Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion

Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014

FAKTOR PENYEBAB DAN PENANGGULANGAN PENJUALAN VCD


BAJAKAN
(Studi Kasus Kota Palu)

ABDULLAH HANIIF / D 101 09 304

ABSTRAK
Tulisan ini berjudul “Faktor Penyebab dan Penanggulangan Penjualan
VCD Bajakan” dengan identifikasi masalah, Faktor-faktor apakah yang
menyebabkan maraknya penjualan VCD bajakan, Bagaimana upaya yang
dilakukan Aparat Penegak Hukum dalam menanggulangi penjualan VCD
bajakan yang banyak beredar di kota Palu, dan Hambatan-hambatan apakah
yang dihadapi oleh Aparat Penegak Hukum dalam mencegah dan
menanggulangi peredaraan VCD bajakan yang banyak beredar di kota Palu.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor penyebab maraknya
penjualan VCD bajakan, untuk mengetahui upaya yang dilakukan aparat
penegak hukum dalam menanggulangi Peredaran Video Compact Dist (VCD)
bajakan, dan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang di hadapi oleh
aparat penegak hukum dalam pencegahan peredaran VCD bajakan.
Tulisan ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris. Hasil
penelitian menunjukan bahwa, Pertama, Beberapa faktor yang menyebabkan
timbulnya peredaran VCD bajakan adalah, Faktor Budaya, Faktor Ekonomi,
Faktor Teknologi, Faktor Penegak Hukum, Faktor Pendidikan, Faktor
Pengangguran, Faktor Lingkungan. Kedua, Perlindungan Hukum Terhadap
karya cipta seseorang sudah selayaknya mendapat perhatian serius dari para
aparat penegak hukum khususnya pihak kepolisian, dimana dapat diketahui
bahwa perlindungan terhadap para pemegang hak cipta mengenai peredaran
VCD bajakan belum dilakukan secara maksimal oleh aparat penegak hukum,
khususnya aparat kepolisian. Ketiga, Faktor-faktor penghambat penegakkan
hukum terhadap pelanggaran hukum di bidang hak cipta khususnya terhadap
peredaran VCD bajakan, setidak- nya ada tiga faktor yang patut mendapat
perhatian, yaitu faktor Undang-undang, faktor Penegak Hukum, dan faktor
Masyarakat dan Budaya.

Kata Kunci : Penanggulangan Peredaran VCD bajakan

I. PENDAHULUAN tanpa harus meminta izin dari pemegang hak


A. Latar Belakang cipta.
Perkembangan dan kemajuan sistem Umumnya pelanggaran hak cipta
informasi teknologi pada kenyataannya didorong untuk mencari keuntungan finansial
memberikan dampak yang signifikan kepada secara cepat dengan mengabaikan kepentingan
kemajuan teknologi diberbagai bidang para pencipta dan pemegang izin hak cipta.
kehidupan manusia. Semakin berkembangnya Perbuatan para pelaku jelas melanggar
sistem informasi dan teknologi maka semakin fatsun hukum yang menentukan agar setiap
tinggi tingkat kerawanan akan perdagangan orang dapat mematuhi, menghormati dan
barang palsu/bajakan. Salah satu contoh menghargai hak-hak orang lain dalam
barang bajakan adalah VCD bajakan. Dengan hubungan keperdataan termasuk penemuan
kemajuan teknologi maka seseorang dapat
menggandakan suatu karya intelektual dengan
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014

