Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RESEPTOR-2 (HER2)


Dosen Pengampu : Arya Iswara, PhD

Disusun oleh

KELOMPOK 8
Arkan Rafi Permana (G1C021190)
Actysya Virsha Aurra P.C.P (G1C021194)
Irhamna Pardomuan S (G1C021206)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah ini dengan judul Human
Epidermal Growth Factor Reseptor 2 (HER2) tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Arya Iswara, PhD sebagai
pengampu mata kuliah Praktikum Histokimia & Imunohistokimia. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Human Epidermal Growth Factor Reseptor 2
(HER2) bagi para pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini, baik itu teman-teman, dosen pembimbing,
dan semua yang telah membantu kami yang tidak bisa kami sebut satu per satu.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan sebaik
baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna, maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan untuk pembuatan makalah
selanjutnya. Sesudah dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

Semarang, 19 September 2023

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 3
2.1 Definisi ......................................................................................................................... 3
2.2 Mekanisme HER-2 sebagai growth factor pada kanker ............................................... 3
2.3 Tes Pemeriksaan HER-2 ............................................................................................... 5
2.4 Interpretasi hasil pemeriksan HER-2 Metode IHC....................................................... 8
2.5 Interpretasi hasil pemeriksaan HER-2 metode FISH ................................................... 9
2.6 Pengobatan Kanker Payudara positif HER-2 ............................................................. 10
BAB III .................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 11
3.2 Saran ...................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum menyerang wanita serta
menjadi penyebab kematian utama akibat kanker. Berdasarkan data yang dihimpun
oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization), prevalensi kanker payudara
secara global menunjukkan bahwa sekitar 2,1 juta wanita tercatat mengidap kanker
payudara setiap tahunnya. Selain itu, kanker payudara juga menunjukkan angka
kematian yang tinggi dimana pada tahun 2018 sekitar 15% dari penyandang kanker
payudara di dunia mengalami kematian (WHO, 2020a).

Prognosis terhadap kanker dan terapi yang akan digunakan dalam mengatasi
kanker payudara sangat penting untuk diketahui oleh penderita kanker dan dokter.
Salah satu metode yang dapat memberikan prognosis dan jenis terapi terhadap kanker
payudara adalah dengan menggunakan Immunohistochemistry yang biasa disingkat
dengan IHC. IHC atau Imunohistokimia adalah suatumetode kombinasi dari anatomi,
imunologi dan biokimia untuk mengidentifikasi konponen jaringan yang memiliki ciri
tertentu dengan menggunakan interaksi antara antigen target dan antibodi spesifik yang
diberi label. Dengan menggunakan imunohistokimia, kita dapat melihat distribusi dan
lokasi dari komponen seluler spesifik antara sel dan jaringan lain disekitarnya dengan
menggunakan mikroskop cahaya biasa. Komponen tersebut dapat terlihat karena
kompleks antigen-antibodi yang sudah dilabel akan memberikan warna yang berbeda
dari sekitarnya.

Histopatologi adalah ilmu diagnosis penyakit dengan pemeriksaan secara visual


dari jaringan dibawah mikroskop. Pemeriksaan bagian jaringan (yang hampir
transparan), bagian jaringan disusun dengan menggunakan pewarnaan stain
histochemical yang mengikat secara selektif pada komponen celluler. Tes yang
menunjukkan agresifitas pertumbuhan sel kanker adalah tes gen HER-2 (human
epidermal growth factor receptor-2). Pasien dikatakan HER-2 positif jika pada tumor
ditemukan HER-2 dalam jumlah besar. Kanker dengan HER-2positif dikenal
sebagai bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan perjalanan
penyakit yang lebih buruk daripada pasien dengan HER-2 negatif. Diperkirakan

