Disusun oleh:
Nisa Dwi Utari (272211008)
Mayapada Hospital, Jl. Lebak Bulus I Kav. 29, Lebak Bulus, Rt 6/Rw.
4, Cilandak Barat. Kec. Cilandak, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
12440
2023
1
Sistem pernafasan
Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam jaringan atau
pernafasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru yaitu pernapasan luar.
a. Fungsi dan & Struktur Sistem Respirasi
1. Berdasarkan anatomi :
Saluran nafas bagian atas : rongga hidung, faring dan laring
Saluran nafas bagian bawah: trachea, bronchi, bronchioli dan percabangannya sampai
alveoli.
2. Berdasarkan fungsionalnya:
Area konduksi : sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronchioli terminalis,
tempat lewatnya udara pernapasan, membersihkan, melembabkan ' dan menyamakan
udara dgn suhu tubuh, hidung, faring, trakhea, bronkus, bronkiolus terminalis.
Area fungsional atau respirasi : mulai bronchioli respiratory sampai alveoli, proses
pertukaran udara dengan darah.
b. Alat Pernapasan
Hidung : nares anterior, rongga hidung
Saluran Pernapasan: faring, laring, trakhea,kedua bronkus
Rongga Toraks
Paru - paru : a. Lobus paru-paru (belahan paru-paru ). b. Bronkus Pulmonaris c.
Pembuluh Darah dalam paru-paru d. Hilus (tampuk)paru-paru
c. Fisiologi Pernafasan
Pernapasan : keseluruhan proses yang melaksanakan pemindahan pasif oksigen (O2) dari
atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pemindahan pasif
terusmenerus CO2 yang dihasilkan jaringan ke atmosfer.
Sistem pernapasan berperan dalam homeostasis dengan mempertukarkan O2 dan CO2
antara atmosfer dan darah.
Mekanisme pernapasan dimulai dengan ventilasi paru yang berarti masuk dan keluarnya
udara antara atmosfer dan alveoli paru.
Kemudian terjadi difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah.
Oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan selanjutnya akan diangkut menuju
ke jaringan tubuh, dan sebaliknya.
2
Patofisiologis
1. Ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi paru yang menyebabkan hipoksemia atau
peningkatan produksi karbon dioksida dan gangguan pembuangan karbon dioksida yang
menyebabkan hiperkapnia
2. Mekanisme gangguan pertukaran gas pada sistem pernafasan yaitu :
Hipoventilasi
Ketidakseimbangan ventilasi atau perfusi
Pintasan darah kanan ke kiri
Gangguan difusi.
3
b) Gangguan:
Bronchospasme (Kontraksi spasmodik otot polos bronkhus (pada asthma)
Consolidation (Proses pemadatan jaringan paru)
Emphysema paru - Bronchiectasi
Pneumonitis - Pulmonary collaps
Atelectasis
4. COPD = Chronic Obstructive Pulmonary Disease (Penyakit paru obstrksi menahun karena
emphysema, bronkitis kronis, asma)
5. Gangguan pada Thorax
Pyothorax
effusi pleura
Pneumoyhorax
Hemothorax
Fibrothoeax
6. Gangguan fungsi paru:
Respiratory failure
Cor pulmonale
7. Istilah terkait gangguan
• Sputum
• Mucopurulent
• Hemoptisis
• Batuk produktif
8. Gagal napas : Tubuh tidak mampu mendapatkan oksigen yang cukup dan/atau tidak bisa
mengeluarkan CO2 dari dalam tubuh Seluruh tubuh terganggu, di mana sel dan organ tidak
bisa bekerja.
• Gagal Nafas Akut : Suatu kondisi dimana sistem respirasi gagal untuk melakukan
fungsi pertukaran gas, pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
Kriteria gagal nafas akut menurut Shapiro bila: , Tekanan parsial oksigen arteri
(PaO2) < 50 mmHg dan, Tekanan parsial CO2 arteri (PaCO2) > 50 mmHg.
• Infeksi pernafasan : Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam
tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran
pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang
berlangsung sampai 14 hari.
Penyebab / Etiologi
4
b) Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Paramykovirus (termasuk
didalamnya virus Influenza, virs Parainfluenza, dan virus campak), Adenovirus,
Coronavirus, Picornavirus, Herpes virus
c) Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah
rusak akibat infeksi yang terdahulu.
d) Asap rokok dapat menurunkan kemampuan makrofag membunuh bakteri
e) Alkohol akan menurunkan mobilitas selsel .
f) Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah Ig A.
g) Kekurangan antibodi ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran nafas, seperti
yang terjadi pada anak
h) Penderita yang rentan (imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti pada
pasien keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi.
i) Penyebaran infeksi pada ISPA dapat melalui jalan hematogen, limfogen,
perkontinuitatum dan udara nafas.
