Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FISIKA DASAR
“MOMENTUM DAN TUMBUKAN”
Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Fisika Dasar

DOSEN PENGAMPU :
SABANI S.Pd,M.Pd
MUHAMMAD AZWIN RANGKUTI M.Si

DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 3

1. ADITYA PUTRA SANJAYA


2. ANGELINA SINAGA
3. DINI KHOIRUNNISA’ SOFYAN
4. EKA SETIAJI
5. HIJIRIA BR TARIGAN
6. NURHAYANI NASUTION

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul “Impuls dan Momentum” dapat
selesai pada waktunya.
Makalah ini memuat tentang pengertian momentum, hubungan momentum dan impuls,
hukum kekekalan momentum, tumbukan, serta aplikasi hukum momentum dalam kehidupan
sehari-hari. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan dapat diterima pembaca
dengan senang hati. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga
penulis mengharap kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Medan, 28 februari 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................


Daftar isi ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUHAN
1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan Makalah.......................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Momentum............................................................................
2.2 Hubungan Momentum Dengan Impuls...................................................
2.3 Hukum Kekekalan Momentum...............................................................
2.4 Tumbukan ...............................................................................................
2.5 Momentum Angular
BAB III PENUTUP
.1 Kesimpulan.............................................................................................
3.2.Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mempelajari fisika tidak harus dengan rumus-rumus. Namun, tanpa kita sadari kegiatan
kita sehari-hari juga memanfaatkan system kerja rumus fisika. Pernahkah kamu menyaksikan
tabrakan antara dua buah benda di suatu tempat? Apa yang akan terjadi ketika kaki anda
menendang sebuah bola atau dua kendaraan yang bertabrakan. Pada peristiwa tabrakan, dua
kendaraan dengan kecepatan tinggi akan mengalami kerusakan lebih parah dari pada dua
kendaraan dengan kecepatan rendah. Hal ini terjadi, karena semakin besar massa dan kecepatan
yag dimiliki benda bergerak maka semakin sulit untuk dihentikan dan makin besar akibatnya.
Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yaitu momentum sudut dan momentum linier.
Momentum linier biasanya disebut momentum. Maka momentum adalah hasil kali massa dan
kecepatan.

Implus didefinisikan sebagai besarnya perubahan momentum yang disebabkan oleh gaya
yang terjadi pada waktu singkat. Definisi lain dari impuls (diperoleh dari penurunan Hukum II
Newton) adalah hasil kali antara gaya singkat yang bekerja pada benda dengan waktu kontak gaya
pada benda (biasanya sangat kecil). Berdasarkan definisi tersebut, momentum dan implus sering
terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, maka penting bagi kita untuk mempelajari momentum
dan implus untuk mengetahui sebab akibat dari setiap kejadian dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan momentum ?
2. Apakah yang dimaksud dengan impuls ?
3. Bagaimana hubungan momentum dan impuls ?
4. Bagaimanakah hukum kekekalan momentum ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan momentum.
2. Mengetahui yang dimaksu impuls
3. Mampu menjelaskan dan memaparkan hubungan momentum dan impuls
4. Mampu menganalisis peristiwa tumbukan sesuai hukum kekekalan momentum
BAB II

ISI

2.1 Momentum dan Impuls

Momentum adalah hasil kali massa sebuah benda dengan kecepatan benda pada saat itu.
Momentum merupakan besaran vektor yang arahnya searah dengan kecepatannya. Setiap benda
yang bergerak mempunyai momentum. Momentum atau kata lainnya adalah “momenta”
biasanya dinyatakan dengan symbol p. Jika m menyatakan massa sebuah benda dan v
kecepatannya, maka momentum p dari benda tersebut adalah:

𝑝 = 𝑚𝑣

Satuan momentum adalah 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 × 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 yang dalam satuan SI adalah kgm/s.
tidak ada nama khusus untuk satuan ini.

Untuk merubah momentum benda dibutuhkan sebuah gaya, baik untuk menaikkan
momentum, menurukannya (misalnya memberhentikan benda yang sedang bergerak) atau untuk
merubah arahnya. Newton pada awalnya menyatakan hukum keduanya dalam bentuk
momentum. Pernyataan Newton mengenai hukum gerak kedua adalah

Laju perubahan momentum sebuah benda sama dengan gaya total yang diberikan
padanya

Kita dapat menuliskan pernyataan ini dalam bentukpersamaan,

∆𝑝
∑𝐹 = (7.2)
∆𝑡

Dimana ∑ 𝐹 adalah gaya total yang diberikan kepada benda dan ∆𝑝 adalah hasil
perubahan momentum yang terjadi selama selang waktu ∆𝑡.

