Anda di halaman 1dari 1

Hai Guru Merdeka di Seluruh Indonesia

Saya Mahniar Sinaga,M.Pd.


Guru kelas UPT SDN 068008 Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan
provinsi Sumatra Utara.
Di sekolah kami telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka (IKM)
belajar mandiri sejak Tahun Ajaran 2022/20023. Prinsip-prinsip merdeka
belajar telah kami gaungkan di sekolah. Dan kami berkomitmen pada
Tahun Ajaran 2023/2024 memilih IKM Mandiri berubah.
Pada IKM, guru merdeka membuat praktik baik pembelajaran sesuai
kebutuhan, kesiapan belajar, dan kemampuan murid. Kemudian pelibatan
murid dalam menurunkan tujuan pembelajaran dan metodenya sangat
berpengaruh terhadap hasil capaian pembelajaran.
Pda kurikulum merdeka, guru mandiri mendiri terhadap cara seperti
melakukan percakapan bermakna kepada murid dan orangtua. Melakukan
percakapan santai dan terbuka, memposisikan murid sebagai teman atau
mitra belajar agar proses belajar menjadi menyenangkan dan murid
bahagia di dalam kelas tanpa terbeban dengan perintah guru. Selain itu,
orangtua dijadikan teman sejawat dalam mengenal karakter murid untuk
acuan dalam asesmen diagnostik. Sehingga, dari langkah awal ini, guru
bisa memahami apa yang dibutuhkan murid dan orangtua terhadap
capaian pembelajaran selama satu tahun ke depan.
Sebagai contoh saat materi tentang metamorfosis di kelas 4, saya meminta
murid untuk duduk bersama membahas apa yang telah murid ketahui
tentang metamorfosis sebagai tahap asesmen awal. Kemudian, hasil
asesmen diagnosa tersebut, guru menjabarkan apa saja yang wajib dicapai
murid pada konteks pelajaran metamorfosis melalui wa grup orangtua
maupun murid yang di sekolah. Guru merancang proses atau alur
pembelajaran yang murid inginkan. Seperti, murid meminta guru membuat
permainan metamorfosis agar mereka lebih cepat memahami tentang materi
tersebut di halaman sekolah. Selain itu, ada murid yang hanya ingin
membaca buku dan mendengar penjelasan guru dalam membantunya
mencapai capaian pembelajaran tentang metamorfosis. Sehingga, dari
perbedaan alur proses pembelajaran yang difasilitasi guru, maka
mendorong murid-murid terus belajar mencapai kompetensi dan bukan
berkompetisi. Alhasil, murid menjadi senang dan bahagia karena
kebutuhan belajarnya terpenuhi. Murid juga merasa dihargai atas
keputusan yang ia pilih dalam proses belajarnya.

Anda mungkin juga menyukai