Askep Pasangan Usia Subur Liza
Askep Pasangan Usia Subur Liza
DISUSUN OLEH :
Liza Zuliana (20142011855)
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
Berkat dan Rahmatnya sehingga Saya dapat menyelesaikan Tugas makalah ini
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pasangan Usia Subur
(PUS)”
Dalam penulisan tugas makalah ini Saya menyadari masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan maupun dari segi isinya. Oleh
karena itu Saya harap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dan
dosen pengampu sehingga penulisan selanjutnya lebih sempurna.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca sehingga tugas ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
1.4 Manfaat...........................................................................................................6
BAB 2......................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.................................................................................................6
BAB 3....................................................................................................................25
TINJAUAN KASUS..............................................................................................25
BAB 4....................................................................................................................32
PENUTUP..............................................................................................................32
3
4.1 Kesimpulan...................................................................................................32
4.2 Saran.............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang konsep keluarga pasangan usia subur (PUS)
2. Mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada
keluarga pasangan usia subur (PUS)
3. Mengetahui Asuhan Keperawatan yang diberikan kepada keluarga
pasangan usia subur (PUS)
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai
Referensi salah satu dalam pembuatan di bidang pendidikan maupun di bidang
penelitian-penelitian dan menambah wawasan dan pengetahuan bagi kelompok
tentang asuhan keperawatan keluarga pasangan usia subur (PUS)
6
BAB 2
TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEOR
2.1 Konsep Keluarga dan Pasangan Usia Subur (PUS)
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992).
keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (Friedman
1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang
perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang
mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau
lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak
diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa
sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara
yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan –ikatan kebersamaan dan keintiman”.
Hariyanto,2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
dua orang atau lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan
mempertahankan suatu budaya. Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut
diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab
masing – masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarga,
interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah.
Ciri-ciri struktur keluarga :
1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain
2. ada keterbatasan
7
3. dan Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.
Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini
memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-individu
yang dapat menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut. Keluarga
berfungsi sebagai buffer atau sebagai perantara antara masyarakat dan individu,
yakni mewujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat dengan memenuhi
kebutuhan setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran anggotanya menerima
peran di masyarakat(supriadi, 1999)
Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik yang menyangkut
kebutuhan fisik, psikologis maupun social. Sebuah keluarga diharapkan dapat
bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai anggota
masyarakat(supriadi,1999).
Saat ini banyak kelompok-kelompok yang memiliki fungsi perantara,
namun keluarga tetap menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang
memperhatikan secara total segi-segi kehidupan anggotanya. Prioritas tertinggi
yang menjadi perhatian keluarga adalah kesejahteraan anggotanya, kelompok lain
seperti teman kerja, teman sekolah,majelis dan LSM tidak menaruh perhatian
secara keseluruhan hidup individu, mereka sebatas satu segi seperti kerjasama,
persahabatan, keterlibatan dalam urusan sekolah atau pengajian atau produktivitas
dan prestasi di sekolah(supriadi,1999).
Keluarga telah lama dipandang sebagai konteks yang paling vital bagi
pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Keluarga memiliki pengaruh penting
terhadap pembentukan identitas dan konsep diri individu-individu yang menjadi
anggotanya(Supriadi,2009)
Struktur Keluarga (Ikatan Darah) :
1. Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi,dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah.
2. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi ,dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu.
3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami.
8
5. keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.
Keluarga Kelompok diindonesia berdasarkan sosial ekonomi dan kebutuhan
dasar:
1. PRASEJATERA
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama,
sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah
satu /lebih indikator Keluarga Sejahtera tahap I.
2. KELUARGA SEJAHTERA
(KS I) Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum
dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan. Indikator :
ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan,
lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana
kesehatan..
