Draf 3 ALMAAS FAKHRI M D1A023086
Draf 3 ALMAAS FAKHRI M D1A023086
FISIKA TERAPAN
OLEH:
ALMAAS FAKHRI MUSHADDAQ
D1A023086
OLEH:
ALMAAS FAKHRI MUSHADDAQ
D1A023086
OLEH:
ALMAAS FAKHRI MUSHADDAQ
D1A023086
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat, berkah, dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum Fisika Terapan ini.
Penyusunan laporan akhir ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Fisika
Terapan dan menjadi persyaratan kurikuler praktikum. Laporan akhir praktikum Fisika
Terapan berisi hasil praktikum kami mengenai pengukuran, tranfer panas, elektro
analisa,viskositas .
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian laporan praktikum Fisika Terapan yang kami buat. Besar
harapan kami agar laporan ini bisa menjadi rujukan peneliti selanjutnya. Kami juga
berharap agar isi laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dalam penyusunan laporan yang kami buat, tentunya masih banyak terdapat
kekurangan, kesalahan, dan masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Semoga laporan yang kami buat dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Almaas Fakhri M
NIM. D1A023086
DAFTAR ISI
PRAKATA ..................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan..................................................................................................................... 4
1.3 Waktu dan Tempat ................................................................................................. 5
II. METODE ................................................................................................................... 6
2.1. Materi .................................................................................................................... 6
2.1.1. Alat ..................................................................................................................... 6
2.1.1.1. Pengukuran ...................................................................................................... 6
2.1.1.2. Transfer Panas .................................................................................................. 6
2.1.1.3. Elektroanalisa ................................................................................................... 6
2.1.1.4. Viskositas ......................................................................................................... 6
2.1.2. Bahan ................................................................................................................. 6
2.1.2.1. Pengukuran ...................................................................................................... 6
2.1.2.2. Transfer Panas .................................................................................................. 6
2.1.2.3. Elektroanalisa ................................................................................................... 6
2.1.2.4. Viskositas ......................................................................................................... 7
2.2. Cara Kerja .............................................................................................................. 7
2.2.1. Pengukuran ......................................................................................................... 7
2.2.2. Transfer Panas ..................................................................................................... 7
2.2.3. Elektroanalisa ...................................................................................................... 8
2.2.4. Viskositas ............................................................................................................ 8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 9
3.1. Hasil ....................................................................................................................... 9
3.1.1. Pengukuran ......................................................................................................... 9
3.1.2. Transfer Panas ..................................................................................................... 9
3.1.3. Elektroanalisa ...................................................................................................... 9
3.1.4. Viskositasi ......................................................................................................... 10
3.2. Pembahasan ........................................................................................................ 10
3.2.1. Pengukuran ....................................................................................................... 10
3.2.2 Transfer Panas.................................................................................................... 11
3.2.3 Elektroanalisa ..................................................................................................... 12
3.2.4 Viskositas ........................................................................................................... 13
IV. PENUTUP ............................................................................................................... 15
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 15
4.2. Saran ................................................................................................................... 15
v
I. PENDAHULUAN
pemeliharaan kadar testosteron normal di dalam darah. Daging sapi merupakan sumber
zat besi yang bisa membantu kerja sistem kekebalan tubuh.
Daging sapi memiliki beragam keistimewaan bagi kesehatan tubuh, asalkan
pengonsumsiannya tidak berlebihan, dan memilih potongan tanpa lemak. Selain enak,
berikut ini beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan dari daging sapi:
1. Mengoptimalkan produksi darah
Daging sapi menjadi salah satu sumber zat besi yang baik untuk kesehatan tubuh.
