5. Judul Materi : High Order Thinking Skill (HOTS) IPA di SD
6. Pertemuan : Ke-5
7. Kelas : PGSD E’21
8. Dosen Pengampu : Fahrur Rozi, S.Pd., M.Pd.
SESI TANYA JAWAB:
1. PENANYA Ke-1 : Ivo Ardila
PERTANYAAN : Dijelaskan sebelumnya bahwasannya HOTS merujuk pada kemampuan berpikir tingkat tinggi yang kompleks. Jadi pertanyaan saya, "Bagaimana penerapan pembelajaran HOTS pada siswa kelas rendah di SD pada pelajaran IPA tematik terpadu? Dan seperti apa perbedaan penerapan pengembangan pembelajaran HOTS pada kelas rendah dengan penerapan pengembangan pembelajaran HOTS pada kelas tinggi di sekolah dasar?" PENJAWAB : Fitri Annisa JAWABAN : Berdasarkan jurnal pendidikan Tambusai yang berjudul Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis HOTS di Sekolah Dasar Upaya Menciptakan Pembelajaran HOTS pada Pembelajaran Tematik. Dimulai dari materi pembelajaran yang membangun berpikir tingkat rendah menuju tingkat tinggi, menghadapkan siswa dengan menghubungkan satu konsep rancangan lainnya, dan memilih model pembelajaran yang dapat membangung berpikir kritis siswa. Selain itu, metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar dengan berbagai macam metode yang menjadikan siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa tidak mudah jenuh/ bosan dalam belajar. Penerapan itu dapat disesuaikan dengan metode dan strategi serta pendekatan yang menarik bagi siswa dan disesuaikan dengan materi pembelajaran nya, seperti pendekatan saintifik ataupun pendekatan lingkungan dimana siswa kelas rendah bisa mengamati benda hidup dan benda tak hidup dilingkungan sekitar. Siswa sangat senang apabila melakukan kegiatan yang berhubungan dengan afektif dan psikomotorik, karena pada hakikatnya karakter anak usia sekolah dasar adalah senang belajar sambil bermain. Perbedaan nya dapat kita lihat melalui pengembangan penerapan pembelajaran dengan metode atau pengajaran yang berbeda misalnya dalam kelas rendah pengajaran atau pembelajaran itu kita laksanakan secara lebih sederhana dengan pertanyaan yang levelnya masih rendah sedangkan pada kelas tinggi kita dapat memberikan pengajaran yang menggunakan metode penyelesaian yang lebih kompleks serta mengembangkan pertanyaan dengan level yang lebih tinggi pada siswa, sehingga siswa tersebut bisa berpikir kritis dan mencari solusi dalam penyelesaian masalah yang diberikan.
PENAMBAH JAWABAN : Iswatun Hasanah
JAWABAN : - Bagaimana penerapan pembelajaran HOTS pada siswa kelas rendah di SD pada pelajaran IPA tematik terpadu? Penerapannya disesuaikan dengan KD nya, yang mana KD ini seperti yang kita ketahui memiliki karakteristik kata kerja operasional dan materi. Mengingat IPA dikelas rendah masih terpadu dengan mata pelajaran lain, maka pengembangan HOTS ini pun dipadukan dengan mata pelajaran lain pula. Misalnya, di kelas 1, tema 1 Diriku, Sub tema 2 Tubuhku. Disana guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu "Dua Mata Saya" sambal menunjukkan bagian-bagian tubuh yang sedang dinyanyikan. Lalu, guru memberikan stimulus berupa gambar tubuh manusia yang namanya diacak, nah disini guru meminta siswa untuk mengamati gambar tersebut lalu menganalisis apakah nama bagian-bagian tubuh tersebut sudah benar atau belum, Nah setelah siswa menjawab ada yang salah, maka guru meminta siswa untuk mengevaluasi dan membenarkan nama bagian tubuh tadi ke tempat gambar semestinya. - Apa perbedaan penerapan pengembangan pembelajaran HOTS pada kelas rendah dengan penerapan pengembangan pembelajaran HOTS pada kelas tinggi di sekolah dasar yaitu pada indikator soalnya yang mana menggambarkan kompetensi yang diuji sesuai dengan level kognitif dan materi, jika kelas rendah level kognitif dan materinya masih terpadu, sedangkan dikelas tinggi level kognitif dan materinya lebih tinggi. 2. PENANYA Ke-2 : Tri Wulandari PERTANYAAN : Saat ini masih banyak guru yang tidak mengetahui tentang konsep dari hots, padahal seharusnya guru harus tahu terlebih dahulu tentang hots dan cara membuat soal-soal HOTS. Ketika guru sudah menguasainya, barulah giliran para siswa yang mempelajarinya. Pertanyaan saya adalah menurut kelompok penyaji apa yang harus kita lakukan sebagai calon pendidik untuk mengatasi masalah seperti ini?