1
satu dari empat sampai lima pasien dengan kanker payudara tahap akhir memiliki HER-
2 positif. Teknik IHC untuk mengetahui status protein HER2 ini dilakukan dengan
memulaskan Hematoxylin (H) dan Diaminobenzidine (DAB) ke preparat yang berisi
jaringan sel kanker payudara pasien dan mengamati adanya ikatan antibodi yang terjadi
dengan menggunakan mikroskop oleh dokter spesialis patologi anatomi. Saat ini,
imunohistokimia HER2 (IHC) digunakan untuk tes skrining, dan hibridisasi in situ
digunakan sebagai tes konfirmasi untuk kasus samar-samar IHC HER2. Sejak pedoman
American Society of Clinical Oncology (ASCO)/College of American Pathologists
(CAP) mengenai pengujian HER2 pertama kali dirilis pada tahun 2007.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Human Epidermal Growth Factor Reseptor-2 (HER2)?
2. Bagaimana mekanisme HER-2 sebagai growth factor pada kanker
3. Bagaimana tenik tes gen HER-2 untuk mengetahui agresifitas pertumbuhan
kanker?
4. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan HER-2 metode IHC?
5. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan HER-2 metode FISH?
6. Bagaimana usaha pengobatan kanker payudara?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi Human Epidermal Growth Factor Reseptor-2 (HER-2)
2. Mengetahui mekanisme HER-2 sebagai growth factor pada kanker
3. Mengetahui tenik tes gen HER-2 untuk mengetahui agresifitas pertumbuhan
kanker
4. Mengetahui interpretasi hasil pemeriksaan HER-2 metode IHC
5. Mengetahui interpretasi hasil pemeriksaan HER-2 metode FISH
6. Mengetahui bagaimana usaha pengobatan kanker payudara

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Reseptor faktor pertumbuhan epidermal manusia 2 (HER2) adalah anggota


keluarga reseptor faktor pertumbuhan epidermal yang memiliki aktivitas tirosin
kinase. Dimerisasi reseptor menghasilkan autofosforilasi residu tirosin dalam domain
sitoplasma reseptor dan memulai berbagai jalur sinyal yang mengarah pada proliferasi
sel dan tumorigenesis. HER2 (HER-2/neu, erbB2) merupakan anggota family erbB/HER
dari reseptor transmembran tirosin kinase yang dikode oleh gen HER2. Gen HER2
merupakan proto-onkogen yang ditemukan pada kromosom 17 dan berfungsi sebagai
reseptor membran sel. Gen HER2 mengkode glikoprotein transmembran 185-kDa yang
memiliki aktivitas intrinsik protein tirosin kinase. HER family berperan penting untuk
mengatur pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan diferensiasi sel. Gen HER2 berperan
dalam regulasi pertumbuhan, proliferasi dan pembelahan sel normal, namun
mengekspresikan reseptor di permukaan sel dalam jumlah sedikit. Reseptor HER2 terdiri
atas domain ekstraseluler, domain transmembran, dan domain intraseluler.

IHC pada kanker payudara digunakan untuk mengetahui keberadaandan status


protein HER pada payudara. Protein HER akan dijumpai pada setiap payudara dan
bertanggung jawab untuk mengatur proses pertumbuhan dan pembelahan sel. 'amun
pertumbuhan sel HER yang tidak normal dan berlebihan (overekspresi) akan
mengakibatkan sel tumbuh dan membelah menjadi jauh lebih cepat. Keadaan inilah yang
disebut dengan kanker payudara positif HER2 yang merupakan kanker payudara agresif.