Impuls adalah peristiwa bekerjanya gaya dalam waktu yang sangat singkat. Untuk
membuat suatu benda yang diam menjadi bergerak diperlukan sebuah gaya yang bekerja pada
benda tersebut selama interval waktu tertentu. Gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah
benda tersebut bergerak dalam interval waktu tertentu disebut impuls. Mudahnya, impuls adalah
besaran dari hasil kali antara gaya (vektor) dengan selang waktu gaya tersebut bekerja (skalar),
jadi impuls berkaitan erat dengan arah. Impuls dinotasikan dengan I, satuannya N.s atau kg.m/s

Impuls digunakan untuk menambah, mengurangi, dan mengubah arah momentum dalam
satuan waktu. Impuls dapat dirumuskan sebagai hasil perkalian gaya dengan interval waktu.
Secara matematis dituliskan sebagai berikut :

I = F. Δt

dengan :

F = gaya (N)
Δt = waktu (s)
I = impuls (N.s)

Contoh Kejadian Impuls

Seseorang yang sedang menendang bola. Untuk menendang bola diperlukan gaya untuk
membuat bola tersebut bergerak dan ada selang waktu sebelum kaki orang tersebut menyentuh
bola.

2.2 Hubungan Impuls dengan Momentum

Salah satu hukum newton mengatakan bahwa gaya yang bekerja pada sebuah benda sama
dengan perkalian massa dan percepatannya. Dengan adanya pernyataan tersebut maka akan
diperoleh rumus seperti berikut.

F = m.a jika kita masukan kedalam rumus I = F. ∆t maka akan muncul rumus baru seperti berikut
ini :

𝐼 = 𝐹. ∆𝑡

𝐼 = 𝑚. 𝑎(𝑡2 − 𝑡1 )

𝐼 = 𝑚𝑣/𝑡((𝑡2 − 𝑡1 )

𝐼 = 𝑚𝑣1 − 𝑚𝑣2

Dengan begitu dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya impuls yang dikerjakan atau bekerja
pada sebuah benda akan sama besarnya dengan perubahan momentum pada benda tersebut.
Akan tetapi bila tidak ada gaya luar yang mempengaruhi benda, maka jumlah momentum akan
tetap sama karena jumlah momentum awal dan jumlah momentum akhir akan sama

2.3 Hukum Kekekalan Momentum

Salah satu hukum yang paling kuat dalam fisika adalah hukum kekekalan momentum.
Hukum kekekalan momentum dapat dinyatakan sebagai berikut, seperti halnya yang akan
disampaikan di bawah ini mudah-mudahan bisa memberikan pencerahan bagi yang membacanya.

Hukum kekekalan momentum yang menjelaskan tumbukan-tumbukan pada satu dimensi


dirumuskan pertama kali oleh John Wilis, Christopher Warren, dan Christian Huygens pada tahun
1668. Untuk gerak translasi, yang berlaku adalah kekekalan momentum linier sedangkan untuk
gerak rotasi yang berlaku adalah kekekalan momentum sudut.
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar yang bekerja
pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total sesudah
tumbukan”. ketika menggunakan persamaan ini, kita harus memerhatikan arah kecepatan tiap
benda.
Suatu tumbukan selalu melibatkan sedikitnya dua benda. Momentum system partikel sebelum
tumbukan tentu saja sama dengan jumlah momentum bola A dan bola B. sebelum tumbukan.
Misalnya terjadi tumbukan berhadapan dari dua bola bilyar. Gaya eksternal total sistem dua bola
ini dianggap sebesar nol, artinya gaya yang signifikan hanyalah gaya yang diberikan tiap bola ke
bola lainnya ketia tumbukan. Jika 𝑚1 𝑣1 adalah momentum bola nomor 1 dan 𝑚2 𝑣2 merupakan
momentum bola 2, keduanya diukur sebelum tumbukan, maka momentum total kedua bola
sebelum tumbukan adalah 𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 . Setelah tumbukan, masing-masing bola memiliki
kecepatan dan momentum yang berbeda, yang akan diberi tanda “aksen” pada kecepatan
𝑚1 𝑣′1 dan 𝑚2 𝑣′2 . Momentum total setelah tumbukan adalah 𝑚1 𝑣′1 + 𝑚2 𝑣′2 . Tidak peduli
berapapun kecepatan dan massa yang terlibat, ternyata momentum total sebelum tumbukan sama
dengan sesudahnya, apakah tumbukan terjadi dari depan atau tidak, selama tidak ada gaya
eksternal total yang bekerja.

