Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muhammad Yusuf Aliansyah

Matkul : Survei dan Pemetaan


NIM : 221910901038
Kelas : B

TUGAS!

Carilah definisi dari masing-masing pengukuran tersebut, dan berikan contohnya!

Pengukuran Teknik Sipil

Pengukuran teknik sipil adalah suatu proses pengukuran yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan proyek-proyek konstruksi sipil seperti jalan, jembatan, bendungan,
gedung, atau bandara. Pengukuran teknik sipil bertujuan untuk mendapatkan data spasial,
geometrik, dan mekanik dari objek-objek yang dibangun atau yang akan dibangun.

Contoh pengukuran teknik sipil adalah sebagai berikut:

• Pengukuran topografi untuk menentukan kontur, elevasi, dan lokasi objek-objek di


permukaan bumi dengan menggunakan alat-alat seperti teodolit, GPS, atau drone.
• Pengukuran struktur untuk menentukan dimensi, bentuk, dan posisi objek-objek yang
dibangun seperti balok, kolom, atau dinding dengan menggunakan alat-alat seperti
waterpass, theodolite, atau total station.
• Pengukuran geoteknik untuk menentukan sifat-sifat fisik dan mekanik tanah dan batuan
yang menjadi pondasi objek-objek yang dibangun seperti kepadatan, kekuatan geser, atau
permeabilitas dengan menggunakan alat-alat seperti bor tanah, penetrometer, atau
piezometer.
• Pengukuran hidrolika untuk menentukan debit, tekanan, dan kecepatan aliran air yang
berhubungan dengan objek-objek yang dibangun seperti saluran irigasi, pipa air minum,
atau turbin air dengan menggunakan alat-alat seperti flow meter, manometer, atau pitot
tube.

Pengkuran Militer

Pengukuran untuk keperluan militer adalah pengukuran yang dilakukan untuk mendukung
kegiatan-kegiatan militer seperti perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi operasi militer.
Pengukuran untuk keperluan militer meliputi pengukuran posisi, jarak, arah, elevasi, relief, dan
medan dari objek-objek yang berhubungan dengan kepentingan militer. Pengukuran untuk
keperluan militer juga dapat digunakan untuk menentukan data antropometri dari personel militer,
seperti tinggi, berat, lingkar dada, dan sebagainya.
Contoh pengukuran untuk keperluan militer adalah:

• Pengukuran antropometri yang diperlukan oleh bidang militer. Pengukuran ini bertujuan
untuk menentukan data pembuatan produk massal dalam militer, seperti pakaian atau
peralatan militer. Pengukuran ini juga berguna untuk memastikan kompatibilitas alat
antropometri dengan pengguna, seperti pada bidang militer penerbangan. Pengukuran ini
juga bermanfaat untuk mengurangi potensi gangguan muskuloskeletal pada personel
militer.
• Pengukuran topografi yang dilakukan untuk menggambarkan bentuk permukaan tanah
dengan menggunakan tanda-tanda alami atau buatan yang ada di tanah. Pengukuran ini
penting untuk membuat peta navigasi, menentukan batas wilayah, mengembangkan data
tata guna lahan dan sumber daya alam, dan menentukan data geodesi dari bumi.
• Pengukuran odometer yang digunakan untuk mengukur jarak langkah. Pengukuran ini
telah digunakan sejak zaman Mesir kuno untuk keperluan militer dan sipil. Pengukuran ini
dapat membantu dalam perhitungan jarak tempuh, kecepatan, dan waktu perjalanan.

Pengukuran Tambang

Pengukuran tambang adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan, perhitungan,
dan pemetaan yang berkaitan dengan kegiatan penambangan mineral baik di permukaan maupun
di bawah tanah. Pengukuran tambang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang geologi,
hak pertambangan, volume penggalian, dampak lingkungan, dan perencanaan tambang.

Contoh pengukuran tambang adalah sebagai berikut:

• Pengukuran topografi permukaan untuk menentukan batas daerah pertambangan, kontur


tanah, dan lokasi fasilitas penunjang.
• Pengukuran geodesi untuk menentukan koordinat titik-titik penting dalam sistem referensi
tertentu.
• Pengukuran geofisika untuk mendeteksi adanya kandungan mineral di bawah permukaan
dengan menggunakan alat-alat seperti magnetometer, gravimeter, atau seismometer.
• Pengukuran geologi untuk mengidentifikasi jenis, kualitas, dan distribusi mineral dengan
menggunakan alat-alat seperti palu geologi, kompas, atau mikroskop.
• Pengukuran hidrologi untuk mengukur debit air, kualitas air, dan potensi banjir di daerah
pertambangan.
• Pengukuran batimetri untuk mengukur kedalaman dan bentuk dasar laut di daerah
pertambangan laut.
• Pengukuran stope untuk mengukur volume dan kemiringan ruang galian di bawah tanah
dengan menggunakan alat-alat seperti teodolit, jangka sorong, atau laser scanner.
• Pengukuran stockpile untuk mengukur volume dan berat material yang ditimbun di
permukaan dengan menggunakan alat-alat seperti GPS, drone, atau timbangan.
Pengukuran Geologi