2.2 Mekanisme HER-2 sebagai growth factor pada kanker

Reseptor HER2 dianggap sebagai orphan receptor karena tidak memiliki ligan
spesifik sehingga tidak dapat dikenali dan diaktifkan oleh ligan EGF. Sedangkan,
reseptor dari anggota family HER lainnya memiliki ligannya masing – masing.Namun
reseptor HER2 mampu untuk membentuk heterodimer. Bentuk heterodimer tersebut
merupakan hasil dari kombinasi antara reseptor HER2 dengan berbagai reseptor lainnya
dalam family HER, sehingga membentuk kompleks reseptor heterodimer. Oleh karena
itu, ligan (EGF) akan mengikat kompleks reseptor heterodimer pada permukaan sel
sehingga menyebabkan aktifasi protein intrinsik tirosin kinase. Hasilnya adalah

3
transmisi sinyal growth factor akan melewati membran sel menuju bagian intraselluler
dari nukleus, sehingga akan mengaktifkan gen HER2

Sebagian besar penelitian tentang HER2 telah dilakukan pada kanker payudara,
setelah ditemukan menginduksi karsinogenesis payudara secara in vitro dan in
vivo. Amplifikasi atau ekspresi berlebih dari gen HER2 terjadi pada sekitar 15-30%
kanker payudara. Dengan meningkatnya pemahaman tentang biologi HER2, kini telah
diketahui bahwa ekspresi berlebih HER2 juga terjadi pada bentuk kanker lain seperti
lambung, ovarium, karsinoma endometrium serosa uterus, usus besar, kandung kemih,
paru-paru, leher rahim, kepala dan leher, dan kerongkongan.

Amplifikasi atau ekspresi berlebih HER2 terjadi pada sekitar 15–30% kanker
payudara dan 10–30% kanker lambung/gastroesofageal dan berfungsi sebagai
biomarker prognostik dan prediktif. Ekspresi HER2 yang berlebihan juga terlihat pada
kanker lain seperti ovarium, endometrium, kandung kemih, paru-paru, usus besar, serta
kepala dan leher. Status HER2 Anda dapat membantu menentukan seberapa agresif
kankernya dan pengobatan apa yang paling cocok .

Tiga mekanisme sel penyebab prognosis buruk pada overekpresi her2 ; (1)
overekspresi her 2 meningkatkan properti sel - sel kanker metastasis, seperti
angioinvasi, angiogenesis dan ke (2) menyebabkan resistensi terhadap terapetik
menyebabkan respon buruk terhadap terapi, hal ini mungkin juga berhubungan
absennya respon hormon steroid pada HER2 +. Ke (3) proliferasi yang tinggi dengan
karakteristik persentase tinggi pada fase –S.yang diduga berhubungan dengan ukuran
tumor.

4
2.3 Tes Pemeriksaan HER-2

Meskipun beberapa metode pengujian HER2 telah dikembangkan, sekitar 20%


pengujian HER2 saat ini mungkin tidak akurat. Oleh karena itu, American Society of
Clinical Oncology (ASCO) dan College of American Pathologists (CAP) telah
merekomendasikan pedoman dalam pengujian HER2 untuk memastikan akurasi. Dua
metode yang saat ini disetujui untuk pengujian HER2 adalah imunohistokimia (IHC)
dan hibridisasi fluoresensi in situ (FISH).
2.3.1 Pemeriksaan HER-2 Ca mamae (Metode IHC)
IHC merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi
molekul tertentu seperti protein dalam suatu jaringan dengan memanfaatkan
prinsip pengikatan antibody (Ncl, 2013). Pada pemeriksaan Her-2 Ca mamae
terlebih dahulu dilakukan pewarnaan Hematoxylin eosin (HE) untuk
memudahkan pengamatan. Pewarnaan ini digunakan untuk mewarnai jaringan.
Prinsipnya yaitu inti yang bersifat asam akan menarik zat/ larutan yang
bersifat basa sehingga akan berwarna biru. Sitoplasma bersifat basa akan
menarik zat /larutan yang bersifat asam sehingga berwarna merah. Hematoksilin
bekerja sebagai pewarna basa, artinya zat ini mewarnai unsur basofilik jaringan.
Hematoksilin memulas inti dan strukutur asam lainnya dari sel (seperti bagian
sitoplasma yang kaya-RNA dan matriks tulang rawan) menjadi
biru.Hematoxylin akan mewarnai nukleus sedangkan eosin akan mewarnai
sitoplasma. Eosin bersifat asam. Ia akan memulas komponen asidofilik jaringan
seperti mitokondria, granula sekretoris dan kolagen.Tidak seperti hematoksilin,
eosin mewarnai sitoplasma dan kolagen menjadi warna merah muda.
Reaksi ikatan yang terjadi antara sel dan pengecatan mengakibatkan
warna nukleus menjadi biru dan warna membran berwarna coklat yang berarti
membran tersebut memiliki positif protein HER2. Jika HER2 dinyatakan positif
(skor diatas 2+), hal ini mengindikasikan bahwa status kanker lebih ganas dan
menyebar lebih cepat.