𝑝 = 𝑚𝑎 𝑣𝑎 + 𝑚𝑏 𝑣𝑏
Momentum system partikel sesudah tumbukan tentu saja sama dengan jumlah momentum
bola A dan bola B sesudah tumbukan.
𝑝′ = 𝑚𝑎 𝑣′𝑎 + 𝑚𝑏 𝑣′𝑏
Hukum Kekekalan Momentum Linier: Dalam peristiwa tumbukan, momentum total
system sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan,
asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada System.
𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 = 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛

𝑝𝑎 + 𝑝𝑏 = 𝑝′𝑎 + 𝑝′𝑏

𝑚𝑎 𝑣𝑎 + 𝑚𝑏 𝑣𝑏 = 𝑚𝑎 𝑣′𝑎 + 𝑚𝑏 𝑣′𝑏
Gaya dalam adalah gaya-gaya interaksi di antara benda-benda pada system itu sendiri.
Menurut hukum III Newton, resultan semua gaya ini sama dengan nol. Sebagai contoh untuk
system interaksi 2 bola biliar selama berlangsung tumbukan, resultan gaya pada system oleh
gaya-gaya dalam adalah:

∑F = FA,B + FB,A = -F + F = 0
Sesuai dengan hukum II Newton bentuk momentum, perubahan momentum system
adalah
∆p = ∑F∆t = 0
Hukum kekekalan momentum juga dapat dinyatakan sebagai berikut :
Momentum total yang konstan dari suatu system benda-benda di mana pada system tersebut tidak
bekerja gaya luar.
System adalah sekumpulan benda yang saling berinteraksi. Jika pada suatu system interaksi
benda-benda hanya bekerja gaya dalam, resultan gaya pada system adalah nol dan berlaku hukum
kekekalan momentum. Jika pada system interaksi bekerja gaya luar dan resultannya tidak nol
momentum total system tidak kekal.

Hukum kekekalan Momentum berlaku pada peristiwa :

 Tumbukan benda
 Interaksi dua benda
 Peristiwa ledakan
 Peristiwa tarik-menaik
 Peristiwa jalannya roket maupun jet
Contoh Penerapan dalam kehidupan sehari-hari konsep dari Hukum Kekekalan momentum :

1. Prinsip Peluncuran Roket.


2. Senapan/Meriam
1. Orang melompat dari perahu
2. Ayunan Balistik

2.4 Tumbukan
Tumbukan antar benda merupakan peristiwa yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari – hari. Kita dapat menganalisis tumbukan berdasarkan hukum kekekalan momentum dan
kekekalan energi.
Tumbukan ada tiga macam :
1. Tumbukan Lenting Sempurna
Apabila tidak ada energi yang hilang selama tumbukan dan jumlah energi kinetik kedua
benda sebelum dan sesudah tumbukan sama, maka tumbukan itu disebut tumbukan lenting
sempurna. Pada tumbukan lenting sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum
Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, dua buah benda massanya masing-masing m1 dan
m2 bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 dengan arah berlawanan seperti pada gambar berikut.

Tumbukan lenting sempurna antara dua benda:

(a) sebelum tumbukan, (b) saat tumbukan, (c) setelah tumbukan.


Kedua benda bertumbukan lenting sempurna, sehingga setelah tumbukan kecepatan kedua
benda menjadi v1' dan v2' . Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum, dituliskan:

m1 v1 + m2 v2 = m1 v1' + m2 v2'

m1 v1 – m1 v1' = m2 v2' – m2 v2

m1 (v1 – v1' ) = m2 (v2' – v2 )

Dari Hukum Kekekalan Energi Kinetik diperoleh:

Jika persamaan (ii) dibagi dengan persamaan (i) diperoleh:

v1 + v1' = v2' + v2

v1' – v2' = v2 – v1

v1' – v2' = -(v1 – v2 )

Persamaan (2) dapat dituliskan:

Bilangan pada persamaan (3) disebut koefisien restitusi (e), yang merupakan negatif
perbandingan kecepatan relatif kedua benda sebelum tumbukan. Persamaan (3) dapat dinyatakan:

Dengan demikian, pada tumbukan lenting sempurna koefisien restitusi (e) = 1.

2. Tumbukan Lenting Sebagian

Hukum kekekalan energi kinetik pada tumbukan lenting sebagian tidak berlaku. tetapi, hukum
kekekalan energi mekanik tetap berlaku. Hal ini disebabkan karena sebagian energi kinetik yang
hilang telah diubah menjadi bentuk lainya, seperti energi potensial, energi panas, atau energi
yang merusak lantai.akibatnya energi kinetik sebelum tumbukan lebih besar daripada energi
kinetik sesudah tumbukan.

