ABSTRAK
Tulisan ini berjudul “Faktor Penyebab dan Penanggulangan Penjualan
VCD Bajakan” dengan identifikasi masalah, Faktor-faktor apakah yang
menyebabkan maraknya penjualan VCD bajakan, Bagaimana upaya yang
dilakukan Aparat Penegak Hukum dalam menanggulangi penjualan VCD
bajakan yang banyak beredar di kota Palu, dan Hambatan-hambatan apakah
yang dihadapi oleh Aparat Penegak Hukum dalam mencegah dan
menanggulangi peredaraan VCD bajakan yang banyak beredar di kota Palu.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor penyebab maraknya
penjualan VCD bajakan, untuk mengetahui upaya yang dilakukan aparat
penegak hukum dalam menanggulangi Peredaran Video Compact Dist (VCD)
bajakan, dan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang di hadapi oleh
aparat penegak hukum dalam pencegahan peredaran VCD bajakan.
Tulisan ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris. Hasil
penelitian menunjukan bahwa, Pertama, Beberapa faktor yang menyebabkan
timbulnya peredaran VCD bajakan adalah, Faktor Budaya, Faktor Ekonomi,
Faktor Teknologi, Faktor Penegak Hukum, Faktor Pendidikan, Faktor
Pengangguran, Faktor Lingkungan. Kedua, Perlindungan Hukum Terhadap
karya cipta seseorang sudah selayaknya mendapat perhatian serius dari para
aparat penegak hukum khususnya pihak kepolisian, dimana dapat diketahui
bahwa perlindungan terhadap para pemegang hak cipta mengenai peredaran
VCD bajakan belum dilakukan secara maksimal oleh aparat penegak hukum,
khususnya aparat kepolisian. Ketiga, Faktor-faktor penghambat penegakkan
hukum terhadap pelanggaran hukum di bidang hak cipta khususnya terhadap
peredaran VCD bajakan, setidak- nya ada tiga faktor yang patut mendapat
perhatian, yaitu faktor Undang-undang, faktor Penegak Hukum, dan faktor
Masyarakat dan Budaya.
baru sebagai ciptaan orang lain yang diakui dampak semakin maraknya pelanggaran hak
sebagai hak milik oleh ketentuan hukum1. cipta akan menimbulkan sikap dan pandangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi bahwa pembajakan sudah merupakan hal
warga masyarakat untuk melanggar HKI yang biasa dalam kehidupan masyarakat dan
menurut Parlugutan Lubis antara lain adalah2 : tidak lagi merupakan tindakan melanggar
1. Pelanggaran HKI dilakukan untuk undang-undang (wetdelicten). Pelanggaran
mengambil jalan pintas guna mendapatkan hak cipta selama ini lebih banyak terjadi pada
keuntungan yang sebesar-besarnya dari Negara-negara berkembang (developing
pelanggaran tersebut. countries) karena ia dapat memberikan
2. Para pelanggar menganggap bahwa sanksi keuntungan ekonomi yang tidak kecil artinya
hukum yang dijatuhkan oleh pengadilan bagi para pelanggar (pembajak) dengan
selama ini terlalu ringan bahkan tidak ada memanfaatkan kelemahan sistem pengawasan
tindakan preventif maupun represif yang dan pemantauan tindak pidana hak cipta.
dilakukan oleh para penegak hukum; Mengenai kejahatan dan pelanggaran
3. Ada sebagian warga masyarakat sebagai menurut M.V.T. (Memorie Van Toelecting)
pencipta yang bangga apabila hasil seperti yang dikutip Moeljatno4, menyatakan :
karyanya ditiru oleh orang lain,namun hal “Kejahatan adalah Hets-Delicten, yaitu,
ini sudah mulai hilang berkat adanya perbuatan- perbuatan yang meskipun tidak
peningkatan kesadaran hukum terhadap ditentukan dalam undang-undang sebagai
HKI; perbuatan pidana, telah dirasakan sebagai
4. Masyarakat tidak memperhatikan apakah perbuatan yang bertentangan dengan kata
barang yang dibeli tersebut asli atau palsu hukum”.
