Anda di halaman 1dari 10

PENGUJIAN BERKALA DAN SANKSI BAGI

PELANGGARAN BERDASARKAN UNDANG-


UNDANG NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG
LALULINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
Disusun untuk memenuhi tugas Hukum Pengangkutan

Dosen : Krisnhoe Kartika W, S.H., M.Hum.

Disusun Oleh :

1. Nasa Mendena Pandiangan (E1A022153)

2. Febi Sefiya Melati (E1A022155)

3. Nabiil Al Akhdhar Wirawan (E1A022157)

4. Nain Deo Novebra S (E1A022159)

5. Muhamad Haikal Irfansyah (E1A022161)

6. Joel Visi Abianto (E1A022163)


7. Fadhil Insani (E1A022165)

8. Afrian Ardhi Royyan (E1A022167)

9. Gabriella Yunita Sianipar (E1A022169)

10. Dewi Amarwati Purbaendah (E1A022175)

Fakultas Hukum

Universitas Jendral Soedirman Tahun 2023/2024

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengangkuta Darat merupakan bagian dari klasifikasi pengangkutan
yang paling umum digunakan, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam
aktivitas ekonomi (Lubis, 2018). Dalam melakukan aktifitas pengangkutan segala
unsur yang terkait dalam pengangkutan, baik penyedia jasa dan pemakai jasa
masing-masing memiliki hak dan kewajibannya agar semua bisa berjalan secara
kondusif. Implementasi pengangkutan darat seringkali masih menemui banyak
masalah sehingga kegiatan pengangkutan darat memiliki tendensi menimbukan
tragedi, sebagai contoh adalah kecelakaan lalulintas akibat jasa pengangkutan
umum (Syahriza, 2019).

2
Problematika yang hadir dalam pengangkutan darat sering kali terjadi
akibat kondisi alat transoprtasi yang tidak memadai (Tri Susdarwono, 2020).
Kewajiban penyedia jasa pengangkutan darat untuk selalu memastikan kondisi
alat transportasinya dalam keadaan baik sebetulnya sudah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 ( UU No. 22 Tahun 2009) Tentang Lalulintas dan
angkutan jalan, namun seringkali penyedia jasa angkutan darat lalai sehingga
membahayakan penguna jasanya. Oleh sebab itu perlu adanya pengertian
mengenai UU No. 22 Tahun 2009 agar penyedia jasa pengangkuatan dapat
memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang.

Selain mengatur kewajiban UU lalu lintas juga menetapkan sanksi bagi


pelanggar agar tujuan dari peraturan tersebut dapat terlaksana. Harus juga
diketahui mengenai sanksi-sanksi yang dapat dikenakan bagi para pelanggar agar
sebagai mahasiswa hukum dapat memahami sanksi yang dapat dikenakan bagi
para penyedia jasa pengangkutan yang melanggar. Sanksi-sanksi tersebut secara
spesifik tercantum dalam pasal (76) UU No. 22 Tahun 2009 mengenai Lalu lintas
dan Pengangkutan Umum

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengaturan yang ditetapkan oleh UU lalu lintas mengenai uji berkala
bagi kendaraan penyedia jasa pengangkutan umum ?
2. Apa jenis sanksi yang dapat dikenakan bagi pelanggar ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengujian berkala sebagai suatu kewajiban


Pengujian berkala merupakan suatu tindakan yang dilakukan dalam
jangka waktu berkala untuk memastikan alat transportasi dalam keadaan yang
baik (Siti & Mukhamad Faizin, 2023). Pengujian berkala merupakan suatu hal
yang penting karena kondisi alat transportasi sangat berpengaruh bagi para
pengguna jasa. Pengaturan mengenai hal tersebut tercantum dalam Bab VII UU
No. 22 Tahun 2009 tepatnya dalam pasal (53), (54) mengenai pemeriksaan dan
pengujian fisik, dan (55) mengenai pengesahan hasil uji. Ketentuan-ketentuan

4
tersebut merupakan prosedur yang wajib dilalui penyedia jasa angkutan mengenai
pengujian berkala.

