, S., & Astuti, R. T. (2022, August). ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI
KESETIMBANGAN KIMIA. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia (Vol. 1, No. 1, pp. 297-307).
http://proceedings.radenfatah.ac.id/index.php/snpk/article/view/82/53
Mislinawati, M., & Nurmasyitah, N. (2018). KENDALA GURU DALAM MENERAPKAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA SD NEGERI 62 BANDA ACEH. Jurnal Pesona Dasar, 6(2).
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/12194
Paul Suparno. 2013. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika. PT Grasindo. Jakarta.
Paramita, A. K., Yahmin, Y., & Dasna, I. W. (2021). Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Pendekatan STEM (Science,
Technology, Engineering, Mathematics) untuk Pemahaman Konsep dan Keterampilan Argumentasi Siswa SMA
pada Materi Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 5(11), 1652-1663.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/14189
Prilliza, M. D., Lestari, N., Merta, I. W., & Artayasa, I. P. (2020). Efektivitas Penerapan Model Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal Pijar MIPA, 15(2), 130-134.
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2592491&val=24434&title=Efektivitas%20Penerapan%2
0Model%20Discovery%20Learning%20Terhadap%20Hasil%20Belajar%20IPA
Putri, Y. D., Elvia, R., & Amir, H. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik. Alotrop, 5(2), 168-174.
https://ejournal.unib.ac.id/alotropjurnal/article/view/17138/8176
Sholeh, M. I., & Olensia, Y. (2022). Strategi dan Implementasi Penyusunan Soal HOTS Kimia Berbasis Lesson
Study. Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia, 6(1), 38-48.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/orbital/article/view/12169
Sahono, B., & Agustina, E. (2021). Pembinaan guru melalui pelatihan penerapan model pembelajaran yusrisprudensial
untuk peningkatan profesionalitas guru-guru sd negeri di kecamatan muara bangkahulu kota bengkulu. Jurnal
Abdi Pendidikan, 2(2), 74-81.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jap/article/view/19382
Saragi, L., & Dalimunthe, M. (2022). Pengaruh model pembelajaran problem based learning dengan menggunakan
powerpoint terhadap hasil dan minat belajar siswa pada materi laju reaksi di kelas XI SMA. Educenter: Jurnal
Ilmiah Pendidikan, 1(4), 353-361.
https://jurnal.arkainstitute.co.id/index.php/educenter/article/view/108
Sigala, L. I. S. A. (2016). Hubungan Persepsi Siswa Tentang Cara Mengajar Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa yang
Pernah Mengikuti Remedial. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(3).
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/4088/2621
Sihaloho, M., Hadis, S. S., Kilo, A. K., & La Kilo, A. (2021). Diagnosa Miskonsepsi Siswa SMA Negeri 1 Telaga Gorontalo
pada Materi Termokimia. Jambura Journal of Educational Chemistry, 3(1), 7-13.
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjec/article/view/7133/2722
Sudiana, I. K., Suja, I. W., & Mulyani, I. (2019). Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil
Kali Kelarutan. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 3(1), 7-16.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPK/article/view/20943/13104
Syamsidah, S., Khery, Y., & Mashami, R. A. (2018, September). PENGARUH VIDEO PEMBELAJARAN KIMIA TERHADAP
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X. In Prosiding Seminar Nasional Lembaga Penelitian Dan
Pendidikan (LPP) Mandala.
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/Prosiding/article/view/887
Widiastuti, E. R., & Kurniasih, M. D. (2021). Pengaruh Model Problem Based Learning Berbantuan Software Cabri 3D
V2 terhadap Kemampuan Literasi Numerasi Siswa. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 1687-
1699.
https://www.j-cup.org/index.php/cendekia/article/view/690/375