LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM - Ilham Najib
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM - Ilham Najib
FISIKA TERAPAN
OLEH:
ILHAM NAJIB HAFIZH
D1A023276
OLEH:
ILHAM NAJIB HAFIZH
D1A023276
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
FISIKA TERAPAN
OLEH:
ILHAM NAJIB HAFIZH
D1A023086
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat, berkah, dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum fisika terapan ini.
Penyusunan laporan akhir ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum fisika terapan
dan menjadi persyaratan kurikuler praktikum. Laporan akhir praktikum fisika terapan
berisi hasil praktikum kami mengenai pengukuran, tranfer panas, elektroanalisa,
viskositas .
Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian laporan praktikum fisika terapan yang saya buat. Besar
harapan saya agar laporan ini bisa menjadi rujukan peneliti selanjutnya. Saya juga
berharap agar isi laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusunan laporan yang saya buat, tentunya masih banyak terdapat
kekurangan, kesalahan, dan masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Semoga laporan yang saya buat dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
DAFTAR ISI
PRAKATA................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................................... 4
1.3 Waktu dan Tempat ..................................................................................................... 4
II. METODE ............................................................................................................... 5
2.1. Materi ........................................................................................................................ 5
2.1.1. Alat.......................................................................................................................... 5
2.1.1.1. Pengukuran.......................................................................................................... 5
2.1.1.2. Transfer Panas ..................................................................................................... 5
2.1.1.3. Elektroanalisa ...................................................................................................... 5
2.1.1.4. Viskositas ............................................................................................................. 5
2.1.2. Bahan ...................................................................................................................... 5
2.1.2.1. Pengukuran.......................................................................................................... 5
2.1.2.2. Transfer Panas ..................................................................................................... 5
2.1.2.3. Elektroanalisa ...................................................................................................... 5
2.1.2.4. Viskositas ............................................................................................................. 6
2.2. Cara Kerja................................................................................................................... 6
2.2.1. Pengukuran ............................................................................................................. 6
2.2.2. Transfer Panas ..........................................................Error! Bookmark not defined.
2.2.3. Elektroanalisa ......................................................................................................... 7
2.2.4. Viskositas ................................................................................................................ 7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 8
3.1. Hasil ........................................................................................................................... 8
3.1.1. Pengukuran ............................................................................................................. 8
3.1.2. Transfer Panas ........................................................................................................ 8
3.1.3. Elektroanalisa ......................................................................................................... 8
3.1.4. Viskositasi ............................................................................................................... 9
v
I. PENDAHULUAN
Susu terdapat zat gizi karbohidrat berupa laktosa. Zat gizi lain yang dikandung oleh
3
susu adalah protein, lemak, sumber vitamin larut lemak seperti vitamin A, vitamin E, dan
vitamin D. Susu juga menjadi sumber asam lemak esensial dan hormon. Susu adalah
sumber kalsium dan fosfor yang sangat baik, yang penting untuk pertumbuhan tulang
dan gigi.Susu mengandung vitamin yang dapat larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E
dan K serta vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B dan C. Beberapa vitamin
memberikan warna pada susu. Riboflavin memberikan warna susu kuning sedikit
kehijauan, sedangkan karoten akan memberikan warna lemak susu menjadi kekuning-
kuningan.Kalsium (Ca), kalium (K), fosfat (P), dan klor (Cl) merupakan mineral yang
banyak terdapat dalam susu. Mineral lain terdapat dalam jumlah sedikit misalnya besi
(Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), dan mangan (Mn). Kandungan mineral dalam susu bersifat
relatif konsisten dan tidak dipengaruhi oleh makanan ternak. Susu juga terdapat enzim
peroksidase, katalase, fosfatase dan lipase. Peroksidase dan fosfatase dapat dijadikan
sebagai indikator kecukupan pasteurisasi susu karena kedua enzim ini akan rusak pada
suhu pasteurisasi.Lipase dapat menyebabkan kerusakan pada susu
Elektrolisis adalah proses penguraian zat ionik dan penguraian menjadi zat yang
lebih sederhana ketika arus listrik dialirkan melalui zat tersebut. Agar elektrolisis dapat
bekerja, ion-ion harus bebas bergerak. Ion bebas bergerak ketika zat ionik dilarutkan
dalam air atau ketika dicairkan.