baru sebagai ciptaan orang lain yang diakui dampak semakin maraknya pelanggaran hak
sebagai hak milik oleh ketentuan hukum1. cipta akan menimbulkan sikap dan pandangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi bahwa pembajakan sudah merupakan hal
warga masyarakat untuk melanggar HKI yang biasa dalam kehidupan masyarakat dan
menurut Parlugutan Lubis antara lain adalah2 : tidak lagi merupakan tindakan melanggar
1. Pelanggaran HKI dilakukan untuk undang-undang (wetdelicten). Pelanggaran
mengambil jalan pintas guna mendapatkan hak cipta selama ini lebih banyak terjadi pada
keuntungan yang sebesar-besarnya dari Negara-negara berkembang (developing
pelanggaran tersebut. countries) karena ia dapat memberikan
2. Para pelanggar menganggap bahwa sanksi keuntungan ekonomi yang tidak kecil artinya
hukum yang dijatuhkan oleh pengadilan bagi para pelanggar (pembajak) dengan
selama ini terlalu ringan bahkan tidak ada memanfaatkan kelemahan sistem pengawasan
tindakan preventif maupun represif yang dan pemantauan tindak pidana hak cipta.
dilakukan oleh para penegak hukum; Mengenai kejahatan dan pelanggaran
3. Ada sebagian warga masyarakat sebagai menurut M.V.T. (Memorie Van Toelecting)
pencipta yang bangga apabila hasil seperti yang dikutip Moeljatno4, menyatakan :
karyanya ditiru oleh orang lain,namun hal “Kejahatan adalah Hets-Delicten, yaitu,
ini sudah mulai hilang berkat adanya perbuatan- perbuatan yang meskipun tidak
peningkatan kesadaran hukum terhadap ditentukan dalam undang-undang sebagai
HKI; perbuatan pidana, telah dirasakan sebagai
4. Masyarakat tidak memperhatikan apakah perbuatan yang bertentangan dengan kata
barang yang dibeli tersebut asli atau palsu hukum”.
(aspal), yang penting bagi mereka harganya “Sedangkan pelanggaran adalah wets-
murah dan terjangkau dengan kemampuan delicten, yaitu perbuatan yang bersifat
ekonomi. melawan hukumnya baru dapat diketahui
Menurut Widyono pramono3 dalam setelah ada perbuatan yang bertentangan
bukunya yang berjudul tindak pidana hak dengan hokum yang menentukan
cipta menyatakan bahwa : demikian”.
“Munculnya tindak pidana hak cipta Selanjutnya, G. W. Bawengan,5 dalam
dengan berbagai bentuk jenisnya, kualitas bukunya yang berjudul pengantar psycologi
maupun kuantitasnya, adalah merupakan kriminal membedakan 3 jenis pengertian
sikap tidak menghargai hasil karya orang kejahatan, sebagai berikut:
lain dan bahkan mereka para pelaku 1. Pengertian kejahatan secara praktis;
tindak pidana hak cipta cenderug untuk 2. Pengertian kejahatan secara religious;
memanfaatkan hasil ciptaan yang diakui 3. Pengertian kejahatan secara yuridis.
dan dilindungi oleh undang-undang hak Belum mampu membuat jera para
cipta hanya semata-mata untuk mencari pembajak untuk tidak mengulangi
keuntungan pribadinya ”. perbuatannya,karena upaya Harus
Dampak dari kegiatan tindak pidana diakui,upaya pencegahan dan penindakan
hak cipta tersebut telah sedemikian besarnya terhadap pelanggaran hak cipta selama ini
merugikan terhadap tatanan kehidupan penanggulangannya tidak optimal. Hak cipta
bangsa dibidang ekonomi, hukum dan sosial merupakan salah satu bagian dari hak asasi
budaya. Dibidang sosial budaya, misalnya manusia (intellectual property rights),dimana
pada dasarnya setiap orang memiliki peluang
1
Http://Buletinlitbang.Dephan.Go.Id/Index.Asp? yang sama dalam hal memenuhi kebutuhan
Vnomor=14&Mnorutisi=9, Diakses Pada Tanggal 19
Desember 2010.
2 4
Ibid. Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Bina
3
Widyono Pramono, Tindak Pidana Hak Cipta, Aksara Jakarta, 1987, Hlm. 71.
Analisi Dan Penyelesaiannya”, Sinar Grafika, Jakarta 5
G.W. Bawengan, Pengantar Psycologi
1992,Hlm. 9. Kriminal, Pradnya Paramita, Bandung, 1977, Hlm. 18.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014