PENJAWAB : Fadhlan Zainuddin Hasibuan
JAWABAN : Menurut kami yang harus dilakukan guru untuk mengetahui konsep dari hots ialah dengan meningkatkan pemahaman atau pengetahuan tentang hots terlebih dahulu, seperti dengan mempersiapkan latihan soal-soal hots untuk literasi dan numerasi bagi para guru. Selain itu Guru juga harus memanajemen waktu dengan baik. Guru harus lebih intens berdiskusi dengan rekan sejawat mengenai penyusunan soal HOTS. Memotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan diri guru. Sekolah jg perlu mengadakan workshop atau pelatihan mengenai pembuatan soal HOTS maupun terkait penulisan soal. Memberi pendampingan ke sekolah oleh dinas yang terkait. Dengan begitu menurut kami guru akan dapat memahami dan mengetahui tentang konsep hots dan dapat mengimplementasikannyn kepada siswanya.
PENAMBAH JAWABAN : Hottua Diningrat Naibaho
JAWABAN : Sebagai calon pendidik kita bisa menguatkan konsep hots sejak mahasiswa. Karena untuk menerapkannya dengan tepat dan berguna seorang guru perlu banyak latihan dan penerapan. Sebab Mendidik siswa dengan HOTS berarti menjadikan mereka mampu berpikir. Siswa dikatakan mampu berpikir jika dapat mengaplikasikan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan yang dimiliki dalam konteks situasi yang baru. Yang mana Tujuan pembelajaran hots salah ,satunya adalah menjadikan siswa mampu mengungkapkan argumentasi, melakukan refleksi, dan membuat keputusan yang tepat. Saya menganjurkan hal-hal yang bisa lakukan oleh calon pendidik yakni; 1. Baca buku 2. Belajar dari rekan sejawat guru atau senior. 3. Mengikuti seminar-seminar yang membahas hots baik konsep maupun menerapkan hots dalam pembelajaran.
3. PENANYA Ke-3 : Ibnatun Salis
PERTANYAAN : Pada pemaparan pemakalah bahwa karakteristik soal HOTS itu "Menggunakan bentuk soal beragam". Pertanyaan saya Bagaimana pengembangan soal HOTS IPA SD dengan Kearifan Lokal Sumatera Utara? Dan disertai contoh soalnya!.
PENJAWAB : Vici Claunadya Sinaga
JAWABAN : Pengembangan soal hots berbasis kearifan lokal Sumut 1. Menghasilkan seperangkat soal IPA yang mampu untuk menstimulus siswa dengan konteks budaya lokal Sumut. 2. Menghasilkan seperangkat soal IPA yang mengajak siswa untuk atau mengasah keterampilan siswa dalam menganalisis,yg dimana soal tetap harus dalam konteks budaya lokal Sumut 3. Menghasilkan seperangkat soal IPA dengan konteks budaya lokal yang mampu mengajak siswa untuk menciptakan hal baru dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Contoh : Dalam masyarakat Batak Toba ada makanan khas dengan nama ikan naniura. Dalam proses pembuatan ikan ini tidak dibutuhkan api untuk membuat ikan matang. Hanya dibutuhkan bumbu bumbuan dan juga asam yang banyak. Kemudia dibungkus kurang lebih satu hari. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
PENAMBAH JAWABAN : Iswatun Hasanah
JAWABAN : Dalam membuat soal HOTS apalagi berkearifan lokal Sumatera Utara maka kita lihat apa kebudayaan yang ada di daerah Sumatra Utara, contohnya yang menjadi kearifan sumatera Utara yakni danau Toba. Nah, disini kita bisa menyajikan gambar danau Toba sebagai stimulasi persoalannya. Seperti pada materi siklus air yang ada pada kelas 5, kita bisa membuat soal dengan stimulasi gambar di mana ada danau ada lembah ada matahari awan pepohonan dan lain sebagainya yang menggambarkan danau Toba itu yang mana ada petunjuk lainnya seperti evaporasi infiltrasi dan lain sebagainya sebagai tanda bahwasanya itu adalah siklus air. Apakah di sini siswa diminta untuk menganalisis gambar tersebut, apa yang sedang terjadi pada proses tersebut.
