Anda di halaman 1dari 40

HUBUNGAN PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN

DENGAN HASIL PRAKTIK PENGOLAHAN

PENYAJIAN MAKANAN SISWA KELAS XII

SMK NEGERI 2 BINJAI

PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Seminar Proposal

Oleh :
MUHAMMAD HAIKAL
NIM. 5193142008

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan

Anugerah-Nya. Yang senantiasa memberikan kesehatan, dan kemampuan kepada

penulis, sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan yang diharapkan.

Tema yang dipilih dalam penelitian yang berlokasi di SMK Negeri 2 Binjai

dengan berjudul “Hubungan Pengetahuan Bahan Makanan Dengan Hasil

Praktik Pengolahan Penyajian Makanan Kelas XII SMK Negeri 2 Binjai”

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimah kasih kepada Dr. Esi

Emilia, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah membantu memberikan

arahan dan bimbingan serta dorongan sehingga proposal ini dapat terselesaikan

dengan baik. Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih dan

penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas

Negeri Medan.

2. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si Selaku Wakil Dekan bidang Akademik

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.

3. Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.

Sekaligus sebagai dosen Narasumber pada penelitian ini.

4. Dra. Armaini Rambe, M.Pd selaku Seketaris Jurusan Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.

5. Ajeng Inggit Anugerah, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.

i
6. Siti Sutanti, S.Pd, M.Pd. selaku dosen pembimbing Akademis dan sebagai

dosen Narasumber pada penelitian ini.

7. Seluruh dosen Pendidikan Tata Boga dan staf pegawai jurusan Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.

8. Teristimewa, kepada kedua orang tua tercinta, yang selalu mendukung

dengan penuh kasih saying baik dengan doa, moral, dan materil

selama penulis menyelesaikan studi.

9. Segenap rekan seperjuangan, khususnya mahasiswa Pendidikan Tata Boga

2019 yang telah memberikan dukungan motivasi kepada penulis.

10. Seluruh Guru dan Staf tata usaha di SMK Negeri 2 Binjai

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih belum sempurna,

oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak demi

kesempurnaan proposal penelitian ini. Semoga proposal ini bermanfaat bagi

masyarakat dan teknologi di bidang pendidikan vokasi dan kejuruan.

Medan, 2023
Penulis,

Muhammad Haikal
NIM. 5193142008

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Indetifikasi Masalah..................................................................................4
1.3. Pembatasan Masalah.................................................................................4
1.4. Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.5. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.6. Manfaat Penelitian.....................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN


HIPOTESIS PENELITIAN..................................................................................6
2.1. Kajian teoritis.............................................................................................6
2.1.1. Komunitas Belajar..........................................................................6
2.1.2. Minat Belajar..................................................................................7
2.1.3. Garnish.........................................................................................10
2.2. Penelitian Relevan...................................................................................12
2.3. Kerangka Berfikir....................................................................................14
2.4. Hipotesis Penelitian.................................................................................16

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN.......................................................17


3.1. Tempat dan Waktu penelitian.................................................................17
3.2. Populasi dan Sample...............................................................................17
3.3. Desain Penelitian....................................................................................18
3.4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian.............................................................18
3.5. Defenisi Oprasional................................................................................22
3.6. Instrument dan Teknik Pengumpulan data.............................................23
3.7 Uji Coba Instrument Penelitian...............................................................23
3.8. Teknik Analisis Data...............................................................................25
3.9. Pengujian Hipotesis................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................30
LAMPIRAN......................................................................................................33

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Garnish bunga dari wortel...................................................................12
Gambar 2. Garnish Teratai dari tomat..................................................................12
Gambar 3. Garnish daun dari timun.....................................................................12
Gambar 4. Garnish gebra dari cabai......................................................................12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh

pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian,

baik jasmani maupun rohani, baik secara formal, informal maupun nonformal

yang berjalan terus menerus untuk mencapai kebahagian dan nilai yang tinggi,

baik nilai insaniyah maupun ilahiyah pada diri manusia (Mahmudi, 2022).

Pendidikan dapat ditempuh melalui Pendidikan formal maupun informal. Dimana

Pendidikan memliki tujuan untuk meningkatkan potensi dan kualitas diri siswa.

Salah satu usaha untuk merealisasikan tujuan pendidikan adalah kegiatan

pembelajaran disekolah. Untuk mengukur pencapaian pendidikan dapat dilihat

dari pencapaian taksonomi, pendidikan perserta didik yang merangkup tiga aspek

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keberhasilan pembelajaran disekolah

akan terwujud dari keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan siswa dalam belajar

dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu maupun dari luar individu.

Faktor dari dalam diri individu, meliputi faktor fisik dan psikis, diantaranya

adalah minat siswa (Bere dkk, 2023).

Minat adalah rasa suka yang timbul dari dalam diri terhadap suatu aktivitas

dengan tujuan mendapatkan sesuatu yang diharapkan. Minat belajar merupakan

salah satu faktor penting penunjang keberhasilan proses belajar. Apabila seorang

siswa tidak memiliki minat belajar, maka akan timbul kesulitan dalam proses

1
2

belajar. Sebaliknya apabila siswa memiliki minat belajar, maka ia akan lebih

mudah mengikuti dan memahami pembelajaran, karena adanya dorongan rasa

suka dan ketertarikan dari pelajaran tersebut. Dengan demikian minat belajar

dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar perserta didik. Kurangnya minat

belajar siswa bisa disebabkan kurang efektifnya guru dalam menyampaikan

materi, kurangnya motivasi pada siswa dan metode yang digunakan tidak

berfariasi dan membosankan. Pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila di

dalamnya terdapat suasana rileks, aman, dan nyaman, menarik, bebas dari

tekanan, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian perserta

didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira

dan disertai konsentrasi yang tinggi (Setiawan dkk, 2022).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memacu minat belajar yaitu

dengan adanya sebuah lingkungan belajar yang dapat meningkatkan minat belajar

siswa tersebut. Lingkungan ini disebut komunitas belajar. Siswa yang tergabung

di dalam komunitas merupakan siswa yang memiliki kepentingan, minat serta

tujuan yang sama akan suatu aktivitas. Komunitas adalah sekelompok orang yang

saling peduli satu sama lain dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi

yang erat antar anggota karena adanya kesamaan interest atau value. Komunitas

belajar merupakan pendidikan non formal dalam suatu kegiatan belajar yang

terstruktur. Komunitas belajar merupakan sebuah tempat dimana seseorang

terlibat sebagai pembelajar aktif dalam memenuhi kebutuhan atau kepentingan

tertentu bagi mereka dimana semua orang dapat belajar serta mengembangkan

kemapuan dirinya (Ramadani, dkk, 2020).


