Anda di halaman 1dari 58

MO DUL

ORIENTASI BARU PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Oleh:
Dr. Happy Indira Dewi, S.T., M.T.

Untuk:

Mahasiswa Orientasi Barn Psikologi Pendidikan 2023


Magister Teknologi Universitas Muhammadiyah Jakarta

UNIVERSIT AS l\fUHAMMADIY AH JAKARTA

1
PERTEMUAN KE-1:
PSIKOLOGI, PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DR. HAPPY INDIRA DEWI, S.T., M.T.

Pendahuluan
Tujuan umum dari perkuliahan ini adalah memahami, menjelaskan kedudukan, hakekat
Psikologi, Pendidikan dan Psikologi Pendidikan. Selanjutnya diharapkan dapat juga
memahami dan mengekstrapolasi serta menerapkan ide, prinsip dan konsep dalam bidang
psikologi baru terutama dalam kaitan dengan layanan pendidikan dan sarana yang
diperlukan untuk itu.
Tujuan Khususnya adalah dalam kuliah ini yang akan dibahas adalah the way
(Kemengapaannya), the what (Keapaannya), dan the how (Kebagaimanaannya) dari
Psikologi Pendidikan. Maksudnya, disini akan dijelaskan 'mengapa' perlu mempelajari
orientasi baru Psikologi Pendidikan, 'apa' itu Psikologi Pendidikan dan 'bagaimana'
penerapannya dalam bidang pendidikan.

Pengetahuandan Ilmu
Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) dan ilmu pengetahuan (science) bersumber dari rasa ingin tahu
manusia (curiosity). Pengetahuan untuk dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan harus
memiliki beberapa persyaratan, yaitu adanya dasar pembenaran yang telah diakui
(menuntut adanya derajad kepastian sebesar mungkin), bersifat sistematik (linear, runut,
dan bertahap) dan sistemik (keseluruhan yang bennakna/saling berkaitan), bersifat
intersubjektif (ilmu tidak didasarkan atas intuisi dan sifat subjektifitas orang, namun
berdasarkan adanya kesepakatan dan pengakuan kadar kebenaran ilmu tersebut), serta
bersifat dinamis tidak mutlak dan tidak sempuma.
Untuk menentukan suatu pengetahuan dapat diakui sebagai ilmu dan diakui
kebenarannya, pakar-pakar ilmu pengetahuan berkumpul dalam sebuah konsorsium ilmu.
Konsorsium ini berkewajiban dalam pengembangan ilmu. Perlu diketahui ketetapan
konsorsium negara tentang sebuah pengetahuan termasuk ke dalam science atau
tidakdapat berbeda-beda di setiap negara.

Psikologi, Pendidikandan Psikologi


Pendidikan
Ilmu psikologi dan ilmu Pendidikan sama-sama dibangun atas referensi jamak
(multireferensial). Ilmu Pendidikan berakar dari ilmu Alam, Filsafat dan Kedokteran,
sedangkan ilmu Psikologi berakar dari ilmu Psikologi, Antropologi, Sosiologi, Filosofi
dan Budaya.
Perbedaannya, Ilmu Psikologi bersifat empiris, ilmu ini mempelajari manusia
sebagaimana adanya, sedangkan ilmu Pendidikan/Pedagogik bersifat normatif (usaha
2
sadar), mempelajari prilaku manusia sebagaimana seharusnya.Psikologi hanya
memiliki satu

3
cabang yaitu psikologi, sedangkan Pendidikan memiliki banyak cabang seperti Pendidikan
Teknik, Pendidikan Seni, Pendidikan Matematika, Pendidikan Musik, Pendidikan
Kesehatan, Pendidikan Ilmu Sosial, Pendidikan Fisika dan Pendidikan Bahasa.

psik~
filosor_,
sosiologi
l~a
v~ fa.le~ alam
kedokteran
antropologi pohon ilmu Psikologi

pohon ilmu Pendidikan


Terdapat beda pendapat dari para pakar dalam menentukan letak keberadaan Psikologi
Pendidikan, apakah terletak di ranah ilmu Pendidikan atau ilmu Psikologi. Ada pendapat
yang mengatakan Psikologi cabangnya adalah Psikologi Pendidikan, sementara
Pendidikan menganggap Psikologi Pendidikan adalah cabangnya. Konsorsium Psikologi
sepakat bahwa kedua pendapat tersebut benar, karena yang satu memandang Psikologi
Pendidikan dari perspektif Psikologi, dan pendapat yang lain mamandang Psikologi
Pendidikan dari perspektif Pendidikan.

psikologi pendidikan

Dalam Psikologi Pendidikan, ilmu Psikologi dan ilmu Pendidikan merupakan dua konsep
ilmu yang menyatu. Pendidikan dan Psikologi memiliki kesamaan, yaitu sama-sarna
mempelajari prilaku manusia. Psikologi Pendidikan terletak pada irisan Psikologi dan
Pendidikan, berada diantara ranah Pendidikan dan Psikologi. Dengan demikian dapat
4
dikatakan pada dasamya Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang menerapkan prinsip•
prinsip Psikologi dalam Pendidikan.

5
PERTEMUAN KE-1:
BAKAT, KECERDASAN DAN PENGUKURAN KECERDASAN
Dr. Happy Indira Dewi, S.T, MT

PERKULIAHAN
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kali ini kita tepatnya sudah menapaki pertemuan yang ketiga ya. Apa kabar
mahasiswa-mahasiswi peserta obpp? Alhamdulillah hari ini kita tujuan kita adalah untuk
menganalisis tentang perangkat yang ada dalam dan luar manusia yang digunakan dalam
proses belajar. Alat dalam diri manusia yang sering digunakan untuk belajar adalah otak.

Otak ini terdiri dari dua belahan yaitu belahan otak kiri dan belahan otak kanan.
Belahan otak ini nama lainnya sering dikatakan dengan Hemisfer. Belahan otak tersebut
terspesialisasi dan memproses informasi dengan cara yang berbeda, namun Ketika
menghadapi tugas yang sangat kompleks kedua hemisfer ini berfungsi bersamaan.
Kegiatan yang kompleks tersebut misalnya kegiatan ketika kita belajar. Fungsi dari
Hemisfer kanan dan Hemisfer otak kiri adalah sebagai berikut;

Fungsi Hemisfer kiri yaitu


1) Berhubungan dengan bagian kanan tubuh kita.
2) Memproses input secara sequensial yaitu berurutan dan analitikal.
3) Sangat sensitif terhadap waktu.
4) Menghasilkan bahasa lisan.
5) Sangat mudah mengerjakan operasi aritmatika.
6) Sangat mudah mengenali kata, angka dan bilangan
7) Aktif dalam mengkonstruksi memori-memori.
8) Selalu mencari penjelasan mengapa peristiwa itu terjadi.
9) Sangat baik untuk membangkitkan perhatian menghadapi stimulus yang berasal dari
luar, dan tampaknya juga memproses emosi-emosi positif seperti rasa gembira yang
kita alami.

Fungsi Hemisfer kanan/ belahan otak kanan yaitu


1) Berhubungan dengan bagian kiri tubuh.
2) Memproses input dengan cara yang cenderung holistic dan sifatnya abstrak.
3) Sangat sensitif terhadap ruang
4) Bisa menginterpretasikan bahasa dengan sikap tubuh, mimik wajahnya, emosi, dan
bahasa tubuh.
5) Bisa mengerjakan operasi - operasi matematika

6
6) Terspesialisasi kelika mengenali wajah, mengenali sebuah tempat, mengenali sebuah
obyek dan music
7) Dal am mengingat sangat tajam.
8) Menempatkan berbagai peristiwa dalam pola yang spasial atau ruang
9) Sangat baik dalam pemrosesan internal, seperti memproses emosi-emosi negatifyang
berkaitan dengan kesecihan dan depresi.
Gambar Belahan Otak yang biasa di sebut Hemisfer

Hemisfer Kiri Hemish!r Kanan


• l.<9$

·
• lntuisi
Ben.inun . ,..,,_,v.,ua,
. St»,bl
• Kteatii
• Linear

Ekspl...

• Anallis

• A- • How:ic

·?123, 1''2¥1 91& · Ii Yi? •&?SIS


·
I

Setelah semua tahu kemampuan hemisfer kanan dan kiri anda, kira-kira anda
termasuk yang dominan berfikir dengan hemisfer kanan atau kiri? Dalam OBPP
pengetahuan tentang manusia ini sangat penting, o~ek penelitian dari psikologi dan
pendidikan itu sama - sama mempelajari manusia. Dan alat yang sangat berkaitan dengan
proses belajar dan pembelajaran dimana ini adalah domain utama di teknologi pendidikan
adalah otak. Selanjutnya marl bicara mengenai bakat, intelegensi serta pengukuran
intelegensi. Kesemuanya ini ada di dalam otak.
Bakat
Bakat itu sesuatu yang ada dalam diri seseorang, merupakan aptitude atau aptus bukan
suatu kemampuan yang konkrit Ini masih merupakan kemungkinan yang potensial sekali.
Bakat ini bisa menj adi kemampuan atau ability tapi bukan sebagai kapasitas yang
berkinerja tertentu.

Intelegensi
6
Intelegensi ini sering dikatakan kecerdasan yang mencerminkan kemampuan bekerja otak
ki ta. Intelegensi ini sangat berbeda dengan IQ Intelligence quotient, IQ ini adal ah tingkatan
dari intelegensi manusia berupa angka yang berupa skor tunggal yang di peroleh
dari sebuah tes kecerdasan. Tes yang dipergunakan untuk mengukur kecerdasan itu
dinamakan

7
tes IQ berupa skor tunggal hanya mengukur kemampuan manusia dari sisi matematisnya
dan verbalnya saja. Skor tunggal ini, tidak dapat kita presentasikan intelgensi manusia
secara keseluruhan, kita tidak dapat mempresentasikan kecerdasan manusia secara
keseluruhan dengan tes IQ tersebut. Kita perlu mengetahui bagaimana perkembangan
pengukuran intelegensi ini. Awalnya dari Alfred Binet dan Theodore Simon 2 psikolog
dari Perancis ini mencoba mengukur kecerdasan manusia,tesnya namanya Binet dan
Simon. Pengukurannya adalah umur mental dibagi umur kronologis dikalikan 100 itu
adalah nilai IQ. Misalnya Kalo nilai IQ 90 maka kualitas intelegensinya digolongkan pada
intelegensi normal, ini masih berupa skor yang tunggal. Penggolongan intelegensinya
yaitu:

• jika nilainya dibawah 30 dikatakan idiot


• jika nilainya 31-60 adalah reterdasi mental atau cacat mental
• jika nilainya 61-80 tergolong lambat belajar
• jika nilainya 90-110 tergolong normal
• jika nilainya 111-120 superior
• jika nilanya 120-140 sangat superior

Tes Binet ini dikembangkan oleh David Wechler, tes ini adalah tes berwarna untuk
mengukur tingkat kecerdasan seorang manusia melalui verbalnya dan performance
manusia tersebut. Sampai saat ini tes Wechler ini masih sering dipergunakan untuk
mengukur intelegensi namun tes ini tidak berlaku bagi kalangan yang menganut multiple
intelegensi. Tes dengan single score ini tidak dipergunakan lagi, karena yang menganut
kecerdasan jamak itu kecerdasan tidak satu tapi bisa berbagai macam kecerdasan. Skor
tunggal yang dibuat Wechler dan Binet tidak dapat merefleksikan semua kecerdasan
manusia, begitu argumennya. Setelah Wechler masuk ke Charles Spearman, Dia mulai
melihat kemampuan manusia itu tidak hanya faktor yang umum saja, tapi ada faktor yang
spesifik. Teorinya disebut dengan TWO factor, dia mengatakan jika intelegensi manusia
sejak lahir sudah memiliki kemampuan umum. Kemampuan ini disebut faktor "G"
dikatakan General Factor yang inhalen dan bawaan dari lahir dan kemampuan khusus itu
dinamakan faktor 'S' atau spesific factor. Selanjutnya Thurstone menemukan teori
Intelegensi multiple factor. yang menghasilkan correlation model antara faktor - faktor
tersebut saling berkorelasi dan berkolaborasi. Cara kerja multiple factor ini adalah
kombinasi dari heridater atau keturunan dan belajar yang menghasilkan kemampuan
sebagai berikut : numeric,verbal,kata - kata, spatial dan memori. Berbeda dengan tes IQ
yang hanya bersifat satu nilai maka Guilford mulai mengutarakan temuannya Free
Dimensional Model of Structure of intellect. Dia adalah penemu pertama bagaimana orang
itu berfikir kreatif dengan devergen meluas,menyebar. Temuannya ini adalah berupa balok

8
5x6x4 yang menggambarkan berbagai kemampuan manusia. Manusia itu ada kemampuan
operation,produk,dan konteks. Kalau operation ada kemampuan
evaluasi,konvergen,production,divergen production, memori, cognition. Kalau Product ada
unit, classes,relation, system, transformation, dan implication. Dan yang ketiga adalah
content. Content ini yaitu figure,symbolic, semantic, behaviour.

Babak terbaru tentang kecerdasan adalah adanya pemikiran Guilford yang mulai
berpikir tentang kecerdasan yang tidak tunggal ini memberi inspirasi kepada ilmuan yang
bemama gardner dia menemukan berbagai kemampuan yang ada didalam diri manusia
yang dinamakan multiple intelligences yang awalnya ditemukan 7 kemampuan yang
berkembang menjadi 8 kemampuan dan terakhir 10 kemampuan yang terdapat dalam diri
manusia,kecerdasan manusia memilliki empat stratum,stratum yang pertama yaitu
linguistik,locigal math,spasial musikal,stratum kedua yaitu kristalizet fluid,visual
perception,dan auditori,stratum ketiga bukan intelegensi tapi ini berupa kepribadian orang
seperti interpersonal,intrapersonal,bodily-kinestetik nah ini mendekati personality emotion
dan psikomotorik,begitulah perkembangan dan pengukuran kecerdasan didunia yang
dilakukan oleh berbagai pakar.

9
PERTEMUAN KE-1:
PEMAHAMAN NEUROSCIENCE DAN KREATIVITAS
Dr. Happy Indira Dewi, S.T, MT

Menceritakan kreativitas sangat terkait dengan psikologi terbaru. Salah satu


cabangnya adalah neurosikologi. Ini adalah pengetahuan terbaru yang terkait dengan
pengembangan psikologi. Semua berasal dari penelitian neuroscience yang berpengaruh
dengan pengembangan psikologi.

Penelitian dalam bidang neuroscience telah menunjukkan bahwa fungsi otak


manusia serta organisasi dan kerjanya terkait dengan bidang kajian pendidikan dan
psikologi. Penelitian dalam bidang neuroscience, juga menemukan bahwa kemampuan
intelligensi mempengaruhi perilaku dan proses pembelajaran manusia. Neuropsikologi
adalah kajian tentang efek-efek psikologi kerusakan otak pada manusia. Neurokognitive
adalah ilmu yang paling muda, sedangkan biopsikologi mengkaji neurokognisi.
Gabungan penelitian psikologi kognitive dan neuroscience yang mengkaji keberbakatan
salah satunya biopsikologi. Pada abad 21 Biopsikologi menjadi salah satu bagian dari
disiplin neuroscience. Biosikologi atau Biopsikologi adalah pendekatan biologis pada
studi tentang prilaku manusia, berbeda dengan pendekatan psikologi, psikologi yang
merupakan studi ilmiah tentang prilaku yang berkaitan dengan overt activity.