hidup dasarnya selama tidak bertentangan terungkapnya secara tuntas aktor produsen
dengan peraturan perundangan maupun barang bajakan atau belum dapat
norma-norma. Hal ini mengindikasikan bahwa ditangkapnya aktivis pembajak pada sektor
dalam setiap bidang kehidupan masyarakat hulu (produsen atau aktor intelektual beserta
adalah mutlak menganut hukum baik kroni-kroninya) mengesankan penegakan
disengaja maupun tidak. hukum atas kejahatan terhadap hak cipta yang
Hak asasi manusia merupakan hak dilakukan seperti “mati satu,tumbuh seribu”
fundamental yang dimiliki oleh setiap orang dan masih merupakan tindakan parsial yang
sejak ia dilahirkan dan menjalani menyebabkan today solution is to be problem
kehidupannya,hingga ia meninggal dunia. tomorrow, sehingga diperlukan pendekatan
Dalam menjalani kehidupannya,setiap orang komprehensif-holistik dari sektor hulu sampai
memiliki kemampuan untuk berkreasi guna sektor hilir.
memenuhi kebutuhan akan eksistensi Pada sektor hulu telah dirasakan adanya
dirinya,secara umum Pasal 33 Undang-undang dilema teknologi dan dilema hak cipta itu
Dasar 1945 mengatur mengenai penguasaan sendiri, yaitu antara pembajakan atau peniruan
negara terhadap perekonomian dan (sebagai organized crime) dan kemajuan
kesejahteraan sosial. Salah satu wujud dari teknologi. Dalam konteks ini, kemajuan
pemenuhan kebutuhan hidup dasarnya adalah teknologi disatu pihak perlu dihargai sebagai
dengan berkreasi sehingga menghasilkan suatu bagian menghargai karya intelektual tetapi
karya cipta tersendiri yang unik dari masing- dilain pihak pelaksanaan teknologi juga dapat
masing orang. membuat seseorang mudah melakukan
Mengenai jaminan akan pemenuhan hak pelanggaran hak. Namun demikian, penjualan
setiap orang untuk memenuhi kebutuhan VCD/DVD bajakan dikalangan masyarakat
kehidupan dasarnya ini secara tegas adalah wujud perkembangan kejahatan yang
dinyatakan dalam pasal 5 ayat (1), pasal 20 terjadi ditengah-tengah masyarakat.
ayat (1), pasal 28 C ayat (1), dan pasal 33 B. Rumusan Masalah
Undang-undang Dasar 1945. Atas dasar pasal Dari penjelasan yang telah di
inilah, maka diterbitkan Undang-Undang uraikan dalam latar belakang di atas
Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta maka penulis dapat menarik beberapa
(selanjutnya UU No. 19 Tahun 2002), agar permasalahan, diantaranya :
undang-undang ini dipatuhi dan ditaati oleh 1. Faktor–Faktor apakah yang Menyebabkan
masyarakat. Keberadaan undang-undang ini Maraknya penjualan VCD bajakan ?
tentunya memberikan sebuah dimensi tugas 2. Bagaimana upaya yang Dilakukan Aparat
baru bagi Kepolisian sebagai salah satu bagian Penegak Hukum Dalam Menanggulangi
dari Criminal Justice Sistem terutama dalam Penjualan VCD bajakan yang banyak
upayanya melakukan penegakan hukum beredar di kota palu ?
dibidang perlindungan Hak Cipta. Sampai saat 3. Hambatan-hambatan apakah yang di hadapi
ini, yang sering dilakukan oleh para penegak oleh aparat penegak hukum dalam
hukum, khususnya Kepolisian, atas mencegah dan menanggulangi peredaran
keberadaan hak kekayaan intelektual (hak VCD bajakan yang banyak beredar Di kota
cipta) dalam upaya penegakan hukum untuk palu ?
menghentikan secara kilat kegiatan
pembajakan masih berada pada sektor hilir II. PEMBAHASAN
dan pada sektor menengah. Contohnya: A. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya
operasi razia VCD bajakan. Peredaran VCD Bajakan
Kenyataan dilapangan, pada sector hulu Mencari latar belakang seseorang,
terdapat kesulitan mencapai atau menemukan mengapa melakukan pembajakan VCD pada
produsen atau aktor intelektual beserta kroni- umumnya sesuai dengan fakta-fakta penulis
kroninya yang berperan sebagai orang yang jumpai di lapangan ternyata disebabkan oleh
memproduksi DVD/VCD bajakan. Belum beberapa faktor, sebagai berikut :
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014