3

Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu bagian dari

lembaga pendidikan formal yang diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang

memiliki keterampilan yang dapat bersaing dalam dunia kerja sesuai dengan

pengetahuan yang didapatkan selama menempuh pendidikan. SMK Negeri 3

Tebing Tinggi merupakan SMK yang memiliki program keahlian Tata Boga.

Mata pelajaran yang dipelajari di jurusan tata boga salah satunya ialah boga dasar,

dengan salah satu kompetensi dasar yaitu pembuatan garnish makanan dan

minuman. Garnish adalah hiasan yang umumnya dapat dikonsumsi sehingga

menunjang keterampilan sesuatu hidangan, sekaligus mengugah selera makan.

Dalam membuat garnish dibutuhkan keterampilan. Keterampilan membuat

garnish tidak hanya dimiliki mereka yang berbakat seni saja, semua orang dapat

mempelajarinya. Dalam membuat garnish dibutuhkan kesabaran, ketekunan,

kepercayaan diri dan keinginan untuk selalu mencoba (Melati & Fridiarty, 2020).

Berdasarkan hasil observasi pada Febuari 2023 dengan guru bidang studi

Boga Dasar, diperoleh data bahwa sebagian siswa belum terampil dalam

pembuatan garnish, hal ini dapat dilihat berdasarkan bentuk garnish yang dibuat

siswa selama praktek berlangsung kurang memuaskan. Masih ditemukanya siswa

yang tidak memperhatikan bentuk dan keindahan dari garnish yang mereka buat.

Permasalahan tersebut terjadi karena tingkat kesulitan pada pembuatan garnish

yang memerlukan tingkat kesabaran, keterampilan dan konsentrasi yang cukup

tinggi. Dengan adanya tingkatan tersebut menyebabkan siswa cenderung mudah

menyerah dan minat belajar siswa cenderung rendah. Proses pembelajaran

dikatakan berjalan baik apabila siswa dapat memahami, menyerap dan

menerapkan
4

materi yang telah diajarkan dengan benar. Oleh karena itu pembelajaran

pelengkap melalui sebuah pembentukan komunitas belajar sangat diperlukan

disekolah guna meningkatkan keterampilan dan minat belajar para perserta didik.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melaksanakan penelitian

berjudul “Pengaruh Komunitas Belajar Terhadap Minat Belajar Membuat

Garnish Di SMK Negeri 3 Tebing Tinggi”

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang didapat dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Rendahnya minat belajar siswa dalam membuat garnish

2. Kurangnya keterampilan siswa dalam membuat garnish

3. Kurangnya tingkat kesabaran siswa dalam membuat garnish

4. Kurangnya konsentrasi siswa dalam membuat garnish

5. Kurang memuaskanya bentuk garnish yang dibuat oleh siswa

1.3. Pembatasan Masalah

Adapun batasan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Minat belajar membuat garnish dibatasi pada rasa senang, perhatian,

ketertarikan dan giat belajar

2. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X TB yang tergabung dalam

komunitas belajar membuat garnish di SMKN 3 Tebing Tinggi.


5

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana minat belajar siswa dalam membuat garnish sebelum membentuk

komunitas belajar?

2. Bagaimana minat belajar siswa dalam membuat garnish sesudah membentuk

komunitas belajar?

3. Bagaimana pengaruh komunitas belajar terhadap minat belajar membuat


garnish?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

1. Minat belajar siswa dalam membuat garnish sebelum membentuk komunitas

belajar

2. Minat belajar siswa dalam membuat garnish sesudah membentuk komunitas

belajar

3. Pengaruh komunitas belajar terhadap minat belajar membuat garnish

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, seperti guru

dan siswa dalam mempermudah, kegiatan belajar mengajar dan sebagai bahan

informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan agar lebih berkualitas. Melalui

komunitas belajar yang berperan sebagi wadah pembelajaran, diharapkan dapat

menciptakan suatu diskusi yang berkualitas untuk mempengaruhi kesuksesan

belajar serta minat belajar siswa.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Kajian Teoritis

2.1.1. Komunitas Belajar

Komunitas belajar merupakan sebuah wadah dimana para warga belajar

dan orang dewasa sebagai seorang pelajar aktif dapat kebutuhan atau kepentingan

tertentu bagi mereka serta dimana semua orang dapat belajar serta

mengembangkan kemampuan dirinya (Ramadani dkk, 2020). Sedangkan menurut

Wasana techavijitsarn, (2015) komunitas belajar memberikan kesempatan

terhadap anggotanya untuk meningkatkan keterampilan serta kompetensinya.

Komunitas belajar adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa orang yang

memilki ketertarikan dan tujuan yang cenderung bersifat akademik. Komunitas

belajar berfokus pada visi misi kelompok dengan berkerja sama membagi

pengetahuan dengan bertujuan akademik (Yunita & Kamarubiani, 2020).

Didalam komunitas belajar anggota dapat mengembangkan kepemimpinan

yang saling mendukung serta berbagi, saling berbagi nilai serta visi, belajar

bersama serta menerapkan pembelajaran itu secara bersama, saling mendukung

satu sama lain, serta dapat berbagi keterampilan yang dimiliki (Fahara, 2015).

Komunitas belajar mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu kerjasama, adanya

harapan, melingkupi ikhlas, kontiniu, pengujian terhadap keterampilan guna

meningkatkan pencapaian anggota (Ramadani dkk, 2020). Komunitas belajar

bertujuan untuk mempersatukan

6
7

kelompok orang agar mendapatkan tujuan yang akan dicapai Bersama (Ramly,

2021). Terdapat empat fase dalam pengembangan komunitas belajar. Fase

pertama adalah forming, fase dimana komunitas dimulai berdasarkan antusiasme

dan hubungan. Fase kedua adalah stroming, fase untuk menentukan peran dan

tanggung jawab dalam komunitas. Fase ketiga adalah norming, tahap untuk

menetukan aturan-aturan didalam komunitas. Fase terakhir adalah performing

yaitu fase dimana anggota bisa berinteraksi untuk berbagai pengetahuan dan

membuat keputus (Francesca dkk, 2010).