Ini adalah orientasi terbaru dalam Psikologi Pendidikan bertolak dari neuroscience
(ilmu yang mempelajari tentang syaraf), tapi kemudian ilmu yang mempelajari bagian
dari syaraf yang tidak kelihatan tapi berpengaruh dinamakan neurokognition. Hal
ini dibedakan dengan biosikologi istilah biologi yang mempelajari sesuatu yang nampak
di otak.

Psikologi kognitive mengkaji the thinking mind tentng bagaimna mendapatkan


informasi tentang dunia, informasi tersebut disimpan dan diproses di otak selanjutnya
bagaimana mengatasi masalah dan memformulasikannya. Bila berbicara tentang inferensi,
maka yang dimaksud adalah menterjemahkan makna dari prilaku yang tidak nyata.
Misalnya ada orang berkata ah ! Maka inferensinya orang tersebut sedang marah, kesal,
stress dan sedih.
Neurokognitive development sudah sangat jelas, anak 5 tahun sudah bisa merespon
terhadap perbedaan hemisphere subsystems structure I proses otak telah dibentuk sejak
dini I prenatal.

1
Mengapa otak mengalarni masa belajar yang panjang ? Semakin sesuatu itu sulit,
semakin baik untuk otak. Bila kita membaca buku tidak mendalarn, maka otak tidak
berfungsi dengan maksimal. Bila terasa pusing, itu tandanya otak berfungsi dan terdapat
perubahan pada otak. Cognitivepsychology I Psikokognitive mengkaji seluruh proses
psikologi, sensation, perception, cognition, attention, conciousness, learning memory,
concept formation, thingking, imaging, remembering,langguage, intelligence, emotion,
develop and, process.

Science of consciousness berfokus pada neurologi of experience adalah concious


awareness. Fungsi kesadaran adalah context setting, adaptasi dan belajar,
memprioritaskan dan acces fungsi kontent, rekruitment dan control of mental and
psysical, error detection/editing, rejlektif and self monitoring, optimizing trade off

Selalu ada dua fase dalarn berfikir yang bertolek dari ide (intuisi) dan barn berfikir
(rasio). Berfikir ada berfikir kreatif (penilaian kreatif tentang makna sesuatu)dan berfikir
kritis (penilaian kritis tentang kebenaran sesuatu). Rasio dan emosi terhubung di otak
dengan suatu gumpalan elektron kimia di otak yang namanya amigdala. Emosi dan rasio
tidak boleh bercampur, dia terpisah narnun saling berhubungan.

Otak terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Otak kiri berfungsi untuk pemikiran
yang bersifat logic, linearity dan language. Sedangkan otak kanan berfungsi untukform,
pattern dan imagination. Pola berpikir difergen yaitu berfikir untuk banyak jawaban
dari satu pertanyaan, sedangkan berfikir konfergen, berfikir untuk mendapatkan satu
jawaban saja. Proses kreativitas berada di belahan otak kanan, sedangkan berpikir
berpikir analitik berada di belahan otak kiri. Tindakan menemukan hal baru dari
modifikasi hal lama dinamakan tindakan kreatifitas.

Intelligences versus Kreatifitas, (Guilford dan Thurstone) menyimpulkan


kehidupan intelek terdiri bukan dari satu kemarnpuan mental tunggal, melainkan
mencakup berbagai kemampuan mental. Guilford berkesimpulan kreativitas salah satu
dimensi keberbakatan yang dicari di luar batas-batas, namun demikian temyata IQ jadi
tidak selalu berkorelasi dengan kreatifitas. Selanjutnya Koestler mengatakan berpikir
kreatif adalah berpikir bisosiatif. Cara berpikir ini adalah berpikir diluar kebiasaan,
sering dikatakan berpikir lateral (kesamping) adalah the act of creation.

1
PERTEMUAN KE-1:
KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL INTELEGENCE) DANIEL GOLEMAN
DAN KONSEP TRISAKTI (KH.DEWANTARA)
Dr. Happy Indira Dewi, S.T, MT

PERKULIAHAN
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sehat selalu Ibu ucapkan
untuk Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan di FIP UMJ. pada pertemuan ke-5 telah
kita bicarakan tentang learning style dari Bobbi De Porter and Mike Bernacki, ada ada
tiga besar yaitu gaya belajar visual gaya belajar auditori dan gaya belajar kinestetik
berkaitan dengan indera kita yaitu penglihatan telinga dan gerak tubuh kita.
Kemudian dalam thinking style kita telah membahas bagaimana earn kerja otak kiri
gaya-gaya berpikir manusia kita telah bahas pada thinking Style selain gaya belajar dan
gaya berpikir ada yang tidak kalah penting yang berkaitan dengan Indra otak kita yaitu
emosi.

Emosi yang berkaitan dengan perasaan semua emosi asalnya dari sistem limbik
otak yang terletak di Batang otak kita pada orang yang bahagia sistem ini tidak aktif dan
pada orang yang depresi sistem ini sangat aktif Informasi yang menjelaskan kualitas tidur
yang baik dapat mempengaruhi suasana hati dan olahraga dapat meningkatkan suasana
hati menjadi lebih positif dan pada wanita memiliki emosi yang lebih besar dibanding
dengan pria begitu informasi yang didapat dari Robbins dan Dughs. Manusia kita telah
bahas pada thinking style selain gaya belajar dan gaya berpikir ada yang tidak kalah
penting yang berkaitan dengan Indra otak kita yaitu emosi-emosi yang berkaitan dengan
perasaan.
Mengapa kecerdasan emosi perlu kita perhatikan seorang anak yang mendapatkan
kualitas hubungan serta sikap penuh kasih sayang dari orangtuanya akan menghasilkan
anak yang bahagia dan mampu mewujudkan potensinya secara optimal. Kenapa bisa
optimal karena kebutuhan emosinya terpenuhi dalam bukunya yang mengetengahkan
tentang pentingnya perkembangan emosi Goleman mengatakan bahwa ranking bukanlah
faktor utama yang dapat menentukan keberhasilan hidup seseorang. Namun
perkembangan emosi seseorang adalah hal yang sangat penting yang dapat
mempengaruhi keberhasilan seseorang kemudian. Patten menegaskan pendapat Goleman
dengan membuat formulasi rumus yang dapat menjadikan seseorang excellent
perbandingannya yang dia buat yaitu memiliki kemampuan kecerdasan emosional 80%
dan memiliki kemampuan intelektual sebesar 20%.
Konsep emosi
1
Emosi adalah perasaan tak terkuasai secara sadar emosional quotion atau EQ
adalah penggunaan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan mengembangkan
hubungan antar

1
manusia secara produktif dan dapat meningkatkan kinerja secara profesional dalam situasi
dunia kerja. Emosional Intelegensi merupakan proses mental dimana seorang individu ini
dapat berkembang untuk membantu memecahkan tantangannya secara personal dan
professional kecerdasan ini merupakan kompetensi kunci untuk mencapai suatu kinerja
secara profesional. Gardner menggambarkan tiga emosi primitif pada masa awal kelahiran
yaitu takut marah dan cinta. Emosi pada bayi yang baru lahir kegairahannya belum
berdiferensiasi riset gardner ini dilanjutkan oleh golongan yang mengungkapkan terdapat
lima wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk
mencapai kesuksesan dalam kehidupannya sehari-hari . Apakah itu? yaitu mengenali emosi
diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina
hubungan dengan orang lain.
Goleman mengatakan dalam bukunya yang berjudul tentang emosional intelegensi
bahwa salah satu rahasia psikologi yang sudah umum diketahui oleh semua orang yaitu
ketidakmampuan nilai IQ atau nilai SAT yang sering disebut dengan school aptitude test
ini adalah tes bakat nah ini amat besar fungsinya untuk meramalkan dengan tepat Siapa
yang berhasil dan kekuatan kehidupan ini Namun di sini ditemukan bahwa ada kaitan
antara IQ dan lingkungan tempat tinggal bagi kelompok-kelompok tersebut ditemukan
banyak orang IQ nya rendah akhirnya mendapat pekerjaan yang kasar dan orang yang
berIQ tinggi cenderung menjadi pegawai yang bekerja dengan gaji yang besar tapi pada
kenyataannya tidak semua seperti itu, ada orang yang IQ-nya hanya 100 namun
memperkerjakan orang yang IQ 160 itu banyak juga dijumpai di lapangan. Goleman
mengatakan setinggi-tingginya IQ itu menyumbang 20% Perkiraannya bagi faktor-faktor
yang menentukan suksesnya hidup dan yang 80% itu diisi oleh kekuatan lain. perhatian
Golemen juga tertuju pada ciri-ciri lain tentang kecerdasan emosional, dia mengatakan
kecerdasan emosional itu adalah kemampuan seperti kemampuan untuk bisa memotivasi
diri dan bertahan menghadapi prestasi lalu, berikutnya kemampuan mengendalikan
dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, ketiga kemampuan mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan kita dalam
berpikir lalu yang terakhir adalah berempati dan berdoa. berbeda dengan IQ yang
penelitiannya sudah mencapai ratusan tahun pada ratusan ribu orang kecerdasan emosional
bisa dikatakan merupakan sebuah konsep baru sampai saat ini belum ada yang dapat
mengemukakan belum ada yang dapat mengatakan secara tepat dan presisi sejauh mana
variasi yang ditimbulkan atas perjalanan kehidupan seseorang data yang ada ini ternyata
mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional bisa sama ampuh dengan daripada
kecerdasan IQ dan terkadang lebih ampuh dari IQ Meskipun ada juga orang yang
mengatakan tidak dapat diubah oleh pengalaman atau Pendidikan Sedangkan kemampuan
emosional menurut Goleman itu bisa dipelajari dan bisa dikembangkan pada anak-anak
apabila ada upaya untuk mengajarkannyaberikutnya.

1
Kecerdasan ak.ademis ini prak.tis tidak menawarkan adanya antrvist antisipasi
terhadap suatu gejolak yang ak.an dihadapi oleh anak ketika dia mengalami kesulitan•
kesulitan dalam hidupnya tapi temyata IQ yang tinggi pun tidak. menjamin adanya
kesejahteraan adanya gengsi atau kebahagiaan hidup bagi seorang . sekolah dan budaya di
sebagian besar negara di dunia ini lebih banyak menitikberatkan pada kemampuan
akademis dan mengabaikan kecerdasan emosional ada sebagian orang mengatakan
kecerdasan ini dinamakan dengan karak.ter yang sangat berpengaruh pada nasib
seseorang. kehidupan emosional ini merupakan wilayah yang sebenamya sama pastinya
dan sama pentingnya dengan matematika atau kemampuan membaca kecerdasan ini bisa
ditangani dengan keterampilan yang lebih tinggi dan membutuhkan seperangkat
keahlian yang Tersendiri seberapa orang cakap dalam keahlian tersebut ini sangat
penting untuk mendapatkan gambaran qpakah seseorang itu bisa berkembang dalam
kehidupan sementara orang dengan kecerdasan yang sama temyata mengalami
kemandekan keterampilan emosional ini adalah Meta Edi littly dia dapat menentukan
seberapa baik kita menggunakan keterampilan-keterarnpilan lain yang kita miliki
termasuk intelektual yang belum diasah Pater salove dalam buku goleman menempatkan
kecerdasan pribadi yang dicetuskan Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan
emosional memasukkan kecerdasan pribadi karena itu dalam kecerdasan emosional dia
memperluas kemampuan ini menjadi 5 wilayah yaitu :
Pertama mengenali emosi diri atau kesadaran diri di mana seseorang bisa
mengenali perasaannya sewaktu perasaan itu terjadi Ini adalah dasar kecerdasan
emosional kemampuan seseorang memantau perasaannya dari waktu ke waktu adalah hal
yang sangat penting dalam psikologi dalam proses pemahaman diri kalau tidak mampu
mencermati perasaan kita sendiri mak.a membuat dalam kekuasaan perasaanjadi
manusianya itu yang dikuasai oleh perasaan Sedangkan orang yang memiliki keyakinan
tentang perasaannya itu adalah pilot yang handal bagi kehidupannya mereka itu
kepekaannya sangat tinggi akan perasaan mereka sendiri dan bisa mengambil keputusan-
keputusan masalah pribadi.
Kedua mengelola emosi Menangani perasaan agar perasaan itu dapat terungkap
dengan pas pada saat dia harus mengungkapkan adalah kecakapan yang bergantung pada
kesadaran diri sendiri orang yang buruk dalam keterampilan ini akan terus bertarung
melawan perasaan murung gelisah sedangkan mereka yang pandai dalam mengelola
emosi dapat segera bangkit dan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan yang
terjadi dalam hidupnya
Ketiga motivasi diri sendiri menata emosi itu adalah alat untuk mencapai tujuan dan
hal yang sangat penting untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri ini perlu
adanya kendali diri dari diri emosional menahan diri terhadap keinginan dan kepuasan
lalu mengendalikan dorongan dorongan hati ini bisa menjadi landasan keberhasilan
seseorang di segala bidang dia mampu menyesuaikan diri dalam flow memungkinkan
1
terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang bisa memotivasi
dirinya sendiri