Dibandingkan dengan air murni, susu bersifat asam. Faktanya, tingkat pH susu
adalah 6 dibandingkan dengan air yang tingkat pH-nya 7. Hal ini penting karena setiap
tingkatnya 10 kali lebih besar atau lebih kecil dari tingkat di sebelahnya. Jadi jika
dibandingkan dengan air murni yang netral, susu adalah sepuluh kali lebih asam. Media
asam menghasilkan elektrolit yang lebih baik. Oleh karena itu, susu dapat
menghantarkan listrik.
Viskositas merupakan suatu istilah ilmiah yang menggambarkan suatu resistensi
terhadap suatu aliran fluida. Fluida itu dapat menjadi cair atau juga gas, namun istilah
ini lebih sering dihubungkan dengan cairan. Viskositas adalah salah satu metode yang
digunakan untuk mengukur kekentalan atau kerapatan zat cair atau cairan atau fluida.
Alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair disebut viskometer. Pada
dasarnya percobaan viskositas bertujuan untuk mengetahui kerapatan zat cair. Metode
dalam mengukur kekentalan zat cair atau viskositas yaitu metode atau cara ostwald,
fallingball, dan pengukuran massa jenis. Metode ostwald dan falling ball, viskositas zat
4
cair dilihatdari waktu yang berlangsung saat cairan bergerak mengalir dari keadaan awal
(start) sampaikeadaan akhir (finish). Pengukuran masaa jenis viskositas zat cair dilihat
dari hasil berat suatu zat cair.
Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin
dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai contoh, viskositas
yang tinggi dari magma akan menciptakan statovolcano yang tinggi dan curam, karena
tidak dapat mengalir terlalu jauh sebelum mendingin, sedangkan viskositas yang lebih
rendah dari lava akan menciptakan volcano yang rendah dan lebar. Seluruh fluida
(kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut
kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide
ideal.
Sampel bahan yang digunakan pada viskositas ada satu jenis susu dengan merk
yang masing–masing berbeda yaitu, susu ultramilk dan frisianflag. Dimana susu dengan
merk frisianflag memiliki kecepatan mengalir yang berbeda dengan susu ultramilk.
Viskositas ialah suatu istilah ilmiah yang menggambarkan suatu resistensi terhadap
suatu aliran fluida. Fluida itu dapat menjadi cair atau juga gas, Namun istilah ini lebih
sering dihubungkan dengan cairan.
1.2 Tujuan
Waktu dan tempat kegiatan praktikum dengan materi pengukuran, transfer panas,
mengukur daya hantar listrik cairan dengan elektroanalisa, dan viskositas dilaksanakan
pada hari Minggu, 17 September 2023 pukul 13.00-14.00 WIB di Laboratorium Ilmu
Pengetahuan Dasar Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Jendral Soedirman,
Purwoketo.
5
II. METODE
2.1. Materi
2.1.1. Alat
2.1.1.1. Pengukuran
1. jangka sorong
2. diktat
3. alat tulis
2.1.1.3. Elektroanalisa
1. seperangkat alat elektroanalisa
2. DC supply
3. Diktat
4. Alat tulis
2.1.1.4. Viskositas
1. viskometer
2. diktat
3. alat tulis
2.1.2. Bahan
2.1.2.1. Pengukuran
1. 10 butir telur ayam buras
2.1.2.3. Elektroanalisa
1. susu sapi 25%
2. susu sapi 50%
3. susu sapi 75%
4. X(sample)
6
2.1.2.4. Viskositas
1. susu sapi
2. susu kambing
3. susu kental manis
2.2.1. Pengukuran
1.Ulangi pekerjaan pada point 2 dan 3 namun gunakan daging yang lain dengan
waktu perendaman 40 detik
1.Dibuat tabel seperti di diktat dan masukan data hasil percobaan ke tabel,kemudian
berikan kesimpulan
7
2.2.3. Elektroanalisa
1.Dibuatlah grafik
2.2.4. Viskositas
Disiapkan viskometer
Ditegakan viskometer sampai membentuk sudut 90° atau tegak lurus selama 10
detik
3.1. Hasil
3.1.1. Pengukuran
3.1.3. Elektroanalisa