(aspal), yang penting bagi mereka harganya “Sedangkan pelanggaran adalah wets-
murah dan terjangkau dengan kemampuan delicten, yaitu perbuatan yang bersifat
ekonomi. melawan hukumnya baru dapat diketahui
Menurut Widyono pramono3 dalam setelah ada perbuatan yang bertentangan
bukunya yang berjudul tindak pidana hak dengan hokum yang menentukan
cipta menyatakan bahwa : demikian”.
“Munculnya tindak pidana hak cipta Selanjutnya, G. W. Bawengan,5 dalam
dengan berbagai bentuk jenisnya, kualitas bukunya yang berjudul pengantar psycologi
maupun kuantitasnya, adalah merupakan kriminal membedakan 3 jenis pengertian
sikap tidak menghargai hasil karya orang kejahatan, sebagai berikut:
lain dan bahkan mereka para pelaku 1. Pengertian kejahatan secara praktis;
tindak pidana hak cipta cenderug untuk 2. Pengertian kejahatan secara religious;
memanfaatkan hasil ciptaan yang diakui 3. Pengertian kejahatan secara yuridis.
dan dilindungi oleh undang-undang hak Belum mampu membuat jera para
cipta hanya semata-mata untuk mencari pembajak untuk tidak mengulangi
keuntungan pribadinya ”. perbuatannya,karena upaya Harus
Dampak dari kegiatan tindak pidana diakui,upaya pencegahan dan penindakan
hak cipta tersebut telah sedemikian besarnya terhadap pelanggaran hak cipta selama ini
merugikan terhadap tatanan kehidupan penanggulangannya tidak optimal. Hak cipta
bangsa dibidang ekonomi, hukum dan sosial merupakan salah satu bagian dari hak asasi
budaya. Dibidang sosial budaya, misalnya manusia (intellectual property rights),dimana
pada dasarnya setiap orang memiliki peluang
1
Http://Buletinlitbang.Dephan.Go.Id/Index.Asp? yang sama dalam hal memenuhi kebutuhan
Vnomor=14&Mnorutisi=9, Diakses Pada Tanggal 19
Desember 2010.
2 4
Ibid. Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Bina
3
Widyono Pramono, Tindak Pidana Hak Cipta, Aksara Jakarta, 1987, Hlm. 71.
Analisi Dan Penyelesaiannya”, Sinar Grafika, Jakarta 5
G.W. Bawengan, Pengantar Psycologi
1992,Hlm. 9. Kriminal, Pradnya Paramita, Bandung, 1977, Hlm. 18.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014
hidup dasarnya selama tidak bertentangan terungkapnya secara tuntas aktor produsen
dengan peraturan perundangan maupun barang bajakan atau belum dapat
norma-norma. Hal ini mengindikasikan bahwa ditangkapnya aktivis pembajak pada sektor
dalam setiap bidang kehidupan masyarakat hulu (produsen atau aktor intelektual beserta
adalah mutlak menganut hukum baik kroni-kroninya) mengesankan penegakan
disengaja maupun tidak. hukum atas kejahatan terhadap hak cipta yang
Hak asasi manusia merupakan hak dilakukan seperti “mati satu,tumbuh seribu”
fundamental yang dimiliki oleh setiap orang dan masih merupakan tindakan parsial yang
sejak ia dilahirkan dan menjalani menyebabkan today solution is to be problem
kehidupannya,hingga ia meninggal dunia. tomorrow, sehingga diperlukan pendekatan
Dalam menjalani kehidupannya,setiap orang komprehensif-holistik dari sektor hulu sampai
memiliki kemampuan untuk berkreasi guna sektor hilir.