1
ini memiliki keterampilan cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun
yang akan mereka kerjakan.
Keempat adalah mengenali emosi orang lain ini sering dikatakan dengan empati
kemampuan ini bergantung pada kesadaran diri emosional dan merupakan keterampilan
bergaul orang yang empati seringkali mampu menangkap sinyal sosial yang tersembunyi
yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain
Kelima membina hubungan, seni membina hubungan ini sebagian besar adalah
keterampilan mengelola emosi orang lain keterampilan yang menunjang adanya
popularitas kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi orang-orang yang hebat
hubungan dengan siapapun ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan
pergaulan dengan orang lain mereka adalah bintang-bintang pergaulan.
IQ dan emosional bukanlah keterampilan yang bertentangan sebenamya tapi
merupakan keterampilan yang sedikit terpisah ada orang yang tinggi tapi kecerdasan
emosionalnya rendah ada juga yang IQ rendah tapi kecerdasan emosionalnya tinggi sedikit
kali ditemukan korelasi antara IQ dan berapa aspek kecerdasan emosional meskipun
korelasinya cukup kecil sehingga membuat sebuah kesimpulan bahwa kedua hal itu
adalahsuatu yang tidak berhubungan dan
terpisah. Robert W. Levinson dan teman-teman mengamati perubahan tubuh dalam
keadaan emosi ini di ungkapkan golemen pada bukunya emosi Ini adalah persiapan tubuh
untuk beberapa reaksi sangat berbeda-beda ada 7 yaitu:
pertama marah orang dalam keadaan marah tangannya bisa menyambar apa pun dan
bisa menghantam apapun yang ada di dekatnya lalu detak jantungnya meningkat dan banjir
hormone adrenalin ini bisa membangkitkan gelombang energi yang cukup kuat untuk
bertindak dahsyat yang merusak.
kedua ketakutan wajah bisa menjadi pucat Tubuh terasa beku dan produksi hormon
yang membuat tubuh itu terasa lebih waspada membuatnya siaga dan siap bertindak
kemudian perhatian tertuju pada ancaman yang dihadapi nya
Tiga kebahagiaan mengakibatkan meningkatnya kegiatan di pusat otak kita yang
bisa menghambat perasaan-perasaan negatif dan meningkatkan energi positif serta bisa
menenangkan perasaan yang risau atau gelisah dalam kondisi ini tubuh itu seperti istirahat
seluruhnya dan terdapat antusiasme dan siap untuk menghadapi apapun yang terjadi untuk
mencapai sasaran yang diinginkan
Keempat adalah emosi cinta kasih sayang ini adalah lawannya dari rasa marah dan
takut pada kondisi seperti ini terdapat respon relaksasi reaksi di seluruh tubuh manusia itu
akan bisa lebih tenang dan kuat sehingga mudah untuk mengontrol dirinya
Kelima adalah emosi terkejut reaksi ini akibat informasi tentang peristiwa yang tak
terduga orang bisa dalam bahasa Indonesianya kaget terkejut kaget pertanyaan
Keenam emosi jijik ini memberikan perasaan pada sesuatu yang menyengat baik
dari rasa maupun bau dan

1
Ketujuh emosi sedih kesedihan ini sangat berbahaya karena bisa menurunkan energi
dan semangat hidup Bagi siapapun yang mengalaminya dan bila ini semakin dalam bisa
mendekati depresi. Nah depresi ini akan memperlambat metabolisme metabolisme dalam
tubuh dalam ini bisa mengakibatkan adanya gangguan dalam jiwa kita
Berbicara tentang jiwa ada tulisan yang menarik dari Ki Hajar Dewantoro dia
menuliskan dengan judul Trisakti jiwa ada tiga sifat katanya dalam jiwa seorang pemuda
yaitu sifatnya bergelora sifatnya bertentangan dan sifatnya bercita-cita ini temyata
membentuk tiga bentuk kekuatan tiga kekuatan ini dinamakan oleh Ki Hajar Dewantoro
yaitu Trisakti jiwa yaitu
1. Fikiran,
2. Rasa
3. kemauan.
Kemudian Cipta, Rasa, dan Karsa. Cipta pikiran, rasa adalah rasa, dan karsa adalah
kemauan. Cipta itu menurut Dewantara adalah daya berpikir yang tugasnya mencari
kebenaran dengan membanding-bandingkan barang atau keadaan yang satu dengan yang
lain hingga mengetahui bedanya apa samanya apa dan memperoleh ketentuan tentang mana
yang benar mana yang salah dan proses kejiwaan seperti ini diperlukan pengalaman•
pengalaman tentang kebenaran dan kesalahan untuk menjadi objek perbandingan di atas.
Dapat diketahui bahwa pengalaman atau pengetahuan tentang akibat akibat dari kebenaran
ataupun kesalahan ini adalah sangat berguna untuk membuat ketetapan tentang kebenaran
dan kesalahan.
Yang kedua rasa. Rasa ini adalah gerak-gerik hati yang menyebabkan kita mau tidak
mau merasa senang susah sedih gembira malu bangga puas atau kecewa ini yang menurut
yanglbu
Uraikan di atas itu adalah definisi tentang emosi kita bisa tahu bahwa emosi itu dari
pemyataan Dewantara di sini adalah bagian dari jiwa. Saya ulangi lagi bawa rasa itu
perasaan senang susah sedih gembira malu bangga puas kecewa berani takut marah belas
kasihan benci cinta Itulah rasa Sayangnya pendidikan tentang rasa ini pada pendidikan
Indonesia saat ini belum maksimal masih terbatas pada pendidikan yang sifatnya kognitif
semata kita sudah bicara tentang
Cipta Rasa dan yang terakhir adalah Karsa
Karsa itu kemauan ya kemauan atau Karsa ini ini timbul di samping dan seakan•
akan adalah buah pikiran atau perasaan menurut Dewantara seperti itu. kemauan itu adalah
lanjutan dari hawa nafsu kodrati atau yang dinamakan dengan di dalam itu ada didalam
jiwa manusia namun sudah melalui pertimbangan oleh pikiran Kemudian diperhalus oleh
perasaan dan tidak bersifat mentah kemauan adalah permulaan segala perbuatan dan
tindakan dari manusia yang berfungsi Sebenamya bersatunya pikiran perasaan dan
kemauan itu adalah budi manusia ketiga-tiganya kesaktian ini adalah syarat mutlak untuk
mewujudkan manusia Susila atau atau makhluk yang berbudi dan beradab kita sebagai

1
bangsa Indonesia sudah seharusnya sangat bangga dan meneruskan karya pikir dari Ki
Hajar Dewantara ini orisinil ya pakar dari Indonesia dan tulisan-tulisannya ini luar biasa
Sebagai ini Kalau tidak salah ditulis pada tahun 1952 sekali lagi kita sebagai bangsa
Indonesia sebaiknya meneruskan karya-karya pola pikir maupun ide ide dari Ki Hajar
Dewantoro yang merupakan asli pakar pendidikan dari Indonesia

1
PERTEMUAN KE-1:
PENGARUH EMOSI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Perlunya Mengembangkan Emosi Anak


Anak yang mendapatkan kualitas hubungan serta sikap penuh kasih sayang dari
orangtuanya, akan menghasilkan anak yang bahagia dan mampu mewujudkan potensi•
potensinya secara optimal karena kebutuhan emosinya terpenuhi. Dalam bukunya yang
mengetengahkan tentang pentingnya perkembangan emosi, Goleman mengatakan bahwa
rangking bukanlah faktor utama yang dapat menentukan keberhasilan hidup, namun
perkembangan emosi adalah hal yang sangat penting yang dapat mempengaruhi
keberhasilan anak kelak. Bahkan Patton menegaskan pendapat Goleman, dengan
membuat formulasi rumus yang dapat menjadikan seseorang excellence, perbandingannya
yaitu memiliki kemampuan emosional sebesar 80 % dan memiliki kemampuan intelektual
sebesar 20 %.

Konsep Emosi
Emosi adalah perasaan tak terkuasai secara sadar, Emotional Quotien (EQ) adalah
penggunaan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, mengembangkan hubungan
antar manusia secara produktif dan meningkatkan kinerja secara profesional dalam situasi
kerja. Emotional Intelligence (EI) merupakan proses mental dimana individu dapat
berkembang untuk membantu memecahkan tantangan secara personal dan profesional
dan merupakan kompetensi kunci untuk mencapai suatu kinerja secara profesional.
Gardner menggambarkan terdapat tiga emosi primitif pada masa awal kelahiran, yaitu
rasa takut, marah dan cinta. Emosi pada bayi yang baru lahir kegairahannya belum
berdiferensi. Selanjutnya Goleman (1995) mengungkapkan, terdapat 5 (lima) wilayah
kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi,
memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain.

Faktor yang Mempengaruhi Emosi dan Perkembangan Anak


Emosi lebih tergantung pada rangsangan dalam suasana jiwa individu pada ruang dan
waktu. Pada masa anak-anak intensitas rangsangan secara irasional dikukuhkan orang
lain. Suasana emosional tumbuh karena berbagai faktor fisik, psikis dan sosial dalam
diri disertai interaksi seseorang dengan lingkungan. Berbagai gejala emosi yang timbul
seperti rasa sedih, rasa duka cita, depresi, rasa takut, rasa cemas, rasa marah, cinta dan
gembira. Selain lingkungan rumah, lingkungan sekolah juga merupakan lingkungan
yang sangat berperan dalam mengembangkan emosi anak. Bagaimana peran guru
terhadap reaksi emosional anak, akan sangat berpenaruh terhadap perkembangan anak.

2
Menurut Morrison (1996) pendidikan anak usia dini seharusnya menggunakan prinsip
penyelenggaraan pendidikan seperti belajar sambil bermain, melakukan pendekatan
holistik, melibatkan berbagai profesional dan bekerjasama dengan orang tua siswa.
Adanya rasa penghargaan terhadap semua pekerjaan anak, dan adanya kesempatan bagi
anak untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri di depan teman-temannya, akan
menimbulkan rasa puas dan senang belajar di sekolah. Hal ini dapat meningkatkan rasa
percaya diri pada anak. Rasa percaya diri anak yang senantiasa dipupuk oleh lingkungan
sekolah, dan mendapat dukungan dari orang tua di rumah akan menghasilkan anak yang
mempunyai daya juang yang tinggi (adversity quotient). Anak yang mempunyai daya
juang tinggi akan memiliki sifat tidak mudah menyerah, dan ia akan berani
menghadapi tantangan sehingga akan berprestasi melebihi kemampuan yang sebenamya.

Selanjutnya Hurlock (1997) menyatakan bahwa emosi mempengaruhi penyesuaian


pribadi dan pembentukan karakter anak, contohnya emosi dapat menambah rasa nikmat
bagi pengalaman sehari-hari, menjadikan tubuh melakukan tindakan, merupakan bentuk
komunikasi, dapat mewamai pandangan anak terhadap kehidupan, mempengaruhi interaksi
sosial, memperlihatkan kesan pada ekspresi wajah dan dapat mempengaruhi suasana
psikologis. Hurlock juga mengingatkan bahwa ketegangan emosi dapat mengganggu
ketrampilan motorik dan mengganggu aktivitas mental. Perlu diketahu reaksi emosional
ini apabila diulang-ulang akan dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan.

2
PERTEMUAN KE-2
GA YA BERPIKIR
DR. HAPPY INDIRA DEWI, S.T, M.T

PERKULIAHAN
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sehat dan semangat selalu untuk mahasiswa peserta mata kuliah orientasi barn
psikologi pendidikan. Pada pertemuan keempat kali ini kita akan melanjutkan pertemuan
yang sebelumnya yaitu mempelajari tentang otak bakat dan intelegensi. Nah pada
pertemuan kali ini kita akan membahas tentang gaya berpikir manusia menurut Anthony F
gregorc.
Anthony F Gregorc yang menemukan Thinking Style, dia mengembangkan model
thinking style ini terdiri dari 2 Fokus utama dan empat gaya berpikir. Penggolongan 2
Fokus utama ini adalah berdasarkan cara menerima dan memproses sebuah infonnasi. Dua
fokus yang utama ini yaitu mempersepsikan Informasi terdiri atas dua jenis; konkret dan
abstrak . Kemudian
memproses informasi sering disebut dengan ordering yaitu terbagi atas Sequencial dan
acak. Orang yang mempersepsikan sesuatu dengan cara konkret itu banyak
mempersepsikan informasi dengan menggunakan kelima inderanya, sedangkan orang yang
mempersepsikan informasi secara abstrak mempersepsikan informasi berdasarkan hal-hal
yang abstrak. misalnya ide konsep, hal-hal yang abstrak ya. Lalu untuk orang yang
memproses informasi secara sekuensial dia memproses informasi dengan berurutan dan
linier. Sedangkan untuk orang yang memproses informasi dengan tipe acak, dia caranya
berlikir memproses informasi secara acak tanpa urutan tertentu. Ya Informasi yang
didapatkan oleh seorang manusia itu dipersepsikan kemudian diproses informasi tersebut.
Persepsi itu yang tadi di atas telah kita bahas ada yang jenisnya konkret dan abstrak.
Sedangkan proses informasinya atau ordering itu, ada yang jenisnya sekuensial dan acak.
Konkret, abstrak, sekuensial dan acak ini memiliki beberapa kombinasi. Kalau kombinasi
dari sekuensial dan konkret yaitu orang yang berpikir sequential dan konkret ini
memproses informasi itu berurutan dan berdasarkan realita yang ada. dia yang memiliki
ciri teratur rapi dan senang segala sesuatu yang bisa terprediksi. Sequential kongkrit ini
sangat baik jika dia belajar dan bekerja pada lingkungan yang terstruktur, stabil dan
memiliki arahan yang jelas. orang-orang sekuensial konkret ini pandai merencanakan dan
sering tidak merasa sulit, dimaksud saya orang seperti ini pandai sekali membuat rencana
atau planning planing dalam pekerjaannya, namun dia merasa kesulitan bahkan mungkin
stress jika pelaksanaan rencananya itu tidak sesuai dengan yang telah dibuat.
Yang kedua yaitu kombinasi gaya berpikir sekuensial abstrak. Gaya sekuensial
abstrak ini jika memproses informasi dia mempersepsikan sesuatu secara abstrak dan dia
memproses informasi yang dia dapat itu secara teratur. Ciri orang dengan gaya berpikir

2
sekuensial abstrak ini enggak itu terlihat kritis analitis dia senang belajar dan senang
bekerja sendiri dan sangat mengutamakan logikanya dan objektivitasnya. second
sekuensial abstrak ini, sangat baik jika ia belajar dan bekerja pada lingkungan yang
membantu mereka mengeksploitasi Keinginan mereka secara detail.
Ketiga kombinasi gaya berpikir acak abstrak. Orang-orang seperti ini memproses
informasi dengan refleksi dan dia menggabungkan segala inf ormasi yang didapatnya
dengan menggunakan perasaannya dan emosinya. Ciri-cirinya mereka ini sensitif sekali,
ketika mereka belajar dan bekerja harus dalam kondisi mood-nya sedang baik. Ketika
mood itu hilang maka mereka sudah tidak bisa bekerja dengan baik, mereka akan hilang
konsentrasinya. Selain itu mereka terlihat banyak sekali memiliki pertimbangan. Orang
dengan gaya berpikir acak abstrak ini, sangat baik sekali jika mereka belajar dan bekerja
pada lingkungan yang memiliki fleksibilitas yang tinggi.
Keempat, penjelasan orang dengan gaya berpikir acak konkret. Orang dengan gaya
berpikir acak konkret ini memproses informasinya itu tanpa batasan dan tanpa urutan dan
kurang terstruktur mereka mengerjakan sesuatunya dengan cara mereka sendiri. Cirinya
orang-orang dengan gaya berpikir acak konkrit ini berani mengambil resiko, mereka
kompetetif, Mandiri sangat sangat kreatif, multitasking, namun yang sedikit agak nyeleneh
mereka ini suka mengerjakan sesuatu nya di akhir akhir waktu, julukannya adalah death
liner. Acak dan konkret
ini sangat baik jika mereka berada dalam lingkunganyang bebas dan fleksibel.
Lingkungan
yang memberikan mereka kebebasan dalam berkreasi.