No. Konsentrasi Daya hantar Keterangan
Urut susu(%) listrik
(ampere)
1 25 0,06 Konsentrasi susu 25% akan
menghasilkan DHL 0,06 A
2 50 0,08 Konsentrasi susu 50% akan
menghasilkan DHL 0,08 A
3 75 0,11 Konsentrasi susu 75% akan
menghasilkan DHL 0,11 A
9
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
X 25% 50% 75%
3.1.4. Viskositasi
No. Sampel Berat Waktu Panjang
1 Susu Sapi 1 gram 10 detik 21,5 cm
2 Susu Kambing 1 gram 10 detik 9,8 cm
3 Susu Kental Manis 1 gram 10 detik 1 cm
3.2. Pembahasan
3.2.1. Pengukuran
Telur merupakan makanan yang bergizi karena mengandung semua nutrisi.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Indrawan (2017), yang mengatakan telur
merupakan makannan yang ideal karenan mengandung nutrisi yang diperlukan
organisme seperti protein, lemak, vitamin dan mineral. Di masyarakat, telur dapat diolah
dalam berbagai bentuk, harganya relatif murah, sangat mudah ditemukan dan tersedia
kapan saja. Ketersediaan telur yang mudah diperoleh dan tersedia harus diimbangi
dengan pengetahuan masyarakat mengenai cara penanganan telur, dengan tujuan
untuk memperlambat kerusakan atau pembusukan telur.
Indeks telur adalah nilai yang ditentukan dari perbandingan antara lebar dan
panjang telur dalam satuan milimeter. Pernyataan tersebut sejalan dengan Romanoff
(1963) dalam jurnal Aulia (2016) yang menyatakan bahwa indeks telur merupakan
10
perbandingan antara lebar dan panjang telur. Telur yang relatif panjang dan sempit
(lonjong) dengan berbagai ukuran memiliki indeks telur yang rendah, dan telur yang
relatif pendek dan lebar (hampir bulat) memiliki indeks telur yang tinggi.
Pengukuran indeks telur dilakukan dengan mengukur panjang dan lebar telur
menggunakan jangka sorong. Cara menghitung indeks telur adalah dengan membagi
lebar telur dengan panjang telur. Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan
Luthfiana et al. (2020), yang menyatakan cara menghitung indeks terul adalah dengan
membagi lebar telur dengan Panjang telur.
Bentuk telur yang ideal memiliki indeks telur sebesar 0,80. Bentuk telur yang indeks
telurnya kurang dari 0,80 disebut telur lonjong (biconical dan conical). Pernyataan
tersebut sejalan dengan Dirghayu et.al (2016), yang menyatakan telur dinyatakan bulat
(elliptical dan spherical) jika indeks telur lebih besar dari 0,80.
Indeks bentuk telur dipengaruhi oleh faktor genetik, umur induk, periode produksi,
umur dewasa kelamin, saluran reproduksi dan kualitas pakan. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Kadri et al., (2018) faktor genetik dapat diturunkan oleh induk,
misalnya umur dewasa kelamin dan saluran reproduksi. Induk itik dengan umur dewasa
kelamin lebih cepat memungkinkan saluran reproduksi bekerja lebih cepat berkembang
seperti ukuran istmus yang semakin besar dan lebar sehingga akan menghasilkan indeks
bentuk telur yang lebih besar. Periode awal indeks bentuk telur akan terlihat kecil dan
masuk akhir periode bertelur indeks bentuk telur terlihat lebih besar. Pembentukan
telur akan meningkatkan bentuk dan beratnya selama periode produksi sementara
ketebalan dan kekuatan kulit telur biasanya menurun. Kekuatan dan ketebalan
cangkang sangat berkorelasi satu sama lain. Bentuk indeks memiliki pengaruh terhadap
proporsi albumen dan yolk.
adalah mineral mikro yang melimpah di tubuh manusia dan hewan. Pernyataan
tersebut sesuia dengan pernyataan Salman et al. (2018), Zat besi merupakan milenial
mikro yang paling melimpah ditubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3 sampai 5
gram dalam tubuh manusia dewasa.