Adapun karakteristik yang terdapat pada komunitas belajar yaitu; 1) Fokus

pada pemmbelajaran, bukan pada penguasaan keterampilan dimana kurikulum

bersifat interaktif pengetahuan lama dicari dan persekptif baru dicari. 2) Belajar

dipandang sebagai pengalaman sosial, 3) Belajar merupakan pemecahan masalah

kehidupan melalui belajar sambil berkerja, 4) Belajar merupakan proses

menampilkan kinerja, 5) Belajar mempunyai akses terhadap sumber belajar secara

terbuka, 6) Penilaian dilakukan secara terus-menerus dalam konteks, 7) Peran

untuk instruktur bergeser dari perencaaan ke-proses memfasilitasi belajar

(Sudarsyah, 2017).

2.1.2. Minat belajar

Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu

hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. (Andi, 2019). Kata minat secara

etimologi berasal dari Bahasa inggris “interest” yang berarti kesukaan, perhatian

dan keinginan. Jadi dalam proses belajar siswa harus mempunyai minat atau

kesukaan untuk mengikuti kegiatan belajar yang berlangsung, karena dengan


8

adanya minat akan mendorong siswa untuk menunjukan perhatian, aktivitasnya

dan partisipasinya dalam mengikuti belajar yang berlangsung (Syah, 2010).

Sedangkan menurut Ristanti (2012), minat adalah suatu keadaan yang

menghasilkan respon terarah kepada situasi atau objek yang menyenangkan dan

memberikan kepuasaan kepadanya. Jika seorang individu menaruh minat pada

sesuatu, maka seseorang tersebut akan cenderung bertindak sesuai dengan minat

tersebut. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan

bahwa individu lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainya, tetapi dapat juga di

implementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Individu yang

berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih

besar terhadap sesuatu yang diminati itu dan sama sekali tidak menghiraukan

sesuatu yang lain (Djamarah, 2018).

Minat memiliki unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahaan

perasaan, seleksi dan kecenderungan hati. Setiap individu yang terlahir di dunia

ini, pasti memiliki minat Minat dapat tumbuh dan hilang begitu saja, tergantung

bagaimana cara seseorang mengasah dan mempertahankan minat yang ada pada

dirinya. Minat belajar siswa sangat menentukan keberahasilanya dalam proses

belajar mengajar (Djaali, 2012).

Dalam minat belajar seorang siswa memilki faktor-faktor yang

mempengaruhi minat belajar yang berbeda-berbeda. Menurut Slameto, (2013)

membedakanya menjadi tiga macam, yaitu: 1) Faktor internal adalah faktor dari

dalam diri siswa yang meliputi dua aspek seperti, aspek fsiologis dan Psikologis.

2) Faktor Eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan sosial dan
9

nonsosial siswa. 3) Faktor pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang

digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efesiensi proses mempelajari

materi tertentu. Sedangkan menurut Mohammad (2015) Macam-macam minat

terdiri sebagai berikut: 1) Minat volunteer adalah minat yang timbul dari dalam

diri siswa tanpa adanya pengaruh dari luar. 2) Minat involunter adalah minat yang

timbul dari dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh

guru. 3) Minat onvolunter adalah minat yang dari dalam diri siswa secara paksa

atau diharuskan.

Menurut Mashudi, (2015) menjabarkan minat seseorang dipengaruhi oleh

beberapa hal berikut ini: 1) Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat

berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan. 2) Faktor

motif sosial. Timbulnya minat dalam diri seseorang didorong oleh motif sosial

yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari lingkungan

dimana seseorang berada. 3) Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran

intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu pelajaran, maka

lebih terpacu untuk mengupas dan mempelajari pelajaran tersebut dengan giat.

Menurut Kompri, (2015) beberapa indikator minat belajar yaitu: perasaan senang,

perhatian dalam belajar, bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik, manfaat

dan fungsi pelajaran. Sedangkan menurut Khairani (2014), menyebutkan fungsi

minat belajar yaitu: 1) Minat memudahkan terciptanya konsentrasi, 2) Minat

mencegah gangguan perhatian dari luar, 3) Minat memperkuat melekatnya bahan

pelajaran dalam ingatan, 4) Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri

sendiri.
10

2.1.3. Garnish

Garnish makanan dan minuman adalah seni dekorasi merekayasa suatu

bahan makanan sebagai bahan penghias pada suatu hidangan baik makanan atau

minuman. Selain sebagai penghias hidangan, garnish juga merupakan unsur

penting dalam penyajian hidangan. Garnish merupakan unsur penting agar

penampilan hidangan lebih estetik dan menarik. Selain itu adanya garnish

menambah kesan manis dan kreatif, karena garnish harus bersifat edible yaitu

dapat dimakan (Betty & Farihah, 2020). Garnish adalah hiasan untuk makanan.

Hiasan dalam hal ini adalah segala sesuatu yang umumnya bisa dimakan yang

dibuat sedemikian rupa sehingga menunjang keindahan suatu hidangan, sekaligus

menggugah selera makan. Keterampilan membuat garnish tidak hanya dimiliki

mereka yang berbakat seni saja, semua orang membuatnya sendiri, yang

dibutuhkan untuk menguasai keterampilan garnish adalah kesabaran, kepercayaan

diri dan keinginan, untuk selalu mencoba (Hernanto, 2016).

Garnish dibuat dari bahan makanan juga berfungsi menyertai hidangan

baik makanan atau minuman dan memberi hiasan pada hidangan, sehingga

hidangan tampak menarik dan merangsang selera makan. Garnish yang digunakan

sebaiknya sederhana, dapat dimakan dan mempunyai rasa yang sesuai dengan

hidangan (makanan atau minuman) yang disajikan. Dengan demikian garnish

tidak hanya berfungsi menghias tetapi juga dapat menambah rasa dan kadar gizi

pada suatu hidangan baik itu makanan atau minuman (Betty & Farihah, 2020).

Menurut Haryati & Masnar (2023) jenis- jenis garnish terbagi menjadi 2

(dua) yaitu sebagai berikut: 1) Simple Garnish adalah garnish yang terdiri dari

suatu
11

bahan atau lebih, biasanya terbuat dari buah, sayuran, cereal, makanan yang sudah

jadi. 2) Composite Garnish adalah garnish yang terdiri dari beberapa macam

bahan yang sesuai dengan makanan dasarnya. Terdapat beberapa syarat dalam

pembuatan garnish antara lain: 1) Bahan yang akan dibuat garnish adalah bahan

yang segar dapat dimakan, tidak berulat, dan bersih. 2) Harus mengerti jenis

masakan yang akan dihias, sehingga garnish yang akan dibuat sesuai dengan

makanan yang akan dihidangkan. 3) Memiliki warna yang menarik 4) Alat-alat

yang digunakan harus sesuai agar hasilnya rapi, indah, cantik dan menarik.