Pengujian berkala dalam pasal (53) ayat (2) merupakan kegiatan


pemeriksaan dan pengujian fisik kendaraan bermotor serta pengesahan hasil uji.
Dalam implementasinya pemeriksaan dan pengujian fisik tidak dapat dilakukan
sembarangan hal tersebut tercantum dalam ayat (3) pasal tersebut yang dimana
pengujian dilaksanakan oleh unit pelaksanaan pengujian pemerintah, unit
pelaksanaan agen tunggal pemegang merek yang mendapatkan izin dari
pemerintah, atau unit pelaksaan pengujian swasta yang mendaptkan izin dari
pemerintah. Pengujian berkala harus dilakukan berdasartkan kententuan dalam
pasal (53) agar pengguna jasa mendapat kepastian oleh pemerintah bahwa
penyedia jasa menggunakan alat transportasi yang aman (Kesuma, 2019).

Adapun jenis-jenis pengujian yang harus dikatahui dan dilaksanakan oleh


penyedia jasa tercantum dalam pasal (54) ayat (2) samapai (7) yang berisi
pengujian terhadap persyaratan teknis dan pengujian terhadap persyaratan laik
jalan. Selain itu setelah diadakan pengujian maka hasil dari pengujian tersebut
akan melalui pengesahan hasil uji sebagaimana dimaksud dalam pasal (53)
Undang-Undang tersebut. Dalam pasal (55) dijelaskan bahwa pengesahan hasil uji
diberikan oleh petugas yang memliki kompetensi yang ditetapkan menteri yang
bertanggung jawab atas usul gubernur untuk pengujian yang dilakukan oleh unit
pelaksaan pengujian pemerintah kabupaten/kota dan petugas swasta yang
memiliki kompetensi yang ditetapkan oleh menteri yang bertanggung jawab untuk
pengujian yang dilakukan oleh unit pelaksan pengujian agen tunggal pemegang
merek serta unit pengujian swasta.

Sebagai suatu kewajiban seringkali penyedia jasa pengangkutan lalai


dalam melaksankan kewajibannya sehinggan pengujian kelayakan sering kali
tidak dilaksakan padahal hal tersebut merupakan suatu tindakan yang sentral
dalam menjamin keamanan pengguna jasa (Wahyu Ningrum et al., 2019). Perlu
adanya peningkatan pengawasan dan penegakan dalam kewajiban penyedia jasa,
karena hal terbut sangat berpengaruh besar bagi kemanaan dan dapat menekan

5
tingkat kecelakaan lalu lintas akibat alat transportasi yang tidak sesuai standart
dan kelayakan agar dapat digunakan (Sugianto et al., 2013). Hal tersebut walau
menjadi kewajiban pemerintah namun tidak lepas dari keharusan masyarakat
harus turut andil dalam pengawasan demi keamanan dan kepentingan bersama.

B. Klasifikasi dan Jenis Sanksi bagi pelanggar


Sanksi mengenai pelanggaran bagi ketentuan pasal (53), (54), dan (55)
UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Pengangkutan Umum diatur
dalam pasal (76) ayat (1) UU tersebut. Klasifikasi sanksi yang dikenakan bagi
penyedia jasa berupa sanksi administratif, ini disebabkan bahwa pengujian berkala
dan pemberian izin merupakan hubungan antara pemerintah dan warga negaranya
(Yonnawati, 2022).

Menegani jenis-jenis sanksi yang dapat dikenakan bagi pelanggar juga diatur
dalam pasal yang sama dalam undang-undang tersebut, jenis sanksinya antara lain
:

a. Peringatan tertulis ;
b. Pembayaran denda ;
c. Pembekuan izin ;
d. Pencabutan izin.

Sanksi peringatan tertulis merupakan sanksi paling ringan yang dikenakan


bagi penyedia jasa pengangkutan yang melanggar ketentuan mengenai pengujian
berkala, sanksi tertulis tidak menyebabkan dampa besar seperti penutupan usaha,
maupun pencabutan izin. Sanksi pembayaran denda merupakan sanksi setingkat
lebih berat dari sanksi tertulis, sanksi ini mengahruskan pelanggar membayar
sejumlah uang sebagai denda kepada negara. Sanksi pembekuan izin merupakan
sanksi dimanan penyelenggara jasa diberhentikan sementara izinnya smapai
dengan dipenuhinya sejumlah syarat agar izin usaha dari penyelenggara jasa dapat

6
diterima kembali. Yang terakhir merupakan sanksi pencabutan izin, sanksi ini
merupakan sanksi terberat dalam klasifikasi sanksi administrasi dimana pemegang
izin dicabut isinya sehingga penyedia jasa tidak dapat lagi mengoprasikan
usahanya karena dianggap tidak diizinkan oleh negara. Sanksi-sanksi tersebut
dikenakan bagi pelanggar berdasarkan asas-asas dan ketentuan-ketentuan dalam
Hukum Administrasi Negara.