memenuhi kebutuhan akan eksistensi Pada sektor hulu telah dirasakan adanya
dirinya,secara umum Pasal 33 Undang-undang dilema teknologi dan dilema hak cipta itu
Dasar 1945 mengatur mengenai penguasaan sendiri, yaitu antara pembajakan atau peniruan
negara terhadap perekonomian dan (sebagai organized crime) dan kemajuan
kesejahteraan sosial. Salah satu wujud dari teknologi. Dalam konteks ini, kemajuan
pemenuhan kebutuhan hidup dasarnya adalah teknologi disatu pihak perlu dihargai sebagai
dengan berkreasi sehingga menghasilkan suatu bagian menghargai karya intelektual tetapi
karya cipta tersendiri yang unik dari masing- dilain pihak pelaksanaan teknologi juga dapat
masing orang. membuat seseorang mudah melakukan
Mengenai jaminan akan pemenuhan hak pelanggaran hak. Namun demikian, penjualan
setiap orang untuk memenuhi kebutuhan VCD/DVD bajakan dikalangan masyarakat
kehidupan dasarnya ini secara tegas adalah wujud perkembangan kejahatan yang
dinyatakan dalam pasal 5 ayat (1), pasal 20 terjadi ditengah-tengah masyarakat.
ayat (1), pasal 28 C ayat (1), dan pasal 33 B. Rumusan Masalah
Undang-undang Dasar 1945. Atas dasar pasal Dari penjelasan yang telah di
inilah, maka diterbitkan Undang-Undang uraikan dalam latar belakang di atas
Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta maka penulis dapat menarik beberapa
(selanjutnya UU No. 19 Tahun 2002), agar permasalahan, diantaranya :
undang-undang ini dipatuhi dan ditaati oleh 1. Faktor–Faktor apakah yang Menyebabkan
masyarakat. Keberadaan undang-undang ini Maraknya penjualan VCD bajakan ?
tentunya memberikan sebuah dimensi tugas 2. Bagaimana upaya yang Dilakukan Aparat
baru bagi Kepolisian sebagai salah satu bagian Penegak Hukum Dalam Menanggulangi
dari Criminal Justice Sistem terutama dalam Penjualan VCD bajakan yang banyak
upayanya melakukan penegakan hukum beredar di kota palu ?
dibidang perlindungan Hak Cipta. Sampai saat 3. Hambatan-hambatan apakah yang di hadapi
ini, yang sering dilakukan oleh para penegak oleh aparat penegak hukum dalam
hukum, khususnya Kepolisian, atas mencegah dan menanggulangi peredaran
keberadaan hak kekayaan intelektual (hak VCD bajakan yang banyak beredar Di kota
cipta) dalam upaya penegakan hukum untuk palu ?
menghentikan secara kilat kegiatan
pembajakan masih berada pada sektor hilir II. PEMBAHASAN
dan pada sektor menengah. Contohnya: A. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya
operasi razia VCD bajakan. Peredaran VCD Bajakan
Kenyataan dilapangan, pada sector hulu Mencari latar belakang seseorang,
terdapat kesulitan mencapai atau menemukan mengapa melakukan pembajakan VCD pada
produsen atau aktor intelektual beserta kroni- umumnya sesuai dengan fakta-fakta penulis
kroninya yang berperan sebagai orang yang jumpai di lapangan ternyata disebabkan oleh
memproduksi DVD/VCD bajakan. Belum beberapa faktor, sebagai berikut :
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014
tersebut, maka keinginan tersebut, tentunya peredaran VCD bajakan benar-benar hilang
tidak mungkin dapat terkabulkan. dari peredaran.
