net/publication/336675703
CITATIONS READS
0 17,449
1 author:
Khomsatun Khomsatun
STAIN Pamekasan
4 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Khomsatun Khomsatun on 20 October 2019.
Khomsatun
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura
Khomsatun1025@gmail.com
1
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan
Bintang, 1992), 13.
fokus terhadap ilmu pengetahuan teralihkan dengan konflik internal yang dihadapi
sehingga menyebabkan runtuhnya ilmu pengetahuan umat Islam.2
Formula yang tepat dalam hal ini adalah paham Qadariyah, paham ini
menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berbuat. Paham ini
dalam hemat penulis dapat meningkatkan motivasi umat Islam agar bangkit dari
2
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 2014), 376.
3
Ibid., 377.
4
Abuddin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2001), 139.
5
Ibid., 144.
keterpurukan. Paham ini juga menuntut manusia agar menggunakan akal yang
telah diberikan kepada manusia oleh Allah.6
Pandangan tradisional statis tidak hanya terdapat dalam teologi orang Islam.
namun, juga terdapat dalam sistem dan metode pendidikannya. Metode
pendidikan Islam cenderung tidak menarik dan tidak memberdayakan. Masalah
ini haruslah dicari solusinya. 7
6
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat (Jakarta: Rajawali Pres, 2013), 308.
7
Mujtahid, Reformulasi Pendidikan Islam (Malang: UIN Malang Pres, 2011), 35.
8
Abdul Halim, Teologi Islam: Apresiasi Terhadap Wacana dan Praksis Harun Nasution (Jakarta:
Ciputat Press, 2001), 3
Kweekschool) pada tahun 1934. MIK adalah sekolah menengah pertama swsta
milik Abdul Gaffar Jambek baru tiga tahun kemudian Harun Nasution
melanjutkan pendidikannya ke mesir.9
14
Nasution, Islam Rasional., 5.
15
Pada masa Prof.Dr. Mukti Ali menjabat sebagai Menteri Agama banyak perbaikan dan
peningkatan IAIN yang dilakukannya, karena sebagai seorang yang lama mengajar di IAIN, Mukti
Ali amat mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh IAIN, menurutnya ada tiga
kelemahan yang sering beliau pidatokan dalam berbagai pertemuan, yaitu: kekurangan dalam
sistem dan metode, kekurangan dalam mental ilmu, dan kekurangan dalam penguasaan bahasa
asing seperti bahasa Inggris dan Arab.atas dasar kelemahan itulah maka dilakukan serangkaian
perbaikan dalam bentuk pembinaan IAIN yang meliputi tujuh bidang yaitu, 1) organisasi; 2)
kurikulum; 3)Personel; 4) materil; 5) pembiyayaan; 6) penelitian; 7) kemahasiswaan. Lihat
Mulyanto Sumardi, Bunga Rampai Pemikiran Tentang Madrasah dan Pesantren (Jakarta: Pustaka
Biru, 1980), 99.
16
Harun Nasution,Teologi Islam Rasional: Apresiasi terhadap Wacana dan Praktis Harun
Nasution (Jakarta: Ciputat Press, 2005), 14-17.
Pembaharuan Islam
Pembaruan Islam dilakukan bukan karena tanpa dasar. Hal ini dilakukan
karena pemahaman terhadap teks keagamaan ulama salaf merupakan pemahaman
17
Nasution,Pembaruan dalam Islam., 13.
18
Ibid., 62-67.
19
Ibid., 6.
yang sesuai dan cenderung terhadap keadaan pada waktu itu, baik berupa situasi
sosial, budaya, dan keadaan lainya. Pemahaman ulama salaf tersebut pada
substansinya merupakan pemahaan yang sangat bagus. Namun, meskipun
demikian, pembaruan Islam atau penyesuaian pemahaman terhadap teks
keagamaan tetap diperlukan.20
20
Nasution,Pembaruan dalam Islam., 11.
21
Ris’an Rusli, Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2014), 97.
22
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, terj. Firdaus AN (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), Xi.
23
William Montgomery Watt, Fundamentalisme Islam dan Modernitas, terj. Taufik Adnan Amal
(Jakarta: Rajagrafinda Persada, 2001), 7.
dengan situasi dan kondisi, baik sosial budaya dan lain sebagainya. Pemikiran
tersebut harus dihindari terutama pemikiran animis dan tidak betendensi pada akal
dan ilmu pengetahuan.
24
.اقراء باسم ربك الذي خلق
Dalam ayat tersebut terdapat kata “ iqra’ ” yang berarti bacalah. Dalam
struktur bahasa arab. Kata iqra’ merupakan kata kerja fi’il amar dari fi’il madli
muta’addi, dengan artian kata iqra’ membutuhkan maf’ul atau objek.25 Namun,
dalam ayat tersebut tidak ada objek yang jelas yang berisi tentang ilmu apa yang
harus dipelajari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia harus mempelajari
semua ilmu. Ayat tersebut juga menolak pemahaman bahwa ada dikotomi
terhadap ilmu pengetahuan yang harus dipelajari oleh manusia.