Saat kebutuhan zat besi dalam tubuh terpenuhi, kondisi ini membuat tubuh mampu
memproduksi hemoglobin secara optimal. Adapun, hemoglobin adalah protein yang
membantu darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
2. Mencegah anemia
Kurang konsumsi zat besi dapat menempatkan kamu pada risiko anemia defisiensi
besi, yang berarti tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Gejala yang mungkin terjadi
adalah lelah, lesu, lemah, dan pusing. Jadi, manfaat mengonsumsi daging sapi dapat
mencegah anemia defisiensi besi pada orang yang berisiko.
3. Mengoptimalkan kekebalan tubuh
Daging sapi adalah sumber zink yang baik, yang tubuh butuhkan untuk
menyembuhkan jaringan yang rusak dan mendukung sistem kekebalan tubuh yang
sehat. Anak-anak dan remaja juga membutuhkan jumlah zink yang sehat untuk
memastikan mereka tumbuh dan berkembang dengan baik.
Daging adalah semua jaringan hewan yang sesuai untuk dimakan serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Daging merupakan bahan
pangan yangpenting dalam memenuhi kebutuhan gizi manusia. Secara umum,
komposisi daging terdiri atas air, lemak, protein, mineral dan umum dilakukan pada
skala rumah tangga, seperti perebusan, pemanggangan, penggorengan,penyangraian,
dan metode lain yang mengunakan panas. Penggunaan pressure cooker untuk
memasak daging sudah meluas bukan saja di kalangan pengusaha tetapi sudah
merambah ke masyarakat menengah ke bawah. Pemasakan dengan menggunakan
pressure cooker dapat lebih cepat melunakkan/mengempukkan daging dengan waktu
yang relatif singkat. Hal ini dikarenakan tekanan di dalam pressure cooker menghasilkan
suhu yang tinggi. Setiap proses pematangan suatu bahan pangan memerlukan energi
panas untuk mengubah bahan pangan tersebut dari segi fisik maupun tekstur.
3
Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae (ambing)
pada binatang mamalia betina seperti sapi, kambing, atau bahkan kerbau yang
diperoleh dengan cara pemerahan sebagai bahan makanan dan sumber gizi. Susu
merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena di dalam susu segar mengandung
berbagai zat makanan lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat,
mineral, dan vitamin.
Di dalam susu, terdapat zat gizi karbohidrat berupa laktosa. Zat gizi lain yang
dikandung oleh susu adalah protein, lemak, sumber vitamin larut lemak seperti vitamin
A, vitamin E, dan vitamin D. Susu juga menjadi sumber asam lemak esensial dan
hormon. Susu adalah sumber kalsium dan fosfor yang sangat baik, yang penting untuk
pertumbuhan tulang dan gigi.Susu mengandung vitamin yang dapat larut dalam lemak
seperti vitamin A, D, E dan K serta vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B dan C.
Beberapa vitamin memberikan warna pada susu. Riboflavin memberikan warna susu
kuning sedikit kehijauan, sedangkan karoten akan memberikan warna lemak susu
menjadi kekuning-kuningan.Kalsium (Ca), kalium (K), fosfat (P), dan klor (Cl) merupakan
mineral yang banyak terdapat dalam susu. Mineral lain terdapat dalam jumlah sedikit
misalnya besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), dan mangan (Mn). Kandungan mineral
dalam susu bersifat relatif konsisten dan tidak dipengaruhi oleh makanan ternak. Di
dalam susu terdapat enzim peroksidase, katalase, fosfatase dan lipase. Peroksidase dan
fosfatase dapat dijadikan sebagai indikator kecukupan pasteurisasi susu karena kedua
enzim ini akan rusak pada suhu pasteurisasi. Sedangkan lipase dapat menyebabkan
kerusakan pada susu
Elektrolisis adalah proses penguraian zat ionik dan penguraian menjadi zat yang
lebih sederhana ketika arus listrik dialirkan melalui zat tersebut. Agar elektrolisis dapat
bekerja, ion-ion harus bebas bergerak. Ion bebas bergerak ketika zat ionik dilarutkan
dalam air atau ketika dicairkan.
