Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasang surut atau disingkat sebagai pasut merupakan salah satu gejala alam

yang tampak nyata di laut, yakni suatu gerakan vertical dari seluruh partikel massa air

laut dari permukaan samapai bagian terdalam dari dasar laut yang disebabkan oleh

pengaruh dari gaya tarik-menarik antara Bumi dan benda-benda angkasa khususnya

Matahari danBulan. Mengingat jarak antara Bumi dan Matahari lebih jauh daripada

jarak antara Bumi dan Bulan, maka gaya tarik-menarik antara Bumi dan Matahari

diperkirakan hanya sebesar 46% sedangkan 54% merupakan gaya tarik-menarik

antara Bumi dan Bulan. Dengan demikian fenomena pasang surut di Bumi lebih

dominant dipengaruhi oleh gaya tarik terhadap Bulan. Posisi Bulan terhadap Bumi

sangat mempengaruhi kondisi pasang surut (Wibisono, 2005).

Bagi dunia perikanan, terutama perikanan laut ataupun usaha perikanan di

daerah pantai, pengetahuan mengenai karakter pasang surut merupakan hal yang

sangat penting. Untuk usaha penangkapan ikan di laut, pengetahuan pasang surut

sangat diperlukan terutama untuk navigasi. Karena kesalahan dalam

memperhitungkannya dapat berakibat fatal. Srlain itu beberapa jenis ikan

mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang sangat berkaitan erat dengan pasang surut.

Pada usaha perikanan pantai, misalkan pertambakan pasang surut dapat mendasari

rencana konstruksi dan system pengairan di tambak. Hal-hal tersebut sangat

mempengaruhi usaha tambak (Mustafa, 2007).

13
Mengingat pasang surut merupakan aspek penting dalam oseanografi maka

dilakukan praktikum untuk mengetahui tipe pasang surut di suatu daerah yang akan

berguna bagi pengembangan daerah tersebut khususnya dalam bidang perikanan.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tipe pasang surut di

perairan pantai Pulau Bokori .

14
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pasang surut merupakan salah satu gejala laut yang besar pengaruhnya

terhadap kehidupan biota laut, khususnya di wilayah pantai. Permukaan paras laut

setiap hari naik dan turun secara berskala. Tinggi rendahnya paras laut diukur pada

suatu paras panutan yang telah ditentukan yang dinamakan datum (Nontji, 2001).

Pasang surut adalah proses naik turunnya muka laut secara hampir periodik

karena gaya tarik benda-benda angkasa, terutama bulan dan matahari. Naik turunnya

muka laut dapat terjadi sekali (pasut tunggal), atau dua kali sehari (pasut ganda).

Sedangkan pasut yang berperilaku diantara keduanya disebut sebagai pasut campuran

(Dahuri dkk., 1996).

Perbedaan pasang naik dan pasang turun per hari dan ketinggiannya pada

berbagai bagian bumi disebabkan adanya gaya keunikan berbagai pasang surut yang

sangat tinggi dan terkenal adalah di Teluk Fundy/Cook Inlel dari Alaska yang

merupakan akibat gaya pasang surut utama yang bereaksi terhadap bentuk geometri

pasang surutnya (Nybakken, 1992).

Hutabarat dan Evans (1985) menjelaskan bahwa air pada bagian ujung pantai

yang berbatasan dengan lautan tidak pernah diam pada suatu ketinggian yang tetap,

tetapi mereka ini selalu bergerak naik dan turun sesuai dengan siklus pasang.

Permukaan air laut perlahan-lahan naik pada ketinggian maksimal, peristiwa ini

dinamakan pasang tinggi. Setelah itu turun sampai pada suatu ketinggian maksimal

15
yang disebut pasang rendah. Dari sisi permukaan air antara pasang tinggi dan pasang

rendah dikenal sebagai tinggi pasang (tidal range).