hukum, sedangkan, pelanggaran adalah


1. Faktor Ekonomi; oleh undang- undang dicap sebagai
2. Faktor Budaya; suatu perbuatan yang bertentangan
3. Faktor Teknologi; dengan ketertiban hukum”.
4. Faktor Penegak Hukum; Jadi menurut hemat penulis factor
5. Faktor Pendidikan; social ekonomi adalah factor yang
6. Faktor Pengangguran; memegang hal penting dalam penyebab
7. Faktor Lingkungan; timbulnya pembajakan VCD. Lagi pula
1. Faktor Ekonomi dengan laju perkembangan di segala bidang
Pembajakan VCD yang terjadi sementara perekonomian Nampak lesu,
dengan latar belakang social ekonomi harga-harga melonjak tinggi, sehingga
timbul karena didorong rasa ingin hidup masyarakat berlomba mencari solusi guna
berkecukupan guna memenuhi kebutuhan mengimbangi harga tersebut sehingga
sehari-hari. Keadaan seperti ini mereka dapat memenuhi kebutuhan
menimbulkan ketidak merataan kebutuhan ekonomi mereka walaupun hal tersebut
hidup antara satu dengan yang lainnya. dilakukan dengan cara bertentangan dengan
Pengaruh keadaan social ekonomi bukan hukum.
saja dirasakan oleh masyarakat yang Selain itu apabila dilihat dari sudut
sedang berkembang tetapi juga dirasakan di konsumen, dari pengamatan penulis dapat
kota-kota yang cukup padat penduduknya. dilihat kalau sebagian besar konsumen
Dimana suasana dan kondisi ekanomi tersebut berasal dari kalangan menengah
memberi dorongan kepada seseorang untuk kebawah saja.
melakukan kejahatan terhadap harta benda Dimana hal ini terjadi di karenakan
orang lain seperti kasus yang dikemukakan oleh tidak mampunya warga masyarakat
di atas sebagai salah satu jalan keluar untuk kita untuk membeli produk VCD yang asli,
mengimbangi dan memenuhi kebutuhan dimana seperti kita ketahui bersama, bahwa
hidup, walaupun itu dilakukan dengan harga VCD yang asli terlampau sangat
melanggar hukum. mahal, harganya bisa sampai sekitar Rp
Menurut Kartini kartono6, 50.000,- per keping dan apabila kita
menyatakan bahwa : bandingkan dengan harga VCD bajakan
“ secara geologis, kejahatan adalah yang hanya seharga Rp. 10.000 saja. Oleh
semua bentuk ucapan, perbuatan, dan, karena itulah sebagian besar warga
tingkah laku yang secara ekonomis, masyarakat melegalkan VCD bajakan
politis, dan social psikologis sangat tersebut, sehingga peredaran VCD bajakan
merugikan masyarakat melanggar masih terus berkembang sampai sekarang
norma-norma susila, dan menyerang ini.
keselamatan warga masyarakat ( baik 2. Faktor Budaya,
yang telah tercakup dalam undang- Di bidang social budaya, dampak
undang, maupun yang belum tercantum yang timbul dari semakin maraknya
dalam undang-undang pidana.)”. pembajakan VCD tersebut begitu ragam.
Demikian halnya E. Utrecht7 dalam Bagi para pelaku tindak pidana atau para
bukunya “ hukum pidana 1”, menyatakan pembajak dalam hal ini, keadaan yang
bahwa : berlarut-larut tanpa ada tindakan, akan
“kejahatan adalah perbuatan karena semakin menimbulkan sikap bahwa
sifatnya bertentangan dengan ketertiban pembajakan sudah merupakan hal yang
biasa dan tidak lagi merupakan tindakan
yang melanggar undang-undang.
6
Kartini Kartono, Patologis Social Jilid I, Cv. Karena itulah sehingga pembajakan
Rajawali, Jakarta, 1983, Hlm. 138. VCD saat ini semakin marak terjadi di kota
7
E.Utrecht, Hukum Pidana I, Pradnya Paramita,
Bandung, 1982, Hlm. 21. palu pada khususnya.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014