Prosedur Kerja
Preparasi Reagen
1. Xylol: dituang xylol 100 ml ke dalam chamber, beri label xylol
I,II,III

5
2. Alkohol: dibuat pengenceran alkohol 96% menjadi
80%,70%,50%.
3. H2O2 3% dalam methanol 194 ml,6 ml H2O2 absolut ditambah
97 ml methanol absolut,dihomogenkan.
4. PBS PH ±7,4 dengan cara menimbang
a. NaCl : 42,2 gr
b. NaHPO4 : 6,66 gr
c. NaH2PO4 : 1,72 gr
d. PH 7,4 dalam 3 liter. Dilarutkan dalam 1 Liter Aquades.
Dari Ph 7,4 dibuat PH 9,1 9,2 9,3 masing-masing
sebanyak 200 ml
5. Disiapkan NSS ( Normal Swine Serum)
Preparasi Sampel
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Kemudian dilakukan deparafinasi, di rendam objek glass yang
berisi jaringan kedalam xylol 1,2,3 masing –masing 5 menit.
3. Kemudian direndam dalam alkohol 96%, 80%, 70%, 50 %
masing –masing 3 menit.
4. Dicuci dengan aquades (dengan pipet) selama 10 menit, pada
bagian depan dan belakang.
5. Selanjutnya dimasukan antigen retrieval (PBS Sitrat) kemudian
dimasukan di microwave pada suhu 400 0C selama 15 menit.
6. Dikeluarkan dari microwave dan ditunggu selama 20 menit
dalam keadaan masih tertutup, angkat staining jar dari becker
glass dan didiamkan selama 20 menit, kemudian dibuka staining
jar diamkan selama 15 menit.
7. Direndam dengan H2O2 3% dalam methanol 100 ml selama 20
menit.
8. Kemudian dicuci dengan air mengalir selama 15 menit.
9. Selanjutnya di rendam dengan PBS Ph 9,1; pH 9,2 ; pH 9,3
masing- masing selama 5 menit,
10. Dibilas dengan PBS pH 7,4 (1 celupan ).
11. Kemudian digenangi dengan NSS (Normal Swin Serum ) 80-
100 µl selama 7-10 menit. Lalu dibilas dengan PBS pH 7,4.

6
12. Selanjutnya PBS dibuang tanpa dicuci, ditetesi dengan primer
(HER2) didiamkan semalam dikulkas.
13. Dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 10 menit.
14. Kemudian preparat tersebut dikeringkan dan dilap dengan tissu.
15. Ditetesi antibody sekunder biotinilate (warna kuning)/ Trekkie
universal link biarkan selama 10 menit.
16. Dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 10 menit
17. Kemudian preparat dikeringkan dilap dengan tissu.
18. Ditetesi antibody sekunder II (warna merah ) Trek avidin HRP
(label) dibiarkan selama 10 menit.
19. Dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 10 menit.
20. Kemudian preparat dikeringkan dengan dilap dengan tissu.
21. Ditetesi dengan DAB Cromogen subrat (tanpa terkena cahaya)
selama 10 menit dalam suhu ruang.
22. Dicuci dengan aquades kemudian dikeringkan
23. Selanjutnya dilakukan pengecatan (Counter Staining)
- Digenangi preparat dengan Hematoxylin selama 3-5 menit.
- Dicuci dengan air mengalir selama 5 menit
- Kemudian digenangi dengan larutan lithium carbonat 5 %
selama 2-3 menit.
- Selanjutnya dicuci dengan air mengalir
- Dikeringkan dalam oven pada suhu 40 – 50 oC selama 5
menit.
- Kemudian ditetesi dengan entelan lalu ditutup dengan cover
glass.
- Diamati dibawah mikroskop.