Garnish biasa berupa kreasi dari sayur, buah atau coklat. Bentuknya mulai dari

yang sederhana sekali, misalnya berupa potongan atau slice saja hingga yang

rumit, misalnya buah berukir. Semua tergantung kebutuhan. Bukan saja hidangan

berupa makanan, hidangan berupa minuman juga akan terlihat sangat menarik bila

hiasi dengan garnish. Berikut merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam

pembuatan hiasan makanan dan minuman yaitu: seperti tomat, bit, cabe merah,

belimbing, anggur, jeruk nipis, lemon, apel, mentimun, bawang Bombay,

bengkuang, cabe hijau (Budiningsih & Syamsul, 2015).

Menurut Betty & Farihah (2020) beberapa peralatan yang digunakan dalam

pembuatan garnish antara lain:1) Pisau potong digunakan untuk memotong buah

atau sayuran. Bentuk pisau potong bisa dalam ukuran kecil atau besar tergantung

pada besar kecilnya buah atau sayuran yang akan dipotong. Gunakan pisau potong

yang tajam. 2) Pisau ukir digunakan untuk membuat ukiran pada buah atau sayur.

Pisau ini memiliki bentuk yang tipis dan lancip pda bagian mata pisau. 3) Pisau V

digunakan untuk membuat berbagai bentuk torehan pada buah dari sayuran.

Bentuk
12

pisau ini sangat beragam. Menurut Budiningsih & Syamsul (2015) terdapat

beberapa macam bentuk garnish dari buah-buahan dan sayuran seperti: 1) bunga

mawar dari wortel,bengkoang atau bit. 2) bunga gebra dari tomat. 3) garnish

mentimun 4) Punch belimbing Eksotik.4) Quick grape punch 5) Punch jeruk 6)

Punch krim jeruk.

Gambar 1. Garnish mawar dari wortel Gambar 2. Garnish teratai dari tomat

Gambar 3. Garnish daun dari timun Gambar 4. Garnish gebra dari cabai

2.2. Penelitian Relevan

Hasil penelitian Edi Sutomo (2022) dengan judul “Pembentukan

Komunitas Belajar Mandiri terhadap Aktivitas belajar mahasiswa Program studi

Pendidikan Biologi Unimuda Sorong Tahun Akademik 2021/2022”. Hasil

penelitian menunjukan pembentukan komunitas belajar mandiri berefek langsung

terhadap aktifitas belajar mahasiswa meningkat serta kreatif. Maka disimpulkan

komunitas belajar mandiri efektif terhadap aktivitas belajar, thitung lebih besar dari

ttable (-2334

˂ -3,397 ˃ -1.585 = 0.044 ˃ 0.009 ˂ 0.958 pada α 0.05).


13

Hasil Penelitian Rizal Arizaldy Ramly (2021) dengan judul “Penerapan

Komunitas Belajar melalui Aplikasi Whatsapp sebagai upaya Meningkatkan

aktivitas belajar Sejarah. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan

komunitas belajar melalui aplikasi whatsapp dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa dapat dilihat dari hasil wawancara dengan guru dan siswa, serta dapat

dilihat dari nilai rata-rata persentase pada siklus I dengan persentase aktivitas

siswa adalah 48.63% dan siklus II dengan nilai persentase aktivitas siswa

meningkat menjadi 55.29%.

Hasil Penelitian Ratu Yunita Sekar & Niko Kamarubiani (2020) dengan

judul “Komunitas Belajar Sebagai Sarana Belajar Dan Pengembangan Diri”. Hasil

penelitian menunjukan bahwa motivasi mahasiswa bergabung dalam komunitas

belajar adalah ketertarikan, konten belajar, dan relevansinya terhadap karier.

Artinya komunitas belajar menjadi tempat pengembangan diri angotanya dari segi

hubungan dengan orang lain, pemerolehan pengetahuan baru, pengembangan

skill, kepercayaan diri dan networking.

Hasil Penelitian dari Rizka Putri Nadia & Santi Delliana (2020) dengan

judul “Peran Komunikasi Antara Guru Dan Murid Dalam Membangun Minat

Belajar Di Komunitas Jendela Jakarta”. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada

komunikasi yang digunakan oleh sukarelawan komunitas jendela Jakarta untuk

meningkatkan minat belajar adalah melalui pendekatan pribadi, diskusi dan

negosiasi.

Hasil penelitian Melati & Lelly Fridiarty (2020) dengan judul “Hubungan

Penerapan garnish dengan hasil praktek makanan Indonesia SMK Putra Anda

Binjai.” Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kecenderungan variable


14

pengetahuan garnish siswa termasuk kategori cukup dengan presentase 63,30%

dan penerapan garnish pada makanan Indonesia cenderung tinggi dengan

presentase sebesar 86,7%.

Hasil penelitian Suardi Wijaya (2020) dengan judul “Hubungan Motivasi

Belajar Dengan Hasil Belajar Garnish Siswa Kelas XI SMK Pariwisata Imelda

Medan”. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang positif dan berarti

antara motivasi belajar dengan hasil belajar garnish siswa kelas XI jasa Boga

SMK Pariwisata Imelda Medan.koefisien determinasi variabel X terhadap

Variable Y yaitu 89,11%. Artinya semakin tinggi motivasi belajar siswa maka

semakin tinggi pula hasil belajar garnish siswa kelas XI jasa Boga SMK

Pariwisata Imelda Medan.

2.3. Kerangka Berfikir

Pembelajaran merupakan suatu interaksi anatara siswa dengan guru pada

lingkungan belajar. Keberhasilan pembelajaran disekolah akan terwujud dari

keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan belajar dapat di pengaruhi oleh beberapa

faktor. Salah satunya merupakan faktor internal yang datang dari diri siswa itu

sendiri seperti minat belajar siswa. Minat belajar merupakan merupakan salah satu

faktor yang mendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dimana minat

adalah suatu rasa ketertarikan pada suatu objek yang membuat individu tersebut

tidak akan merasa bosan dalam menekuni suatu objek yang disukai dan sesuai

dengan kebutuhan siswa tersebut. Siswa yang memiliki minat yang tinggi pada

suatu bidang mata pelajaran tertentu maka siswa akan memiliki dorongan yang

lebih pada dirinya sehingga membuat siswa lebih cepat tanggap dalam mengusai

suatu bidang mata pelajaran disekolah.