Dibandingkan dengan air murni, susu bersifat asam. Faktanya, tingkat pH susu
adalah 6 dibandingkan dengan air yang tingkat pH-nya 7. Hal ini penting karena setiap
tingkatnya 10 kali lebih besar atau lebih kecil dari tingkat di sebelahnya. Jadi jika
dibandingkan dengan air murni yang netral, susu adalah sepuluh kali lebih asam. Media
asam menghasilkan elektrolit yang lebih baik. Oleh karena itu, susu dapat
menghantarkan listrik.
4
II. METODE
2.1. Materi
2.1.1. Alat
2.1.1.1. Pengukuran
1. Jangka sorong manual
2. Diktat
3. Alat tulis
2.1.1.2. Transfer Panas
1. Seperangkat alat transfer panas
2. Termometer
3. Diktat
4. Alat tulis
2.1.1.3. Elektroanalisa
1. Seperangkat alat elektroanalisa
2. DC supply
3. Diktat
4. Alat tulis
2.1.1.4. Viskositas
1. viskometer
2. Diktat
3. Alat tulis
2.1.2. Bahan
2.1.2.1. Pengukuran
1. Telur ayam buras
2.1.2.2. Transfer Panas
1. Daging sapi cm³
2.1.2.3. Elektroanalisa
1. Susu sapi 25%
2. Susu sapi 50%
3. Susu sapi 75%
4. X(sample)
7
2.1.2.4. Viskositas
1. Susu sapi
2. Susu kambing
1.Ulangi pekerjaan pada point 2 dan 3 namun gunakan daging yang lain dengan
waktu perendaman 40 detik
1.Dibuat tabel seperti di diktat dan masukan data hasil percobaan ke tabel,kemudian
berikan kesimpulan
8
2.2.3. Elektroanalisa
Disiapkan larutan susu dengan konsentrasi 25%,50%,75%,X(sample)
1.Dibuatlah grafik
2.2.4. Viskositas
Disiapkan viskometer
Ditegakan viskometer sampai membentuk sudut 90° atau tegak lurus selama 10
detik
3.1. Hasil
3.1.1. Pengukuran
Jenis Telur : Telur Ayam Ras
No.Urut Panjang telur Lebar telur Indexs telur Keterangan
Telur (mm) (mm)
1 48,08 40,05 83,29 Bulat
2 53,18 41,00 77.09 Bulat
3 52,84 40,25 76,17 Bulat
4 55,90 42,63 76,26 Bulat
5 52,60 40,13 77,29 Bulat
6 55,19 41,95 76,01 Bulat
7 55,77 42,87 76,86 Bulat
8 53,43 41,91 78,43 Bulat
9 52,07 41,48 79,66 Bulat
10 53,86 41,09 76,29 Bulat
Rataan 53,29 41,33 77,27 Bulat
Standar deviasi 2,14 0,98 2,12
3.1.3. Elektroanalisa
No. Konsentrasi Daya hantar listrik Keterangan
Urut susu(%) (ampere)
1 25 0,06 Konsentrasi susu 25% akan
menghasilkan DHL 0,06 A
2 50 0,08 Konsentrasi susu 50% akan
menghasilkan DHL 0,08 A
3 75 0,11 Konsentrasi susu 75% akan
menghasilkan DHL 0,11 A
10
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
X 25% 50% 75%
3.1.4. Viskositasi
No. Sampel Waktu Jarak Viskositas Keterangan
tempuh
1 Susu Sapi 10 detik 6,5 cm 6,5 cm/1gr/10dt 0,6 cp
2 Susu Kambing 10 detik 6,8 cm 6,8 cm/1gr/10dt 0,68 Cp
3.2. Pembahasan
3.2.1. Pengukuran
Telur merupakan bahan pangan sempurna, karena mengandung zat gizi
yangdibutuhkan untuk makhluk hidup seperti protein, lemak, vitamin dan mineral
dalam jumlah cukup. Di masyarakat telur dapat disiapkan dalam berbagai bentuk
olahan, harganya relatif murah, sangat mudah diperoleh dan selalu tersedia setiap saat.