4. PENANYA Ke-4 : Vidy Vici Gultom
PERTANYAAN : Sebelumnya dikatakan bahwa salah satu ciri atau karakteristik dari pembelajaran HOTS (Berpikir tingkat tinggi) cenderung rumit atau kompleks. Jadi pertanyaan saya: mengapa dikatakan demikian dan bagaimana contohnya? Tolong jelaskan Terimakasih
PENJAWAB : Indri Yohana Sirait
JAWABAN : Seperti yang kita ketahui Hots itu merupakan kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis. Dan mengapa hots cenderung rumit? Hal ini dikarenakan soal HOTS memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, pemahaman yang dimiliki oleh siswa harus tinggi karena membutuhkan analisis yang mendalam untuk memahami stimulus yang diberikan oleh guru. Contohnya, seperti bagaimana cara setiap siswa memperoleh dan memproses informasi serta gagasan; menganalisis sekaligus mengevaluasi proses penalaran yang terjadi dalam pikiran; merefleksikan pemikiran dan proses berpikir itu sendiri; serta mengambil keputusan sebagai hasil dari proses berpikir.
PENAMBAH JAWABAN 1 : Fenti Ester Magdalena Hutapea
JAWABAN : Sering kali HOTS dikatakan rumit atau kompleks namun, Soal-soal HOTS (Higher Order of Thinking Skill) bukan berarti soal yang sulit, redaksinya panjang dan berbelit-belit sehingga banyak membuang banyak waktu membacanya dan sekaligus memusingkan siswa, tetapi soal tersebut disusun secara proporsional dan sistematis untuk mengukur Indikator Ketercapaian Kompetensi (IKK) secara efektif serta memiliki kedalaman materi sehingga siswa pun terangsang untuk menjawab pertanyaan dengan baik. Soal HOTS, belum tentu soal yang sulit. Asalkan di dalam soal tersebut menunjukkan domain proses kognitif yang termasuk dalam domain analisis,evaluasi, dan mencipta, sebagai salah satu acuan dalam menyusun soal-soal HOTS. HOTS (Higher Order of Thinking Skill) menunjukkan pemahaman terhadap informasi dan bernalar (reasoning) bukan hanya sekedar mengingat informasi. Guru tidak hanya menguji ingatan, sehingga kadang-kadang perlu untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dan siswa menunjukkan pemahaman terhadap gagasan, informasi dan memanipulasi atau menggunakan informasi tersebut. Teknik kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif.
PENAMBAH JAWABAN 2 : Herlin Aryani Sibarani
JAWABAN : Menurut saya mengapa dikatakan salah satu karakteristik HOTS yakni berpikir tingkat tinggi cenderung rumit atau kompleks dikarenakan Berpikir tingkat tinggi melibatkan penilaian dan interpretasi yang bervariasi. Berpikir tingkat tinggi sendiri meliputi kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, berpikir kreatif, kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan. Tidak terlepas dari kreativitas, adapun kreativitas dalam HOTS terkhusus menyelesaikan permasalahan, antara lain kemampuan menyelesaikan permasalahan asing, kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan point of view berbeda, dan menemukan diferensiasi model-model penyelesaian baru dengan cara-cara yang pernah dilakukan.