Pengukuran geologi adalah suatu proses pengumpulan data tentang jenis, kualitas, dan distribusi
mineral di bumi dengan menggunakan alat-alat seperti palu geologi, kompas, atau mikroskop.
Pengukuran geologi bertujuan untuk mengidentifikasi potensi sumber daya mineral, menentukan
sejarah geologi, dan memahami proses-proses yang membentuk bumi.

Contoh pengukuran geologi adalah sebagai berikut:

• Pengukuran stratigrafi untuk menentukan susunan dan hubungan antara lapisan-lapisan


batuan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti superposisi, kesinambungan lateral,
dan keseragaman.
• Pengukuran paleontologi untuk mengetahui fosil-fosil yang terdapat dalam batuan dan
menggunakannya sebagai petunjuk usia relatif, lingkungan pengendapan, dan evolusi
kehidupan.
• Pengukuran petrologi untuk mengkarakterisasi komposisi kimia, tekstur, dan struktur
batuan dengan menggunakan alat-alat seperti mikroskop polarisasi, spektrometer massa,
atau difraktometer sinar-X.
• Pengukuran mineralogi untuk mengidentifikasi mineral-mineral yang menyusun batuan
dengan menggunakan alat-alat seperti mikroskop optik, spektroskopi inframerah, atau
mikrosonda elektron.
• Pengukuran geokronologi untuk menentukan usia absolut batuan dengan menggunakan
metode-metode seperti radiometrik, isotop stabil, atau luminesensi.

Pengukuran Arkeologi

Pengukuran arkeologi adalah suatu proses pengumpulan data tentang kehidupan dan kebudayaan
manusia di masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Pengukuran
arkeologi bertujuan untuk menyusun sejarah kebudayaan, memahami perilaku manusia, dan
mengerti proses perubahan budaya.

Contoh pengukuran arkeologi adalah sebagai berikut:

• Pengukuran stratigrafi untuk menentukan susunan dan hubungan antara lapisan-lapisan


batuan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti superposisi, kesinambungan lateral,
dan keseragaman.
• Pengukuran paleontologi untuk mengetahui fosil-fosil yang terdapat dalam batuan dan
menggunakannya sebagai petunjuk usia relatif, lingkungan pengendapan, dan evolusi
kehidupan.
• Pengukuran petrologi untuk mengkarakterisasi komposisi kimia, tekstur, dan struktur
batuan dengan menggunakan alat-alat seperti mikroskop polarisasi, spektrometer massa,
atau difraktometer sinar-X.
• Pengukuran mineralogi untuk mengidentifikasi mineral-mineral yang menyusun batuan
dengan menggunakan alat-alat seperti mikroskop optik, spektroskopi inframerah, atau
mikrosonda elektron.
• Pengukuran geokronologi untuk menentukan usia absolut batuan dengan menggunakan
metode-metode seperti radiometrik, isotop stabil, atau luminesensi.
• Pengukuran ekskavasi untuk menggali dan mendokumentasikan artefak, ekofak, dan fitur
yang terdapat di situs arkeologi dengan menggunakan alat-alat seperti cangkul, sikat, pita
ukur, atau kamera.
• Pengukuran etnografi untuk mengamati dan merekam adat istiadat, kepercayaan, bahasa,
dan organisasi sosial masyarakat yang masih hidup dengan menggunakan alat-alat seperti
catatan lapangan, rekaman suara, atau video.

Pengukuran Triangulasi

Pengukuran triangulasi adalah suatu proses penentuan lokasi suatu titik dengan mengukur sudut
yang terbentuk atas sudut dalam segitiga, berdasarkan data titik-titik tetap yang diketahui di kedua
ujung segitiga yang disebut dengan titik kontrol. Pengukuran triangulasi bertujuan untuk
mendapatkan data di seluruh area pemetaan, melalui pengukuran sudut dan sisi segitiga yang
dilakukan, maka lokasi tepat dari titik-titik berurutan dapat diketahui menggunakan perhitungan
trigonometri.