24
Al-Qur’an, al-‘Alaq (96): 1.
25
Ahmad Zaini Dahlan, Syarh Mukhtashor Jiddan (t.tp.: t.p., t.t.), 21.
diperparah dengan doktrin dan anggapan bahwa semua itu merupakan takdir Allah
SWT. yang tidak bisa ditolak oleh manusia.26
Ide pembaharuan Islam yang sampaikan oleh Harun Nasution diambil dari
dua tokoh, yaitu Muhammad Abduh dan Ahmad Khan. Dalam pandangannya
bahwa pembaharuan Islam dilakukan dengan cara menghilangkan bid’ah yang
terdapat dalam ajaran Islam, kembali kepada ajaran agama Islam yang
sebenarnya, pintu ijtihad kembali dibuka, tidak ada dualisme pendidikan, dan
menghilangkan paham taqlid.28
26
Musthofa al-Ghalayaini, Idzotun al-Nasyiin (Surabaya: al-Hidayah, t.t), 6.
27
Nasution, Pembaharuan dalam Islam., 11.
28
Ibid., 62-67.
29
Ibid., 67.
30
Ibid., 67.
Harun Nasution juga berpendapat bahwa akal sangat penting dalam
beragama Islam. Hal tersebut berdasarkan kepada pola pemikiran Harun Nasution
yang berkiblat kepada pemikiran Mu’tazilah dengan paham Qadariyah.
Menurutnya peran akal sangat berperan dalam kehidupan.31 Allah berfirman:
32
.كذلك يبين الله لكم أيته لعلكم تعقلون
Artinya: “Juga Allah jelaskan kepada kalian ayatnya agar kalian berakal”
33
. افال تعقلون, وللدار االخرة خير للذين يتقون,وما الحياة الدنيا اال لعب ولهو
Dari ayat-ayat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akal sangat penting
dalam beragama Islam. Sebab Allah memerintahkan orang Islam menggunakan
akalnya dalam perilaku keagamaan. Terdapat kurang lebih 47 ayat yang
menjelaskan penggunaan akal dalam al-Qur’an yang penulis hitung.
Dua agenda tersebut bermuara kepada tiga gagasan besar Harun Nasution,
yaitu lebih luasnya peran akal bagi manusia, teologi umat Islam yang
diperbaharui, dan hubungan akal dan wahyu yang diperbaiki. Ketiga gagasan
tersebut merupakan solusi yang tepat bagi kebangkitan umat Islam yang selalu
didambakan.
31
Zuly Qodir, Islam Liberal Paradigma Baru Wacana dan Aksi Islam Indonesia (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007), 69-73.
32
Al-Qur’an, al-Baqarah (2): 232.
33
Al-Qur’an, al-An’am (6): 32.
Kemunduran dan kekerdilan umat Islam pada saat ini disebabkan oleh cara
beragama orang Islam yang salah. Umat Islam terlalu kaku dan statis dalam
beragama dengan hanya menerima pemahaman ulama salaf dan mencukupkan apa
yang diterima dari mereka tanpa berijtihad ulang dengan pemahaman teks-teks
keagamaan yang sesuai dengan keadaan zaman. Sejatinya ijtihad pemahaman
baru terhadap al-Qur’an dan hadis diperlukan untuk kebangkitan Islam, bukan
hanya menerima atau taqlid terhadap kitab-kitab karangan ulama terdahulu.34
Penulis akan menjelaskan tiga gagasan besar Harun Nasution yaitu peran
akal, pembaharuan teologi, dan hubungan akal dan wahyu. Hal ini bertujuan untuk
memperjelas pemikiran Harun Nasution;
1. Peran Akal
وشرف العلم ال يخفى على احد اذ هو مختض باالنسانية الن جميع الخصال سوى العلم يشترك فيها
االنسان وسائر الحيوان كالشجاعة والجرأة والقوة والجود والشفقة وغيرها سوى العلم وبه اظهر الله تعالى
.فضل ادم عليه الصالة و السالم على المالئكة وأ مرهم بالسجود له
34
Abdul Rozak & Rosihon Anwar, Ilmu Kalam (Bandung: Pustaka Setia, 2014), 282.
35
Abdurrahman al-Akhdhari, Sullam al-Munawwaraq (Pasuruan: Pustaka Sidogiri, tt), 6.
36
Al-Zarnuji, Ta’lim al-Muata’allim (t.tp.: Maktabah Syaikh Salim ibn Sa’ad Nabhan, t.t.), 5-6.
sebagainya. Dan dengan sebab ilmu Allah menjelaskan keutamaan nabi
Adam dari malaikat dan memerintahkan mereka untuk sujud kepadanya.”