15

Garnish merupakan salah satu meteri yang terdapat pada mata pelajaran

boga dasar yang mempelajari tentang keterampilan cara mengukir buah dan

sayuran pada suatu hidangan makanan atau minuman yang dapat dikomsumsi dan

tidak berbahaya bagi manusia. Dalam pembuatan garnish terdapat beberapa aspek

yang perlu diperhatikan mulai dari teknik pembuatan, pemilihan bahan, dan

menentukan kesesuaian garnish pada setiap hidangan. Mempelajari teknik

pembuatan garnish bukanlah hal yang mudah dikarenakan setiap bentuk garnish

memiliki tingkat kesulitanya sendiri yang memerlukan keterampilan yang cukup

tinggi dalam proses pembuatanya.

Selain itu diperlukanya konsentrasi penuh dan latihan yang tidak cukup

sekali saja dalam mempelajari garnish. Siswa harus mengulangi kembali materi

yang didapatkan dari sekolah dirumah agar dapat menguasai teknik pembuatan

garnish dengan baik. Bukan hanya itu saja, dalam membuat garnish siswa juga

harus memiliki suatu minat dan perasaan antusias dalam mempelajari garnish,

karena dengan adanya minat yang tinggi maka siswa dapat mengahasilkan garnish

yang baik. Garnish dan minat belajar sangat memilki keterkaitan yang cukup

penting. Minat belajar yang rendah terjadi karena berbagai faktor salah satunya

adalah kurangnya ketelitian dan rasa kesebaran pada siswa. Proses pembelajaran

dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik bila siswa dapat mencapai standart

nilai pada kompentesi pembelajaran yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah.

Dengan permasalah tersebut komunitas belajar merupakan salah satu

solusi yang dapat diandalkan. Adanya proses belajar dengan pembentukan suatu

komunitas di luar jam sekolah dapat menuntun siswa untuk belajar mandiri,

dimana
16

komunitas dapat menciptakan suatu diskusi yang berkualitas karena kualitas

diskusi mempengaruhi kesuksesan pembelajaran siswa tersebut. Komunitas

belajar merupakan salah satu lembaga non-formal yang didalamnya terdapat

anggota yang memiliki visi dan misi yang sama untuk mencapai suatu pencapaian

belajar yang di inginkan para anggotanya. Komunitas juga dapat dikatakan

sebagai suatu pendekatan belajar -mengajar menyediakan lingkungan bagi

perserta didik untuk memperoleh pengetahuan dengan tujuan akademik.

Pembentukan komunitas belajar diluar jam sekolah diharapakan dapat membantu

siswa meningkatkan keterampilan dan minat belajar siswa dalam membuat

garnish.

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diduga:

Ha = Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada komunitas belajar

terhadap minat belajar membuat garnish di SMK Negeri 3 Tebing Tinggi.

Ho = Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada komunitas belajar
terhadap minat belajar membuat garnish di SMK Negeri 3 Tebing Tinggi.
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Tebing Tinggi. Jln.

Nangka, Rambung, Kec. Tebing Tinggi, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara

20633.Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2023.

3.2. Populasi dan Sample Penelitian

Adapun populasi dan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2017). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Tata Boga SMK Negeri 3 Tebing

Tinggi yang berjumlah 72 siswa

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono,2018). Pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik simple random sampling. Teknik ini dikatakan simple karena

pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sample yang diambil adalah

sebanyak 36 siswa.

17
18

3.3. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakanan pada penelitian ini yaitu dengan

metode Quasi experiment. Quasi Experiment merupakan metode yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan (Sugiono,2018).

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap melalui tiga tahap. Prosedur

penelitian sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan Studi literatur dengan membaca buku, jurnal dan

penelitian terdahulu terkait pengaruh komunitas belajar terhadap

minat belajar siswa

b. Melakukan observasi dan wawancara kepada guru di SMK Negeri 3

Tebing Tinggi terkait tindakan dalam kelas ketika mengajar untuk

mengetahui minat belajar siswa dan kesulitan yang dihadapi.

c. Menyusun instrument angket untuk mengetahui minat belajar siswa

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah melakukan tahap persiapan maka selanjutnya melakukan tahap

pelaksanaan yaitu:

a. Menyebarkan angket minat belajar sebelum terbentuknya komunitas

belajar.

b. Membentuk komunitas belajar

c. Mendata siswa yang tergabung sebagai anggota komunitas belajar.


19

d. Menentukan jadwal kegiatan komunitas yang akan dilaksanakan.

Berikut merupakan kegiatan yang akan berlangsung didalam komunitas

belajar selama 4 (empat) pertemuan.

Pertemuan I

Kegiatan Awal

a. Memberikan salam

b. Merapikan dan membersihkan posisi tempat duduk anggota dan area

sekeliling

c. Mendata kehadiran setiap anggota komunitas

d. Mengiformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan

pertama

Kegiatan Inti

a. Mentor meminta anggota untuk mempersiapkan alat dan bahan yang

dibutuhkan

b. Anggota melaksanakan kegiatan dikomunitas dengan membuat garnish

bunga dari wortel

Kegiatan Penutup

a. Mentor menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan dipertemuan

berikutnya

b. Mentor menutup kegiatan

Pertemuan II

Kegiatan Awal

a. Memberikan salam
20

b. Merapikan dan membersihkan posisi tempat duduk anggota dan area

sekeliling

c. Mendata kehadiran setiap anggota komunitas

d. Mengiformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan

berikutnya

Kegiatan Inti

a. Mentor meminta siswa untuk mempersiapkan alat dan bahan yang

dibutuhkan

b. Anggota melaksanakan kegiatan dikomunitas dengan membuat

garnish bunga dari timun

Kegiatan Penutup

a. Mentor menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan dipertemuan

berikutnya

b. Mentor menutup kegiatan

Pertemuan III

Kegiatan Awal

a. Memberikan salam

b. Merapikan dan membersihkan posisi tempat duduk anggota dan area

sekeliling

c. Mendata kehadiran setiap anggota komunitas

d. Mengiformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan

berikutnya
21

Kegiatan Inti

a. Mentor meminta siswa untuk mempersiapkan alat dan bahan yang

dibutuhkan

b. Anggota melaksanakan kegiatan dikomunitas dengan membuat

garnish bunga dari tomat

Kegiatan Penutup

a. Mentor menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan dipertemuan

berikutnya

b. Mentor menutup kegiatan

Pertemuan IV

Kegiatan Awal

a. Memberikan salam

b. Merapikan dan membersihkan posisi tempat duduk anggota dan area

sekeliling

c. Mendata kehadiran setiap anggota komunitas

Kegiatan Inti

a. Mentor meminta siswa untuk mempersiapkan alat dan bahan yang

dibutuhkan

b. Anggota melaksanakan kegiatan pembelajaran dikomunitas dengan

membuat garnish bunga dari cabai

Kegiatan Penutup

a. Mentor membagikan angket minat belajar membuat garnish kepada

anggota
22

b. Mentor menutup kegiatan

4. Tahap Akhir

Adapun tahap akhir pada penelitian yaitu sebagai berikut;

a. Mengolah data yang di peroleh

b. Menganalisis data hasil angket minat belajar siswa

c. Mengambil kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan

d. Menyusun laporan akhir penelitian

3.5. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat definisi operasional tentang obejek penelitain

berikut merupakan uraian dari defenisi tersebut:

Komunitas belajar merupakan suatu perkumpulan orang yang didalamnya

terdapat anggota yang memiliki suatu tujuan yang cenderung bersifat

akademik. Biasanya komunitas dibentuk karena memiliki hobi yang sama.