3. KELUARGA SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama,
makan 2 kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem),
daging/ telur minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas
lantai 8m2 per orang, Sehat 3 bulan terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun
keatas punya penghasilan tetap, Umur 10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-
15 tahun bersekolah, Anak hidup 2 /lebih . keluarga masih pus saat ini
berkontrasepsi.
4. KELUARGA SEJAHTERA III
Indikator: Belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama,
pakaian berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota
melaksanakan ibadah, daging/telur seminggu sekali, memperoleh pakaian baru
dalam satu tahun terakhir, luas lantai 8 m2 perorang, anggota keluarga sehat
dalam 3 bulan terakhir.
5. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III PLUS
9
Dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan,
kontribusi pada masyarakat, indikator Keluarga Sejahtera III + (ditambah),
memberikan sumbangan.
Tipe Keluarga yaitu :
Dalam Sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai
tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative dan non
normative. Sussman(1974),Macklin(1988) menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai
berikut:
1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran
atau orangtua tiri.
b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak
yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau
karier keduanya.
c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari
perceraian.
d. Bujangan dewasa sendirian.
e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan anak-
anaknya sudah berpisah.
2. Keluarga Non Tradisional
a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.b
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hokum
tertentu.
c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
d. Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama hidup bersama
sebagai pasangan yang menikah.
10
e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan
monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber yang sama.
Fungsi Keluarga yaitu:
1. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional
anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan
saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai,
sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan
petunjuk dalam pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak
dan meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nya
dan kepentingan di masyarakat.
5. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
Tugas Keluarga Dibidang Kesehatan yaitu :
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan, meliputi (Suprajitno, 2004):
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga
diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
11
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
12
d. Persiapan perubahan sistem peran
5. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan
berakhir dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan
rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa
banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini
ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak – anak
untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
a. perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended
b. pertahankan keintiman pasangan
c. membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
d. penataan kembali peran orangtua
6. Keluarga usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
a. pertahankan kesehatan Individu dan pasangan usia pertengahan
b. hubungan Serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
c. meningkatkan keakraban pasangan
7. Keluarga usia tua
Dimulaidengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan
lainnya meninggal.
a. Pertahankan suasana saling menyenangkan.
b. Adapatasi perubahan: kehilangan pasangan keluarga.
c. Pertahankan keakraban pasangann.
d. Melakukan life review masa lalu
Keluarga sebagai sistem
Keluarga merupakan sistem sosial yang terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran
sosial yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung antar individu.
Alasan keuarga sebagai sistem :
1. Keluarga punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya
13
2. Saling berhubungan dan ketergantungan
3. Unit terkecil dari masyarakat Sebabagai suprasistem
Komponen sistem keluarga
1. Input: anggota keluarga, struktur, fungsi, aturan, lingkungan, budaya, agama
2. Proses: proses pelaksanaan fungsi keluarga
3. Out put: hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesehatan.
4. Feedback: pengontrol perilaku keluarga
Karakterikstik keluarga sebagai sistem
1. Sistem terbuka, sistem yang punya kesempatan dan mau menerima /
memperhatikan lingkungan sekitar
2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi
perhatian pada lingkungan sekitar
Tugas perkembangan keluarga baru menikah/pemula:
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing;
a. Mempersiapkan keluarga yang baru
b. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
c. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
d. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri. orangtuanya, mulai membina
hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga pemula adalah:
1. Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan kehidupan
bersama yang
baru, Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan. Peran berubah. Fungsi
baru diterima. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang
mendasar. Saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan
saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan menghadapi
tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan
14
orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah
untuk kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan
yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam
Keluarga berencana
15
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi
semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja,
dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah.
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima
tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga,
identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana
perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi
perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi
(2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga
yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan
tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
keluarga , menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan kesehatan yang
dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga .
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari
lima langkah dasar meliputi :
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang
keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan
asuhan keperawatan
keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan
keadaan keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang
digunakan seharihari),
lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004). Kegiatan yang dilakukan dalam
pengkajian meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga ,
diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
a. Pengumpulan data
16
Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
angan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan serta denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
17
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan
masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
18
Tingkat perkembangan
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat
ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan
yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga
yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat
mengakibatkan kecemasan.
Aktivitas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab
terjadinya suatu penyakit.
b. Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.
Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan.
Struktur keluarga
Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik
diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal,
empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b. Struktur Kekuasaan
19
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan
yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
c.Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap
peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak
ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
Fungsi Keluarga
a.Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
keluarga itu sendiri.
b. Fungsi sosialisasi.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada
anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan
ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c.Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,
yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari
masalah kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
20
1) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
5)
Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.
21
pengobatan dan rehabilitasi).
10) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan
pencegahan.
Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
22
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang
digunakan
pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia
atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal
dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan.
Kolaborasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk
menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa
keperawatan
mengacu pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
2. Resiko (ancaman kesehatan)
3. Keadaan sejahtera (wellness)
23
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil keputusan/tindakan
untuk
mengatasi masalah kekurangan nutrisi.
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dangan
masalah kekurangan nutrisi.
2. Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)
Sudah ada data yang menunjang tapi belum terjadi gangguan, misalnya
lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi
tumbuh
kembang yang tidak adekuat, dan sebagainya.
Contoh:
a. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan
denganketidaktahuan
keluarga mengenal masalah komunikasi
b. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi terhadap
Balita.
3. Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial
(sejahtera)
boleh tidak menggunakan etiologi.
Contoh:
a. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak R
b. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga bapak R
24
c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga
bapak R
25
BAB 3
TINJAUAN KASUS
BAB III PENUTUP
3.1 Pengkajian Keluarga
1. Pengkajian
A. Identitas KK
Nama : Tn.D
Umur : 31 Tahun
Pendidikan: S1 Pertanian
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat: Jl.Raya Kemabang seri,km 14 Kec.Talang 4 Bengkulu
B. Komposisi Keluarga
C. Genogram
: Ayah
: Ibu
D. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Pasangan Usia Subur (PUS)
E. Suku Bangsa
Keluarga Tn D berasal dari Kerinci sedangkan keluarga Ny.J berasal dari
Bengkulu tengah.Ny.J Mengatakan mempunyai kebiasaan memasak
makanan yang bersantan dan gorengan.
F. Agama
26
Keluarga memeluk agama isalam dan sering terlibat dalam kegiatan
keagamaan dilingkungan sekitarnya,terutama Ny.J.biasanya Ny.J
mengikuti pengkajian RT yang diadakan setiap seminggu sekali.
G. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn.D mengatakan saat ini belum memiliki pekerjaan, dan untuk sementara
kebutuhan keluarga dipenuhi oleh kedua orang tua Ny.J karena mereka
masih tinggal satu rumah. Tn.D mengatakan untuk terus berusaha mencari
pekerjaan, supaya tidak terus bergantung dengan mertuanya.
H. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Pada waktu libur,biasanya mereka berkumpul dirumah sambil menonton
televisi dan terkadang berlibur ke pantai panjang.
I. Riwayat Dan Tahap Perkembanngan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dalam tahap Keluarga pemula
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menurut Ny.jeni Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
keluarga berencana(keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
c. Riwayat Keluarga Saat inti
Kedua orang tua saat ini hidup dilingkungan yang sama.Ny.J mengatakan
keluarganya terbentuk dari pertemuan kemudian berpacaran dan akhirnya
menikah pada 08-05-20011.Ny.J juga mengatakan setelah mereka
menikah mereka masih tinggal bersama orang tua. Saat ini kondisi
kesehatan kedua orang tua baik.Tn.D mengatakan dia cemas karena belum
mempunyai pekerjaan yang tetap dan Tn.D memiliki riwayat merokok 1
bungkus sehari.
d. Riwayat keluarga Sebelumnya.