Ketersediaan telur yang selalu ada dan mudah diperoleh ini, harus diimbangi dengan
pengetahuan masyarakat tentang penanganan telur, yang bertujuan untuk
memperlambat penurunan kualitas atau kerusakan telur (Indrawan,2017).
Indeks telur adalah nilai yang ditentukan dari perbandingan lebar dengan panjang
telur yang dinyatakan dalam satuan milimeter. Pernyataan tersebut sesuai dengan
Romanoff (1963) dalam jurnal Aulia (2016) yang menyatakan bahwa indeks telur
merupakan perbandingan lebar dan panjang telur. Telur yang relatif panjang dan sempit
(lonjong) pada berbagai ukuran memiliki indeks telur yang rendah dan telur yang relatif
11
pendek dan lebar (hampir bulat) memiliki indeks telur yang tinggi adapun indeks rata
rata telur ayam ras 74 %
Pengukuran indeks telur dilakukan dengan cara mengukur panjang dan lebar telur
menggunakan jangka sorong, cara menghitung indeks telur yaitu lebar telur dibagi
dengan panjang telur. Hasil penelitian yang dilakukan dari beberapa sempel telur
peternak di Dusun Sempu menunjukkan rata-rata indeks telur di Magelang yaitu 78%
(Luthfiana et al., 2020).
bentuk telur ideal memiliki nilai indeks telur 0,80. Bentuk telur dengan indeks telur
lebih kecil dari 0,80 disebut telur berbentuk lonjong (biconical dan conical). Telur
dinyatakan berbentuk bundar (elliptical dan spherical) apabila indeks telur lebih besar
daripada 0,80. (Dirgahayu et al., 2016)
indeks bentuk telur dipengaruhi oleh faktor genetik, umur induk, periode produksi,
umur dewasa kelamin, saluran reproduksi dan kualitas pakan. Faktor genetik dapat
diturunkan oleh induk, misalnya umur dewasa kelamin dan saluran reproduksi. Induk
itik dengan umur dewasa kelamin lebih cepat memungkinkan saluran reproduksi
bekerja lebih cepat berkembang seperti ukuran istmus yang semakin besar dan lebar
sehingga akan menghasilkan indeks bentuk telur yang lebih besar. Periode awal indeks
bentuk telur akan terlihat kecil dan masuk akhir periode bertelur indeks bentuk telur
terlihat lebih besar. Pembentukan telur akan meningkatkan bentuk dan beratnya
selama periode produksi sementara ketebalan dan kekuatan kulit telur biasanya
menurun. Kekuatan dan ketebalan cangkang sangat berkorelasi satu sama lain. Bentuk
indeks memiliki pengaruh terhadap proporsi albumen dan yolk. (Kadri et al., 2018)
3.2.2 Transfer Panas
Kandungan gizi yang lengkap dan keanekaragaman produk olahannya menjadikan
daging sebagai bahan pangan yang hampir tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia (Prasetyo et al., 2013). Daging sapi mengandung protein 18,88 gram dan zat
besi 2,8 mg dalam 100 gram bahan. Zat besi merupakan mineral mikro yang paling
banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam
tubuh manusia dewasa (Salman et al., 2018).
Mengolah suatu bahan pangan yang biasa digunakan untuk membuat makanan yang
dapat disajikan yaitu dengan menggunakan proses perpindahan panas. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Wazirah et al. (2017) yang menyebutkan bahwa proses
12
pengolahan yang lazim digunakan baik di skala rumah tangga maupun industri pangan
adalah pengolahan menggunakan energi panas, atau sering disebut proses termal.