Akal dalam ajaran agama Islam memiliki peran yang sangat penting.
Akal juga sangat penting digunakan dalam kehidupan beragama bagi muslim.
Penggunaan akal dalam kehidupan beragama Islam bukan tanpa dasar. Allah
memerintahkan dalam al-Qur’an manusia agar menggunakan akalnya untuk
mencapai sebuah kebenaran.
38
. قد بينّا لكم االيت لعلكم تعقلون,اعلموا أن الله يحي األرض بعد موتها
39
.انا جعلناه قرأنا عربيّا لعلكم تعقلون
Artinya: “Sungguh aku (Allah) jadikan al-Qur’an berbahasa Arab agar kalian
berakal (menggunakan akal).”
40
. افلم تكونوا تعقلون,جبال كييرا
ّ ولقد اضل منكم
37
Nasution, Pembaharuan dalam Islam., 207.
38
Al-Qur’an, al-Hadid (57): 17.
39
Al-Qur’an, al-Zukhruf (43): 3.
40
Al-Qur’an, Yasin (36): 62.
Artinya: “Dan sungguh dia (syaithan) telah menyesatkan mayoritas dari
kalian, apakah kalian tidak berakal (menggunakan akal).”
2. Pembaharuan Teologi
41
Rozak & Anwar, Ilmu., 283.
Dalam hemat penulis Harun Nasution juga berusaha mengarahkan
orang Islam merubah teologinya menjadi teologi Mu’tazilah. Dalam
pandangan Harun Nastion hanya dengan teologi Mu’tazilah dengan sifat
Qadariyahnya yang mampu menjadikan Islam memegang kembali peradaban
unggul di bumi.
Hal tersebut bukan berarti penjelasan Nabi dan Rasul bukan menafikan
fungsi akal sebagai alat untuk interpretasi wahyu. Hanya saja Nabi dan Rasul
pada substansinya juga menggunakan akal dalam menginterpretasikan wahyu.
Namun, Nabi dan Rasul diberi akal dan pemahaman lebih dari manusia biasa
sehingga interpretasi tersebut tidak mungkin keliru. Hal ini dalam Islam
disebut ma’shum atau terjaga dari berbuat keliru.44
42
Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan (Jakarta: UI Press,
1989), 81.
43
Muhammad Ali al-Shabuni, Al-Tibyan Fi Ulum al-Qur’an (Surabaya: Ihya’ al-Kutub al-
‘Arabiyah, t.t.), 8.
44
Ibrohim Al-Baijuri, Hasyiyah al-Sanusiyah (Jedah: Al-Haramain, t.t.), 38-40.
pengetahuan.napoleon juga membawa serta 500 orang perempuan juga dua set
alat percetakan Huruf latin, Arab dan Yunani. Dengan Begitu misi Napoleon
Bukan hanya sebatas kepentingan militer tetapi juga untuk kepentingan ilmiah.45
Napoleon juga mendirikan Lembaga Ilmiah Institute d Egypte yang mengkaji
empat bidang kajian yaitu ilmu pasti, ilmu alam, ekonomi,politik, ilmu sastra dan
seni. Lembaga ini juga dilengkapi perlengkapan penunjang ilmiah seperti mesin
cetak, teleskop, mikroskop, dan alat-alat untuk percobaan kimiawi.
Meninjau tiga konsep atau pemikiran pokok harun Nasution di atas, tiga
gagasan tersebut sebenarnya dapat diimplementasikan dalam berbagai aspek
kehidupan baik itu dalam kehidupan sosial islam, ekonomi islam, politik islam
dan yang terpenting dalam pendidikan islam, karena dalam gagasan-gasan
tersebut terdapat tujuan bagaimana mengoptimalkan potensi manusia untuk
meraih kembali masa keemasan umat islam seperti dahulu.
45
Haidar Putra Daulay,Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia
(Jakarta: Kencana,2014),39.
46
Siswanto, Dinamika Pendidikan Islam:Perspektif Histories (Surabaya: Pena Salsabila,2013),
112-115.
Kaitannya dengan pendidikan, ide pemikiran Harun Nasution tentang
pembaharuan pendidikan Islam, menyatakan bahwa pendidikan Islam harus
berubah dari pendidikan klasik dengan metode ceramah menjadi pendidikan
terbuka dan demokratis dengan metode diskusi dan presentasi. Pendidikan seperti
ini akan menumbuhkan pemikiran peserta didik dibandingkan dengan pendidikan
klasik.
Akal dan wahyu menurut Harun Nasution adalah dua hal yang memiliki
hubungan dan tidak bertentangan sama sekali. Di mana wahyu sebagai pedoman
mengenal Allah sedangkan akal merupakan alat untuk memahami pedoman
tersebut. Dengan begitu wahyu dan akal tidak bisa dipisahkan. Pedoman tersebut
harus diinterpretasikan dengan akal.