9. Pengaturan Respirasi
a) Medulla Oblongata
b) Pons
Penyebab :
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh
darah (Price & Wilson)Sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4
µm dan tebal 0,3 – 0,6 µm dan digolongkan dalam basil tahan asam (BTA)
Pencegahan:
• Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi basil tuberkulosis
• Mempertahankan status kesehatan dengan asupan nutrisi adekuat,
• Minum susu yang telah dilakukan pasteurisasi
• Isolasi jika pada analisa sputum terdapat bakteri hingga dilakukan pengobatan
5
• Pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
oleh basil tuberkulosis virulen.
Faktor Risiko Penyakit Tuberkulosis
• Orang dengan HIV positif dan penyakit imunokompromais lain
• Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan dalam jangka waktu panjang.
• Perokok
• Konsumsi alkohol tinggi
• Anak usia kurang dari 5 tahun dan lansia
Sistem pencernaan
a. Fungsi Saluran Cerna
Secara umum berfungsi :
alat makanan
Timbun makanan
Cerna makanan
Absorbsi zat makanan
Ekskresi sisa makan
b. aktifitas sistem pencernaan
Ingesti: memasukkan makanan ke dalam tubuh, Mengalirkan makanan sepanjang saluran
pencernaan
Digesti: memecah makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil baik secara kemis
maupun mekanis
Absorbsi: menyerap makanan dari saluran pencernaan dipindahkan ke sistim
kardiovaskuler dan limfa untuk diedarkan ke seluruh tubuh
Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang tidak tercerna keluar tubuh.
d. Macam-Macam Penyakit
1. Rongga Mulut Kelainan Kongenital Lesi Peradagan dan Ulseratif
• Labioschisis dan Palatoschisis
• Fordyce
• Tyroid Lingual
6
• Lesi Peradagan dan Ulseratif
• Ulkus Aftosa
• Infeksi Virus Herpes (Stomatitis Herpetika)
• Leukoplakia
• Kanker Rongga Mulut dan Lidah
• Kista Rongga Mulut
• Penyakit Kelenjar Liur
• Sialadentis (Peradangan Kelenjar Liur)
• Pleomorphic adenoma (Tumor Kelenjar Liur)
• Gigi, Gusi dan Periodonti
• Caries Gigi
• Ginggivitis
• Periodontitis
7
• Malabsorbsi : keluarnya tinja dlm jumlah besar sidertai peningkatan osmolaritasakibat
nutrien dan kelebihan lemak yg tdk diserap
• Gangguan Motilitas : sangat bervariasi dlm hal pengeluaran tinja, volume, konsistensi
6. Ca. Colorectum
• Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa
saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka disebut Ca colon, bila mengenai
di rektum, maka disebut Ca Rctum.
• Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut ca colorectum.
8. Apendiksitis Akut Adalah peradangan yang terjadi pada apendiks Morfologi : pembuluh
subserosa mengalami bendungan & terdapat infltrat neutrofilik perivascyuler ringan
Reaksi peradangan mengubah serosa yang normal berkilap menjadi membran yang
berwarna merah, granular & suram Perubahan ini merupakan apendisitis akut dini
Stadium selanjutnya eksudat neutrofilik yg hebat menghasilkan reaksi fibrinopurulen
diatas serosa peradangan memburuk terjadi abses didinding usus, disertai ulserasi dan
nekrosis di mukosa Apenndisistis Supuratif Akut Stadium lanjut, daerah ulkus berwarna
hijau nekrosis gangrenosa diseluruh dinding hingga ke serosa Apendisitis Gangrenosa
Akut diikuti ruptur dan peritonitis supurativa
9. Rectum Konstipasi (Sembelit) : Suatu batasan dari konstipasi diusulkan oleh Holson,
meliputi paling sedikit 2 dari keluhan di bawah ini dan terjadi dalam waktu 3 bulan :
a. konsistensi feses yang keras;
b. mengejan dengan keras saat BAB;
c. rasa tidak tuntas saat BAB, meliputi 25% dari keseluruhan BAB;
d. frekuensi BAB 2 kali seminggu atau kurang.