Pada tumbukan lenting sebagian berlaku Hukum Kekekalan Momentum, tetapi tidak berlaku
Hukum Kekekalan Energi Kinetik.

Σ Ek > ΣEk ' , maka:

Ek1 + Ek2 > Ek1 ' + Ek2 '

v1– v2 > v1 ' – v2 '

𝑣𝑖 ′ −𝑣2′
Sehingga persamaan dapat dituliskan: − <1
𝑣1−𝑣2

Dengan demikian, dapat disimpulkan pada tumbukan lenting sebagian, koefisien restitusi
(e) adalah: 0 < e < 1. Untuk menentukan koefisien restitusi benda yang bertumbukan, perhatikan
contoh berikut ini. Perhatikan gamba berikut!

Sebuah bola elastis jatuh bebas dari ketinggian h dari lantai, maka akan terjadi tumbukan
antara bola dengan lantai sehingga bola memantul setinggi h . Berdasarkan persamaan pada
gerak jatuh bebas, kecepatan benda sesaat sebelum tumbukan adalah:

V1=+√2gh1

Gerak bola sesaat setelah terjadi tumbukan dapat diidentifikasikan dengan gerak jatuh bebas,
sehingga:

V1’=-√2gh1 (arah ke atas negative)

Karena lantai diam, maka kecepatan lantai sebelum dan sesudah tumbukan adalah nol, v2= v2 ' =
0, sehingga besarnya koefisien restitusi adalah:

𝑣𝑖 ′ −𝑣2′ 𝑣𝑖 ′ −0
e=− =− 𝑣1−0
𝑣1−𝑣2

𝑣𝑖 ′ (−√2𝑔ℎ2)
e= - 𝑣1 =- +√2𝑔ℎ1

ℎ2
e= √ℎ1
3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Tumbukan tidak elastis sama sekali terjadi apabila dua benda setelah tumbukan menjadi
satu dan bergerak bersama-sama. Pada tumbukan tidak lenting sama sekali tidak berlaku hukum
kekekalan enrgi kinetik. Pada tumbukan ini terjadi pengurangan enrgi kinetik sehingga energi
kinetik total benda-benda setelah terjadi tumbukan akan lebih kecil dari energi kinetik total
benda sebelum.

Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum maka:

m1 v1 + m 2v2 = m 1v1 ' + m2 v 2'

m 1v 1+ m 2v2 = (m1 + m 2) v'

Karena v 1' = v2 ' , maka v1 ' – v2 ' = 0, sehingga koefisien restitusi (e) adalah

(𝑣1′ −𝑣2′ )
- =0
𝑣1−𝑣2

Jadi, pada tumbukan tidak lenting sama sekali besarnya koefisien restitusi adalah nol (e =0).

Tumbukan pada Dua atau Tiga Dimensi

Kekekalan momentum dan energi juga bisa diterapkan pada tumbukan dua atau tiga
dimensi, dan sifat vektor momentum sangat penting. Satu tipe umum dari tumbukan yang tidak
berhadapan adalah dimana sebuah partikel yang bergerak (disebut proyektil) menabrak partikel
kedua yang diam
Gambar 2. Tumbukan dua dimensi

Kekekalan momentum dan energi juga bisa diterapkan pada tumbukkan dua atau tiga
dimensi, dan sifat vektor momentum sangat penting. Dalam Gambar 2, bola A yang
bermassa 𝑚𝑎 pada mulanya bergerak ke kanan dengan kecepatan 𝑣𝐴1 . Bola itu kemudian
bertumbukkan dengan bola B yang sedang diam. Setelah tumbukkan kedua bola itu berpisah dan
bergerak dengan kecepatan 𝑣𝐴2 dan 𝑣𝐵2 . Tidak ada gaya yang bekerja pada sistem itu kecuali
gaya yang timbul dalam proses tumbukkan itu. Komponen-x dan komponen-y momentum
keduanya kekal. Jika diasumsikan sumbu-x positif adalah dalam arah 𝑣𝐴1 .