Contoh pengukuran triangulasi adalah sebagai berikut:

• Pengukuran topografi permukaan untuk menentukan batas daerah pertambangan, kontur


tanah, dan lokasi fasilitas penunjang.
• Pengukuran geodesi untuk menentukan koordinat titik-titik penting dalam sistem referensi
tertentu.
• Pengukuran geofisika untuk mendeteksi adanya kandungan mineral di bawah permukaan
dengan menggunakan alat-alat seperti magnetometer, gravimeter, atau seismometer.
• Pengukuran geologi untuk mengidentifikasi jenis, kualitas, dan distribusi mineral dengan
menggunakan alat-alat seperti palu geologi, kompas, atau mikroskop.
• Pengukuran hidrologi untuk mengukur debit air, kualitas air, dan potensi banjir di daerah
pertambangan.
• Pengukuran batimetri untuk mengukur kedalaman dan bentuk dasar laut di daerah
pertambangan laut.
• Pengukuran stope untuk mengukur volume dan kemiringan ruang galian di bawah tanah
dengan menggunakan alat-alat seperti teodolit, jangka sorong, atau laser scanner.
• Pengukuran stockpile untuk mengukur volume dan berat material yang ditimbun di
permukaan dengan menggunakan alat-alat seperti GPS, drone, atau timbangan.
Pengukuran Trilaterasi

Pengukuran trilaterasi adalah suatu proses penentuan lokasi suatu titik dengan mengukur jarak
antara titik tersebut dengan tiga titik lain yang diketahui posisinya. Pengukuran trilaterasi bertujuan
untuk mendapatkan data di seluruh area pemetaan, melalui pengukuran jarak dan perhitungan
geometri yang dilakukan, maka lokasi tepat dari titik-titik berurutan dapat diketahui menggunakan
rumus matematika.

Contoh pengukuran trilaterasi adalah sebagai berikut:

• Pengukuran navigasi untuk menentukan posisi suatu kendaraan atau objek dengan
menggunakan sinyal radio atau satelit yang dikirim dari tiga stasiun pemancar yang
berbeda.
• Pengukuran seismologi untuk menentukan lokasi dan kedalaman suatu gempa bumi
dengan menggunakan gelombang seismik yang diterima oleh tiga stasiun seismograf yang
berbeda.
• Pengukuran astronomi untuk menentukan jarak antara bumi dan bintang atau planet dengan
menggunakan paralaks, yaitu perubahan sudut pandang terhadap objek langit akibat
pergerakan bumi di sekitar matahari.
• Pengukuran biologi untuk menentukan lokasi dan aktivitas suatu sel atau molekul dengan
menggunakan fluoresensi resonansi transfer energi (FRET), yaitu perpindahan energi
antara dua molekul donor dan akseptor yang berdekatan.

Pengukuran Polygon

Pengukuran polygon adalah suatu proses pengadaan kerangka dasar pemetaan horizontal dengan
membuat bangun segi banyak yang diukur semua jarak dan sudutnya. Pengukuran polygon
bertujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (x, y) titik-titik pengukuran.

Contoh pengukuran polygon adalah sebagai berikut:

• Pengukuran polygon tertutup, yaitu polygon yang bermula dan berakhir pada satu titik yang
sama. Polygon tertutup ini sering juga disebut sebagai polygon kring. Polygon tertutup
dapat terikat atau tidak terikat oleh azimut dan koordinat titik-titik awal dan akhirnya.
• Pengukuran polygon terbuka, yaitu polygon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan
titik yang berlainan. Polygon terbuka ini dapat memiliki beberapa variasi peningkatan,
yaitu peningkatan azimut dan peningkatan koordinat. Polygon terbuka dapat terikat atau
tidak terikat oleh azimut dan koordinat titik-titik awal dan akhirnya.
• Pengukuran polygon bercabang, yaitu polygon yang memiliki cabang-cabang yang berasal
dari titik-titik tertentu pada polygon induknya. Polygon bercabang ini dapat digunakan
untuk mengukur daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh polygon induknya.
Pengukuran Offset

Pengukuran offset adalah suatu proses pengukuran titik menggunakan alat sederhana berupa pita
ukur dan jalon. Pengukuran offset bertujuan untuk menentukan posisi horizontal suatu titik yang
sulit dijangkau secara langsung dengan menggunakan titik-titik yang mudah dijangkau sebagai
acuan.

Contoh pengukuran offset adalah sebagai berikut:

• Pengukuran offset tegak lurus, yaitu pengukuran offset dengan cara menarik garis tegak
lurus dari titik yang diukur ke garis dasar yang telah ditentukan. Jarak antara titik yang
diukur dan garis dasar disebut sebagai offset, sedangkan jarak antara titik proyeksi titik
yang diukur pada garis dasar dan titik awal garis dasar disebut sebagai stasiun.
• Pengukuran offset miring, yaitu pengukuran offset dengan cara menarik garis sembarang
dari titik yang diukur ke garis dasar yang telah ditentukan. Jarak antara titik yang diukur
dan garis dasar disebut sebagai offset, sedangkan sudut antara garis offset dan garis dasar
disebut sebagai sudut offset.