Kanker Payudara . Status HER2 harus ditentukan pada semua pasien


dengan kanker payudara invasif berdasarkan 1 atau lebih hasil tes. Spesimen
kanker payudara pada awalnya harus menjalani pengujian HER2 dengan uji
imunohistokimia (IHC) yang tervalidasi untuk ekspresi protein HER2.

7
2.4 Interpretasi hasil pemeriksan HER-2 Metode IHC

Over expresi her2 (-) Over expresi her 2 (+1)

Over expresi HER2 (+2) Over expresi HER2 (+3)

Gambar 2. Tingkat Ekspresi HER2 dengan pemeriksaan IHC


(Sumber : David G,et al, American society for Clinical Pathology, 2008)

Ketentuan Score pada pemeriksaan HER-2 metode IHC


Skore IHC Pola Pengecatan IHC Klasifikasi
0 Tidak ada pewarnaan membran Negatif
pewarnaan membran tidak lengkap
1+ Negatif
(<10%) dan lemah
Pewarnaan membran lengkap tapi
tidak seragam atau lemah setidaknya
2+ Equivocal
sebesar 10% tapi kecil atau sama dengan
30%
Pewarnaan intensitas membran Positif
3+
seragam dengan nilai > 30% sel kanker HER2

8
2.3.2 Pemeriksaan HER-2 (Metode FISH)
Hibridisasi in situ (ISH) adalah teknik sitogenetik yang
memungkinkan deteksi resolusi tinggi, kuantifikasi,
dan lokalisasi target asam nukleat di dalam sel atau jaringan. Metode ini
didasarkan pada hibridisasi probe komplementer spesifik sekuens
(biasanya sekuens DNA) ke targetnya di dalam sel.
Secara skematis menunjukkan bagaimana probe asam nukleat
berlabel fluoresensi memasuki inti sel di mana ia berhibridisasi dengan
target komplementernya dalam DNA. Probe dapat ditargetkan pada
DNA (kromosom metafase dan interfase) serta RNA, sehingga
memungkinkan studi tentang urutan genom dan profil ekspresi
transkriptomik sel individual. Reaksi dapat divisualisasikan secara
langsung menggunakan probe berlabel radioaktif atau fluoresen atau
secara tidak langsungmelalui kromogen histokimia, pengikatan antigen,
atau interaksi biotin-streptavidin.
Prosedur Pemeriksaan HER-2 (Metode FISH)

2.5 Interpretasi hasil pemeriksaan HER-2 metode FISH

Salinan gen HER-2 Normal Salinan gen HER-2 abnormal

9
2.6 Pengobatan Kanker Payudara positif HER2
Meskipun kanker payudara positif HER2 umumnya merupakan bentuk kanker
agresif, kanker ini merespons dengan baik berbagai jenis obat, seperti terapi tepat-
sasar yang secara khusus menyasar protein HER2 serta beberapa rejimen kemoterapi
standar. Beberapa contoh dari perawatan ini antara lain :
1) Trastuzumab (Herceptin)
2) Pertuzumab (Perjeta)
3) TDM-1
4) Lapatinib (Tykerb)
5) Neratinib (Nerlynx)
Untuk pasien dengan kanker payudara positif HER2 yang juga estrogen dan
progesteron-positif, terapi hormonal selain terapi tepat-sasar HER2 juga merupakan
pengobatan yang efektif.
- Terapi bertarget kususnya terapi antibodi monoklonal , terapi penghambat tirosin
kinase , dan konjugat obat antibodi (ADC). ADC mengobati kanker dengan
menargetkan permukaan sel kanker. ADC menggabungkan obat kanker dan
antibodi yang mencari sel kanker.
- Kemoterapi untuk mengecilkan tumor sebelum penyedia layanan melakukan
operasi untuk mengangkatnya (terapi adjuvan atau neoadjuvan).