hokum serta biasanya aparat penegak


hokum bekerja tanpa continue dalam artian
3. Faktor Teknologi tidak adanya tindakan yang lebih lanjut
Perkembangan teknologi seperti kita lagi.
lihat dewasa ini semakin lama semakin 5. Faktor Pendidikan
berkembang pesat. Dimana teknologi ini Faktor pendidikan juga memegang
sangat berpengaruh dalam hal tindak peran penting yang dapat menyebabkan
pidana hak cipta dimana dalam proses timbulnya pembajakan VCD, dimana
pembuatannya semua dipengaruhi oleh seperti kita ketahui sekarang dengan
dampak adanya kemajuan teknologi. adanya kemajuan IPTEK yang begitu pesat
Dengan adanya teknologi semua yang pada maka dibutuhkan sumber daya manusia
dasarnya sulit dan tidak mungkin dilakukan yang paham dengan masalah teknologi,
semuannya menjadi mungkin. sedangkan kita lihat sekarang banyak
Dalam penggandaan VCD bajakan masyarakat yang masih memiliki tingkat
dengan adanya mesin pencetak dan pendidikan yang rendah. Maka dari itu
pengganda VCD dalam perharinya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
pembajak dapat mencetak hingga puluhan maka masyarakat yang memiliki
ribu keeping VCD bajakan. pendidikan yang rendah tadi akan berusaha
Karena hal itulah mengapa banyak untuk menunjang hidupnya, bagaimanapun
sekali kita jumpai keeping VCD bajakan caranya bahkan dengan cara melanggar
yang beredar di pasaran, khususnya kota hokum, seperti contoh dengan menjual
palu. kaset VCD bajakan yang seperti kita lihat
4. Faktor Aparat Penegak Hukum; di beberapa tempat banyak berjejer di
Dalam hal ini aparat Negara ember-ember took yang ada di pusat
khususnya kepolisian sebagai lembaga pertokoan di kota palu.
penegak hukum bertujuan untuk 6. Faktor Pengangguran
mewujudkan keamanan dalam negeri yang Arus urbanisasi yang tidak lagi dapat
meliputi terpeliharanya keamanan dan di bendung mengakibatkan bertambahnya
ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya jumlah penduduk kota setempat sementara
hukum, terselenggaranya perlindungan, lapangan kerja yang tersedia sangat
pengayoman dan pelayanan kepada terbatas, sehingga mengakibatkan pula
masyarakat serta terbinanya ketentraman banyaknya pengangguran, sementara
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak kebutuhan pun juga tidak dapat
asasi manusia. ditangguhkan terutama kebutuhan pokok.
Berdasarkan hal tersebut maka Apabila pengangguran tersebut
diharapkan dapat dijadikan acuan dalam hal banyak didominasi oleh kalangan pemuda
penanganan kasus peredaran VCD bajakan. maka kondisi seperti ini menimbulkan
Akan tetapi dewasa ini penanganan problem sosisal seperti adanya
terhadap pemberantasan VCD bajakan kecendrungan untuk melakukan kejahatan
khususnya di kota palu sangatlah kurang, sebagai akibat tuntutan kebutuhan hidup
dimana penulis dapat katakan seperti itu yang semakin mendesak. Ini menunjukan
karena masih banyaknya dijumpai para bahwa kondisi suatu kota yang semakin
penjual VCD bajakan yang tersebar di padat penduduknya dapat mengakibatkan
sekitar pusat pembelanjaan di kota palu. sulitnya memperoleh kebutuhan hidup,
Walaupun sering terlihat dan terdengar sehingga salah satu cara yang ditempuh
tentang adanya razia untuk memberantas adalah melakukan tindakan yang melawan
peredaran VCD bajakan yang ada di kota hukum seperti kasus peredaran VCD
palu akan tetapi masih banyak para bajakan dimana demi mendapatkan uang
pengedar yang tidak takut karena mereka rela untuk menjual produk VCD
kurangnya pengawasan aparat penegak bajakan itu.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014

