1
BAB II
STATUS PASIEN
2
3
Kesan :
2.6 Prognosis
- Quo ad vitam : dubia
- Quo ad functionam : dubia
- Quo ad sanationam : dubiaa
2.7 Tatalaksana
Non-Farmakologi :
- IVFD RL gtt 20 tpm
- Observasi KU, TTV dan perdarahan
- Rencana histerektomi total dan salphingo oophorectomi bilateral
(19/09/2023)
Farmakologi
- Ceftriaxone 2 gram 1 jam pre op
Pasien saat ini didiagnosa dengan perdarahan uterus abnormal karena dari
hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda serta gejala yang
sesuai dengan perdarahan uterus abnormal. Perdarahan uterus abnormal adalah
diagnosis eksklusi. Riwayat menstruasi dan pemeriksaan fisik digunakan sebagai
evaluasi pertama. Tes laboratorium, pencitraan dan pemeriksaan histologis dapat
digunakan sebagai penunjang selanjutnya.
Dari hasil anamnesis diketahui keluhan utama pasien saat datang yakni
pendarahan pervaginam dalam jumlah banyak yang merupakan salah alasan
pasien datang dengan perdarahan uterus abnormal. Riwayat menstruasi pasien
sebelumnya adalah tidak teratur dan perdarahannya normal, tidak ada riwayat
penggunaan obat antikoagulan atau hormonal, maupun penggunaan KB.
Berdasarkan hasil anamnesa tersebut, klasifikasi COIEN dapat dieksklusi.
Kemudian dari pemeriksaan fisik pada palpasi fundus uteri teraba 1 jari
diatas umbilikus dan teraba massa padat terfiksir di regio suprapubik ukuran
20x15x10 cm . Adanya kecurigaan massa pada abdomen mengarahkan diagnosis
9
10
Leiomioma adalah neoplasma jinak otot polos yang biasanya berasal dari
miometrium. Leiomioma sering disebut sebagai mioma uteri, dan karena
kandungan kolagennya yang menyebabkan konsistensinya menjadi fibrous,
leiomioma sering keliru disebut sebagai fibroid. Insiden di kalangan perempuan
umumnya antara 20 hingga 25 persen, tapi telah terbukti setinggi 70 sampai 80
persen dalam studi menggunakan histologis atau pemeriksaan sonografi. Selain
itu, insiden bervariasi tergantung pada usia dan ras.
1) Primer yaitu ada atau tidaknya satu atau lebih mioma uteri
12
DAFTAR PUSTAKA
13