Mengolah suatu bahan pangan yang biasa digunakan untuk membuat makanan yang
dapat disajikan yaitu dengan menggunakan proses perpindahan panas. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Wazirah et al. (2017) yang menyebutkan bahwa proses
pengolahan yang lazim digunakan baik di skala rumah tangga maupun industri pangan
adalah pengolahan menggunakan energi panas, atau sering disebut proses termal.
Hampir semua bahan pangan yang akan dimakan harus melalui proses transfer panas
agar bisa dicerna dengan baik oleh tubuh
Perpindahan kalor atau tranfer panas adalah perpindahan energi pada benda yang
terjadi karena adanya perbedaan suhu atau temperatur di antara suatu benda atau
material. Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Maulani (2021) yang
menyatakan bahwa perpindahan kalor merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan
energi dalam bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara
benda atau material. Transfer panas memiliki prinsip yaitu semakin lama suatu benda
berada di dalam suatu medium maka transfer panasnya akan semakin besar.
Transfer panas sangat memperhatikan suhu ruangan dan tekanan suatu benda.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Ashar et al. (2018), yang menyatakan
bahwasannya transfer panas sangat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya suhu
ruangan. Perpindahan kalor atau tranfer panas digunakan untuk memindahkan panas
dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah, seperti menjemur pakaian dibawah
terik matahari.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, transfer panas atau perpindahan
kalor dapat terjadi karena adanya faktor perbedaan suhu. Pernyataan tersebut sesuai
dengan pernyataan Supu et al. (2017), yang menyatakan bahwa perpindahan panas
terjadi karena perbedaan suhu yang terdapat pada suatu benda. Semakin besar selisih
antara dua benda atau fluida maka semakin besar kalor atau panas yang berpindah dan
sebaliknya.
12
3.2.3 Elektroanalisa
Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena di dalam susu segar
mengandung berbagai zat makanan lengkap dan seimbang seperti protein, lemak,
karbohidrat, mineral, dan vitamin. Peranyataan tersebut sesuia dengan pendapat
Sanam et al. (2014), yang menyatakan secara kimiawi susu normal mempunyai
komposisi air (87,20%), lemak (3,70%), protein (3,50%), laktosa (4,90%), dan mineral
(0,07%). Dari aspek kimia, susu merupakan emulsi lemak di dalam larutan air dari gula
dan garam-garam mineral dengan protein dalam keadaan koloid. Air susu sebagai salah
satu makanan yang tertinggi nilai gizinya, mempunyai sifat-sifat baik untuk menunjang
kesehatan.
Elektrolisis merupakan proses di mana arus listrik bisa menguraikan suatu zat
elektrolit. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Fitriyani (2021), yang
menyatakan pada proses elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi
kimia (reaksi redoks).
Elektrolit dibagi menjadi dua jenis berdasarkan asam yang terkandung di dalamnya,
larutan tersebut adalah elektrolit lemah dan elektrolit kuat. Elektrolit kuat adalah
larutan yang mengandung mineral di dalamnya dan dapat menghantarkan listrik dengan
sangat cepat dan stabil. Elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan
listrik namun kurang stabil. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Harapan
(2016) yang menyatakan bahwa larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang
mengandung ion-ion terlarut yang dapat mengantarkan arus listrik sangat baik sehingga
proses serah terima elektron berlangsung cepat dan energi yang dihasilkan relatif besar.
Sedangkan larutan elektrolit lemah merupakan larutan yang mengandung ion-ion
terlarut cenderung terionisasi sebagian sehingga dalam proses serah terima elektron
relatif lambat dan energi yang dihasilkan kecil.
Elektrolit dan elemen penting dalam susu didistribusikan sebagai fraksi yang dapat
difusi (larut) dan non-difusi (koloid), seperti ion K, Na dan klorida hadir dalam bentuk
difusi. Sesuai dengan pernyataan (Kandhro 2022) Ca, fosfat anorganik dan Mg sebagian
terikat pada susu. Untuk mencari konsentrasi larutan X dapat menggunakan rumus
berikut:
∑ 𝑌 ∑ 𝑋 2 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑋𝑌
∑ 𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)²
13
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
Berdasarkan hasil pengukuran pada daya hantar listrik yang telah saya lakukan,
cairan elektroanalisa dipengaruhi oleh adanya konsentrasi elektrolit. Semakin besar
konsentrasi elektolit maka semakin besar daya hantar listrik yang dialirkan karena di
dalam elektolit terdapat ion atau mineral. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat
Purba (2017) yang menyatakan bahwa daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi
oleh banyaknya ion-ion yang terdapat di dalam larutan tersebut, semakin banyak jumlah
ion yang ada dalam larutan maka semakin besar daya hantar listriknya.