dan tegaknya hukum, terselenggaranya


perlindungan, pengayoman dan pelayanan
7. Faktor Lingkungan. kepada masyarakat serta terbinanya
Faktor ini merupakan salah satu ketentraman masyarakat dengan
factor yang berasal dari luar diri pelaku menjunjung tinggi hak asasi manusia”.
yang sangat penting artinya, sebagai latar Peredaran VCD bajakan merupakan
belakang timbulnya pembajakan VCD di salah satu tindak pidana dalam pelanggaran
kota madya palu. Lingkungan masyarakat hak cipta yang telah berkembang dalam
setempat merupakan salah satu bagian yang kehidupan masyarakat, sudah barang tentu
memberikan suatu iklim atau kondisi tidak akan mungkin lenyap begitu saja dalam
dimana masyarakat secara individu atau kehidupan masyarakat.
kelompok melakukan segala aktifitasnya Upaya pemberantasan peredaran VCD
guna memenuhi kebutuhan hidupnya. bajakan di kota palu, diharapkan pihak
Dalam kondisi dan keadaan dimana kepolisian dapat lebih serius dimana
kota madya palu yang sedang berbenah berdasarkan Pasal 46 Undang-Undang Nomor
berpacu dalam membangun secara fisik 19 Tahun 2002 tentang Hak cipta dinyatakan
memberikan peluang bagi masyarakat bahwa, tindak pidana yang sebagaimana
untuk berintegrasi satu sama lain demi dimaksud dalam 44 adalah kejahatan. Berarti
mempertahankan hidupnya menjadi lebih dengan kata lain bahwa suatu tindakan hak
baik dari hari-hari sebelumnya. cipta sudah merupakan suatu kejahatan dan
Secara ringkas faktor lingkungan bukan merupakan delik aduan sehingga pihak
sebagai penyebab timbulnya pembajakan kepolisian sewaktu-waktu dapat langsung
VCD adalah : menangkap para pengedar dan pembajak VCD
a. Lingkungan akan memberi kesempatan Bajakan walaupun tanpa adanya pengaduan
akan timbulnya pembajakan. terlebih dalu dari masyarakat.
b. Lingkungan pergaulan yang memberi Berdasarkan pengamatan penulis,
contoh atau teladan. sebetulnya jika polisi dan aparat penegak
c. Lingkungan ekonomi ( kemiskinan ). hukum lainnya serius dan bersungguh-
d. Lingkungan pergaulan yang berbeda- sungguh untuk menangani perkara-perkara
beda. perjudian yang terjadi di kota palu, maka hal
B. Tindakan Kepolisian Dalam itu, tidaklah diperlukan penyelidikan yang
Menanggulangi Peredaran Video rumit dan sulit, sebab dengan kasat mata saja
Compact Disc (VCD) Bajakan ini, berbagai macam peredaran VCD bajakan
Sebagai aparat penegakan hukum yang yang beredar di kota palu, dapat ditemukan
bertugas langsung di tengah masyarakat, dengan mudah di berbagai kawasan di kota
aparat kepolisian mempunyai beban dan ini, sebab, praktek peredaran VCD bajakan itu
tanggung jawab dalam hal mencegah dan tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
menanggulangi segala macam tindak pidana Kalau dengan demikian halnya, maka
yang terjadi ditengah masyarakat, termaksud pihak kepolisian pun secara mudah dapat
diantaranya adalah masalah tindak pidana hak menggulung para sindikat VCD bajakan
cipta yakni peredaran VCD Bajakan. Amanat tersebut, mulai dari pengedar, pembajak serta
yang dibebankan institusi kepolisian tersebut para penyedia jasa lainya yang memudahkan
tertuang dengan jelas dalam Undang-Undang proses pembajakan itu terjadi. Hanya saja,
Nomor 2 Tahun 2002 tentang kepolisian meski sebagian besar para pencipta yang dapat
Negara republik Indonesia, yakni, dalam pasal dikatakan sebagai korban sangat
4 dinyatakan bahwa, menginginkan diberantasnya praktek
“Kepolisian Negara Republik Indonesia pembajakan VCD hingga ke akar-akarnya,
bertujuan untuk mewujudkan keamanan akan tetapi mana kalah aparat penegak hokum
dalam negeri yang meliputi terpeliharanya yang bertugas untuk memberantasnya tidak
keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib bersungguh-sungguh untuk melakukan hal
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014