Ny.J mengatakan dulu pernah mengalami kecelakaan bermotor,dan pernah
mengalami penyakit malaria,dan Tn.D juga mengatakan dulu pernah
mengalami sakit malaria, tetapi sampai saat ini tidak pernah sakit malaria
lagi.
J. Pengkajian Lingkungan
27
a. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah orang tua Ny.J menurut
Ny.J rumah yang ditempatinya belum selesai dibangun bagian
belakang.kondisi rumah masih terlihat berantakan karena baru seminggu
yang lalu pasca pernikahan.antara rumah Ny.J dengan yang lainnya tidak
terlalu dekat,berjarak lebih kurang 2 meter. Kondisi ventilasi dirumah baik
dan cukup karena setiap kamar ada jendela atau ventilasinya. Sehingga
cahaya yang masuk cukup dan pertukaran udara sangat cukup.
28
K. Struktur Keluarga
a. Sistem Pendukung Keluarga
Tn.D Mengatakan dukungan dari keluarga besar sangat membantu Tn.D dan
Ny.J.apabila ada diantara mereka yang sakit,maka orang tua dari Ny.J
akan membantu pekerjaan rumah karena mereka berada dalam satu rumah.
b. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga Tn.D mempunyai pola komunikasi yang cukup baik,terbuka,Bila
timbul masalah kelurga berusaha mendiskusikan bersama-sama dan
memberikan umpan balik yang tepat.Dan tidak ada pola komunikasi
fungsional yang ditemukan keluarga.
c. Struktur Kekuatan Keluarga.
Tn.D Merupakan pemegang kendali rumah tangga,tetapi apabila berkaitan
dengan hal pengambilan keputusan Tn.D bertanggung jawab untuk
mengendalikan masalah dengan mengambil keputusan secara kompromi
dengan Ny.J.
d. Strukur Peran
Tn.D sebagai suami, ia bukan merupakan pencari nafkah satu-satunya karena
ia masih tinggal bersama mertuanya. Tn.D merupakan pemimpin keluarga,
sedangkan Ny.J sebagai istri/ibu rumah tangga. Peran Tn. D di dalam
keluarga dilakukan dengan sebaik-baiknya. Menurut Tn.D ia selalu
berusaha menjadi suami yang baik. Tn.D pun tidak pernah mengambil
keputusan sepihak, ia selalu melibatkan Ny.J untuk memberikan masukan.
e. Nilai atau Norma Keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai lembak karena mereka berdua
tinggal dilingkungan orang-orang lembak. Tn.D dan Ny.J merupakan
pekerja keras. Namun menurut Ny.J,mereka sendiri tidak tahu yang seperti
apa nilai lembak sehingga mereka menjalani kehidupan sehari-hari seperti
biasa. Norma yang dianut adalah norma agama. Apabila menurut agama
tidak baik maka mereka tidak akan melakukan hal itu.
L. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
29
Tn.D dan Ny.J selalu berusahha saling memperlihatkan kasih sayang baik
antara mereka berdua, maupun orang tua dari ny.Jeni. mereka selalu
berusaha menerapkan komunikasi yang terbuka dalam segala hal,sehingga
sampai saat ini jarang terjadi masalah. Mereka tidak sungkan
mengemukakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan mereka.
b. Fungsi Sosialisasi
Ny.J mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling
menyesuaikan diri terhadap peran-peran dan fungsi-fungsi baru yang
mereka terima, termasuk peran suami istri. Dengan lingkungan sekitar,
keluarga Tn.D mudah berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan.
Interaksi dan hubungan dalam keluarga berjalan baik dan harmonis.