BAB III

KESIMPULAN
Pengujian berkala atau uji berkala adalah kegiatan yang wajib dilakukan untuk
mobil penumpang umum, bus, barang, kereta gandengan dan kereta tempelan
yang dioperasikan di jalan. Pengawasan uji berkala dilakukan oleh pemerintah
terkhusus kementerian perhubungan yang pengaturannya terdapat dalam Undang-
Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pengujian
berkala UU lalu lintas merujuk pada proses pemeriksaan rutin yang dilakukan
pada kendaraan bermotor untuk memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan
lalu lintas dan standar keselamatan jalan.

Penyedia jasa pengangkutan mempunyai kewajiban untuk melakukan pengujian


berkala terhadap alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut penumpang
demi menjamin kelayakan serta keamanan transportasi yang digunakan. Penting
untuk menjalani pengujian berkala untuk menjaga keselamatan di jalan dan
mematuhi hukum lalu lintas setempat. Pelanggaran terhadap UU lalu lintas atau
gagal dalam pengujian berkala dapat mengakibatkan sanksi hukum atau
penghentian kendaraan.

7
Tidak semua penyedia jasa sadar akan pentingnya pengujian berkala sehingga
masih ada pihak penyedia jasa pengangkutan yang tidak melakukan
kewajibannya. Sebagai bentuk perlindungan terhadap pengguna jasa transportasi
maka diberlakukan sanksi bagi setiap pelanggar. Pelanggaran pada pasal 53, 54,
dan 55 UU Nomor 22 tahun 2006 akan dikenai sanksi berupa Peringatan tertulis,
Pembayaran denda, Pembekuan izin, Pencabutan izin.

8
Daftar Pustaka
Kesuma, I. K. T. D. (2019). Inovasi Pengujian Kendaraan Sistem Drive Thru
Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Praktik Percaloan. Jurnal Hukum
Saraswati.

Lubis, M. (2018). Hukum Pengangkutan Darat Dalam Perspektif Politik Hukum.


Jurnal Hukum Kaidah.

Siti, S., & Mukhamad Faizin. (2023). Evaluasi Pelaksanaan Pengujian Berkala
Kendaraan Bermotor Menggunakan Metode Topsis di Unit Pengelola
Pengujian Kendaraan Bermotor Pulogadung DKI Jakarta. LOGISTIK.
https://doi.org/10.21009/logistik.v16i01.34180

Sugianto, A. H., Rochmah, S., & Adiono, R. (2013). Evaluasi Kinerja Pelayanan
Dinas Perhubungan Dalam Bidang Transportasi Umum Perkotaan. Jurnal
Administrasi Publik (JAP).

Syahriza, M. (2019). KECELAKAAN LALULINTAS : PERLUKAH


MENDAPATKAN PERHATIAN KHUSUS? AVERROUS: Jurnal Kedokteran
Dan Kesehatan Malikussaleh. https://doi.org/10.29103/averrous.v5i2.2083

Tri Susdarwono, E. (2020). Pembangunan Pengangkutan Multimoda Sebagai


Penunjang Kemandirian Industri Pertahanan Indonesia: Akselerasi
Pembangunan Industri Pertahanan. Kajen: Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pembangunan. https://doi.org/10.54687/jurnalkajenv04i01.1

Wahyu Ningrum, S., Muchsin, S., & Pindahanto Widodo, R. (2019). EVALUASI
KINERJA PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN DALAM BIDANG
TRANSPORTASI UMUM PERKOTAAN (Studi Pada Dinas Perhubungan
Kota Malang Provinsi Jawa Timur). Jurnal Respon Publik.

Yonnawati, Y. (2022). PENEGAKAN HUKUM SANKSI ADMINISTRASI


TERHADAP PELANGGARAN PERIZINAN. Jurnal Hukum Malahayati.

9
https://doi.org/10.33024/jhm.v3i1.7132

10

Anda mungkin juga menyukai