2
PERTEMUAN KE-2
GAYABELAJAR
DR. HAPPY INDIRA DEWI, S.T, M.T

PERKULIAHAN
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sehat selalu. Sebelumnya pada pertemuan ke-4, anda telah mendapatkan
informasi bukan, tentang gaya berpikir atau thinking style manusia, berdasarkan persepsi
kita yaitu konkret dan abstrak dan berdasarkan pemrosesan informasi yaitu spesial dan
acak atau random.
Pada pertemuan kelima mata kuliah orientasi baru psikologi pendidikan akan
diinformasikan tentang gaya belajar atau sering disebut dengan learning style manusia.
Terdapat tiga macam menurut Bobbi de Porter dia membagi gaya belajar dalam 3
kelompok.
Bobbi de Porter dan Mike Hernacki, membagi gaya belajar dalam tiga kelompok.
Gaya belajar visual yaitu peserta didik mengakses pembelajaran melalui citra visual, yang
kedua gaya belajar auditori peserta didik mengakses pembelajaran melalui citraan
pendengaran, gaya belajar kinestetik yaitu peserta didik mengakses pembelajaran melalui
gerak, sentuhan, dan fisik.
Persepsi adalah cara kita menerima sebuah informasi. gaya belajar ini ditentukan
bagaimana cara kita mempersepsikan dunia secara konkrit maupun abstrak. Sedangkan
untuk pengaturannya untuk menggunakan informasi yang kita persepsikan tersebut, ada
dua metode yaitu sekuensial dan rendom atau sering disebut acak. Dalam menerima
informasi anak ini menggunakan panca indranya yaitu secara visual dengan alat mata,
auditori dengan alat telinga, dan kinestetik dengan gerakan tangan dan kaki serta badan.
Gaya belajar visual yaitu dengan melihat mengamati dan menggunakan asosiasi
visual yang kuat sekali. Kalau auditori yaitu dengan mendengarkan pada instruksi verbal,
mengingat dengan bentuk suara dari kata-kata. Dan yang ketiga yaitu dengan cara terlibat
secara fisik mengerjakan sesuatu dengan apa yang dipelajarinya.
Pertama kita membahas tentang gaya belajar visual seorang peserta didik atau
siapapun yang memiliki gaya belajar visual informasi yang diterimanya itu oleh otak
bagian belakang. ciri-cirinya senang melihat yang serba rapi cenderung bicaranya cepat
perencana dan pengatur yang baik, pandai dan cermat pada masalah yang terperinci,
penampilannya rapi pandai, mengeja dan mendeteksi pikiran orang lain hal-hal yang
lebih baik dari pada yang didengarnya. Menghafalnya pun dengan daya
ingatnyaumumnya tidak terlalu terganggu oleh suara yang bising. Permasalahan yang
dihadapi biasanya berkaitan dengan instruksi yang bersifat lisan. Ia adalah pembaca yang
sangat ulet dan lebih suka membaca daripada dibacakan. Lebih suka pandangan atau
konsep-konsep yang global,
2
sangat teliti, sering lupa pada pesan-pesan lisan, sering menjawab dengan singkat, suka
demonstrasi daripada pidato, dan lebih suka karya artistik atau seni, mengetahui apa yang
diucapkan, tapi dia sulit untuk mengungkapkannya kembali dengan kata-kata. Nah itu
adalah ciri-ciri seseorang dengan gaya belajar visual. Adapun tips untuk mereka dan
peserta didik yang memiliki gaya belajar visual ini, yaitu kita bisa menyediakan pensil
warna atau lembaran kertas untuk membuat gambar dan tulisan, anjurkanlah mereka untuk
membuat coretan atau gambar-gambar, sambil mendengarkan pengarahan. Lalu tekan kan
juga untuk menggaris bawah atau memberi_atau mewarnai dengan stabilo kalimat dalam
buku yang dianggap penting, dan boleh juga Anda menyarankan mereka membuat gambar
yang dikaitkan dengan kata-kata bisa juga menggunakan mind map ya untuk membantu
mereka belajar.
Berikutnya gaya belajar auditori, yang kedua ini ya ... seorang peserta didik kata
siapapun yang memiliki gaya belajar auditori, informasi diterima oleh bagian otak yang
tersembunyi. Ketika belajar mereka punya gaya yang khas, yaitu kadang-kadang bicara
sendiri, atau menggerakkan bibirnya dan mengucapkan kata-kata ketika mereka sedang
membaca. Kemudian sering membaca dengan keras, mendengarkan lagu-lagu dengan
keras, susah diajak untuk mengarang atau menulis cerita, lebih baik dengan mereka kita
mengatakan sesuatu secara langsung, bicaranya naik turun, lebih suka musik daripada seni
lukis dan mereka adalah pembicara yang hebat, mudah mengingat apa yang pernah mereka
dengar. Belajar dengan mendengar itu mereka lebih mudah mengingat, lalu gemar diskusi,
pandai sekali menjabarkan masalah, dan cenderung punya masalah pada hal-hal yang
bersifat visual dan mereka senang lelucon.
Tips untuk peserta didik atau siapapun yang memiliki gaya belajar ini, kita bisa
membimbing mereka dengan mendendangkan apa yang harus dipelajari nya, bisa juga
dengan meminta mereka membaca denganjelas dengan suara yang keras, lalu direkam dan
sebaiknya mereka memaksimalkan pendengaran ketika mereka sedang belajar. Yang
ketiga adalah gaya belajar kinestetik. seorang peserta didik atau siapapun yang memiliki
gaya belajar kinestetik. Informasinya itu diterima dan menjalar secara cepat di permukaan
otak. ciri-cirinya yaitu kalau bicara gayanya bicaranya tuh lam ban, halus, menyentuh bibir
dan mengungkapkan kata-kata ketika membaca. Lalu ketika dia bicara dia mendekati
lawan bicaranya tidak bisa diam dan sering bergerak pandai sekali meniru kata- kata yang
diungkapkan dengan orang lain, lalu dia kalau menghafal dengan cara bergerak entah itu
tangannya entah itu kepalanya lalu sering menggunakan alat petunjuk dan peraga dengan
bahasa gerak tubuh dan tidak dapat duduk diam dengan tenang. Lalu tipsnya untuk anak
seperti ini, mereka yang memiliki gaya belajar ini, kita bisa mendorong mereka untuk
sering beristirahat karena terlalu banyak gerakkan pada diri mereka, lalu kita bisa
menyediakan kertas yang besar yang bisa membuat mereka menggerakkan tangannya
untuk membuat sesuatu atau membuat catatan. Dan mereka juga bisa menghafalkan apapun
dengan cara gerakan atau seperti kode-kode di tangan atau kode di wajah, mimik dan

2
anggota badan lainnya. Kuliah telah selesai. Dari informasi hari ini sebenamya banyak
sekali keuntungan yang akan kita dapat baju seorang pengajar dengan mengetahui tiga gaya
belajar ini, kita bisa mengetahui bagaimana gaya belajar anak didik dan bagaimana
kecendrungan mereka menerima informasi. Diharapkan proses mengajar dilakukan dengan
lebih efektif sehingga hasil belajamya bisa lebih maksimal.

2
PERTEMUAN KE-2
PROSES BELAJAR DAN GAYA BELAJAR

Berawal dari multiple intelligent dari Gardner, yang menyatakan bahwa manusia tidak
sama dan berbeda-beda, selanjutnya diketahui pula terdapat gaya belajar manusia yang
berbeda-beda pula. Proses belajar memiliki tiga tahapan yaitu (1) menerima informasi,
informasi diterima melalui sumber belajar dan anak belajar dengan menggunakan panca
inderanya ; (2) memahami dan mengerti informasi, tahap dimana anak akan memahami
secara analitik dan global; (3) dan tahap mengingat atau memproduksi informasi.
Persepsi adalah cara kita menerima informasi (memahami dan mengerti informasi).
Gaya belajar ditentukan oleh bagaimana cara kita memandang (mempersepsikan) dunia,
baik secara konkret maupun secara abstrak. Sedangkan untuk pengaturan untuk
menggunakan infonnasi yang kita persepsikan terdapat dua metode, yaitu secara
sekuensial (teratur, menurut suatu aturan) dan secara random (acak, yang mana saja).
Dalam menerima informasi, anak menggunakan panca indranya, terdapat ada tiga
katagori yaitu dengan Visual, Auditory dan Kinestetik. Gaya belajar secara Visual
yaitu dengan melihat, mengamati, menggunakan asosiasi visual yang kuat. Secara
Auditory yaitu dengan mendengarkan kepada instruksi verbal; mengingat dengan
membentuk suara• suara dari kata-kata. Terakhir gaya belajar Kinestetik, yaitu dengan
cara terlibat secara fisik dan mengerjakan sesuatu dengan apa yang dipelajari.
Gaya Belajar Visual
Seseorang yang memiliki gaya belajar Visual, informasi diterima oleh otak bagian
belakang (primary visual cortex) memiliki ciri-ciri, senang melihat yang serba rapi dan
lancar, cenderung berbicara cepat, perencana dan pengatur baik, pandai dan cermat
pada masalah yang terperinci, penampilan rapi, pandai mengeja dan mendeteksi
pikiran orang lain, mengingat hal-hal yang dilihat lebih baik dari pada yang
didengar, menghafal dengan daya ingatnya, umumnya tidak terlalu terganggu oleh
suara bising, masalah yang dihadapi adalah instruksi-instruksi yang bersifat lisan,
pembaca yang ulet, lebih suka membaca dari pada dibacakan, lebih suka pandangan atau
konsep-konsep yang global, teliti, berjalan pada saat bercakap-cakap, sering lupa pada
pesan-pesan lisan, sering mejawab secara singkat, lebih suka mendemonstrasikan
daripada berpidato, lebih suka pada karya artistik daripada musik, mengetahui apa
yang diucapkan tapi sulit untuk mengungkapkannya dengan kata-kata.
Tips untuk orang-orang yang memiliki gaya belajar visual yaitu sediakan pensil wama
dan lembaran kertas untuk membuat gambar dan tulisan, anjurkan mereka
membuat coretan/gambar sambil mendengar pengarahan, tekankan untuk menggaris
bawahi/mewamai/ untuk kalimat dalam buku yang dianggap penting, dan sarankan
mereka untuk membuat gambar yang bisa dikaitkan dengan kata-kata.
2
Gaya Belajar Auditori
Seorang anak yang memiliki gaya belajar auditori, informasi diterima oleh bagian otak
yang tersembunyi (primary auditory cortex), ketika belajar memiliki gaya yang khas,
yaitu kadang berbicara sendiri, menggerakkan bibir dan mengucapkan kata-kata
ketika membaca, sering membaca dengan keras, mendengar lagu-lagu dengan keras,
sulit mengarang dan menulis, lebih baik mengatakan langsung, berbicara dengan naik
turun (berirama), lebih suka musik dari pada seni lukis, kadang-kadang menjadi
pembicara yang hebat, lebih mudah mengingat dari apa yang pemah didengar, belajar
dengan cara mendengar lebih mudah diingat, gemar berdiskusi, pandai menjabarkan
masalah, cenderung bermasalah pada hal-hal yang bersifat visual dan lebih suka lelucon.
Tips untuk mereka dengan gaya belajar auditori yaitu bimbing mereka untuk
mendendangkan apa yang harus dipelajarainya, minta mereka membaca dengan jelas
dan boleh direkam dan perkecil segala bentuk gangguan di ruang belajar.
Gaya Belajar
Kinestetik
Seorang anak yang memiliki gaya belajar kinestetik, informasi diterima dan menjalar
secara cepat dipermukaan otak, memiliki ciri-ciri yaitu gaya berbicaranya lamban dan
halus, menyentuh bibir dan mengungkapkan kata-kataketika membaca, ketika berbicara
umumnya mendekati lawan bicaranya, sering bergerak, pandai mengkopi dan meniru
kata-kata yang diungkapkan orang lain, menghafal dengan cara bergerak, sering
menggunakan alat petunjuk, peraga dengan berbahasa gerak tubuh, tidak dapat duduk
diam sulit pada mata pelajaran geografi dan pandai beristilah. Tips untuk mereka yang
memiliki gaya belajar kinestetik adalah dorong mereka untuk sering beristirahat,
sediakan kertas besar untuk membuat gambar/tulisan saat belajar dan tugaskan
membuat catatan atau mewamai apa yang hams dihafal sewaktu mereka mendengarkan.
Kombinasi Gaya
Belajar
Terdapat empat kombinasi gaya belajar, yaitu Sekuensial Konkret (bekerja keras ,
konsisten, konvensional, terorganisir, akurat, stabil, dapat diandalkan, dan berdasarkan
fakta), Sekuensial Abstrak (analitis, sistematis, objektif, logis, banyak pengetahuan, teliti,
terstruktur, tenang dan hati-hati), Random Abstrak (sensitif, fleksibel, penuh belas
kasihan, spontan, lekas mengerti, sentimentil, imajinatif dan idealis) dan Random
Konkret (cepat, inovatif, intuitif, menurut naluri, ingin tahu, sangat berani, realitas,
kreatif)
Apa yang terbaik dilakukan untuk mereka yang termasuk tipe sekuensial konkre,t
yaitu kata kuncinya adalah fakta- fakta. Tipe ini menerapkan gagasan dalam cara yang
praktis,
mengorganisir, menyempurnakan gagasan, menghasilkan produk-produk konkret dari
gagasan abstrak dan bekerja dengan baik dalam batasan waktu. Tipe sekuensial absrak
2
kata kuncinya adalah prinsip yang mendasar. Tipe ini mengumpulkan data sebelum
membuat keputusan, menganalisis gagasan, penelitian, memberikan rangkaian yang
logis, menggunakan fakta-fakta untuk membuktikan teori dan menganalisa cara untuk

2
mencapai suatu sasaran. Tipe random abstrak, kata kuncinya adalah hubungan
pribadi. Tipe ini memiliki ciri seperti mendengarkan orang lain dengan sungguh,
mengerti perasaan dan emosi, berfokus pada tema dan gagasan, membawa keharmonisan
kepada situasi kelompok, memiliki hubungan baik dan mengenal kebutuhan emosi
orang lain. Tipe random konkret kata kuncinya adalah alasan yang memaksakan.
Tipe ini mengilhami orang lain untuk mengambil tindakan, melihat banyak
pilihan dan pemecahan dan menyumbang gagasan yang tidak biasa dan kreatif,
memvisualisasikan masa depan, seringkali menemukan cara yang berbeda, menerima
banyak tipe orang dan berani mengambil risiko.
Tipe Sekuensial Konkret (SK)
Spektrum dari Sekuensial Konkret (SK) memiliki ciri-ciri ulet, tradisional, sangat cermat,
stabil, menaruh perhatian sampai kepada hal-hal kecil, dapat diandalkan, konsisten,
berpegang pada fakta dan teratur. Karakteristik orang adalah sebagai berikut bersifat
tepat guna dan spesifik, biasanya selalu meminta penjelasan berkali-kali yang lebih rinci
karena ingin memastikan bahwa mereka melakukannya dengan benar, cenderung merasa
lebih lama apabila mengerjakan sesuatu ada pola/model yang hams dicantum, dan
memotivasi anak SK hams terarah, nyata bahkan lebih baik jika tersusun/terjadwal dengan
pasti, tipenya harus konsisten terhadap apa yang akan dikerjakan, menyerap informasi "apa
adanya" sehingga harus jelas dalam mengerahkan, dan bahasa jangan menimbulkan banyak
persepsi.
Orang SK lebih mudah mengerti dan maju pesat dengan bekerja dengan sisitematis,
selangkah demi selangkah, mencermati sesuatu hal sampai sekecil-kecilnya, mengikuti
jadwal, menggunakan interprestasi secara harfiah, mengetahui apa yang diharapkan dari
interprestasi tersebut, menentukan rutinitas dan cara mengerjakan sesuatu dan kondisi yang
dapat diperkirakan. Namun demikian orang SK akan sulit mengerti jika bekerja secara
berkelompok, berdikusi tanpa tema spesifik, bekerja dalam lingkungan tidak teratur,
bekerja dalam pengertian yang tidak abstrak dan dituntut menggunakan imajinasi
sendirian. Orang SK juga akan mudah stress apabila terlalu banyak yang dilakukan, tidak
tahu apa yang diharapkan/sasaran yang jelas, tidak tahu dimana harus melakukan,
penjelasan yang tidak terperinci dan tidakjelas, tidak melihat contoh dan lingkungan yang
bising dan kotor.
Persepsi negative dari orang yang bertipe lain terhadap orang SK adalah perfeksionis, tidak
sabar, sudut pandang amat sempit, kurang bisa menyesuaikan diri dan benda terkadang
tampak lebih penting dari pada manusia. Adapun tips untuk bisa bergaul dengan orang
SK, adalah segala sesuatunya hams konsisten, rapi, terorganisir, mempersiapkan diri,
menerapkan logika dan akal sehat, mengerjakan apa yang menjadi bagian anda, mengingat
bahwa mereka juga mempunyai perasaan, memberitahu lebih dahulu sehingga mereka bisa
mengerjakanya, mengikuti petunjuk, memberitahu apa yang anda inginkan, dan
bertanggung jawab atas tindakan- tindakan anda.