tersebut, maka keinginan tersebut, tentunya peredaran VCD bajakan benar-benar hilang
tidak mungkin dapat terkabulkan. dari peredaran.
C. Beberapa Hambatan Yang Dihadapi Akan tetepi dalam proses pemberantasan
Aparat Kepolisian Dalam Menangani peredaran VCD Bajakan tidaklah semudah
Peredaran Video Compact Disc (VCD) seperti apa yang dibayangkan, karena banyak
Bajakan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh aparat
Sulitnya memberantas peredaran VCD kepolisian, baik mencakup masalah yuridis
Bajakan yang telah berkembang di masyarakat maupun non yuridis.
antara lain berkaitan dengan kurangnya
pemahaman masyarakat tentang dampak III. PENUTUP
buruk dari VCD bajakan tersebut, dimana A. Kesimpulan
setelah penulis melakukan pengamatan dan Setelah diuraikan beberapa hal yang
interview dengan para konsumen VCD menyangkut tentang peredaran VCD bajakan,
bajakan sebagian besar masyarakat lebih maka pada bagian ini akan dikemukakan
senang membeli produk bajakan dari pada beberapa kesimpulan dan saran.
produk yang asli, karena disamping harganya 1. Beberapa faktor yang menyebabkan
yang lebih murah dari produk yang asli timbulnya peredaran VCD bajakan adalah,
kualitas VCD bajakan pun tidak jauh berbeda Faktor Budaya, Faktor Ekonomi, Faktor
dari yang asli. Teknologi, Faktor Penegak Hukum, Faktor
Di samping itu, khususnya bagi para Pendidikan, Faktor Pengangguran, Faktor
penyedia data software untuk aplikasi Lingkungan.
heandphone, mereka lebih cenderung memilih 2. Perlindungan Hukum Terhadap karya cipta
alternatife untuk membeli produk bajakan seseorang sudah selayaknya mendapat
karena antara produk asli maupun bajakan perhatian Serius dari para aparat penegak
hasilnya sama saja bila data lagu-lagu dalam hukum khususnya pihak kepolisian, dimana
vcd bajakan tadi telah dimasukkan dalam dapat diketahui Bahwa perlindungan
computer. Pihak caunter heandphone akan terhadap para pemegang hak cipta
mendapat sedikit keuntungan apabila mereka mengenai peredaran VCD bajakan Belum
membeli produk vcd asli untuk dijadikan dilakukan secara maksimal oleh aparat
sebagai bahan aplikasi heandphone nya. penegak hukum, khususnya aparat
Maka benar adanya anggapan bahwa Kepolisian.
peredaran VCD bajakan merupakan hal yang 3. Faktor-faktor penghambat penegakkan
dianggap biasa oleh sebagian masyarakat, hukum terhadap pelanggaran hukum di
karena masyarat yang ingin mendengarkan bidang hak Cipta khususnya terhadap
lagu ataupun menonton film melalui VCD, peredaran vcd bajakan, setidak-nya ada tiga
akan tetapi mereka tidak mampu membeli faktor yang patut mendapat perhatian, yaitu
VCD yang asli maka mereka mencari jalan sebagai berikut :
altenatife lain yaitu membeli VCD bajakan 1. Faktor Undang-undang
yang harganya relative jauh lebih murah. 2. Faktor Penegak Hukum, dan
Bertolak dari kondisi diatas maka 3. Faktor Masyarakat dan Budaya.
memberantas peredaran VCD bajakan
tersebut, haruslah memerlukan penanganan
yang serius, terprogram, dan countinue.
Artinya, aparat kepolisian yang ditugasi untuk
memberantas kejahatan tersebut haruslah
memiliki keseriusan dalam memberantasnya,
yakni dengan segala upaya dan kewenangan
yang di miliki untuk memberantas kasus VCD
bajakan, terarah dan berlanjut sampai
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku
E.Utrecht, Hukum Pidana I, Pradnya Paramita, Bandung, 1982.
G.W. Bawengan, Pengantar Psycologi Kriminal, Pradnya Paramita, Bandung, 1977.
Kartini Kartono, Patologis Social Jilid I, CV. Rajawali, Jakarta, 1983.
Moeljatno, Azas-azas Hukum Pidana, Bina Aksara Jakarta, 1987.
Widyono Pramono, Tindak Pidana Hak Cipta, “Analisi dan Penyelesaiannya”, Sinar
Grafika, Jakarta 1992.

B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 85).
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang kepolisian Negara republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor2, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4168).

C. Internet
http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=14&mnorutisi=9, diakses pada
tanggal 19 Desember 2010.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014

BIODATA

ABDULLAH.HANIIF, Lahir di Jakarta, 01 Juni 1991, Alamat Rumah


Jalan Slamet Riyadi Palu Sul-Teng, Nomor Telepon +6285256668891,
Alamat Email abdulah.hanift@yahoo.co.id

BIODATA
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014

ABDUL AZIZ. A.H, Lahir di .........., .............................. Alamat Rumah


Jalan ........................................, Nomor Telepon +62...................., Alamat
Email ........................................

Anda mungkin juga menyukai