Momentum pada arah-x :

∑P sebelum tumbukan = ∑P setelah tumbukan

𝑚𝐴 𝑣𝐴1𝑥 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵1𝑥 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴2𝑥 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵2𝑥

𝑚𝐴 𝑣𝐴1𝑥 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴2𝑥 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵2𝑥

Momentum pada arah-y :

∑P sebelum tumbukan = ∑P setelah tumbukan

𝑚𝐴 𝑣𝐴1𝑦 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵1𝑦 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴2𝑦 − 𝑚𝐵 𝑣𝐵2𝑦

0 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴2𝑦 − 𝑚𝐵 𝑣𝐵2𝑦

2.5 Momentum angular

Momentum sudut merupakan besaran vektor. Momentum sudut didefinisikan sebagai hasil
perkalian silang antara vektor r dan momentum linearnya. Arah momentum sudutdari suatu benda
yang berotasi dapat ditentukan dengan kaidah putaran sekrup atau dengan aturan tangan kanan.
Jika keempat jari menyatakan arah gerak rotasi, maka ibu jari menyatakan arah momentum sudut.
Pada gerak translasi benda memiliki momentum linier sedangkan pada gerak rotasi ada momentum
sudut.

Arah Momentum Sudut


Arah momentum sudut L tegak lurus dengan arah r dan arah v. Arah momentum sudut
sesuai dengan arah putaran sekrup tangan kanan yang ditunjukan gambar berikut :

Kita menemukan bahwa percepatan sudut a diberikan oleh persamaan rotasi hukum
kedua Newton, atau

𝜏𝑛𝑒𝑡
𝛼=
𝐼

Dimana 𝜏 𝑛𝑒𝑡𝑜 = 𝑡𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛

Sekarang percepatan sudut adalah laju perubahan kecepatan sudut, jadi

∆𝜔
𝑎=
∆𝑡

Dengan menyamakan kedua persamaan diatas di dapat

∆𝜔 𝜏𝑛𝑒𝑡
=
∆𝑡 𝐼

𝜏𝑛𝑒𝑡 ∆𝑡 = 𝐼∆𝜔

Kita ingat kembali teorema momentum impuls linear yaitu

𝐹⃗𝑛𝑒𝑡 ∆𝑡 = 𝑚𝑣⃗ = ∆𝑝⃗

Karena kuantitas 𝐼⍵ jelas sama dengan rotasi mv Momentum linear p, tampaknya masuk akal
untuk menentukan momentum sudut L menjadi

L = I⍵

Dan hubungan torsi dengan momentum sudut adalah


dengan I. ω adalah momentum sudut, sehingga :

Berdasarkan persamaan diatas dapat dinyatakan bahwa momen gaya merupakan turunan
dari fungsi momentum sudut terhadap waktu.

Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Dalam gerak linear kita telah mempelajari apabila tidak ada gaya dari luar sistem maka
momentum sudut total sistem adalah kekal, atau tidak berubah. Dari Persamaan momentum sudut
diatas tampak jika torsi pada suatu sistem adalah nol maka dL =0 atau perubahan momentum
sudutnya nol, atau momentum sudutnya kekal. Apabila τ = 0 maka L konstan, merupakan hukum
kekekalan momentum.Persamaan hukum kekekalan momentum sudut yaitu

Lm = L a
Lm ωm =Ia ωa
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Momentum adalah hasil kali materi yang bermassa dengan kecepatan. Dalam fisika
momentum dilambangkan huruf p, secara matematis momentum dapat dirumuskan :
𝒑 = 𝒎𝒗

Dengan m adalah massa dan v adalah kecepatan. Satuan momentum adalah 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 ×
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 yang dalam satuan SI adalah kgm/s. Momentum akan berubah seiring dengan
perubahan massa dan kecepatan. Semakin cepat pergerakan suatu materi/benda akan semakin
cepat juga momentumnya. Semakin besar momentum, maka semakin dahsyat kekuatan yang
dimiliki suatu benda. Jika materi dalam keadaan diam, maka momentumnya sama dengan nol.
Impuls adalah peristiwa bekerjanya gaya dalam waktu yang sangat singkat. Untuk
membuat suatu benda yang diam menjadi bergerak diperlukan sebuah gaya yang bekerja pada
benda tersebut selama interval waktu tertentu. Gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah
benda tersebut bergerak dalam interval waktu tertentu disebut impuls.

3.2 Saran

Dengan mempelajari impuls dan momentum, pembaca diharapkan dapat menganalisis


bagaimana cara mencari momentum. Momentum sangat sering terjadi disekitar kita dan banyak
fungsinya dalam kehidupan sehari hari. Jadi momentum tidak terlepas dari kehidupan manusia
seharihari.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D.S, 2001, Fisika Jilid 1 (edisi 5). Jakarta: Erlangga

Firdaus, Trisnowati.E, 2015, To The Point Tuntaskan Soal Fisika SMA, Yogyakarta: Planet Ilmu

https://www.zonareferensi.com/pengertian-impuls/

http://hasanlyha97.blogspot.com/2015/10/tumbukan-elastis-dan-tidak-elastis.html

Anda mungkin juga menyukai