Anda di halaman 1dari 5

Cerita Kondisi Implementasi Kurikulum Merdeka

NAMA SATPEND UPT SMP NEGERI 4 BARANTI


KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Topik Gambaran Implementasi


Penyusunan KOSP di sekolah kami telah dilakukan,akan tetapi masih dalam tahap sederhana dengan tetap
memperhatikan keadaan sekolah serta lingkungannya.Tahapan penyusunan KOSP sesuai sesuai pedoman yang
ada dengan melakukan analisis karakteristik sekolah dan merumuskan visi dan misi sekolah.
Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan (KOSP)

Asesmen awal dilakukan sebagai langkah awal yang di laksanakan pada UPT SMP Negeri 4 Baranti dalam
memberikan gambaran terkait tentang langkah- langkah dalam megerjakan soal Asesmen Nasional Berstandar
Komputer (ANBK), Sehingga guru bisa mengetahui pemetaan kebutuhan belajar murid dan kesiapan belajar murid
sebagai dasar dalam pemberian perlakuan pembelajaran pada murid. Bentuk asesmen awal dilakukan di awal
Pelaksanaan Asesmen Awal tahun ajaran dan diawal pencapai tujuan pembelajaran (TP) baru.

Pada UPT SMP Negeri 4 Baranti jenjang kelas yang menerapkan kurikulum merdeka adalah kelas 7 dan pada kelas
8 dan 9 masih di tahap pengguanaan Kurikulum K-13, terkait penggunaan CP ATP masing - masing kelas tersebut
Penggunaan CP dan ATP masih dalam tahap mendalami CP dan ATP

Pelaksanaan Asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta
mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Sesuai dengan tujuannya, Pelaksanaan Asesmen formatif biasa
dilakukan di awal dan di sepanjang proses pembelajaran sedangkan untuk pelaksanaan Asesmen sumatif UPT
SMP Negeri 4 Baranti bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau Capaian Pembelajaran
(CP) murid, sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian
Pelaksanaan Asesmen Pembelajaran (formatif pencapaian hasil belajar murid dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria
dan sumatif) ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pembelajaran berdiferensiasi yang di lakukan pada UPT SMP Negeri 4 Baranti dengan melakukan pendekatan
teknik instruksional atau pembelajaran di mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk
memenuhi kebutuhan individual setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebutuhan tersebut dapat
Pembelajaran Terdiferensiasi berupa pengetahuan yang ada, gaya belajar, minat, dan pemahaman terhadap mata pelajar

Penyusunan Modul Ajar yang dirancang secara sistematis dan menarik. Modul ajar merupakan implementasi dan
pedoman dari Alur Tujuan Pembelajaran yang dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar
Pancasila sebagai sasaran. Penyusunan Modul Ajar untuk 1 tingkatan kelas yakni kelas 7 telah disusun oleh
masing-masing guru kelas dengan mengacu pada CP, ATP serta rambu-rambu penyusunan Modul Ajar.
Penyusunan Modul Ajar

Pelaksanaan P5 sudah dilaksanakan oleh kelas 7 dengan Tema Penghijauan dengan Berkebun yang mengacu pada
hasil observasi potensi lahan yang masih kosong pada lahan di sekolah dengan tujuan menumbuhkan rasa
kemandirian dan sikap gotong royong
Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
eka

Miskonsepsi
Kurikulum merdeka masih mejadi hal yang baru yang di dapatkan oleh sekolah, sehingga
perlu penyesuain awal dari apa yang telah di dapatkan oleh Kurikulum K-13, Padahal
kurikulum merdeka sifatnya fleksibel sehingga bisa dioperasionalkan menjadi kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan di sekolah manapun.

Pelaksanaan Asesmen Awal dilakukan sekali dalam satu tahun ajaran dengan sasaran
peserta didik kelas 8

Pemahaman terhadap Capaian Pembelajaran dan Acuan Tujuan Pembelajaran masih Pada
tahap penyesuain terhadap Kompetensi Kemampuan Peserta didik yang di aktualisasikan
oleh para Guru

kurangnya majenemen Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif yang tidak
terstruktur dengan baik sehingga pelaksanan dari kedua nya tidak berjalan dengan
maksimal
Pelaksanaan pembelajaran masih belum maksimal dikarenakan komptensi yang di miliki
oleh Peserta didik bebeda - beda.

Masih ada guru dalam menyusun modul ajar tidak berdasarkan kebutuhan peserta didik
dan berpihak kepada murid namun masih tetap mengacu pada keinginan guru sendiri.

Materi untuk P5 perlu pengembangan dan kolaborasi/team ,tapi masi kurangnya


koordinasi yang baik, sehinnga pelaksanaan projek P5 tidak terlaksana secara maksimal,
karena masih ada asumsi bahwa guru mata pelajaran berperan penting yang sesuia
dengan tema projek p5 yang di tentukan harus mengelolanya sendiri, guru bidang studi
yang lain hanya mengikuti.
Rangkuman Informasi

1. Tantangan/Kendala

Masih banyak guru yang belum memahami penyusunan modul ajar dan pembelajaran berdifrensiasi di sekolah
Sekolah belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai dalam memfasilitasi guru dan siswa dalam pembelajaran berdiferensiasi

2. Solusi yang Dilakukan

Melakukan pendakatan personal dan edukati, melakukan pelatihan edukasi di sekolah terkait penyusunana bahan ajar dan praktek pembelajaran be
Memanfaatkan sarana yang ada (komputer dan laptop siswa)

3. Dukungan yang Diharapkan

Pelatihan dengan melibatkan instruktur ahli dalam pembelajaran berdiferensiasi dan penyusunan modul ajar\
Bantuan sarana dan prasarana terutama chromebook
Ada doroangan dalam pembentukan komunitas praktisi di sekolah

Anda mungkin juga menyukai