3.2.4 Viskositas
Viskometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu kekentalan atau
viskositas yang ada pada cairan atau fluida. Pernyataan tersebut sesuai dengan
pendapat Sunarso et al. (2013) yang menyatakan bahwa viskometer merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida. Viskometer memiliki fungsi
yaitu untuk mengukur kekentalan suatu zat.
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Suhu yang naik maka viskositas akan
turun dan begitu pula sebaliknya. Pernyataan tersebut sesuai pernyataan
Lumbantoruan et al. (2016), yang menyatakan suhu berhubungan erat dengan viskositas
dimana semakin tinggi suhu maka semakin kecil nilai viskositas.
Prinsip kerja viskometer yaitu semakin kental suatu larutan maka semakin kecil
nilai viskositasnya, kekentalan tersebut ditentukan oleh koefisien viskositasnya.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Manuain et al. (2020) yang menyatakan
bahwa ukuran kekentalan suatu zat cair ditentukan berdasarkan nilai koefisian
viskositas. Kadar konsentrasi susu yang digunakan pada pengujian viskositas adalah, (X)
sample, 25%, 50%, dan 75%
Berdasarkan hasil pengukuran viskositas susu yang telah dilakukan dengan
konsentrasi yang berbeda-beda, diperoleh bahwa semakin besar konsentrasi susu maka
viskositasnya semakin kecil dengan ditandai fluida susu yang lambat mengalir. Kadar
viskositas rendah apabila cairannya mudah mengair, sedangkan tinggi apabila cairan
tersebut sulit mengalir. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Apriani et al.
(2013) yang mengatakan bahwa suatu viskositas dikatakan rendah apabila jenis cairan
14
tersebut mudah mengalir, sebaliknya pada jenis bahan yang sukar mengalir dikatakan
memiliki viskositas yang tinggi.
Satuan yang digunakan untuk hasil viskositas adalah cm/s. Pernyataan tersebut
sesuai dengan pendapat Irawati (2015), yang menyatakan bahwa satuan Sistem
Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan
CGS (centimeter gram sekon) untuk koefisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P).
Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise
digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie
Poiseuille 1 poise = 1 dyn. s/cm² = 10- 1 N.s/m².
15
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Faktor yang mempengaruhi indeks telur adalah umur, pakan, genetik, dan aktivitas.
Klasifikasi indeks telur yaitu jika indeks telur kurang dari 0,70 maka telur tersebut
lonjong, jika indeks telur antara 0,70 – 0,80 maka telur tersebut normal, dan jika
indeks telur lebih dari 0,80 maka telur tersebut bulat.
2. Transfer panas adalah perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan
temperatur atau suhu di antara benda atau suatu material. Transfer panas memiliki
prinsip yaitu semakin lama suatu benda berada di dalam suatu medium yang
temperaturnya tinggi maka transfer panasnya semakin besar.
3. Elektroanalisa merupakan pengukuran daya hantar listrik larutan elektrolit atau
larutan yang dapat menghantarkan listrik, daya hantar listrik di pengaruhi oleh Ph
larutan semakin asam semakin kuat untuk menghantarkan listriknya. Rumus
mengukur daya hantar listrik yaitu :
Y= a + b x
4. Kekentalan (viskositas) merupakan gesekan yang ditimbulkan oleh adanya fluida
yang bergerak. Prinsip viskositas yaitu semkain kental suatu larutan maka semakin
kecil nilai viskositasnya.
4.2. Saran
1. Sebaiknya pada saat praktikum pengukuran telur, waktu yang diberikan lebih
panjang sehingga pada saat mengukur telur bisa lebih akurat.
2. Sebaiknya pada saat praktikum dilakukan dengan lebih teliti sehingga suhu yang
diperoleh dapat lebih akurat.