16
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 12-13 Januari

2008 dan bertampat di perairan pantai Pulau Bokori kecamatan Soropia kabupaten

Konawe Selatan.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Alat dan bahan serta kegunaannya pada praktek Pasang Surut.
No. Alat dan Bahan Kegunaan
1. Tonggak berskala Sebagai tempat melekatnya selang dan untuk
mengetahui kedalaman pada saat pasang dan
surut.
2. Selang Untuk memperjelas pengukuran tinggi
permukaan laut.
3. Senter Sebagai penerang saat pengamatan pada malam
hari.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktek lapang ini adalah sebagai berikut:

 Menyiapkan tonggak berskala yang telah dilekatkan selang.

 Menancapkan tonggak berskala tersebut pada kedalaman tertentu.

 Mengamati air laut yang masuk ke dalam selang dan mencocokkannya dengan

skala yang ada pada tonggak berskala.

 Mencatat hasil pengamatan yang telah diperoleh.

17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktek ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Pengamatan Praktek Pasang Surut.

No. Jam Pasang Surut


1. 11.00 74
2. 12.00 103
3. 13.00 112
4. 14.00 157
5. 15.00 168
6. 16.00 171
7. 17.00 201.5
8. 18.00 180
9. 19.00 162
10. 20.00 137
11. 21.00 122
12. 22.00 116
13. 23.00 123
14. 24.00 134
15. 01.00 156
16. 02.00 186
17. 03.00 198
18. 04.00 198
19. 05.00 182
20. 06.00 164
21. 07.00 131
22. 08.00 93
23. 09.00 76
24. 10.00 56

18
`B. Pembahasan

Pasang surut merupakan salah satu gejala laut yang besar pengaruhnya

terhadap kehidupan di laut. Pada paraktek ini dilakukan pengamatan terhadap pasang

surut di perairan pantai Pulau Bokori. Pengukuran pasang surut dilakukan selama 24

jam dengan interval waktu 1 jam. Pasang surut adalah gerakan naik turunnya

permukaan air laut yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Jarak antara

matahari dan bumi lebih jauh dibandingkan dengan jarak antara bulan dan bumi.

Oleh karena itu, bulan memiliki peranan yang besar dalam menentukan pasang surut.

Berdasarkan hasil pengamatan, ukuran tertinggi permukaan air laut diperoleh

pada pukul 17.00 wita dengan ketinggian 201,5 cm. Sedangkan air menjadi surut

pada pukul 10.00 wita dengan ketinggian 56 cm. Sehingga beda pasut yang terjadi

145,5 cm. Hal ini tergambar jelas pada grafik berikut:

Pasang Surut
Tinggi Permukaan Air Laut (vv

250

200

150
Pasang Surut
100

50

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
Jam (00.00)

Gambar 2. Grafik Pasang Surut pada Perairan Pantai Pulau Bokori

19
Berdasarkan grafik di atas, di perairan pantai Pulau Bokori menunjukkan tipe

Pasang Surut Ganda Campuran Dominan Tunggal. Pada saat pengamatan, pasang

surut yang diamati tepat pada bulan kedua atau bulan baru. Hal ini berarti titik pusat

bulan, bumi, dan matahari hampir berada pada satu sisi dari bumi dan pada saat itu

terjadi pasang tertinggi dan surut rendah yang disebut pasang surut Bulan Baru

(Spring Tide).

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wibisono (2005) bahwa pada saat

pasang surut Bulan Baru akan terjadi pasang tertinggi dan surut terendah karena

posisi bulan dan matahari yang berada pada satu sisi dari bumi mengakibatkan gaya

tarik yang kuat terhadap bumi.

20
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, ada beberapa hal yang dapat

disimpulkan yaitu:

 Tipe Pasang Surut di perairan pantai Pulau Bokori adalah Pasut Ganda

Campuran Dominan Tunggal.

 Tipe Pasut Ganda Campuran Dominan Tunggal terjadi pada saat posisi bulan

dan matahari berada pada satu sisi dari bumi.

B. Saran

Saran yang dapat kami ajukan adalah agar alat-alat pengukuran parameter

oseanografi dapat lebih lengkap lagi sehingga dalam pengamatan-pengamatan

selanjutnya diperoleh data yang akurat mengenai setiap parameter tersebut.

21

Anda mungkin juga menyukai