Minat belajar merupakan suatu perasaan atau emosi yang timbul dari dalam diri

karena adanya kertarikan seseorang dalam berurusan dan menekuni apa

yang dipelajarinya dan mencoba mencapai suatu tujuan dari apa yang

ditekuninya tersebut.

Garnish adalah suatu hiasan pada hidangan yang diletakan pada makanan atau

minuman dan dapat dimakan serta memliki nilai keindah dalam bentuknya,

3.6. Instrument Penelitian Dan Teknik Pengumpulam Data

3.6.1. Instrument Minat Belajar Membuat Garnish

Instrument penelitian merupakan sarana untuk menilai suatu fenomena

yang tengah diamati oleh peneliti (Sugiyono, 2018). Pada penelitian

dilakukan
23

pengamatan terkait minat belajar siswa membuat garnish. Angket disusun oleh

peneliti sendiri berdasarkan indikator yang ada, jumlah angket untuk minat belajar

siswa terdiri dari 50 butir. Angket ini memiliki 4 jawaban pilihan yang bervariasi,

setiap pilihan diberi bobot sesuai dengan table1. Adapun indikator instrument

minat belajar dapat dilihat pada table 2.

Tabel 1. Bobot Nilai Minat Belajar Siswa

No Pilihan Pertanyaan positif Pertanyaan Negatif


1. Sangat setuju (SS) 4 1
2. Setuju (S) 3 2
3. Tidak setuju (TS) 2 3
4. Sangat Tidak setuju (STS) 1 4

Adapun indikator dari instrument minat belajar sebagai berikut :

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrument Penelitian Minat Belajar Siswa

No Indikator No Soal Jumlah Soal

1. Perasaan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12` 12
senang
2. Pemusatan 13,14,15,16,17,18,19,20 8
perhatian
3. Kertarikan 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31 11

4. Giat belajar 32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,4 14


4,45
5. Pengerjaan 46,47,48,49,50 5
tugas
Total 50

3.7. Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen dilakukan bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang

benar-benar dapat menjaring data yang akurat, agar kesimpulan yang diambil

sesuai
24

dengan kenyataan dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah (Arikunto,

2013).

3.7.1. Uji Validitas Angket


Untuk mengetahui validitas butir soal angket dapat diuji dengan

menggunakan rumus Korelasi Product Moment (Arikunto, 2013):

𝑁.∑XY – (∑X) (∑Y)


rxy = √[(𝑁.∑X2)− (∑X)2] [(𝑁.∑Y2)− (∑Y)2]
Keterangan :
rxy = Korelasi product momen
N = Jumlah sampel
∑X = Jumlah skor distribusi X
∑X2 = Jumlah kuadrat distribusi X
∑Y = Jumlah skor distribusi Y

3.7.2. Uji Reliabilitas Angket


Untuk menguji reliabilitas angket digunakan rumus alpa, yaitu:
𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
r11 =[ ] [1 − ]
𝑘−1 σ2 𝑡
Dimana :

r11 = Reliabilitas instrumen


k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya angket
∑σb = Jumlah varians butir
2

σ2t = Varians Total

Angket dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel pada taraf alpha 5 persen.

Demikian sebaliknya jika rhitung < rtabel maka variabel dianggap tidak reliabel.

Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha, yaitu (Arikunto, 2013) Untuk mencari

varian item digunakan rumus sebagai berikut:

∑ 𝑋𝑖2 (∑ 𝑋𝑖)2
𝜎 =
2

𝑡
𝑁
𝑁
25

Dimana Xi = Butir z soal ke-i

Untuk mencari varian total item digunakan rumus sebagai berikut

∑ 𝑌𝑖2 (∑ 𝑌𝑖)2
𝜎 =
2

𝑡
𝑁
𝑁
Dimana Yi = Butir z soal ke-i

Keterangan:

N = Banyaknya sampel
∑Xi = Jumlah total soal ke-i
∑Xi2 = Jumlah kuadrat total soal ke-i
∑Yi2 = Jumlah skor total subjek
∑t2 = Jumlah kuadrat skor total subjek
σt2 = Varians total
Tabel 3. Tingkat Reliabilitas

Alpha Tingkat
0,00 s/d 0,20 Sangat Rendah
> 0,20 s/d 0,40 Randah
> 0,40 s/d 0,60 Cukup
> 0,60 s/d 0,80 Tinggi
> 0,80 s/d 1,00 Sangat Tinggi

3.8. Teknik Analisa Data

3.8.1. Deskriptif Data Penelitian

Untuk mendeskripsikan data pengaruh komunitas belajar terhadap minat

belajar membuat garnish dianalisis dengan menyusun distribusi frekuensi yang

digunakan untuk mengetahui penyebaran skor dari setiap variabel penelitian,

sehingga dapat ditentukan harga rata-rata skor atau Mean (M) dan Standart

Deviasi (Sd) dengan menggunakan perhitungan menurut aturan Struges (Sudjana.

