2882-Article Text-12769-1-10-20230213
2882-Article Text-12769-1-10-20230213
Email : sitirahma.amalia16@mhs.uinjkt.ac.id
nazriahnurunajwa18@gmail.com
ABSTRAK
This study describes the efforts of Islamic religious education teachers in preventing
radicalism in the Jam'iyyah Islamiyyah Islamic boarding school, Tangerang City. This is
about the strategies or efforts of Islamic religious education teachers in preventing
radicalism in the Jam'iyyah Islamiyyah Islamic boarding school, Tangerang City. In addition,
what are the supporting factors for the efforts of the Jam'iyyah Islamic boarding school in
preventing radicalism from the environment, learning and so on. This study used a
qualitative approach with a descriptive method in which data were obtained from the field
and books related to this discussion.
tidak bisa ditafsirkan dengan mudah dan menyatakannya secara eksplisit. Apabila
masyarakat harus menerapkan hal tersebut. ada pemahaman di luar pembahasan al-
Apabila masyarakat tidak sejalan dengan al- Qur’an dan tidak dimunculkan al-Qur’an
Qur’an hadis yang mutlak, maka ia dianggap bid’ah. Selain itu, orang-orang
melakukan dosa besar dan dapat menjadi radikalisme menggunakan hanya dua
penghalang jihad. Jihad sebagai salah satu hukum halal dan haram, tidak ada baginya
kewajiban dalam melindung ayat-ayat al- hukum sunnah, mubah, dan makruh, karena
Qur’an yang suci setelah penafsiran terjadi menggangap banyaknya hukum dalam
dimana-mana. Dan jika jihad tidak Islam akan melemahkan al-Qur’an yang
dilaksanakan akan memperoleh dosa sudah bersifat objektif. Orang-orang
melebihi besarnya dosa bila tidak radikalisme tidak mempunyai maksud
melaksanaakan shalat, puasa dan zakat. untuk mengembalikan Islam sebagai
Maka orang-orang yang tidak tunduk wajib pegangan hidup bagi masyarakat maupun
diperangi sebagaimana dalam surah al- individu.
Baqarah ayat 190, yang berbunyi Sehingga orang-orang radikalisme
ۚ ين يُ قَ اتِلُونَكُ مْ َو ََل تَ عْ تَ دُ وا ِ ِ ِ ِ
َ َو قَ ات لُوا ِِف سَ ب ي ِل ا هَّلل الهذ akan membentuk dirinya bersikap
ِ ُ و اقْ ت لُوه م ح ي. ب ا لْم ع ت دِ ين ِ intoleransi atau tidak menghargai pendapat
ْث ثَق فْ تُمُ وهُ م ْ َ ْ ُ ُ َ َ َ ْ ُ ُّ إِ نه ا هَّللَ ََل ُُي
dan keyakinan orang lain, sikap fanatic yang
ۚ أَخ َرجُ وكُ مْ ۚ َو ا لْفِ تْ نَ ةُ أَشَ دُّ مِ َن ا لْ قَ تْ ِل
ْ ث ُ ْأَخ رِجُ وهُ مْ مِ ْن َح ي ْ َو menganggap dirinya selalu benar dan yang
ِ ِ ِ ِ ِ
ْس ج د ا ْْلَ َرا م َح هَّتٰ يُ قَ ات لُوكُ مْ ف يه ۖ فَ إ ن ِ ِ ِ ِ
ْ ْم
َ َو ََل تُ قَ ات لُوهُ مْ ع نْ دَ ا ل salah, membela pendapat dirinya dan
ِ ِ ٰ
َ ِك َج َزاءُ ا لْ كَ ا ف ر
ين َ قَ اتَ لُوكُ مْ فَ اقْ تُ لُوهُ مْ ۗ َك ذَ ل kelompoknya, melakukan kekerasan apabila
“Dan perangilah di jalan Allah orang- orang lain tidak setuju dengan pendapatnya,
orang yang memerangi kamu, tetapi dan dalam tindakannya menggunakan
jangalah kamu melampaui batas, karena kekerasan untuk mencapai suatu tujuan.
Allah tidak menyukai orang-orang yang Dampak paling nyata dari kejadian
melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di radikalisme adalah terbentuknya politisasi
mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah didalam agama, dimana agama memiliki
mereka dari tempat mereka telah mengusir sifat yang sangat sensitive, paling mudah
kamu dari Makkah dan fitnah lebih besar membakar fanatisme, sehingga terbentuklah
bahayanya dari pembunuhan ….” (QS.Al- apa yang yang dinamakan kelompok Islam
Baqarah/2: 190-191) radikal. Dan pada intinya tidak toleransi,
Pemahaman radikalisme agama fanatic, membedakan diri dari orang
memiliki dasar pemikirannya, diantaranya kebanyakan dan sikap yang menggunakan
al-Qur’an dan hadis ditafsirkan dengan kekerasan bisa menjadi indicator paham
tekstual, baik yang berkaitan dengan pemikiran radikal.4
hubungan sosial, ekonomi, ajaran agama, Dengan demikian, doktrin radikalisme
dan hukuman kejahatan, dianggap sebagai sebagai ajaran yang didirikan oleh seseorang
suatu yang biasa terjadi di zaman atau sekelompok orang bersifat tetap dan
Rasulullah Saw.3 Orang-orang radikalisme tidak bisa diubah yang mendirikan suatu
menganggap penafsiran kontekstual tidak agama atau organisasi-organisasi lain yang
dibutuhkan selama al-Qur’an telah
4
Rif’at Husnul Ma’afi dan Muttaqin, “Komsep
3
Abdul Wahid, Kejahatan Terorisme, (Jakarta: Jihad dalam Perspektif Islam”, Jurnal Kalimah, vol.
Refika Raditama, 2004), h. 22 11, no 1, (2013), h. 138
12
Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren,
(Jakarta: Gema Insani Presss), h. 50