Hampir semua bahan pangan yang akan dimakan harus melalui proses transfer panas
agar bisa dicerna dengan baik oleh tubuh
Perpindahan kalor atau tranfer panas adalah perpindahan energi pada benda yang
terjadi karena adanya perbedaan suhu atau temperatur di antara suatu benda atau
material. Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Maulani (2021) yang
menyatakan bahwa perpindahan kalor merupakan ilmu untuk meramalkan
perpindahan energi dalam bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu
diantara benda atau material. Transfer panas memiliki prinsip yaitu semakin lama suatu
benda berada di dalam suatu medium maka transfer panasnya akan semakin besar.
Transfer panas sangat memperhatikan suhu ruangan dan tekanan suatu benda. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Ashar et al. (2018) yang mengungkapkan
bahwasannya transfer panas sangat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya suhu
ruangan. Perpindahan kalor atau tranfer panas digunakan untuk memindahkan panas
dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah, seperti menjemur pakaian
dibawah terik matahari.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, transfer panas atau perpindahan
kalor dapat terjadi karena adanya faktor perbedaan suhu. Pernyataan tersebut sesuai
dengan Supu (2017) yang menyatakan bahwa perpindahan panas terjadi karena
perbedaan suhu yang terdapat pada suatu benda. Semakin besar selisih antara dua
benda atau fluida maka semakin besar kalor atau panas yang berpindah dan sebaliknya.
3.2.3 Elektroanalisa
Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena di dalam susu segar
mengandung berbagai zat makanan lengkap dan seimbang seperti protein, lemak,
karbohidrat, mineral, dan vitamin. Secara kimiawi susu normal mempunyai komposisi
air (87,20%), lemak (3,70%), protein (3,50%), laktosa (4,90%), dan mineral (0,07%). Dari
aspek kimia, susu merupakan emulsi lemak di dalam larutan air dari gula dan garam-
garam mineral dengan protein dalam keadaan koloid. Air susu sebagai salah satu
makanan yang tertinggi nilai gizinya, mempunyai sifat-sifat baik untuk menunjang
kesehatan (Sanam et al, 2014).
Elektrolisis merupakan proses di mana arus listrik bisa menguraikan suatu zat
13
elektrolit. Artinya, pada proses elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi
energi kimia (reaksi redoks) (Fitriyani 2021).
Elektrolit dibagi menjadi dua jenis berdasarkan asam yang terkandung di dalamnya,
larutan tersebut adalah elektrolit lemah dan elektrolit kuat. Elektrolit kuat adalah
larutan yang mengandung mineral di dalamnya dan dapat menghantarkan listrik
dengan sangat cepat dan stabil. Elektrolit lemah adalah larutan yang dapat
menghantarkan listrik namun kurang stabil. Pernyataan tersebut sesuai dengan
pendapat Harapan (2016) yang menyatakan bahwa larutan elektrolit kuat merupakan
larutan yang mengandung ion-ion terlarut yang dapat mengantarkan arus listrik sangat
baik sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat dan energi yang
dihasilkan relatif besar. Sedangkan larutan elektrolit lemah merupakan larutan yang
mengandung ion-ion terlarut cenderung terionisasi sebagian sehingga dalam proses
serah terima elektron relatif lambat dan energi yang dihasilkan kecil.
Elektrolit dan elemen penting dalam susu didistribusikan sebagai fraksi yang dapat
difusi (larut) dan non-difusi (koloid), seperti ion K, Na dan klorida hadir dalam bentuk
difusi, sedangkan Ca, fosfat anorganik dan Mg sebagian terikat pada susu. (Kandhro
2022).
Berdasarkan hasil pengukuran pada daya hantar listrik yang telah saya lakukan,
cairan elektroanalisa dipengaruhi oleh adanya konsentrasi elektrolit. Semakin besar
konsentrasi elektolit maka semakin besar daya hantar listrik yang dialirkan karena di
dalam elektolit terdapat ion atau mineral. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat
Purba (2017) yang menyatakan bahwa daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi
oleh banyaknya ion-ion yang terdapat di dalam larutan tersebut, semakin banyak
jumlah ion yang ada dalam larutan maka semakin besar daya hantar listriknya.