2
27
PERTEMUAN KE-3
PENDAPAT ILMUW AN DAN MAZHAB MAZHAB
PSIKOLOGI

Sebelum sampai pada penjelasan tentang cabang-cabang psikologi, terutama psikologi


pendidikan, dijelaskan terlebih dahulu tentang pendapat ilmuwan dalam mazhab-mazhab
yang ada di dalam psikologi. Pertemuan ke-3 ini menjelaskan tentang pendapat-pendapat
ilmuwan Mazhab Intrapsikis, Behaviour dan Humanisme. Penjelasan diawali dengan
mengutarakan paham-paham ilmuwan dari Mazhab Intrapsikis kemudian dilanjutkan ke
Mazhab Behaviour, dan terakhir Mazhab Humanisme.
Mazhab
Intrapiskis
Mazhab Intrapsikis mengedepankan prilaku manusia dari alam bawah sadar (internal
control), mazhab ini mengkaji apa yang terjadi secara internal dalam diri manusia. Tokoh
Mazhab Intrapsikis adalah Sigmund Freud, Carl Gustav Jung, Alfred Adler, Karen
Homey, dan Sullivan. Rene Decartes (1596-1650) yang menyatakan bahwa, manusia
ditentukan dari fisik dan kesadaran saja (Cognito Ergosum artinya aku berpikir, maka itu
saya ada). Pendapatnya disanggah oleh Sigmund Freud (1856-1939) dengan
menyatakan bahwa prilaku manusia tidak hanya ditentukan dari fisik dan kesadarannya
saja, melainkan juga dari 'ketidaksadaran'nya. Ketidaksadaran timbul dari dorongan
atas keinginan yang terpendam, keinginan terpendam ini dapat berasal dari
pengalaman masa kecil, oleh karena itu pengalaman pada masa kecil sangat
mempengaruhi kepribadian dan prilaku manusia (childhood experience). Kasus di bawah
ini dapat mewakili adanya ketidaksadaran, yaitu pada kasus seorang adik yang
mencintai dan menikahi suami kakaknya setelah kakaknya meninggal, dirinya merasa
dipenuhi rasa dosa dan rasanya sakit sekali (ini namanya neurosa/sakit kejiwaan),
setelah diarahkan dia dapat mencurahkan kasih sayangnya dengan menjadi perawat.
Carl Gustav Jung (1875-1961) adalah murid Sigmund Freud yang melanjutkan
penelitian mengenai Ketidaksadaran (Unconciousness). Jung menyatakan bahwa ada
dua jenis ketidaksadaran, yaitu Ketidaksadaran Individual (Individual
Unconciousness) dan Ketidaksadaran Kolektif (Collective Unconciousness).
Kesadaran Individual adalah ketidaksadaran yang muncul dari seseorangatas suatu
perasaan yang hanya dapat diketahui oleh diri sendiri. Sedangkan Ketidaksadaran
Kolektif adalah ketidaksadaran yang dimiliki secara kolektif oleh sekelompok orang atau
bahkan suatu bangsa. Jika Sigmund Freud dan Jung melihat 'rnasa lalu' dari seseorang,
maka Alfred Adler (1870-1937) adalah salah seorang tokoh Intrapsikis yang melihat
'rnasa depan' dari seseorang. Dia berpendapat bahwa setiap manusia yang lahir
mempunyai pedoman hidup, secara tidak sadar pedoman hidup itu dipergunakannya
sebagai pedoman prilakunya. Ketika dia tidak mampu melakukan itu dia akan
2
merasa dirinya rendah (inferiority compleks), bila dapat mengatasinya maka
dikatakan dia telah melakukan kompensasi. Kompensasi yang tidak

2
sehat dinamakan over compensasi. Senada dengan Alfred, Leitline adalah garis/pedoman
hidup yang mengarahkanprilakunyake arah tertentu.
Pendapat yang lebih mutahir adalah pendapat Karen Horney yang mengatakan adanya
ketergantungan hubungan antar manusia (interpersonal), dimana ketrampilan hubungan
antar manusia tergantung pada pengalaman sosial dan budaya seseorang. Selanjutnya di
jaman Sullivan, mazhab Intrapsikis dan mazhab Behaviour mulai mendekat. Pendapat
Sullivan lebih menekankan pengalaman-pengalaman di luar diri seseorang, dia tidak
terlalu fanatik mengedepankan proses internal dan mulai mengarah kepada pengaruh
lingkungan (social and culture experiences),
Mazhab Behaviour
Mazhab Behaviour mengatakan bahwa Mazhab Intrapsikis spekulatif, dan tidak bisa
diamati dalam prilaku nyata. Prilaku nyata dapat diamati, distimuli, dimunculkanlalu baru
diterjemahkan oleh Intrapsikis. Mazhab ini mengedepankan prilaku nyata sebagai proses
yang sifatnya ekstemal dan dirumuskan sesuai dengan yang apa yang diamati. Tokoh
Mazhab Behaviour adalah John B. Watson, Ivan Petrovich Pavlov, Skinner dan Bandura.
Mazhab ini memiliki pola berfikir yang struktural dan sistematis. Paham ini juga
menyakini setiap anak memiliki kebutuhantertentu, yang bila hal tersebut tidak
didapatkan akan mengakibatkan pertumbuhannya tidak optimal _(redumenter). Pada
kasus anak manusia diasuh srigala, dia memiliki prilaku seperti serigala. Setelah
dididik beberapa tahun, setelah dia berkumpul dengan manusia prilaku srigalanya dapat
berubah menjadi prilaku manusia. Kohler mengatakan dalam proses 'tidak bisa'
menjadi 'bisa' terdapat "pemahaman" yang disebut insight (forsight artinya
pemahaman ke depan). Hal ini dibuktikannya dengan percobaan pada simpanse
lapar yang diberi tongkat dan diberi pisang yang tidak dapat diraih langsung.
Simpanse berhasil mengambil pisang dengan tongkat. Ini membuktikan bahwa
binatang memiliki insight. Selanjutnya Gustav melakukan percobaan untuk
mengetahui fungsi otak dengan mengunakan simpanse, dia menemukan untuk
mendapatkan insight memerlukan latihan (drill), ini ada kaitannya dengan memorisasi
fungsi otak. Menurutnyafungsi otak memiliki beberapa tingkatandari rendahhingga
tertinggi yaitu memori, insightlpemahaman, sintesa/evaluasi dan kreativitas. Manusia
bisa sampai pada tingkat kreativitas, sedangkan binatang hanya pada tingkat insight.
Will Gate, William James (dari USA) dan Lange (dari Denmark)
mengeluarkanpendapat yang senada, filsafatnya yang pragmatis berbunyi , "the truth is
the making" artinya yang benar adalah yang dibuat manusia. Yang diamati secara
nyata disebut observable behaviour (ada tangible behaviourlterlihat dan intangible
behaviourltidak terlihat). Pernyataanini diilustrasikan sebagai berikut, kita menangis
karena sedih, kita sedih karena menangis. Air mata secara lahiriah muncul, itulah yang
membuat kita merasa sedih. Will Gate juga mengatakan bahwa pengaruh lingkungan
terhadap prilaku manusia sebesar 90
%, artinya lingkungan dapat mempengaruhi manusia sehingga manusia bisa seperti apa
3
yang dikehendaki. Ungkapan Watson (1958-1975) yang termasyur adalah "berikan
padaku 10 bayi, karena apapun yang akan kita kehendaki dapat kita jadikan" ini
mengandungarti bahwa lingkungan yang membentuk manusia, tidak ada yang dibawa
dari lahir dengan potensi tertentu. Dia juga mengatakan "Sehelai kertas putih bersih yang
oleh lingkungandicoret-coret menjadi prilaku manusia" yang sering disebut teori
Tabularas.a Terdapat sanggahan dari para Behaviouris terhadap teori ini, mereka
mengatakan meski sehelai kertas putih bersih, namun kertas juga masih mempunyai
tonjolan-tonjolan yang disebut dengan potensi.
Pavlov adalah yang pertarna menyatakan "lingkungan dapat meng-conditioning prilaku",
dia berpendapat prilaku dapat dikondisikan sesuai yang dikehendaki. Dari percobaannya
terhadap anjing, dapat diketahui stimulus respon bisa menghasilkan stimulus pengganti
dengan respon yang sama, diketahui pula reflek dapat diatur dan terdapat reaksi terhadap
stimulus dari luar. Selanjutnya Skinner memperbaiki Pavlov, dia mengatakan ada
kekuatan dari pengulangan conditioning (operan conditioning). Operan conditioning
mengkondisikan sesuatu agar sesuai dengan hasilnya, hasil ini adalah konsekwensi dari
reinforcement (kekuatan pengulang). Tollman adalah Behaviouris yang modernis dan
moderat, tapi ada yang lebih moderat, yaitu Bandura dia mulai mendekati Intrapsikis,
dengan paharnnya social learning (internal consequence) dia mengatakan manusia
melihat/belajar dari manusia lainnya. Internal konsekwensi maksudnya setiap perbuatan
baik dan buruk ada konsekwensinya.Kalau setiap perbuatanbaik ada hadiahnya, maka
ada kekuatan pengulang (reinforcement) untuk mencapai tujuan tertentu.
Behaviour modification adalah salah satu teknik untuk merubah/memodifikasi
prilaku secara sistematis step by step untuk menghilangkan prilaku negatif melalui
suatu tugas yang disebut task analysis.
Mazhab Humanisme
Jika mazhab Intrapsikis mengedepankan ketidaksadaran (process of internal.) dan
mazhab Behaviour mengedepankan prilaku nyata, maka mazhab Humanisme melihat
manusia dari sisi kemanusiaannya. Tokoh mazhab ini adalah Carl Rogers, Abraham
Maslow dan
Garder.
Roger mengatakan "apapun yang dialami seseorang sebaiknya ditumpahkan saja dengan
tangisan atau tulisan", ini mengandungmakna ketidaksadaranmanusia dikeluarkan dalam
bentuk prilaku. Teknik ini dinamakan teknik Client, yang diaplikasikannya dengan
mendirikan Client Centre untuk anak. Client centered menggunakan cara cara non
directive (menghindari pengarahan) kepada kliennya, sedangkan counselor centered
menggunakan cara directive (menerima klin sebagaimana adanya). Paham yang melihat
manusia dari sisi kemanusiaannya ini diikuti oleh Abraham Maslow, yang mengatakan
bahwa manusia memiliki tingkat-tingkat kebutuhan. Selanjutnya Garner
mengembangkanMultiple Intelegence, yang merupakanjabaran dari Humanisme.
3
31
PERTEMUAN KE-
3
MAZHAB
HUMANISME

Pada pertemuan sebelumnya telah dibahas pendapat para ilmuwan dalam terbagi dalam
tiga mazhab besar dalam psikologi, pada pertemuan ke-4 ini menjelaskan secara lebih
detil tentang pendapat-pendapat ilmuwan yang tergolong dalam Mazhab Humanisme.
Penjelasan diawali dengan mengutarakan paham-paham dari Roger, Maslow dan terakhir
Gadhner dengan teorinya yang spektakuler yaitu Multiple Intellegence, yaitu teori yang
memberi landasan kuat untuk mengidentifikasi dan mengembangkan spektrum
kemampuan yang luas di dalam diri setiap anak.
Pendapat Ilmuwan
MazhabHumansi
Sebelumnya telah diketahui terdapat dua Mazhab yang ekstrim yaitu Mazhab Intrapsikis
yang mengedepankan faktor prilaku manusia dari alam bawah sadar (internal control),
dan Mazhab Behaviour yang mengedepankan faktor prilaku nyata sebagai proses yang
sifatnya ekstemal (eksternal control), Mazhab Humanisme melihat totalitas seorang
manusia dengan mengoptimalkan seluruh kemampuan manusia. Tokoh Mazhab
Humanisme adalah Carl Rogers, Abraham Maslow dan Howard Gadhner .
Berikut ini adalah pemikiran dan pendapat tokoh Mazhab Humanisme, Rogers
mengatakan "manusia bisa merubah dirinya sendiri dan setiap individu punya potensi".
dilanjutkan dengan Maslow yang melakukan penelitian dengan meneliti manusia-
manusia yang berhasil menemukan sesuatu, dia berkesimpulan temyata manusia
memiliki sifat kreatif. Pemyataan senada diutarakan oleh Gadhner yang menyatakan
"Tidak ada anak yang bodoh, semua manusia lahir berbakat, tapi sayang manusia
mematikan potensi anak". Selanjutnya Gadhner mengutarakan adanya kemampuan jamak
manusia di tahun 1983 yang dikenal dengan Multiple Intelegence.
Kreatif adalah titik point dari Humanisme, kreatif berkaitan dengan kemampuan kognitif.
Tokoh yang memperdalam kognitif adalah Piaget (personal contruction), Bloom dan
Vygotsky (social construstion). Piaget mengatakan semua anak sama, pertama-tama
diawali dari kepala. Teori kognitif ini memiliki beberapa tingkatan (perlu diketahui
pelebaran dari kognitif disebut kognitivition). Selanjutnya menurut Andersen, terdapat
tiga tingkatan perkembangan kognitif yaitu sintesa, evaluasi dan metakognitif.
Selanjutnya Vygotsky menyatakankognitif tiap manusia tidak sama dan bisa
berkembang lebih tinggi, bila orang tua dan sekolah dapat mengembangkannnya. Neuro
science ilmu yang mempelajari cara kerja otak (belahan otak kanan dan otak kiri), untuk
mengetahui bagaimana dendrit otak bergerak, ilmu ini berkaitannya dengan kognitif
psychology yang mengamati bagaimana mengingat dengan baik. Ilmu ini sangat
3
membantu untuk dapat mendidik anak secara Humanis. Teori Neuro Kognitif yaitu
pengajaran berdasarkan cara kerja otak dan bagaimana proses kognitif dikaitkan ke dalam
proses pembelajaran.

