Perjalanan saya menuju Semarang dan dilanjutkan kembali dengan berpindah bus
untuk menuju Wonosobo. Perjalanan yang memakan waktu hingga berjam-jam tersebut
mengembalikan saya terhadap hal-hal yang membosankan. Dari kerasnya kehidupan di
terminal, hingga macetnya perjalanan. Namun ada hal yang menarik dari monotonnya
perjalanan saya, yaitu para pengamen yang menyanyikan lagu ciptaan hasil karya mereka
sendiri yang menurut saya kreatif dan inovatif. Sepanjang bus berhenti, ada saja pengamen
dan pedagang asongan yang memasuki bus, menemani perjalanan berliku yang memacu
adrenalin.
Sampailah saya di terminal Wonosobo, diikuti oleh hawa dingin yang menembus
badan. Kemudian saya melanjutkan perjalanan dengan naik mikrobus jurusan Dieng menuju
basecamp Patak Banteng sekitar 30 menit dari terminal. Mikrobus itu bermuatan 16
penumpang, dengan tarif Rp.20 ribu untuk perjalanan pulang-pergi. Biasanya para pendaki
setelah adzan isya beristirahat di basecamp yang telah disediakan, kemudian melanjutkan
pendakian ketika sudah memasuki pertengahan malam untuk menjemput sunrise di puncak
gunung Prau yang diibaratkan seperti surga dunia oleh para pendaki karena pesonanya.
Pemandangan alam di dataran Dieng sungguh membuat saya terpukau. Bukit yang
hijau, pemandangan gunung-gunung sekitar yang dapat dilihat dari puncak Prau yang
ketinggiannya berkisar 2565 mdpl, seperti gunung Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu, dan
Lawu dapat dilihat dari arah timur sedangkan dari arah barat kita dapat melihat indahnya
gunung Slamet. Gunung Prau ini merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat diminati
oleh para pendaki di seluruh Indonesia, bukan karena ketinggiannya, tetapi karena keindahan
alam yang ada di sekitar pegunungan dieng.
Bukan hanya sekadar keindahan alamnya saja, keramahan warga sekitar menjadi
salah satu alasan saya untuk solo traveling kesini. Warung-warung yang murah sangat
bersahabat dengan seorang solo traveling seperti saya ini. Bahkan dengan bermodalkan Rp
450 ribu rupiah saja, saya bisa pulang dengan pengalaman yang membuat saya ingin
berjumpa kembali disini.
1. Safety Hiking dengan membawa peralatan yang wajib dibawa saat naik gunung, dari peta
gunung, sepatu, senter, peralatan medis atau obat-obatan, jaket tebal, tongkat (trekking pole),
peralatan masak, hingga sleeping bag dan tenda double layer (bagi yang ingin menginap di
puncak gunung).
2. Membawa dua alas kaki, sandal gunung dan sepatu gunung.
4. Jaga keselamatan dan jangan lupa berdoa dan beribadah demi kewajiban umat beragama
dan demi keselamatan dan perlindungan Tuhan yang Maha Esa.