Keluarga meyakini akan norma keluarga sesuai dengan norma agama dan
adat istiadat sehingga keluarga tetap dalam keadaan harmonis dan
sejahtera. Dalam hal mengatur kebutuhan rumah tangga diserahkan kepada
istri(Ny.J) namun apabila nanti ada masalah yang sulit dan mendesak,
mereka akan membicarakan bersama. Keluarga mengatakan, bila nanti
mempunyai anak, mereka akan mencoba menerapkan kedisiplinan kepada
semua anak mereka.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Tn.D sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan seluruh
aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, batuk
filek, hipertensi, dan lain-lain. Sampai saat ini, kedua pasangan suami istri
belum mengalami sakit/membutuhkan pelayanan perawatan.
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.Dedi saat ini belum memiliki anak, karena baru 1 minggu
menikah. Kedua pasangan suami istri ini berharap nantinya diberi dua
orang anak, tetapi mereka juga mengatakan terserah kepada Yang Kuasa
mau member mereka anak berapa, mereka akan bahagia.
e. Fungsi Ekonomi
30
Saat ini keluarga Tn.Dedi belum memiliki pekerjaan. Jadi untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari kedua pasangan ini, masih bergantung kepada orang
tua. Sehingga mereka memutuskan untuk tinggal bersama orangtua Ny.J.
M. Stres Dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Keluarga mengatakan ada stressor saat ini, karena mereka belum mempunyai
pekerjaan. Keluarga mengatakan ada perasaan cemas akan masa depan
jika terus-terusan bergantung kepada mertua/orangtua. Mengingat akan
kebutuhan kedepanya akan semakin banyak seperti membuat rumah
sendiri, menyekolahkan anak, dan kebutuhankebutuhan lainya, jadi
keluarga sedikit berkecil hati dengan keadaan sekarang ini.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Sistem dukungan keluarga sangat kuat. Keluarga besar saling membantu
dalam menyelesaikan masalah keluarga atau kebutuhan-kebutuhan
keluarga saat ini. Tempat tinggal yang memadai, dan sarana kesehatan
yang mudah di jangkau oleh keluarga. Pola komunikasi yang baik dalam
keluarga.
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu.
Keluarga mengatakan mereka nanti akan menggunakan sistem dukungan
sosialnya yaitu dari keluarga besar dalam membantu mereka pada saat
membutuhkan pertolongan dikemudian hari.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ny.J secara telah melakukan adaptasi disfungsional yaitu
pada saat banyak pekerjaan mempersiapkan pernikahan, dia sering lupa
makan, dan membiarkan menunda waktu makan, sehingga terjadi
penurunan BB drastic pada Ny.J.
N. Pemeriksaan Fisik
O. Harapan Keluarga
31
Keluarga sangat berharap kepada team pelayanan kesehatan, agar tidak
memandang warna, jenis kelamin, status social, ekonomi dalam melayani
pasien/orang-orang yang butuh pengobatan. Serta berharap Keluarga
mendapatkan pekerjaan secepatnya.
P. Analisa Data
32
tinggi cukup kuat untuk
mengatasi masalah
yaitu:
1. Karena tidak
memiliki pekerjaan,
jadi lebih banyak
istirahat dan makan
yang teratur.
2. Pola komunikasi
yang baik dalam
keluarga
3. Potensial 2/3 x 1 = 2/3 1 Masalah sidah
dicegah: cukup berlangsung belum
terlalu lama, sekitar
kurang lebih 2
minggu terakhir ini.
4. Menonjolnya ½x1=½ ½ Masalah ada tapi di
masalah : anggap hal yang
Masalah ada biasa oleh keluarga
tapi tidak perlu
segera diatasi
33
Tn.Dedi khususnya Ny.Jeni akibat penurunan BB drastic.
B.d ketidakmampuan Jelaskan pada keluarga dampak dari
Mengenal masalah penurunan BB drastic jika berkelanjutan.
kesehatan. Berikan kesempatan keluarga bertanya.
Bantu keluarga untuk mengulangi apa yang
telah didiskusikan atau dijelaskan
Beri pujian atas perilaku yang benar.
