Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nelysa Lie

Kelas : XI IPA 3

PROYEK KEWARGANEGARAAN

Kronologi Pulan Sipadan dan Ligitan

Tahun 1967, pertemuan teknis hukum antara Indonesia dan Malaysia. Masing-masing
kedua negara ini ternyata memasukkan Pulau Sipadan dan Ligitan kedalam batas-batas
wilayahnya. Lalu sepakat bahwa Pulau Sipadan dan Ligitan ini dalam keadaan status
quo.

Ternyata pihak Malaysia dan Indonesia menangkap status quo ini berbeda, Malaysia
menangkap bahwa Pulau Sipadan dan Ligitan ini berada dibawah Malaysia sampai
sengketa selesai maka dia membuka resor pariwisata baru yang dikelola oleh pihak
swasta Malaysia. Sedangkan Indonesia menangkap bahwa dalam status quo ini maka
Pulau Sipadan dan Ligitan tidak boleh ditempati sampai persoalan atas kepemilikan
dua pulai ini selesai.

Kronologi Blok Ambalat

Akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai dua kekuatan
super. Menurut Matloff “ Perang Dunia II merupakan perubahan mendasar dalam
keseimbangan kekuatan internasional, ketika sebuah strategi koalisi demi kemenangan
tidak member solusi asli atau besar apapun”. Kedua kekuatan super ini bertugas untuk
menciptakan pemerintahan-pemerintahan baru dinegara-negara Eropa, akan tetapi Uni
Soviet ini tidak segera malakukannya tugasnnya. Dan ketidakpatuhan Uni Soviet
dalam mengadakan pemilu bekas perang menciptakan hubungan yang menegang
dengan Amerika Serikat.

Persengketaan Pulau Sipadan dan Ligitan maupun Blok Ambalat dapat mengancam
keutuhan wilayah Negara kita karena persengketaan ini dapat menyebabkan hilangnya
salah satu wilayah kekuasaan Indonesia ke tangan negara asing. Pemerintah Indonesia
menempuh jalur diplomasi untuk menyelesaikan masalah persengketaan ini dan
hasilnya Pulau Sipadan dan Ligitan jatuh ke tangan Malaysia. Kasus diatas ini akan
dijadikan pembelajaran agar kasus seperti ini tidak menimpa bangsa Indonesia lagi

Terdapat beberapa penyebab lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan, yaitu : kesalah
pahaman tentang suatu hal, salah satu pihak dengan sengaja melanggar kepentingan
negara lain, dua negara berselisih pendirian tentang suatu hal, serta pelanggran
perjanjian internasional. Agar kasus seperti ini tidak terjadi lagi maka kita perlu
melakukan perundingan dengan negara yang terkait tentang kejelasan dan kepastian
asset negara.

Anda mungkin juga menyukai