Penutup
47
Abudin Nata, Peta keragaman Pemikiran Islam di Indonesia(Jakarta:Raja Grafindo Persada,
2001), 153-155
kolonial Belanda dan seorang pedagang dari mandailing. Ibunya Maimunah
merupakan wanita dari daerah yang sama merupakan putri dari atau keturunan
ulama yang pernah menetap di Mekkah dan mengikuti serangkaian kegiatan di
Masjidil haram. Ayah Harun juga termasuk ulama yang menguasai kitab-kitab
jawa dan kitab-kitab kuning berbahasa melayu, dari latar belakang ulama dari
ayah dan ibunya itulah Harun Nasution secara otomatis merupakan cucu dan anak
ulama, tak heran jika pendidikan Agama dan Pemahaman Agama telah dikenal
dan menjadi santapan sehari-hari Harun.
Tiga gagasan besar Harun Nasution yaitu peran akal, pembaharuan teologi,
dan hubungan akal dan wahyu. Hal ini bertujuan untuk memperjelas pemikiran
Harun Nasution;
1. Peran Akal
Sejatinya, ketika membicarakan akal dan wahyu, maka urutan yang paling
tepat adalah membahas tentang hubungan Allah dengan manusia terlebih dahulu.
Allah digambarkan berada di puncak alam wujud sedangkan manusia berada di
ujung kaki alam wujud. Dari gambaran tersebut manusia tidak akan pernah
sampai kepada Allah terlebih lagi ditambah dengan segala kelemahan yang
dimiliki oleh manusia. Oleh sebab itu, Allah menurunkan wahyu yang
mengabarkan tentang Allah dan kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia.
Namun, sekali lagi manusia tidak akan bisa sampai kepada Allah hanya dengan
wahyu tersebut. Oleh karena itu, manusia menggunakan akalnya untuk memahami
maksud dari wahyu tersebut sesuai dengan kapasitasnya. Dengan interpretasi akal
terhadap wahyu ini manusia bisa memahami wahyu dan sampai kepada Allah.
Daftar Pustaka
Al-Qur’an al-Karim
Abduh, Muhammad. 1992. Risalah Tauhid, terj. Firdaus AN. Jakarta: Bulan
Bintang.
Al-Akhdhari, Abdurrahman. t.t. Sullam al-Munawwaraq. Pasuruan: Pustaka
Sidogiri.
Al-Baijuri, Ibrohim. t.t. Hasyiyah al-Sanusiyah. Jedah: Al-Haramain.
Al-Ghalayaini, Musthofa. t.t. Idzotun al-Nasyiin. Surabaya: al-Hidayah.
Al-Munawar, Said Agil Husin. 2005. Teologi Islam Rasional. Jakarta: Ciputat
Press.
Al-Shabuni, Muhammad Ali. t.t. Al-Tibyan Fi Ulum al-Qur’an. Surabaya: Ihya’
al-Kutub al-‘Arabiyah.
Al-Zarnuji. t.t. Ta’lim al-Muata’allim. t.tp.: Maktabah Syaikh Salim ibn Sa’ad
Nabhan.
Dahlan, Ahmad Zaini. t.t. Syarh Mukhtashor Jiddan. t.tp.: t.p..
Daulay, Haidar Putra. 2014. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan
Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.
Halim, Abdul. 2001. Teologi Islam: Apresiasi Terhadap Wacana dan Praksis
Harun Nasution. Jakarta: Ciputat Press.
Husaini, Adian. 2007. Hegemoni Kristen-Barat dalam studi Islam di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Gema Insani.
Mujtahid. 2011. Reformulasi Pendidikan Islam. Malang: UIN Malang Pres.
Nasution, Harun. 1989. Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa
Perbandingan. Jakarta: UI Press.
Nasution, Harun. 1992. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan
Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang.
Nasution, Harun. 2005. Teologi Islam Rasional: Apresiasi terhadap Wacana dan
Praktis Harun Nasution. Jakarta: Ciputat Press.
Nasution, Harun. Islam Rasional. Bandung: Mizan.
Nata, Abuddin. 2001. Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Nata, Abuddin. 2013. Pemikiran Pendidikan Islam & Barat. Jakarta: Rajawali
Pres.
Nata, Abuddin. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo.
Qodir, Zuly. 2007. Islam Liberal Paradigma Baru Wacana dan Aksi Islam
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rozak, Abdul. & Anwar, Rosihon. 2014. Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia.
Rusli, Ris’an. 2014. Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam. Jakarta:
Rajawali Press.
Siswanto. 2013. Dinamika Pendidikan Islam:Perspektif Histories. Surabaya: Pena
Salsabila.