3.2.4 Viskositas
Viskometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu kekentalan atau
viskositas yang ada pada cairan atau fluida. Pernyataan tersebut sesuai dengan
pendapat Sunarso et al. (2013) yang menyatakan bahwa viskometer merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida. Viskometer memiliki fungsi
yaitu untuk mengukur kekentalan suatu zat.
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu.Suhu yang naik maka viskositas akan
turun dan begitu pula sebaliknya. Menurut Lumbantoruan dan (Yulianti,2016), suhu
14
berhubungan erat dengan viskositas dimana semakin tinggi suhu maka semakin kecil
nilai viskositas.
Prinsip kerja viskometer yaitu semakin kental suatu larutan maka semakin kecil nilai
viskositasnya, kekentalan tersebut ditentukan oleh koefisien viskositasnya. Pernyataan
tersebut sesuai dengan pendapat Manuain et al. (2020) yang menyatakan bahwa
ukuran kekentalan suatu zat cair ditentukan berdasarkan nilai koefisian viskositas.
Kadar konsentrasi susu yang digunakan pada pengujian viskositas adalah 25%, 50%,
75%, dan 100%.
Berdasarkan hasil pengukuran viskositas susu yang telah dilakukan dengan
konsentrasi yang berbeda-beda, diperoleh bahwa semakin besar konsentrasi susu maka
viskositasnya semakin kecil dengan ditandai fluida susu yang lambat mengalir. Kadar
viskositas rendah apabila cairannya mudah mengair, sedangkan tinggi apabila cairan
tersebut sulit mengalir. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Apriani et al.
(2013) yang mengatakan bahwa suatu viskositas dikatakan rendah apabila jenis cairan
tersebut mudah mengalir, sebaliknya pada jenis bahan yang sukar mengalir dikatakan
memiliki viskositas yang tinggi.
Satuan yang digunakan untuk hasil viskositas adalah cm/s. (Irawati,2015)
berpendapat bahwa satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah
Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk koefisien
viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinya takan dalam
sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang
Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille 1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10- 1
N.s/m2.
15
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Faktor yang mempengaruhi indeks telur adalah umur, pakan, genetik, dan
aktivitas.
2. Klasifikasi indeks telur yaitu jika indeks telur kurang dari 0,70 maka telur
tersebut lonjong, jika indeks telur antara 0,70 – 0,80 maka telur tersebut
normal, dan jika indeks telur lebih dari 0,80 maka telur tersebut bulat.
3. Transfer panas adalah perpindahan energi yang terjadi karena adanya
perbedaan temperatur atau suhu di antara benda atau suatu material.
4. Transfer panas memiliki prinsip yaitu semakin lama suatu benda berada di
dalam suatu medium yang temperaturnya tinggi maka transfer panasnya
semakin besar
5. Elektroanalisis adalah kegiatan mengukur suatu larutan elektrolit berdasaran
pada daya hantar listriknya.
6. Kekentalan (viskositas) merupakan gesekan yang ditimbulkan oleh adanya
fluida yang bergerak.
7. Prinsip viskositas yaitu semkain kental suatu larutan maka semakin kecil nilai
viskositasnya.
4.2. Saran
1. Sebaiknya pada saat pengukuran telur waktu yang diberikan lebih panjang
sehingga praktikan pada saat mengukur telur bisa lebih akurat.
2. Praktikum dilakukan dengan lebih teliti sehingga suhu yang diperoleh dapat
lebih akurat.
3. Sebaiknya pada saat praktikum diberikan contoh elektrolit kuat dan elektrolit
lemah.
4. Sebaiknya menggunakan alat viskometer yang lebih akurat lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, D., Gusnedi, Darvina, Y. 2013. Studi Tentang Nilai Viskositas Madu Hitam
Beberapa Daerah di Sumatra Barat untuk Mengetahui Kualitas Madu. Pillar of
Physics. 2:91-98.