3. Sebaiknya pada saat praktikum diberikan contoh elektrolit kuat dan elektrolit
lemah.
4. Sebaiknya menggunakan alat viskometer yang lebih akurat lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, D., Gusnedi, Darvina, Y. 2013. Studi Tentang Nilai Viskositas Madu Hitam
Beberapa Daerah di Sumatra Barat untuk Mengetahui Kualitas Madu. Pillar of
Physics. 2:91-98.
Ashar, M., S. Ihsan, dan S. Ramadhan. 2018. Analisis Variabel-variabel Penentu
Cleanliness Factor dan Performance Factor untuk Meningkatkan Kinerja
Kondensor Unit 1 Pltu Sektor Asam-asam. Al Jazari: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin,
3(2):78-82.
Boimau, I., Mellu, R. N., dan Manuain, M. R. 2020. Rancang Bangun Alat Praktikum
Viskometer Berbasis Arduino. Wahana Fisika, 5(1), 28-40.
Dirgahayu, F. I., Septinova, D., & Nova, K. (2016). Perbandingan kualitas eksternal telur
ayam ras strain isa brown dan lohmann brown. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu, 4(1).
E. Aulia, E Dihansih, dan D. Kardaya. 2016. Kualitas Telur Itik Alabio (Anas Plathyryncos
Borneo) Yang Diberi Ransum Komersil Dengan Tambahan Kromium (Cr) Organik.
Jurnal Peternakan Nusantara. Vol 2 No 2. : 80-85
Febrianto, Edi, dan Sunarno. 2013. Rancang Bangun Alat Uji Kelayakan Pelumas
Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler. Unnes Physics Journal 2 (1) : 30-
34
Fitriyani. 2021. Pengaruh Luas Permukaan Elektroda Dengan Penambahan PWM
Controler Terhadap Efisiensi Produksi Gas Hidrogen Pada Proses Elektrolisis.
Jurnal Sains Fisika 2021 Vol.1 : Hal. 42-52
Indrawan, I. G., Sukada, I. M., & Suada, I. K. 2018. Kualitas telur dan pengetahuan
masyarakat tentang penanganan telur di tingkat rumah tangga. Indonesia
Medicus Veterinus, 1(5), 607-620.
Irawati, L. (2015). Viskositas darah dan aspek medisnya. Majalah Kedokteran Andalas,
34(2),102-111Lumbantoruan, P., dan E. Yulianti. 2016. Pengaruh suhu terhadap
viskositas minyak pelumas (oli).Sainmatika. 13(2): 26-34.
Kadri, A., Kurnianto, E., dan Sutopo, S. 2018. Pengaruh Indeks Bentuk Telur Terhadap
Fertilitas, Daya Tetas Dan Bobot Tetas Pada Itik Magelang Generasi Ke-3 Dan
Kelompok Peternak Itik Magelang (Doctoral dissertation, Faculty of Animal and
Agricultural Sciences).
Kandhro, F., Kazi, TG, Afridi, HI, & Baig, JA (2022). Bandingkan status nutrisi mineral
esensial dalam susu sapi dan manusia yang berbeda: Perkiraan asupan harian
untuk anak-anak. Jurnal Komposisi dan Analisis Makanan , 105 , 104214.
Luthfiana, N. A., Santoso, B., & Rahayu, A. 2020. Korelasi Genetik antara Bobot Telur
dengan Indeks Telur Magelang di Dusun Sempu, Desa Ngadirojo, Kecamatan
Secang, Kabupaten Magelang.
M. R. Harapan. 2016. Sel Elektrokimia Karakteristik dan Aplikasi. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknik Elektro 2 (1) : 177-180
Prasetyo H, Padaga MC, dan Sawitri. 2013. Kajian kualitas fisiko kimia daging sapi di
pasar kota malang. JITEK.8 (2):1-8
Purba dan Harahap. 2017. Uji Kelayakan Air Telaga Abadi Berdasarkan Baku Mutu Air
Dengan Parameter Fisika Dan Parameter Kimia Di Desa Siunong-Unong Julu
17
LAMPIRAN
Gambar Keterangan
Dokumentasi saat melakukan
Praktikum pengukuran indeks telur ayam
buras