2013).
26

3.8.1.1. Perhitungan Distribusi Frekuensi

Untuk menghitung distribusi frekuensi dari pengaruh komunitas belajar

terhadap minat belajar membuat garnish dilakukan sebagai berikut :

1. Urutkan data terkecil sampai terbesar

2. Hitunglah jarak atau rentang (R) = data tertinggi – data terendah

3. Hitunglah jumlah kelas (K) : Ka = 1 + 3,3 log n

𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝑅)
4. Hitunglah panjang kelas interval : (P) =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 (𝐾)

5. Tentukan batas atas terendah atau ujung data pertama, dilanjutkan menghitung

kelas interval, caranya menjumlahkan ujung bawah kelas ditambah panjang

kelas (K) dan hasilnya dikurang 1 sampai pada akhir

3.8.1.2. Rata-rata atau Mean (M)

Harga rata-rata data berkelompok pengaruh komunitas belajar terhadap

minat belajar membuat garnish dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut (Sugiyono, 2017) :

∑𝑓𝑥𝑖
M= 𝑛
Dimana :
M = Rata-rata
n = Jumlah
sampel
∑fxi = Jumlah frekuensi dikali nilai siswa

3.8.1.3. Standar Deviasi (Sd)

Standar deviasi (Sd) dari pengaruh komunitas belajar terhadap minat

belajar membuat garnish dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono,

2017):

∑𝑓𝑖(𝑥𝑖− 𝑥)2
Sd = √ (𝑛−1)
Dimana :
27

Sd = Simpangan baku
n = Jumlah sampel
xi = Jumlah keseluruhan nilai
x = Jumlah nilai rata rata

3.8.2. Uji Kecenderungan Variabel Penelitian


Untuk mengetahui kecenderungan dari pengaruh komunitas belajar

terhadap minat belajar membuat garnish dianalisa dengan menggunakan rerata

skor ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai berikut:

𝑁𝑡 − 𝑁𝑟 dan Sdi = 𝑁𝑡 −6 𝑁𝑟
Mi = 2
Dimana
Mi = Rata-rata ideal
Sdi = Simpangan baku ideal
Nr = Nilai terendah ideal
Nt = Nilai tertinggi ideal

Berdasarkan Mi dan Sdi maka skor pengaruh komunitas belajar terhadap

minat belajar membuat garnish dikelompokkan sebagai berikut :

(Mi + 1,5 Sdi) s/d Ke atas = Kategori tinggi


Mi s/d (Mi + 1,5 Sdi) = Kategori cukup
(Mi – 1,5 Sdi) s/d Mi = Kategori kurang
(Mi – 1,5 Sdi) s/d Ke bawah = Kategori rendah

3.8.3. Uji Persyaratan Analisis


3.8.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data pengaruh

komunitas belajar terhadap minat belajar membuat garnish, yang berkaitan

dengan teknik analisis data yang digunakan. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Chi-kuadrat (X2) (Sugiyono, 2017) :


28

(𝑓𝑜− 𝑓ℎ2)
X2 =∑ 𝑓ℎ
Keterangan :
X2 = Chi-kuadrat
fo = Frekuensi yang diperoleh dari sampel
fh = Frekuensi yang diharapkan dari sampel

Harga chi-kuadrat yang digunakan dengan taraf signifikansi 5%

dan derajat kebebasan (dk = k – 1). Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal (Sugiyono, 2017).

3.8.3.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat kesamaan

varian populasi dengan varian yang sama besar dengan varian homogen. Uji

homogenitas dapat dilakukan dengan rumus (Sudjana, 2016) sebagai berikut :

Fhitung =

Keterangan:

S12 : Varian

terbesar
2 S 2
:

Varian terkecil

Dengan menerapkan taraf signifikan (ɑ) 5%, kriteria data hasil penelitian

dapat diterima (homogen), apabila Fhitung < Ftabel.

3.9. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh komunitas belajar terhadap

minat belajar membuat garnish Siswa SMK Negeri 3 Tebing Tinggi,

menggunakan uji “t” dengan rumus (Sugiyono, 2018)

sebagai berikut:
29

̅𝑥̅1̅ − 𝑥̅̅2̅
t=
(n1 − n2) s2 + (n2 − 1)𝑠2 1 1
√ 1
2
n1 + n2 − 2 ( 1+𝑛 )
𝑛 2

Keterangan :

t = harga t yang dihitung

𝑥̅1 = skor rata-rata kelompok eksperimen

𝑥̅2 = skor rata-rata kelompok kontrol

𝑛1 = simpangan baku kelompok eksperimen

𝑛2 = simpangan baku kelompok kontrol

𝑆12 = varians kelompok eksperimen


2
𝑆2 = varians kelompok kontrol

Harga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingkan dengan harga 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan ketentuan

derajat kebebasan (dk = 𝑛1 + 𝑛2 − 2) dan α = 0,05 maka :

Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka Ha diterima dan Ho ditolak.


Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka Ho diterima dan Ha ditolak.Dimana :

Ha = Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada komunitas belajar

terhadap minat belajar membuat garnish di SMK Negeri 3 Tebing

Tinggi.

Ho = Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada komunitas

belajar terhadap minat belajar membuat garnish di SMK Negeri 3

Tebing Tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Andi, A. (2019). Pengembangan Minat Belajar Dalam Pembelajaran. Idaarah:


Jurnal Manajemen Pendidikan, 3, 2.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Betty H.S, S., & Farihah, N. (2020). Boga Dasar Kelas X Kuliner. Tanggerang
Selatan: Indocomp.

Bere, R., Wariani, T., & Boelan, E. G. (2023). Pengaruh Minat Terhadap Hasil
Belajar Koloid Dengan Menggunakan Model Pemebelajaran Discovery
Learning. Jurnal Education and development, 01.
Budiningsih, A., & Syamsul W.A, M. (2015). Boga Dasar Untuk Kelas X Sesuai
Kurikulum 2013. Yudhistira.

Djamarah, S. B. (2018). Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Djaali. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Fahara, M. F. (2010). Building a Prpfesional Learning Community: a Way of


Teacher Participation in Mexsican Public Elementary Schools.
International Journal Of Educational Leadership and Management, 12,
113-142.

Francesca, G., Marco, D.M., Angelo, C., & Giuseppina, P. (2010). Discovering
the hidden dynamics of learning communities , Journal of information
technology case and application research, 12(3), pp. 34-55

Haryati, R. T., & Masnar, A. (2023). Garnish Dasar Untuk Hidangan. Depok,
Jawa Barat: CV. Edugizi Pratama Indonesia.

Hernanto. (2016). Hiasan Buah & Sayuran Bentuk Bunga dan Dedaunan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Kompri. (2015). Motivasi PembelajaranPreseptif Gur dan Siswa. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Khairani, M. (2014). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Presindo.

Mahmudi. (2022). Ilmu Pendidikan Mengupas Komponen Pendidikan.


Yogyakarta: Deepublish.

30
Mashudi, F. (2015). Pedoman Lengkap Evaluasi & Supervisi Bimbingan Konseling
. Yogyakarta: Diva Press.

Melati, & Fridiarty, L. (2020). Hubungan Penerapan Garnish Dengan Hasil


PraktekMakanan Indonesia SMK Putra Anda Binjai. Jurnal Pendidikan
Tata Boga, 4, 2.

Nadia, R. P., & Delliana, S. (2020). Peran Komunikasi Antara Guru Dan Murid
Dalam Membangun Minat Belajar Di Komunitas Jendela Jakarta. Jurnal
Komunikasi, 14, 1.