2. Cemas terhadap masa depan Diskusikan bersama keluarga tentang
karena belum memiliki pengertian cemas.
pekerjaan pada keluarga Jelaskan kepada keluarga dampak akibat
Tn.Dedi cemas yang berkelanjutan.
Jelaskan pada keluarga mengenai tuags
khususnya pada Tn.Dedi
perkembangan keluarga pada tahap ini.
B.d ketidakmampuan
Jelaskan pada keluarga masalah-masalah
mengambil keputusan untuk
yang terjadi pada tahap perkembangan
melakukan tindakan yang
keluarga saat ini.
tepat
Beri kesempatan pada keluarga untuk
bertanya.
Bantu keluarga untuk mengulangi apa yang
telah didiskusikan atau dijelaskan.
Beri pujian untuk perilaku yang benar.
3. Resiko tinggi terjadinya Diskusikan bersama keluarga tentang
penyakit akibat merokok pengertian ketergangungan.
pada Tn.dedi khususnya Jelaskan pada keluarga tentang penyebab
Tn.dedi B.d seseorang merokok: karena pengaruh
ketidakmampuan Mengenal keluarga, teman, atau karena
masalah kesehatan kepribadiannya.
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
tentang hal yang tidak dimengerti.
Bimbing keluarga untuk mengulangi apa
yang telah didiskusikan atau dijelaskan.
34
Beri pujian atas kemampuan keluarga
menyebutkan kembali apa yang telah
dijelaskan atau didiskusikan.
35
keluarga Tn.Dedi cemas yang berkelanjutan.
khususnya pada Tn.Dedi Jelaskan pada keluarga mengenai tuags
B.d ketidakmampuan perkembangan keluarga pada tahap ini.
mengambil keputusan Jelaskan pada keluarga masalah-masalah
untuk melakukan tindakan yang terjadi pada tahap perkembangan
yang tepat keluarga saat ini. Beri kesempatan pada
keluarga
untuk bertanya.
Bantu keluarga untuk mengulangi apa yang
telah didiskusikan atau dijelaskan.
Beri pujian untuk perilaku yang
Benar Jelaskan pada keluarga
mengenai tindakan yang harus
dilakukan saat Tn.Dedi terlihat
kecewa. Bombing dan motivasi keluarga
untuk mengambil keputusan dalam
menangani masalah. Beri pujian atas
keputusan yang diambil untuk mengatasi
masalah cemas pada Tn.Dedi
3. Resiko tinggi terjadinya Diskusikan bersama keluarga tentang
penyakit akibat merokok pengertian ketergangungan.
pada Tn.dedi khususnya Jelaskan pada keluarga tentang penyebab
Tn.dedi B.d seseorang merokok:
ketidakmampuan karena pengaruh keluarga, teman, atau karena
Mengenal masalah kepribadiannya.
kesehatan Beri kesempatan keluarga untuk
bertanya tentang hal yang tidak dimengerti.
Bimbing keluarga untuk mengulangi apa
yang telah didiskusikan atau dijelaskan.
Beri pujian atas kemampuan keluarga
menyebutkan kembali apa yang telah
36
dijelaskan atau didiskusikan.
Jelaskan kepada keluarga tentang akibat
lanjut dari merokok.
Bimbing keluarga untuk menyebutkan
kembali akibat merokok.
Bimbing dan motivasi keluarga
untuk mengambil keputusan dalam mengatasi
ketergantungan rokok.
Beri pujian atas keputusan yang diambil
keluarga untuk mencegah ketergantungan
rokok pada Tn.Dedi.
jelaskan pada keluarga tentang cara
mengurangi atau berhenti merokok pada Tn
Dedi meliputi: Cara memberikan
pada Tn.Dedi, komunikasi efektif.
Demonstrasikan kepada keluarga tentang:
Cara berkomunikasi yang efektif
Cara memeberikan dukungan.
Beri kesempatan keluarga untuk
mendemonstrasikan kembali
cara membantu mengurangi atau berhenti
merokok.
Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan
hal-hal yang tidak jelas atau dimengerti.
Beri pujian keluarga atas keberhasilan
tindakan yang dilakukan keluarga.
Diskusikan dengan keluarga tentang
modifikasi lingkungan yang dapat membantu
Tn.Dedi mengurangi atau berhenti
merokok untuk mencegah penyakit akibat
merokok. Motivasi keluarga untuk dapat
37
menata lingkungan rumah baik fisik maupun
psikologis yang dapat membantu T.Dedi
mengurangi atau berhenti merokok untuk
mencegah penyakit. Memberi pujian atas
penataan lingkungan yang telah dilakukan
oleh keluarga.
38
mengenai
penurunan BB drastic dan telah mengambil
keputusan yang tepat yaitu Ny.Jeni banyak
makan kalori,vitamin, makan teratur,istirahat
teratur.
Planning:
Lakukan pemantauan BB sampai BB
ideal.
2. Cemas terhadap masa Subejektif:
depan karena belum Tn.Dedi mengatakan ia sekarang mengerti
memiliki pekerjaan pada tentang pengertian cemas.
keluarga Tn.Dedi Tn.dedi mengatakan ia telah memahami
khususnya pada Tn.Dedi dampak dari cemas jika berkelanjutan.
B.d ketidakmampuan Tn. Dedi mengatakan telah mengerti tugas
mengambil keputusan keluarga di tahap perkembangan keluarga
untuk melakukan tindakan saat
yang tepat ini/pemula.
Objektif:
Tn.Dedi menjelaskan kembali definisi
cemas,
dampak cemas jika berkelanjutan,serta tugas
keluarga ditahap perkembangan saat ini.
Tn.Dedi sebelumnya menganggap cemas
itu
bukan masalah, namun setelah telibat diskusi,
Tn.Dedi banyak sekali melontarkan
pertanyaan.
Analisa:
Keluarga sudah mengetahui mengenai
cemas,
dampak dan tugas keluarga pada tahap
39
perkembangan saat ini.
Planning:
Lakukan pemantauan terhadap Ekspresi
atau
ucapan kalimat-kalimat yang keluar dari
Tn.Dedi, apakah masih ada kata
menyerah,mengeluh, atau rasa ketakutan.
3. Resiko tinggi terjadinya Subjektif:
penyakit akibat merokok Tn.Dedi mengatakan ia sekarang mengerti
pada Tn.dedi khususnya mengenai ketergantungan merokok.
Tn.dedi B.d Tn.Dedi mengataka ia sekarang mengerti
ketidakmampuan tentang dampak jika tidak berhenti atau
Mengenal masalah engurangi merokok.
kesehatan Tn.Dedi sekarang telah memperhatikan
kesehatannya.
Tn.dedi mengatakan akan mengurangi
merokok
sedikit demi sedikit sampai berhenti.
Objektif:
Tn.Dedi menjelaskan kembali tentang
ketergantungan merokok.
Tn.Dedi menjelaskan kembali tentang
dampak/akibat dari merokok.
Tn.Dedi yang awalnya belum antusias saat
dijelaskan mengenai dampak-dampak dari
merokok, namun setelah terlibat dalam
diskusi,Tn.Dedi banyak melontarkan
pertanyaan-pertanyaan.
Analisa:
Keluarga sudah mengetahui akibat/dampak
dari merokok, dan telah mengambil
40
keputusan yang tepat untuk mengurangi atau
berhenti merokok.
Planning:
Lakukan pemantauan terhadap Tn.Dedi
dalam mengurangi atau berhenti merokok.
41
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki
ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing – masing, ada
pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal
dalam suatu rumah. Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula
yaitu: membangun perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara
harmonis, membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social,
serta merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi
orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.
4.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu
memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bias
menjalin hubungan keluarga yang harmonis ke depanya nanti.
42
DAFTAR PUSTAKA
43