Pengukuran Tachymetri

Pengukuran tachymetri adalah suatu proses pengukuran titik-titik detail dengan menggunakan alat-
alat seperti transit, alidade, atau teodolit yang dilengkapi dengan benang-benang stadia.
Pengukuran tachymetri bertujuan untuk menentukan posisi horizontal dan vertikal suatu titik
dengan mengukur sudut dan jarak secara bersamaan.

Contoh pengukuran tachymetri adalah sebagai berikut:

• Pengukuran tachymetri untuk bidikan miring, yaitu pengukuran tachymetri dengan cara
mengarahkan garis bidik ke titik yang diukur yang memiliki ketinggian berbeda dengan
titik pengamat. Jarak miring antara titik pengamat dan titik yang diukur dapat direduksi
menjadi jarak horizontal dan jarak vertikal dengan menggunakan rumus trigonometri.
• Pengukuran tachymetri dengan busur Beaman, yaitu pengukuran tachymetri dengan
menggunakan alat tambahan berupa busur Beaman yang ditempatkan pada transit atau
alidade. Busur Beaman memiliki skala-skala H dan V yang menunjukkan koreksi jarak
horizontal dan beda tinggi tiap 00 ft jarak lereng.
• Pengukuran tachymetri dengan alat swareduksi, yaitu pengukuran tachymetri dengan
menggunakan alat khusus yang dapat melakukan reduksi jarak dan beda tinggi secara
otomatis. Alat swareduksi memiliki dua garis horizontal pada diafragma, satu tetap dan
satu bergerak, yang bekerja berdasarkan perubahan sudut vertikal.
Pengukuran Menggunakan Meja Lapangan/Meja ukur

Pengukuran menggunakan meja lapangan atau meja ukur adalah suatu proses pengukuran
permukaan bidang dengan menggunakan alat berupa meja datar yang terbuat dari besi cor, granit,
atau baja. Pengukuran menggunakan meja lapangan atau meja ukur bertujuan untuk mengukur
keakuratan permukaan bidang dalam tata letak dan kerataan benda kerja, metode aplikasi
pengukuran, pengaturan dan penyettingan alat uji dan alat ukur presisi, dan kegiatan inspeksi
lainnya.

Contoh pengukuran menggunakan meja lapangan atau meja ukur adalah sebagai berikut:

• Pengukuran menggunakan meja lapangan atau meja ukur dengan menggunakan alat bantu
seperti jangka sorong, mikrometer, dial indikator, atau blok ukur untuk mengukur dimensi
dan toleransi benda kerja yang diletakkan di atas meja datar.
• Pengukuran menggunakan meja lapangan atau meja ukur dengan menggunakan alat bantu
seperti tiang penjepit, sudut penjepit, atau sudut datar untuk mengatur posisi dan sudut
benda kerja yang diletakkan di atas meja datar.
• Pengukuran menggunakan meja lapangan atau meja ukur dengan menggunakan alat bantu
seperti sinar laser, kamera, atau sensor untuk mengukur permukaan bidang yang sulit
dijangkau oleh alat ukur konvensional.

Aerial Survey

Pengukuran aerial survey adalah suatu proses pengukuran permukaan bumi dengan menggunakan
alat-alat seperti kamera, radar, lidar, atau sensor yang dipasang pada pesawat terbang, helikopter,
balon udara, atau satelit. Pengukuran aerial survey bertujuan untuk mendapatkan data spasial
berupa foto udara, peta topografi, peta tematik, model digital permukaan, atau model digital
elevasi.

Contoh pengukuran aerial survey adalah sebagai berikut:

• Pengukuran aerial survey untuk pemetaan wilayah, yaitu pengukuran aerial survey dengan
menggunakan kamera udara yang dapat menghasilkan foto udara dengan resolusi tinggi
dan akurasi geometrik yang baik. Foto udara ini dapat digunakan untuk membuat peta
topografi, peta administrasi, peta batas tanah, atau peta infrastruktur.
• Pengukuran aerial survey untuk penginderaan jauh, yaitu pengukuran aerial survey dengan
menggunakan radar, lidar, atau sensor multispektral yang dapat menghasilkan data
spektral, radiometrik, dan geometrik dari permukaan bumi. Data ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi jenis tanah, vegetasi, geologi, hidrologi, atau sumber daya alam.
• Pengukuran aerial survey untuk pemantauan lingkungan, yaitu pengukuran aerial survey
dengan menggunakan kamera inframerah, kamera termal, atau sensor gas yang dapat
menghasilkan data suhu, kelembaban, atau polusi dari permukaan bumi. Data ini dapat
digunakan untuk mengawasi perubahan iklim, bencana alam, kualitas udara, atau emisi gas
rumah kaca.

Anda mungkin juga menyukai