Ashar, M., S. Ihsan, dan S. Ramadhan. 2018. Analisis Variabel-variabel Penentu
Cleanliness Factor dan Performance Factor untuk Meningkatkan Kinerja
Kondensor Unit 1 Pltu Sektor Asam-asam. Al Jazari: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin,
3(2):78-82.
Boimau, I., Mellu, R. N., dan Manuain, M. R. 2020. Rancang Bangun Alat Praktikum
Viskometer Berbasis Arduino. Wahana Fisika, 5(1), 28-40.
Dirgahayu, F. I., Septinova, D., & Nova, K. (2016). Perbandingan kualitas eksternal telur
ayam ras strain isa brown dan lohmann brown. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu, 4(1).
E. Aulia, E Dihansih, dan D. Kardaya. 2016. Kualitas Telur Itik Alabio (Anas Plathyryncos
Borneo) Yang Diberi Ransum Komersil Dengan Tambahan Kromium (Cr) Organik.
Jurnal Peternakan Nusantara. Vol 2 No 2. : 80-85
Febrianto, Edi, dan Sunarno. 2013. Rancang Bangun Alat Uji Kelayakan Pelumas
Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler. Unnes Physics Journal 2 (1) : 30-
34
Fitriyani. 2021. Pengaruh Luas Permukaan Elektroda Dengan Penambahan PWM
Controler Terhadap Efisiensi Produksi Gas Hidrogen Pada Proses Elektrolisis.
Jurnal Sains Fisika 2021 Vol.1 : Hal. 42-52
Indrawan, I. G., Sukada, I. M., & Suada, I. K. 2018. Kualitas telur dan pengetahuan
masyarakat tentang penanganan telur di tingkat rumah tangga. Indonesia
Medicus Veterinus, 1(5), 607-620.
Irawati, L. (2015). Viskositas darah dan aspek medisnya. Majalah Kedokteran Andalas,
34(2),102-111Lumbantoruan, P., dan E. Yulianti. 2016. Pengaruh suhu terhadap
viskositas minyak pelumas (oli).Sainmatika. 13(2): 26-34.
Kadri, A., Kurnianto, E., dan Sutopo, S. 2018. Pengaruh Indeks Bentuk Telur Terhadap
Fertilitas, Daya Tetas Dan Bobot Tetas Pada Itik Magelang Generasi Ke-3 Dan
Kelompok Peternak Itik Magelang (Doctoral dissertation, Faculty of Animal and
Agricultural Sciences).
Kandhro, F., Kazi, TG, Afridi, HI, & Baig, JA (2022). Bandingkan status nutrisi mineral
esensial dalam susu sapi dan manusia yang berbeda: Perkiraan asupan harian
untuk anak-anak. Jurnal Komposisi dan Analisis Makanan , 105 , 104214.
Luthfiana, N. A., Santoso, B., & Rahayu, A. 2020. Korelasi Genetik antara Bobot Telur
dengan Indeks Telur Magelang di Dusun Sempu, Desa Ngadirojo, Kecamatan
Secang, Kabupaten Magelang.
M. R. Harapan. 2016. Sel Elektrokimia Karakteristik dan Aplikasi. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknik Elektro 2 (1) : 177-180
Prasetyo H, Padaga MC, dan Sawitri. 2013. Kajian kualitas fisiko kimia daging sapi di
pasar kota malang. JITEK.8 (2):1-8
Purba dan Harahap. 2017. Uji Kelayakan Air Telaga Abadi Berdasarkan Baku Mutu Air
Dengan Parameter Fisika Dan Parameter Kimia Di Desa Siunong-Unong Julu
17
LAMPIRAN
Gambar Keterangan
Jangka sorong digital alat ukur yang
digunakan pada praktikum pengukuran
telur.