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Imunohistokimia adalah suatu metode kombinasi dari anatomi, imunologi dan


biokimia untuk mengidentifikasi komponen jaringan yang memiliki cirri tertentu
dengan menggunakan interaksi antara antigen target dan antibody spesifik yang diberi
label. Reseptor HER2 dianggap sebagai orphan receptor karena tidak memiliki ligan
spesifik sehingga tidak dapat dikenali dan diaktifkan oleh ligan EGF. Sedangkan,
reseptor dari anggota family HER lainnya memiliki ligannya masing– masing. Namun
reseptor HER2 mampu untuk membentuk heterodimer.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membantu patologi anatomi untuk
membaca hasil skor HER2 adalah melakukan analisis terhadap citra sel kanker HER2
dengan menggunakan bantuan komputer. Jaringan yang telah diambil dan dicat dengan
menggunakan IHC dan disiapkan menjadi slide / preparat mikroskopis. Slide tersebut
kemudian diamati melalui mikroskop dengan faktor perbesaran tertentu yang kemudian
difoto oleh dokter spesialis patologi anatomi sehingga menghasilkan sebuah citra untuk
selanjutnya diolah dengan komputer.

3.2 Saran
Dalam kehidupan, tidak ada satupun manusia yang tidak lepas dari penyakit.
Namun pada dasarnya penyakit bisa dicegah dengan perilaku hidup yang bersih dan
sehat. Dengan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa atau
mahasiswi sebagai referensi dalam dunia medis khususnya di laboratorium mengenai
pemeriksaan Human Epidermal Growth Factor Reseptor-2 (HER-2).

11
DAFTAR PUSTAKA

DJ Riese dan DF Stern, “Kekhususan dalam jaringan sinyal keluarga


EGF/keluarga reseptor ErbB,” BioEssays , vol. 20, hal. 41–48, 1998.
Lihat di: Google Cendekia
S. Ménard, SM Pupa, M. Campiglio, dan E. Tagliabue, “Peran biologis dan
terapeutik HER2 pada kanker,” Oncogene , vol. 22, tidak. 43, hal.6570–6578, 2003.
Asako O,TakaharabS, SumiyoshiaK, YamamotoaH, KawaicJ andShibaa E
(2013) Relationship between intrinsic subtypes andtumor responses to
neoadjuvantchemotherapy in patients with locally advanced breast cancer.Breast
Disease 34 (2012/2013) 9-17.
Brennan PJ, Kumogai T, Berezov A, Murali R, Greene MI.HER2/Neu:
Mechanisms of Dimerization/Oligomerization. 2000. Available on:

Gray MJ, Gallick GE. 2010.The Role of Oncogene Activation in


TumorProgression. Mechanisms of Oncogenesis. USA: Springer.
D.Huber. (2018). Hibridisasi Fluoresensi In Situ (FISH).

Kimman, M. d. (2012). The Burden of Cancer in Member Countries of the


Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Asian Pacific Journal of Cancer
Prevention vol. 13, 411-420.
Labellapansa, A., Muhimmah, I., Indrayanti. Klasifikasi citra imunohistokimia
sel kanker payudara HER2 skor 1+ dan 3+. Prosiding Seminar Nasional Informatika
Medis. Hal 24- 30. Yogyakarta, 9 November 2013.
Brügmann A, Eld M, Lelkaitis G, et al. (2012) Digital image analysis of
membrane connectivity is a robust measure of HER2 immunostains. Breast Cancer Res
Treat 132:41–49. doi:10.1007/ s10549-011-1514-2

12

Anda mungkin juga menyukai