Ramadani, R. F., Natsir, M., & Setiawati. (2020). Cerdas Dan Bijak
Memanfaatkan Internet. Indonesian Journal Of Adult and Community
Education, 2, 1.

Ramly, R. A. (2021). Penerapan Komunitas Belajar Meningkatkan Aktivitas


Belajar Melalui Aplikasi Whatsapp Sebagai Upaya Meningkatkan
Aktivitas Belajar. Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan,
7, 2.

Rista, R. M., Eddison, A., & Primahardani, I. (2022). Pengaruh Ekstrakurikuler


Pramuka Terhadap Karakter Tanggung Jawab SiswaSMP N 3 Pekanbaru.
Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4, 6.

Ristanti, D. A. (2012). Minat Beli Produk Air Minum Dalam Kemasan.


Universitas Muhammadiyah Malang.

Setiawan, A., Nugroho, W., & Widyaningtyas, D. (2022). Pengaruh Minat Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 1 Gamping. Jurnal Riset Dan
Inovasi Pendidikan Dasar, 2, 2.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sudjana. (2013). Metode Statistika. Tarsito.

Sugiyono. (2018). Statistika Untuk Penelitian.. Alfabeta

Sudarsyah, M.Pd, D. (2017). Supervisi Berbasis Sekolah Dalam Membangun


Komunitas Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sutomo, E. (2022). Pembentukan Komunitas Belajar Mandiri Terhadap Aktifitas


Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Unimuda Sorong
tahun Akademik 2021/2022. Biolearning Journal, 9, 2.

31
Syah. (2011). Pengertian Minat Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Wasana, T. (2015). The Development of a Community Learning Mofel For Self-


Management In Coversing Community Forest. Social And BehaVioral
Sciences Journal, 191, 2325-2328.

Wijaya, S., Adikahriani, Dalimunthe, D. A., & Putri, Y. E. (2022). otivasi Belajar
Dengan Hasil Belajar Garnish Siswa SMK Pariwisata Imelda Medan.
Jurnal Pendidikan Tata Boga, 6, 1.

Yunita, R. S., & Kamarubiani, N. (2020). Komunitas Belajar Sebagai Sarana


Belajar Dan Pengembangan Diri. UIN Alauddin Makassar, 2, 1.

32
LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Minat Belajar Siswa

ANGKET PENELITIAN MINAT BELAJAR SISWA

I. Petunjuk pengisian Angket

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan dengan keadaan yang

sebenarnya dan beri tanda check (√) pada alternative jawaban yang tersedia

dibawah ini:

Keterangan :

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat tidak setuju

PERSEPSI
NO PERNYATAAN SS S KS TS
1. Saya senang dengan pelajaran garnish
2. Saya antusias untuk memahami materi pelajaran
garnish
3. Saya merasa semangat dengan mengikuti
pembelajaran membuat garnish
4. Saya senang mengikuti pelajaran boga dasar
karena akan lebih meningkatkatkan pemahaman
mengenai materi garnish
5. Saya tidak ada paksaan dalam belajar membuat
garnish
6. Saya merasa betah ketika guru memaparkan materi
membuat garnish
7. Guru pada mata pelajaran boga dasar sangat
menyenangkan
8. Saya senang dengan cara mengajar guru pada
materi garnish
9. Saya suka materi garnish karena pengajaran guru
yang menarik
10. saya berinteraksi dengan guru mata pelajaran boga
dasar

33
11. Saya paling suka ketika diskusi membahas materi
garnish
12. Materi pembelajaran garnish lebih sulit dari yang
saya pahami dan harapkan
13. Saya Mendengarkan Guru Saat Menjelaskan Materi
Garnish
14. Saya memperhatikan guru saat sedang menerangkan
20. Saya berusaha menjawab soal mengenai materi
garnish sebaik-baiknya sebelum menerusakan
kesoal berikutnya.
21. Bahan pelajaran yang menarik membuat saya
semangat belajar membuat garnish
22. Saya mempunyai rasa ingin tahu mengenai materi
garnish
23. Jika ada materi garnish yang tidak saya mengerti
saya akan bertanya kepada teman
24. Saya berfikir aktif dalam pembelajaran membuat
garnish
25. Saya aktif dalam berdikusi menganai Teknik
pembuatan garnish
26. Saya dapat menjawab pertanyaan tentang materi
garnish dengan mudah
27. Saya selalu mengeluarkan pendapat pada saat
pembelajaran garnish
28. Jika tidak disuruh guru saya tidak tertarik
mempelajari materi garnish
29. Ketika guru menerangkan materi saya selalu
memperhatikan dan tidak tidur
30. Saya tidak senang dengan materi garnish membuat
nilai saya menjadi jelek
31. Materi pembelajaran membuat garnish terlihat
mudah bagi saya
32. Saya belajar terlebih dahulu materi garnish sebelum
materi diajarkan oleh gur dikelass
33. Saya dapat menguasai Teknik pembuatan garnish
dengan mudah
34. Dirumah saya selalu mengulang kembali materi
garnish yang diberikan oleh guru disekolah
35. Saya senang membaca buku mengenai garnish
36. Saya selalu mencatat setiap materi garnish
diterangkan oleh guru
37. Saya mencatat point-point penting materi garnish
38. Apa bila guru berhalangan hadir kesekolah dan
tidak mengajar, maka saya dan teman-teman lainya
bersedih

34
39. Jika guru tidak dapat hadir di pertemuan materi
garnish, saya akan berusaha belajar sendiri
40. Walaupun pelajaran membuat garnish memakan
biaya saya akan tetap ikut praktek
41. Saya tetap tekun mempelajari garnish sampai bisa
walaupun saya tidak pandai membuat garnish
42. Saya tidak suka diganggu ketika pelajaran garnish
berlangsung
43. Saya selalu meringkas materi garnish yang
dijelaskan guru
44. Saya lebih banyak belajar membuat garnish dari
pada belajar sendiri
45. Bagi saya materi garnish yang telah dijelaskan guru
sudah sesuai dengan yang saya ketahui
46. Saya merasa senang jika melaksanakan praktik
membuat garnish
47. Menyelesaika tugas dalam materi garnish membuat
saya merasa puas terhadap hasil yang saya capai.
48. Saya mengerjakan tugas praktek mebuat garnish
dengan baik
49. Saya tidak pernah mengerjakan tugas praktek
garnish
50. Seetiap ada tugas saya akan menyelesaikan dengan
cepat dan tepat waktu.

35

Anda mungkin juga menyukai