3
Teori yang paling spektakuler dan populer dalam Mazhab Humanis adalah teori Multiple
Intelligences yang diutarakan oleh Gadhner. Selanjutnya di bawah ini akan dibahas secara
detil tentang teori Multiple Intelegence.
Gadhner dan Multiple Intelegence
Teori Multiple Intelegence adalah teori yang termasuk dalam Mazhab Humanisme. Teori
ini diutarakan oleh Howard Gadhner, Gardher (1983) mengatakan terdapat tujuh
kemampuan yang dimiliki anak (penelitian dilakukan pada anak-anak). Kemampuan ini
maksimal dapat dikembangkan hingga anak mencapai usia 16 tahun.
Kemampuan jamak yang terdapat di dalam diri manusia ini disebut dengan Multiple
Intelligence, kemampuan ini terdiri dari kemampuan linguistic, logical/mathematic, visual
spatial, musical/rhythmic, bodily/kinesthetic, interpersonal dan intrapersonal. Penjelasan
detilnya adalah sebagai berikut, pertama kemampuan linguistic adalah kemampuan untuk
membaca, menulis dan berkomunikasi. Profesi yang cocok untuk mereka yang memiliki
kemampuan ini adalah penyair, wartawan, jurnalis dan ilmuwan. Kemampuan ini dapat
distimulus dengan cara mengasah perkataan (membaca, menulis, bercerita, main kartu),
alat yang dapat membantu menstimulus dengan memberikan buku, tape, alat tulis, kegiatan
diskusi.
Kedua, kemampuan logical mathematic, adalah kemampuan berpikir logis, sistematis dan
menghitung. Profesi yang cocok adalah sebagai insinyur, ahli ekonomi, ilmuwan dan
akuntan. Kemampuan ini dapat distimulus dengan melontarkan alasan-alasan
(pengalaman, pertanyaan, kuis), dengan melakukan penjelajahan materi, mencan
pengetahuan mesium.
Ketiga, kemampuan visual spatial, yaitu kemampuan berpikir melalui gambar,
memvisualisasikan hasil masa depan dan mengimajinasikan sesuatu dengan
penglihatannya. Profesi yang cocok adalah sebagai arsitek, artis, pemahat, pemotret,
perencana dan strategik. Kemampuan ini dapat distimulus dengan cara menyajikan hal-hal
yang bersifat imajinasi dan gambar (kegiatan mendisain dan menggambar), media yang
dipakai bisa dengan memutar film, video, slide, dan melakukan permainan.
Keempat, kemampuan musical/rhythmic, adalah kemampuan bermain musik (gitar, biola,
piano) dan mengkomposisikan musik. Profesi yang cocok adalah sebagai komposer,
penyanyi dan pemain musik. Kemampuan ini dapat distimulus melalui sensasi somantik
(dansa, lari, melompat, gerak badan), yang dilakukan dalam bentuk mengadakan
pertunjukkan drama, bermain peran dan olah raga.
Kelima, kemampuan bodily/kinesthetic, adalah kemampuan menggunakan badan secara
terampil, mengatasi masalah dan menghasilkan prestasi. Beberapa profesi yang cocok
adalah penari, aktor dan atlit. Kemampuan ini dapat distimulus melalui sensasi somantik
(dansa, lari, melompat, gerak badan), dapat dipraktekkan dengan bermain drama, main
peran dan olah raga.

3
Keenam, kemampuan interpersonal adalah kemampuan untuk bekerja secara efektif
dengan orang lain, memiliki simpati dan pengertian, dan dapat menghayati motivasi dan
tujuan seseorang. Profesi yang cocok adalah sebagai guru, politikus. Kemampuan ini
dapat distimulus dengan cara mendengarkan dan melontarkan ide-ide (memimpin,
berorganisasi, berkomunikasi), kemampuan ini dapat terapkan dengan menjalin
persahabatan, berkelompok, bermasyarakat dan kegiatan tutorial.
Ketujuh, kemampuan intrapersonal adalah kemampuan untuk menganalisa diri,
merefleksikan dan menilai keberhasilan orang lain dan memahaminya, mereka yang
memiliki kemampuan ini sangat cocok menjadi konselor atau ahli filsafat. Kemampuan
ini dapat distimulus dengan mengajak memikirkan sesuatu secara mendalam
(menyusun tujuan, meditasi, bermimpi, merencanakan sesuatu), untuk mengasah
kemampuan ini dapat diterapkan kegiatan menyendiri, berada di suatu tempat khusus dan
memilih sesuatu seorang diri. Penggabungan antara kemampuan interpersonal dan
intrapersonal menghasilkan emosional qualify. Dan kedelapan kemampuan
naturalisme yaitu peka terhadap alam dan lingkungan.
Dalam film dokumenter, Gadhner menjelaskan pentingnya menerapkan dan
mengimplementasikan multiple intellegences bagi anak-anak untuk perkembangan
kecerdasannya. Gadner juga menjelaskan penerapan teori multiple intelligences, dengan
menyajikan kegiatan anak-anak di dalam kelas yang melakukan kegiatan yang mereka
minati dengan dipandu oleh tim guru. Dia menjelaskan beberapa pendekatan-pendekatan
instruksional (intstructional approaches) yang dapat dilakukan oleh tim guru, untuk
kegiatan pengembangan multiple intelegences. Kegiatan tersebut adalah inter and
intrapersonal, team teaching, centers of instruction, inclusion of students with special
needs, project based learning, cooperative learning, thematic instruction dan performance
and presentation. Selain itu pengembangan kegiatan guru juga harus didukung dengan
beberapa cara yaitu dengan melakukan develop a common language, provide planning
time dan parent roundtable.

3
PERTEMUAN KE-3
MAZHAB HUMANISME DAN MASLOW

Perbedaan Mendasar Mazhab Intrapsikis, Behaviour dan


Humanisme
Mazhab Humanisme berbeda dengan dua Mazhab sebelumnya, bila Mazhab Intrapsikis
mengedepankan tentang prilaku manusia dari alam bawah sadar (internal control),
dengan mengamati 'manusia yang negatif', dan Mazhab Behaviour mengedepankan
prilaku
nyata sebagai proses yang sifatnya ekstemal (external control), dengan mengamati
'respon
hewan terhadap stimulus yang dikondisikan', maka Mazhab Humanisme
memfokuskan pada aspek positif dari perilaku manusia, dengan mengamati 'manusia
yang sehat mental'. Ciri khas dari aliran Humanis yaitu, memperlakukan manusia
sebagai 'person', menekankan kualitas dari manusia, menyandarkan pada kebermaknaan
dan menjunjung martabat/kemulyaan manusia.
Pokok-pokok Pemikiran
Maslow
Abraham Maslow adalah tokoh dari Mazhab Humanisme yang sering disebut sebagai
Mazhab ketiga. Maslow memfokuskan perhatian pada aspek positif dari perilaku manusia,
seperti kebahagiaan, kegembiraan, kepuasan hati, kedamaian hati, kesejahteraan,
kegirangan dan sifat positif. Studi ini dimasa mendatang kemudian menjadi pondasi bagi
ilmu psikologi.
Beberapa pokok-pokok pemikiran Maslow adalah sebagai berikut, pertama, pada
dasarnya Maslow memahami manusia secara menyeluruh apa adanya, menurutnya
tingkah laku manusia mencakup determinan internal dan eksternal. Dalam studinya
terhadap tokoh-tokoh ilmuwan sukses yang bermental sehat, dia menemukan ilmuwan-
ilmuwan tersebut memiliki rasa aman, percaya diri dan berjiwa sehat, memahami realitas
yang diselidiki, mempunyai pikiran terbuka, berorientasi pada masalah dan memiliki
minat yang luas.
Kedua, dia memahami bahwa, manusia adalah makhluk yang unik, ini artinya tidak ada
dua manusia yang sama persis, pasti punya keunikan atau perbedaan tersendiri. Ketiga,
menurutnya manusia adalah makhluk kreatif yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan
pilihan. Keempat, Maslow memahami aktualisasi diri adalah proses dan bukan
merupakan hasil. Kelima, Maslow menyakini kalau manusia dimotivasi oleh sejumlah
kebutuhan dasar yang bersifat sama, tidak berubah, dan bersumber dari genetis atau
naluriah. Suatu sifat dapat dikatakan kebutuhan dasar jika memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut ketidakhadirannya menimbulkan penyakit, kehadirannya mencegah
timbulnya penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit, dalam situasi tertentu
orang mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan kebutuhan lain dan kebutuhan itu
3
tidak aktif. Sedangkan pengkondisian bagi pemenuhan kebutuhan dasar yaitu kondisi
lingkungan sekitar dan keadaan sosial dalam masyarakat berkaitan erat dengan
motivasi seseorang dan kondisi yang merupakan prasyarat bagi pemenuhan
kebutuhanadalah kemerdekaan untuk berbicara, melakukan apa

3
yang diinginkan, menyelidiki, mempertahankan/membela diri, keadilan, dan kejujuran.
Keenam yaitu choise, pilihan.
Maslow membagi kebutuhan manusia dari kebutuhan yang paling rendah hingga yang
paling tinggi, yaitu tingkat Psychological adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi
oleh semua manusia meliputi, udara, air, makanan, tempat berteduh, tidur dan sex. Pada
tingkat Safety, manusia membutuhkan perlindungan dan rasa aman. Tingkat
Belongingness and Love, manusia membutuhkan cinta rasa memiliki dan dimiliki.
Tingkat Esteem, manusia membutuhkan harga diri dan penghargaan dari orang lain.
Tingkat Cognitive yaitu kebutuhan mengetahui, memahami dan mengerti. Tingkat
Estethic yaitu
kebutuhan akan keindahan, dan terakhir adalah tingkat Se lfActualization dimana
manusia butuh untuk mengaktualisasikan dirinya.
Aktualisasi Diri
Tingkat kebutuhan tertinggi yang dibutuhkan manusia pada diagram Maslow adalah
tingkat Self Actualization dimana manusia butuh untuk mengaktualisasikan dirinya.
Aktualisasi diri adalah penggunaan secara penuh bakat, kapasitas, potensi dalam diri
manusia. Proses aktualisasi diri adalah perkembangan dan penemuan jati diri dan
mekarnya potensi yang ada atau yang terpendam. Penilaian aktualisasi diri bukanlah dari
hasil, melainkan proses berdasarkan nilai-nilai dan pilihan, dimana 90% adalah usaha dan
hanya 10% yang merupakan nasib. Ketika mengaktualisasikan dirinya, manusia dapat
mengalami dua kondisi yaitu kondisi progression ( aktualisasi diri kearah positif) dan
kondisi regression (aktualisasi diri kearah negative).
Manusia yang dapat mengaktualisasikan dirinya (self actualization), memiliki ciri-ciri
sebagai berikut, memiliki kemampuan melihat hidup secara jernih, tidak bersikap
emosional, objektif, efisien, menilai lebih tepat, mampu melihat realitas yang
tersembunyi, rendah hati, mampu mendengar dengan sabar, membaktikan diri pada
pekerjaan, tugas dan kewajiban, memiliki kreativitas. Kreativitas memiliki unsur-unsur
fleksibilitas, spontanitas, keberanian, berani berbuat salah, keterbukaan dan kerendahan
hati.
Perlu diketahui, pada permulaan abad ke 20, W. James telah mengatakan kebanyakan
manusia hanya menggunakan sebagian kecil dari seluruh kemampuannya. Selanjutnya
Maslow dalam penelitiannya terhadap orang-orang yang mengaktualisasikan diri,
menemukan orang-orang itu mengalami pengalaman puncak pada saat berada dalam
kondisi terbaik mereka (perasaan hikmat, kebahagiaan mendalam, dan ketentraman).
Pengalaman puncak itu disebut Rogers sebagai keadaan yang berfungsi secara penuh
(integrasi, dan keterpaduan, lebih ekspresif, dan perasaan bebas).

3
PERTEMUAN KE-
3
MAZHAB
KONSTRUKTNISME

Jean Piaget adalah ilmuwan dari Perancis, dia adalah pelopor Mazhab Konstruktivisme
yang berpendapat bahwa belajar dari dalam diri ('from within') memilih mana yang
bermakna. Penelitiannya dilakukan dengan cara melihat dan mengamati perubahan•
perubahan yang bersifat kualitatif selama proses perkembangan kognitif, terhadap anak•
anak yang tidak punya limpahan kasing sayang dari keluarga. Dia berhasil mengalihkan
perhatian masyarakat, yang awalnya hanya melihat belajar secara kuantitatif menjadi
kualitatif. Dalam perjalanannya teori ini mendapat kritik dari ilmuwan lainnya, seperti
Vigotsky dan Feuerstein. Kritik-kritik ini justru melengkapi teori konstruktivisme Piaget.
Pembahasan dimulai dengan mengutarakan terlebih dahulu teori Piaget, dan selanjutnya
mengutarakan kritik-kritik terhadap teori tersebut.
Pokok-pokok Pemikiran
Piaget
Beberapa pokok-pokok pemikiran Piaget adalah sebagai berikut, pertama Piaget
berpendapat bahwa seseorang pada dasamya dapat tumbuh, berkembang dan belajar dari
dalam dirinya (from within) inilah yang dinamakan konstruktivisme. Menurutnya,proses
belajar dari dalam dirinya ('from within') terjadi, karena manusia pada dasamya sudah
mempunyai pra konsep I konsep yang berupa skema, yang merupakan unit dasar dari
kognisi seseorang.
Kedua, Piaget membagi perkembangan kognisi manusia berdasarkan umur menjadi 4
tahap, yaitu sensori motorik ( 0-2 th),pre operasional (2-7 th), konkrit operasional (7-11
th) danformal operasional ( 11 th ke atas). Penjelasan dari penggolongan di atas adalah
sebagai berikut, pada tahap 'sensori motorik' ( 0-2 th), kemampuan anak terbatas pada
pengindraan rangsangan dan memberikan reaksi motoris. Piaget mengatakan pada tahap
ini kematangan (maturity) dan kesiapan (readiness) oleh lingkungan harus disesuaikan I
matching, kalau tidak matching akan terjadi 'mal-adjustment'. Lingkungan harus
mengadakan penyesuaian, menurut Piaget tidak mungkin anak usia 2 tahun bisa
membaca, dia butuh maturity dan readiness. Tahap 'pre operasional' (2-7 th),
perkembangan otak sangat sensitive melalui neuron-neuron sensoris dan motorik,
pendengaran, dan pengelihatan. Pada tahap ini akan terjadi interaksi antar neuron
yang cepat, apabila lingkungan mengambil peran. Seharusnya diusia ini ditandai
dengan kemampuan pemahaman yang terkait dengan peragaan-peragaan. Anak
sebaiknya harus paham secara kualitatif dan tidak abstrak. Bila mendapat lingkungan
yang baik, pada usia ini otak anak dapat berkembang secara optimal, dan terdapat
'jendela peluang bagi lingkungan' ('windows of opportunity'). Selanjutnya tahap