C. Beberapa Hambatan Yang Dihadapi Akan tetepi dalam proses pemberantasan
Aparat Kepolisian Dalam Menangani peredaran VCD Bajakan tidaklah semudah
Peredaran Video Compact Disc (VCD) seperti apa yang dibayangkan, karena banyak
Bajakan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh aparat
Sulitnya memberantas peredaran VCD kepolisian, baik mencakup masalah yuridis
Bajakan yang telah berkembang di masyarakat maupun non yuridis.
antara lain berkaitan dengan kurangnya
pemahaman masyarakat tentang dampak III. PENUTUP
buruk dari VCD bajakan tersebut, dimana A. Kesimpulan
setelah penulis melakukan pengamatan dan Setelah diuraikan beberapa hal yang
interview dengan para konsumen VCD menyangkut tentang peredaran VCD bajakan,
bajakan sebagian besar masyarakat lebih maka pada bagian ini akan dikemukakan
senang membeli produk bajakan dari pada beberapa kesimpulan dan saran.
produk yang asli, karena disamping harganya 1. Beberapa faktor yang menyebabkan
yang lebih murah dari produk yang asli timbulnya peredaran VCD bajakan adalah,
kualitas VCD bajakan pun tidak jauh berbeda Faktor Budaya, Faktor Ekonomi, Faktor
dari yang asli. Teknologi, Faktor Penegak Hukum, Faktor
Di samping itu, khususnya bagi para Pendidikan, Faktor Pengangguran, Faktor
penyedia data software untuk aplikasi Lingkungan.
heandphone, mereka lebih cenderung memilih 2. Perlindungan Hukum Terhadap karya cipta
alternatife untuk membeli produk bajakan seseorang sudah selayaknya mendapat
karena antara produk asli maupun bajakan perhatian Serius dari para aparat penegak
hasilnya sama saja bila data lagu-lagu dalam hukum khususnya pihak kepolisian, dimana
vcd bajakan tadi telah dimasukkan dalam dapat diketahui Bahwa perlindungan
computer. Pihak caunter heandphone akan terhadap para pemegang hak cipta
mendapat sedikit keuntungan apabila mereka mengenai peredaran VCD bajakan Belum
membeli produk vcd asli untuk dijadikan dilakukan secara maksimal oleh aparat
sebagai bahan aplikasi heandphone nya. penegak hukum, khususnya aparat
Maka benar adanya anggapan bahwa Kepolisian.
peredaran VCD bajakan merupakan hal yang 3. Faktor-faktor penghambat penegakkan
dianggap biasa oleh sebagian masyarakat, hukum terhadap pelanggaran hukum di
karena masyarat yang ingin mendengarkan bidang hak Cipta khususnya terhadap
lagu ataupun menonton film melalui VCD, peredaran vcd bajakan, setidak-nya ada tiga
akan tetapi mereka tidak mampu membeli faktor yang patut mendapat perhatian, yaitu
VCD yang asli maka mereka mencari jalan sebagai berikut :
altenatife lain yaitu membeli VCD bajakan 1. Faktor Undang-undang
yang harganya relative jauh lebih murah. 2. Faktor Penegak Hukum, dan
Bertolak dari kondisi diatas maka 3. Faktor Masyarakat dan Budaya.
memberantas peredaran VCD bajakan
tersebut, haruslah memerlukan penanganan
yang serius, terprogram, dan countinue.
Artinya, aparat kepolisian yang ditugasi untuk
memberantas kejahatan tersebut haruslah
memiliki keseriusan dalam memberantasnya,
yakni dengan segala upaya dan kewenangan
yang di miliki untuk memberantas kasus VCD
bajakan, terarah dan berlanjut sampai
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
E.Utrecht, Hukum Pidana I, Pradnya Paramita, Bandung, 1982.
G.W. Bawengan, Pengantar Psycologi Kriminal, Pradnya Paramita, Bandung, 1977.
Kartini Kartono, Patologis Social Jilid I, CV. Rajawali, Jakarta, 1983.
Moeljatno, Azas-azas Hukum Pidana, Bina Aksara Jakarta, 1987.
Widyono Pramono, Tindak Pidana Hak Cipta, “Analisi dan Penyelesaiannya”, Sinar
Grafika, Jakarta 1992.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 85).
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang kepolisian Negara republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor2, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4168).
C. Internet
http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=14&mnorutisi=9, diakses pada
tanggal 19 Desember 2010.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014
BIODATA
BIODATA
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 2, Tahun 2014