3
'konkret operasional' (7-11 th), adalah tahap dimana anak mempunyai kemampuan
pemahaman yang lebih nyata terkait peragaan pembelajaran. Anak-anak dapat berpikir
logis, namun masih cenderung konkret. Terakhir tahap 'formal operasional' ( 11 th ke
atas), menurut Piaget berkembang di atas umur 11

4
tahun. Pada masa operasional formal, anak-anak mulai dapat berpikir logis seperti orang
dewasa. Pada tahap ini anak dapat berpikir dari tingkat memori, pemahaman, sintesa•
evaluasi dan kreatif.
Ketiga, dalam mendiskrepsikan ke-4 tahap tersebut, Piaget menandai adanya
perkembangan kualitatif yang berkaitan dengan kematangan (maturity) dan kesiapan
(readiness) yang menjadi kunci keberhasilan belajar. Kelima, perkembangan struktur
kognisi anak tergantung perubahan secara kualitatif, dan tidak bisa berubah sesuai
dengan ke-4 pentahapan tersebut.
Kritik Vigotsky dan Neo Piagetian serta Penyempurnaan Feuerstein
Perkembangan kognisi manusia berdasarkan umur Piaget, meskipun membawa
perubahan
ilmiah, tetapi juga menuai kritik dari ilmuwan lainnya, yaitu Vigotsky dan Feuerstein.
Vigotsky adalah ilmuwan dari Rusia, beberapa kritik Vigotsky terhadap Piaget adalah
pertama Piaget mengatakan struktur kognitif (pemahaman) manusia tetap, sedangkan
Vigotsky mengatakan struktur kognitif manusia mungkin saja bisa berubah. Kedua,
Piaget menganggap seluruh anak mengalami perkembangan kognisi yang sama, dan
mengabaikan peran lingkungan. Sedangkan Vigotsky berpendapat lingkungan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kognisi anak.
Ketiga, Piaget menggolongkan perkembangankognitif berdasarkan tahapan umur.
Piaget mengatakan hams menunggu kematangan dan kesiapan anak, serta hams cocok
antara
pengaruh luar dan perkembangan dalam dirinya (matching), dengat syarat bila
lingkungan kondusif. Vigotsky sependapat, tetapi dia mengingatkanPiaget bahwa
penggolongan usia bisa saja dapat berubah. Menurutnya penggolongan perkembangan
kognisi yang dibuat Piaget terlalu ketat. Vigotsky berpandangan mungkin saja anak
perkembangan kognisinya dapat lebih cepat penggolongan tersebut. Vigotsky
menjelaskan ada daerah yang dinamakan Zone Proximal Development (ZPD),
merupakan jarak antara tingkat perkembangan aktual (yang sudah tergali) seseorang
dengan tingkat perkembangan potensial (masih tersimpan). Pengaruh pada ZPD tak perlu
menunggu tahapan-tahapan seperti yang dikatakan Piaget. Teori Vygotsky menjadikan
seorang anak tertantang untuk melakukan aktivitas di atas tingkat perkembangan yang
dimiliki. Persyaratannya adalah, jangan sampai lingkungannya terabaikan. Konsep
Vigotsky ini membuka wawasan tentang perkembangan kognitif manusia yang
sekarang banyak diterapkan pada program akselerasi. Neo Piagetian mengasumsikan
pengembangan kognitif yang terbagi dengan pembedaan kualitatif. Tidak seperti Piaget,
yang ketat dengan pentahapan perkembangan kognitif berdasarkan umur, mereka
mendefinisikan langkah-langkah tersebut berdasarkan sistem pemprosesan informasi yang
dimiliki anak.
Reuver Feuerstein adalah murid Piaget yang menyempurnakan pendapat Piaget.
Feuerstein menyatakan apa yang dimaksud Piaget, sebagai perubahan kualitatif pada diri
4
seseorang dalam perkembangan kognitif tidak selamanya benar, karena struktur kognitif
bisa berubah. Feurstein Theory of Cognitive Modifability and Mediated Learning atau

4
Structural Cognitive Modifisibility (SCM) adalah adalah kemungkinan perkembangan
positif bukan remediation tetapi perubahan of a structural nature (perubahan struktur
kognitif yang natural). Perubahan SCM terjadi melalui berbagai pengalaman belajar,
menggunakan sample orang yang kemampuan pemahamannya rendah ( low functional
adolescent). Pada anak-anak ini pengetahuan belajar dan apa yang terbaik dalam dirinya
belum tergali (learning potensial) dan kapasitas pembelajarannya (untapped capacity of
learner) juga belum tergali. Modifiability tidak tergantung umur/tingkat perkembangan,
namun lingkungan juga tidak sepenuhnya mempengaruhi, ada kemungkinan
perkembangan menjadi positif kalau terdapat pembelajaran yang lebih baik.
Mediated Learning Experience (MLE) adalah media untuk mendapatkan pengalaman
belajar. Proses interaksi dari yang belajar dan yang mengajar, interaksinya efektif dan
menjadikan struktur kognitif berkembang dengan baik. Ada sekolah yang menghadirkan
suasana menyenangkan ketika belajar, setiap tindakan anak yang berbuat baik dia
dihargai oleh gurunya. Sedangkan Piaget berpendapat lingkungan yang
dikondisikan untuk menyesuaikan.
SOR dan SH OHR adalah 2 (dua) modalitas yang menentukan/determinan
perkembangan kognitif yaitu pertama, exposure langsung organisme terhadap
pengalaman yang dinamakan Stimulus Organism Respons (SOR) adalah model dari
Piaget, artinya manusia juga suatu organisme yang human, dimana kemanusiaannya
harus diperhatikan. Interaksi antara human dan lingkungannya melalui metode
kemanusiaan. Kedua, Interaksi Organisme dengan lingkungan melalui mediator
kemanusiaan Stimulus - Human - Organism - Human - Response (SHORR), adalah
media internal yang bermakna tentang konteks (dunia) yang alam. Manusia manangapi
dunia dengan bermakna, makna itu konstruk dari dalam dirinya sendiri. Makna dari
pembelajaran yang menyenangkan ini tidak diperhatikan oleh Piaget. Pembelajaran
terkait dengan senang/tergeraknya situasi, jika dilakukan dengan senang, maka
kemampuan belajar akan naik dengan sendirinya.

4
PERTEMUAN KE-4
PERKEMBANGAN TEORI DAN PENGUKURAN INTELEGENSI

Pada pertemuan ke-6 kuliah diawali dengan mengulang kembali keterkaitan teori psikologi
terbaru dengan teori terdahulu, keterkaitan dari teori yang diungkapkan oleh Rene
Decartes hingga Gardner (Rene Decartes, Plato, Aristoteles, Frued, Jung, Adler, W.Wunt,
Meumann, Pavlov, Clark, Piaget, Goodman & Gardner). Pembahasan juga mengulang
kembali tentang teori Multiple Intellegences dari Gardner, dan sekilas tentang
perkembangan teori yang berkaitan tentang intellegensi dengan mengetengahkan pendapat
Curtain, Guilford dan terakhir Gardner. Selanjutnya perkuliahan dilanjutkan dengan
pembahasan tentang Bakat, Intelegensi dan IQ lalu menjabarkan materi yang lebih
mendalam mengenai perkembangan teori dan pengukuran intelegensi, yang mengalami
perkembangan yang luar biasa pesatnya (Binet-Simon, Stanford Binet, David Wechsler,
Spearman, Thrustone, Guilford dan yang terakhir Gardner).
Bakat, Intelegensi dan IQ
Bakat merupakan aptitude (aptus), menunjukkan sesuatu yang ada dalam diri seseorang,
bukan merupakan kemampuan yang kongkrit, tapi masih merupakan kemungkinan yang
potensial, bakat ini bisa menjadi kemampuan (ability), namun bukan sebagai kapasitas
(kemampuan) yang berkinerja tertentu. Differential Aptitude Tes (DAT) adalah tes bakat
atau aptitude tes, digunakan untuk menentukan jurusan yang sesuai dengan kemampuan
anak. Pada tahun 1920, bakat (aptitude) ini menjadi terminology, dimana bakat adalah
organ dalam otak yang disebut inteligensi, yang fungsinya dikembangkan oleh lingkungan
dan sudah ada sejak manusia lahir (genetis ). Inteligensi ini tidak langsung berhubungan
dengan DNA. Inteligensi berbeda dengan IQ (Intelligensi Quotient). IQ adalah tingkatan
dari inteligensi, berupa skor tunggal yang diperoleh dari tes kecerdasan, tes yang digunakan
untuk mengukur kecerdasan dinamakan tes IQ. Hasil tes IQ berupa 'skor tunggal' hanya
mengukur kemampuan matematis dan verbal saja, dan skor tunggal ini juga tidak dapat
mempresentasikan inteligensi manusia secara keseluruhan.
Perkembangan Teori dan Pengukuran Inteligensi
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon dua orang psikolog asal Francis,
mencoba mengukur kemampuan manusia yang dinamakan dengan tes Binet-Simon.
Selanjutnya Binet dan Simon berpisah, Binet ke Amerika dan Simon tetap di Perancis,
Binet di Amerika menjadi terkenal. Pengembangan dari tes Binet-Simon dinamakan
StanfordBinet, pengukuran menggunakan 5 (lima) pertanyaan yang disesuaikan dengan
umur, misalnya seorang anak berumur 5th diukur kemampuannya dengan memberikan tes
yang menggunakan lima pertanyaan, bobot pertanyaan disesuaikan dengan umur 3 th,4 th,5
th,6 th,dan 7th, dari hasil tes tersebut diambil jawaban yang benar. Lalu usia anak (5 th)
ditambahkan denganjumlah tiap jawaban yang benar dibagi umur, skor dari hasiljawaban
tes itu disebut dengan Umur Mental (UM). Selanjutnya Umur Mental dibagi Umur

4
Kronologis dikalikan 100 menghasilkan nilai IQ. Misalkan nilai IQ yang didapat hasilnya
90, maka kualitas inteligensinya digolongkan pada tingkat inteligensi normal. Hasil nilai
IQ Binet masih berupa skor tunggal (one overal single score). Penggolongan tingkat
inteligensi manusia adalah sebagai berikut, sangat superior (120-140), superior (111-
120), normal (90-110), lam ban belajar (61-80), cacat mental atau retardasi mental (31-
60) dan idiot (di bawah 30).
Tes Binet itu kemudian dikembangkan oleh David Wechsler menjadi tes Wechsler
Bellevw, tes ini adalah tes berwama untuk mengukur tingkat kecerdasan manusia melalui
Verbal dan Performance manusia. Tes ini menggunakan dua single tes yang berbeda, pada
penilaian tes ini walaupun nilai prosentase kemampuannya berbeda-beda, bisa
menghasilkan nilai IQ yang sama. Misalnya tes yang pertama penilaian terhadap
kemampuan terdiri dari Verbal/V (16 %), Numerik/N (30 % ), Reasoning/R (36 %),
Spatial/S (10 %) dengan nilai Error 10 %. Lalu tes yang kedua penilaian terhadap
kemampuan yaitu Verbal/V (1 %), Numerik/N (49 %), Reasoning/R (9 % ), Spatial/S
(26
%) dengan nilai Error 15 %. Hasil dari kedua penilaian ini walaupun komposisi prosentase
penilaian berbeda, menghasilkan nilai IQ yang sama. Tes Wechsler Bellevw ini masih
menghasilkan nilai IQ yang berupa skor tunggal (one overal single score). Tes Wechsler
Bellevw memiliki keterbatasan yaitu, tidak dapat mengukur dengan tepat semua
kemampuan dan dimensi-dimensi yang ada di dalamnya. Namun demikian sampai saat ini
tes Wechsler Bellevw masih sering digunakan untuk mengukur inteligensi, namun bagi
kalangan yang menganut Multiple Intellegences, tes dengan single score ini tidak
dipergunakan lagi. Pada kasus anak-anak yang mengalami cacat mental/retardasi mental
diketahui nilai IQ nya berada diantara 31-60, setelah dimaksimalkan kemampuan fisik dan
ketrampilannya, ternyata anak ini memiliki kemampuan lain yang dapat menjadikan anak
tersebut manusia yang produktif, misalnya dengan menjadi seles girls dan tukang
creambath yang handal. Ini menunjukkan bahwa nilai IQ yang berupa skor tunggal tidak
dapat merefleksikan semua kemampuan manusia. Pada kasus lain yaitu Ujian Nasional
(UN) menerapkan nilai kelulusan dari Sabang sampai Merauke dengan patokan nilai
tunggal (rata-rata 5,5), padahal kondisi tiap daerah tidak sama. Ini menunjukkan UN
melanggar keadilan, tiga mata pelajaran yang diuji oleh UN tidak mencerminkan berbagai
talent dan bakat manusia secara utuh, dan ini bukan penilaian yang adil (equity, equality).
Skor tes yang diperoleh tidak menghasilkan sesuatu yang menyakinkan apabila tidak
diinterpretasikan oleh suatu norma (Anastasi, 1988).
Berikutnya Charles Spearman (1904), mulai melihat kemampuan manusia tidak hanya
satu faktor yang umum/general saja, tetapi adajuga faktor-faktor lain yang spesifik, dengan
teori "Two Factor"-nya ia mengatakan inteligensi manusia sejak lahir sudah memiliki
kemampuan umum yang dikatakan sebagai faktor g (general factor) yang inherent atau
bawaan dari lahir dan kemampuan khusus yang disebut sebagai faktor s (spesific factor).

4
Dari Amerika, All po rt melengkapi teori Spearman, dan mengatakan bahwa manusia
selalu

4
berkembang dan mempunyai ciri-ciri selalu berubah, dia mengindikasikan adanya "thried
factortheory",dan menyatakan bahwa manusia lahir dengan predeposisi, heridity dan
be/ajar. Manusia selalu menjadi perpaduan dari apa yang ada, pengalaman belajar
menjadikan apa yang kemungkinan menjadi kemampuan.
Selanjutnya Thurstone mengemukakan teori inteligensi multiple factors yang
menghasilkan corelation model, antar faktor-faktor tersebut saling berkorelasi dan
berkolaborasi. Dia juga mengatakan terdapat terdapat 4 tingkat/level inteligensi yang
menentukan kerja dari intellegensi, yaitu trial & error, perseptual, ideationaVpengalaman
dan konseptual. Cara kerja multiple factor merupakan kombinasi dari heriditer
(keturunan) dan belajar yang menghasilkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut, N
(Numerik), V (Verbal), W (Word), S (Spatial), dan M (memori).
Berbeda dengan tes IQ yang hanya ada satu nilai dan bersifat konvergen, Guilford
mengutarakan "3 Dimensional Model of Structureof Intellect", dia adalah penemu
pertama bagaimana manusia untuk berpikir kreatif dengan divergen (meluas). Temuan
pertamanya tentang kemampuan manusia digambarkan dalam bentuk balok 5x6x4, yang
merupakan dasar pemprosesan informasi (information prossesing base) oleh manusia
yang terdiri dari operation (evaluation, convergent production, divergent production,
memori, cognition), product (unit, classes, relations, system, transformation,
implication) dan content (figure, symbolic, semantic, behaviour). Perlu diketahui
berpikir secara konvergen, adalah cara berfikir yang pasti mendapatkan satu
jawaban, misalnya 2x2 hasilnya adalah :!:_. Sedangkan berfikir divergenjawaban yang
didapat bisa lebih dari satu, misalnya dalam kalimat "ibu pergi ke pasar, bisa kantor, bisa
kampus, dan salon. Pemikiran Guilford ini memberi inspirasi bagi ilmuwan yang
bernama Gardne,r dia menemukan berbagai kemampuan yang ada di dalam diri
manusia yang dinamakannya Multiple Intellegences (awalnya ditemukan 7 jenis
kemampuan, lalu 8 dan yang terakhir
10). Gardner mengatakan bahwa kecerdasan manusia memiliki 4 stratum, terdiri dari
stratum I (linguistik, logical math, spatial musical), stratum II (crystallized,fluid, visual
perception, auditory), stratum III bukan inteligensi tapi kepribadian orang (interpersonal,
intraper sonal, bodily kinesthetic), ini mendekati personality, emotion, psikomotorik.

4
PERTEMUAN KE-4
MULTIPLEINTELEGENCES, BAKA T, INTELEGENSI DAN
KETERKAITAN TEORI TERBARU DEN GAN TEORI TERDAHULU

Pada pertemuan ke-5 ini, diuraikan kembali tentang Teori Multiple Intelegences dari
Howard Gardner, dan penjelasan mengenai Bakat dan lntelegensi. Selanjutnya dijelaskan
tentang keterkaitan antara teori-teori yang terdahulu dengan teori yang terbaru.
Multiple Intelegences , Bakat dan Intelegensi
Howard Gardner pada awalnya mendeklarasikan adanya 7 (tujuh) Multiple Intelegences
(kecerdasanjamak) yang dimiliki oleh setiap manusia, yaitu linguistic, logical/mathematic,
visual spatial, musical/rhythmic, bodily/kinesthetic, interpersonal dan intrapersonal.
Selanjutnya ditemukan yang kedelapan yaitu kemampuan naturalistic, dan sekarang sudah
ditemukan menjadi 10, namun yang 2 terakhir belum dibuktikan. Menurut Gardner, semua
manusia memilki Multiple lntelegences dalam dirinya, tetapi berfungsinya intelegence itu
pada setiap manusia berbeda-beda, dari banyak macam kecerdasan tersebut, mungkin
hanya ada salah satu, 2 atau 3 intelegensi yang berfungsi menonjol, dan menjadi media
untuk memfungsikan intelegensi lainnya. Pada kasus anak SD yang tidak bisa membaca
dan menulis, diketahui anak ini senang menggambar, dia memiliki kecerdasan visual.
Kepala sekolah lalu memintanya menggambar orang yang dicintainya, yaitu ibunya.
Setelah gambar ada, selanjutnya anak tersebut diminta menuliskan kata 'ibu', tanpa sadar
tiba-tiba dia dapat menuliskan dan membaca kata 'ibu'. Dari kasus ini dapat diketahui
melalui intelegensi visualnya, anak ini mengalami breakthrough (dobrak/pencerahan) yang
kemudian dapat mengaktifkan intelegensi linguistiknya, sehingga dia dapat membaca dan
menulis. Pada kasus yang lain, anak yang logika berhitungnya kurang, namun memiliki
kecerdasan musik dapat diatasi dengan memperkenalkan berhitung melalui lagu (seperti
lagu '2 mata saya'). Dari kasus-kasus di atas, dapat diketahui bahwa ternyata salah satu
intelegensi yang memonjol bisa menjadi media bagi pengembangan intelegensi yang lain,
dan Multiple Intelegences dapat distimulus dengan cara memberikan banyak kesempatan
untuk mengembangkannya dalam kehidupannya sehari-hari.
Penerapan pembelajaran dengan multiple intelligences dalam kelas, dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode, yang dapat membantu pengajar menemukan
intelegensi yang menonjol dari tiap siswa. lntelegensi yang menonjol tersebut dapat
dijadikan media untuk mengasah intelegensi lainnya. Kemampuan lntelegensi yang utuh
tidak bisa diukur dengan hanya menggunakan tes IQ, penilaian dengan multiple
intelegences adalah terletak pada prosesnya. Di Indonesia penilaian kelulusan hanya
ditentukan berdasarkan nilai Ujian Nasional, padahal nilai ini hanya menilai sebagian dari
kemampuan jamak yang dimiliki siswa, dapat dikatakan nilai hasil kelulusan tersebut
hanya sepotong dari multi intelegensi yang dimiliki siswa.

4
Bakat merupakan attitude (aptus), menunjukkan sesuatu yang ada dalam diri seseorang,
bukan kemampuan yang kongkrit, tapi masih merupakan kemungkinan yang potensial,
bisa menjadi kemampuan (ability), namun bukan kapasitas (kemampuan) berkinerja
tertentu. Pada tahun 1920, bakat (attitude) ini menjadi terminology, dimana bakat adalah
organ dalam otak yang disebut intelegensi, yang fungsinya dikembangkan oleh lingkungan
dan bakat sudah ada sejak manusia lahir (genetis). Tes yang digunakan untuk mengukur
kecerdasan yang sering digunakan adalah Tes IQ, namun tes ini hanya mengukur
kemampuan matematis dan verbal saja, hasil tes IQ ini hanya berupa 'skor tunggal' yang
tidak dapat merepresentasikan intelegensi manusia secara keseluruhan. Manusia memiliki
2 faktor dalam dirinya yaitu faktor general dan faktor spesifik. Menurut Curtain,
berpendapat beberapa dari kemampuan yang dimiliki seseorang dapat dikelompokkan dan
saling berkaitan. Lalu Guilford (teori Structure of Intellect) menyatakan bahwa
perkembangan intelegensi manusia adalah sebagai berikut, manusia mempunyai 160
kemampuan intelektual berbeda-beda, terbagi-bagi dalam berbagai dimensi, ada salah satu
kreatifitas menonjol, lalu berfikir difergen. Selanjutnya Gardner memunculkan 7 aspek
kecerdasanjamak, 8 hingga 10, tapi yang terbukti baru 8, penilaian dari kegiatan ini dengan
menggambarkan proses kegiatan, bukan berupa single score. Perlu diketahui, bahwa pintar
tidaknya seseorang tergantung banyak sedikitnya jumlah sel glia/neurogliadi dalam otak.
Keterkaitan Teori Terbaru dengan Teori Terdahulu
Konsep kreatifitas keberbakatan adalah konsep yang terbaru dalam psikologi pendidikan.
Bila diperhatikan terdapat keterkaitan antara teori yang terbaru dengan teori-teori yang ada
sebelumnya. Berawal dari pendapat Plato (400-500 SM) yang menyatakan
bahwa,"Pengetahuan yang sejati berasal dari alam baka, kejujuran dan keadilan."
Selanjutnya Decartes yang menganut paham Plato menyatakan 'Cogitoergo Cosum
'(saya berfikir maka saya ada). Decartes menyatakan pada hakekatnya manusia terdiri
dari dua substansi yang berbeda (heterogen), dimana satu dengan yang lain tidak ada
kaitannya, substansi itu adalah Kesadaran dan Badan. Kesadaran tidakjelas keberadaannya
dan tidak terlihat, sedangkan Badan/Lahiriah dapat diamati, dipegang dan disentuh.
Diibaratkan
'substansi badan' adalah kuda, sedangkan 'subsatansi kesadaran' adalah saisnya, semua
perilaku kuda dikendalikan saisnya.
Plato mengemukakan bahwa pengetahuan sudah ada sebelum diamati (apriori). Sementara
Aristoteles mengemukakan bahwa pengetahuan baru ada setelah dibuktikan dulu
(aposteriori). apriori berfikir secara deduktif (dari pemyataan umum, kemudian ditarik
kesimpulan khusus ), sedangkan aposteriori berfikir secara induktif (dari kondisi khusus,
kemudian ditarik kesimpulan umum). Untuk mendapatkan kebenaran, baik berfikir secara
deduktif maupun induktif harus dibuktikan kembali. Hasil dari pembuktian deduktif
berbeda sengan pembuktian induktif. Deduktif pembuktiannya bersifat
membenarkanljustifikasi sedangkan Induktif pembuktiannya bersifat
4
menemukan/discoveri. Contoh berfikir secara deduktif adalah ada pemyataan umum

4
yang menyatak.an manusia pasti mati, lalu ada kenyataan bahwa saya adalah manusia, maka
kesimpulan khususnya adalah saya ak.an mati. Contoh berfikir secara induktif adalah pada
pengamatan pertama, burung dara di Jakarta berwama putih, lalu kenyataan 2, burung dara
di Jawa Baratjuga berwama putih, demikianjuga burung dara di Jawa Tengah, di Papua,
di Sumatera, maka kesimpulan adalah semua burung dara di Indonesia berwama putih.
Perlu diketahui, pada akhir abad 19 W. Wunt mendeklarasikan bahwa psikologi adalah
sebuah ilmu yang mandiri, demikian pula Meumann menyatakan pedagogik juga sebagai
ilmu mandiri. Keduanya mempelajari manusia sebagaimana adanya sebagaimana
seyogyanya.
Selanjutnya Freud memperbaiki yang apa dikemukakan Decartes, dia mengatakan selain
kesadaran, manusia juga memiliki ketidaksadaran. Reaksi kita terhadap dunia luar ada ada
yang dilakukan secara secara sadar dan tidak sadar. Reaksi sadar (reaksi yang terorganisasi)
terjadi apabila rangsang yang diterima oleh tulang sumsum sensorik, dilanjutkan kepada
neuron otak sensorik, diteruskan ke otak dan melalui neuron otak. motoris disalurkan ke
tulang sumsum motoris. Sedangkan reaksi tak sadar terjadi apabila rangsangan hanya
sampai pada tulang sumsum, tanpa melalui otak. Reaksi tak sadar terhadap rangsangan ini
disebut dengan reflek. Organ pengantar dari dunia luar ke dalam diri disebut dengan alat
dria. Pada prilaku pengamatan yang terjadi adalah ak.tivitas secara psikis melalui abstrak
dan analisis, dimana rangsang (moment physic) dilanjutkan oleh alat dria (momen
physiologis) ke otak (moment psikis). Paplov pada penelitiannya terhadap anjing
menemukan adanya gerak reflek yang dapat dikondisioning, dia juga mengatakan
lingkungan dapat disiapkan untuk menghasilkan reaksi yang positif. Namun dia lupa,
berbeda dengan anjing manusia punya kehendak. untuk menolak untuk dikondisioning.
Kembali ke Freud, dia juga menyatakan bahwa manusia memiliki 4 tingkatan 'sadar', yaitu
kesadaran (conciousness), bawah sadar (sub conciousness), komplek terdesak. dan tidak
sadar (unconciousness). Kesadaran (conciousness) adalah rasio apa yang sadar oleh otak.
diolahjadi benar dan tidak. Kata hati das ueber-ich, aku adalah sadar, sadar yang tertinggi
adalah kata hati. Bawah sadar (sub conciousness) adalah sadar yang tertekan ke bawah,
kondisi ini dapat dimunculkan keatas menjadi kesadaran. Hal ini dibuktikan pada kasus
seorang ilmuwan Amerika yang karena kecelakaan pesawat mengalami koma, dia menjadi
sadar kembali setelah melihat istrinya. Kompleks terdesak terdapat di antara bawah sadar
dan tidak sadar. Tidak sadar (unconciousness) sulit ditimbulkan ke atas, hal ini adalah
dorongan yang tidak boleh diwujudkan secara nyata dalam masyarakat berbudaya.
Penolak.an terhadap ketidaksadaran dinamak.an sublimasi.
Adler, murid dari Freud mengatakan jangan hanya melihat masa lalu tapi lihat
melihat
'masa yang akan datang' (telos). Telos ini terdiri dari 4 tingkatan yaitu, Leitline (garis
pedoman hidup dan masa depanjelas), Inferior (tidak. berhasil menentukan masa depannya
sehingga minder/rendah diri), Kompensasi (mengolah inferiomya menjadi kemampuan
yang positif) dan Over Kompensasi (inferiomya mengakibatkan prilak.u yang negatif).
4
Jung yang juga murid Freud, menyatakan bahwa ada ketidaksadaran individu
(Individual Unconciousness) dan ketidaksadaran kolektif ( collective unconsciousness).
Individual unconciousness adalah penghayatan secara individu, sedangkan collective
unconsciousness adalah penghayatan secara kolektif.
Rasio yang terkait dengan kreatifitas keberbakatan adalah titik puncak kreatifitas. Clark
menyatakan bahwa keberbakatan kreatifitas terjadi dimana rasio, intuisi, sensor, emosi
saling mempenetrasi (menerobos) satu dan lainnya. Dapat juga dikatakan kreatifitas adalah
gabungan antar berbagai dimensi, yaitu antara rasio (kemampuan pikir), emosi (kondisi
tergerak kita/emosi is state of being moved), intuisi (alam bawah sadar yang bersumber
dari alam tidak sadar) dan sensory (psikotalent). Talenta seseorang yang diwujudkan
melalui tangan, dapat menjadikan manusia tersebut membuat patung, kondisi ini
menunjukkan manusia tersebut memiliki psikotalent yang sangat baik. Kesadaran yang
tidak disadari dinamakan unconciuosnes awarenes. Pada anak berbakat, bila akan
memunculkan kreatifitasnya maka emosinya/perasaan akan tergerak. Menurut Piaget,
unconcious (ketidaksadaran) berlawanan dengan awareness (kesadaran). Emosi adalah
perasaan, tindakan dan kesadaran. Proses emosi diawali dengan perasaan takut, lalu ada
gerakan, dan sadar terhadap tergeraknya kita. Emosi sangat erat kaitannya dengan Multiple
Intelegences. Terakhir, Goodman & Gardner menyatakan bahwa antara emosi dan ratio
saling berhubungan. Penghubung antara emosi dan rasio di otak, dilakukan oleh segumpal
struktur berbentuk seperti almond yang disebut amygdala.

Anda mungkin juga menyukai