Disusun oleh :
Sholawat salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang mana kita nantikan syafa’atnya dihari kiamat. Penulisan makalah yang berjudul
HERMENEUTIKA HANS-GEORG GADAMER ini bertujuan untuk menambah wawasan kita
terkait hal hal yang terdapat didalam aliran-aliran hermeneutika barat.
Dalam penulisan makalah ini kami sangat membutuhkan bantuan dari banyak pihak
seperti Dosen,teman,dan tak lupa juga referensi referensi. Oleh karena itu kami selaku penulis
makalah sangat berterimakasih kepada bapak dosen Prof.Dr.Adang Kuswaya,M.Ag. yang telah
mengampu mata kuliah kami sekaligus mau membimbing kami dalam membuat makalah
ini,yang kedua kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman atas kerjasamanya dalam mencari
referensi,dan tak lupa kepada penulis referensi referensi yang bukunya atau artikelnya sudah
kami gunakan untuk referensi pembuatan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat
menjadi bahan tambahan untuk pembelajaran kedepannya meskipun makalah ini masih kurang
sempurna,oleh karena itu kami selaku penulis meminta agar teman-teman semua mau memberi
kritik dan sarannya kepada kami agar bisa menjadi bahan perbaikan pembuatan makalah
kedepannya.
i
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASLAH....................................................................................................1
C. TUJUAN MASALAH.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2
A. BIOGRAFI HANS-GEORG GADAMER....................................................................2
B. PEMIKIRAN HANS-GEORG GADAMER................................................................3
C. TEORI HERMENEUTIKA HANS-GEORG GADAMER.........................................5
D. HUBUNGAN HERMENEUTIKA HANS-GEORG GADAMER DAN TAFSIR.....6
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................8
KESIMPULAN................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu hermeneutika yang berbicara seputar logos yang berarti bahasa, teks, isi, pemikiran,
kata dan pembicaraan, berupaya memberikan pemaknaan dan pemahaman yang mendalam.
Banyak filsuf zaman kita melihat bahasa sebagai objek dan tema terpenting pemikiran
mereka. Kalau “bahasa” dimengerti dalam arti lebih luas, yaitu dalam arti “teks”, texture,
tenunan struktur-struktur, maka para filsuf sekarang menganggap filsafat sebagai suatu
“teks” yang harus ditafsirkan. Mereka menyelidiki tema-tema terpenting dalam teks ini dan
bertanya siapakah pengarang teks ini. Dengan demikian filsafat menjadi ”filsafat mengenai
filsafat” atau hermeneutika. Dalam rangka ini telah diterbitkan sejumlah karya dari pemikir-
pemikir besar hermeneutika, seperti Ricoeur Russell, Jurgen Habermas, Hans-Georg Hans-
Georg Gadamer dan lain-lain Tulisan ini akan membahas hermeneutika dalam pandangan
Hans-Georg Gadamer, terutama tentang sejumlah teori-teorinya sebagai upaya memahami
sebuah teks. Tentu akan dikaitkan dengan tafsir untuk menemukan relevansinya. Sebelum
sampai pada bahasan yang dimaksud, terlebih dahulu diperjelas pengertian hermeneutika itu
sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman Biografi dari Gadaamer?
2. Bagaimana Pemikiran Gadaamer?
3. Bagaimana Teori Hermeneutika Hans-Georg Gadamer?
4. Bagaimana Hubungan Hermeneutika Gadaamer Dengan Tafsir?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Biografi Gadaamer
2. Untuk Mengetahui Pemmikiran Hans-Georg Gadamer
3. Untuk Mengetahui Teori Hermeneutika Gadaamer
4. Untuk Mengetahui Hubungan Hermeneutika Hans-Georg Gadamer Dengan Tafsir
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1928 ia menyelesaikan habilitasi di bawah Heidegger pada “etika dialektika
Plato,” berdasarkan Philebus. Hans-Georg Gadamer tinggal sepuluh tahun lagi di Marburg
menunggu panggilan untuk janji mengajar penuh waktu. Setelah tahun 1933, peluangnya
untuk menelepon praktis dihilangkan karena dia tidak bereputasi baik dengan Nazi. Tetapi dia
tetap aktif dalam kehidupan akademis di Marburg, yang membanggakan beberapa intelektual
terkemuka Jerman—Rudolf Bultmann dalam teologi; Hartmann; Stefan George, penyair
karismatik; Richard Hamann, sejarawan seni ikonoklastik; dan akhirnya, Friedländer dan
lainnya, yang mewakili tradisi filologis besar Ulrich von Wilamowitz-Moellendorff.
Pada tahun 1938 Hans-Georg Gadamer akhirnya dipanggil ke kursi dalam filsafat di
Leipzig, di mana ia mampu bertahan melalui tahun-tahun perang sebagai humanis klasik yang
tidak mengancam secara politik. Karena integritas politiknya, ia terpilih sebagai rektor di
Leipzig setelah perang.
Pada tahun 1947 ia berhasil melarikan diri dari suasana yang menyesakkan dari
rezim komunis baru dengan dipanggil ke posisi di Universitas Frankfurt. Dia berada di
2
Frankfurt tetapi dua tahun ketika pada tahun 1949 dia dipanggil untuk mengisi kursi Karl
Jaspers di Universitas Heidelberg. Hans-Georg Gadamer tetap di Heidelberg sebagai ketua
dalam filsafat sampai pensiun pada tahun 1968. Pada saat yang sama, ia bekerja untuk
menghidupkan kembali studi Hegel di Jerman, dan membangun kembali departemen yang
hancur karena perang menjadi salah satu yang terkuat di Jerman.
Setelah 1968 Hans-Georg Gadamer terus memberi kuliah dan menawarkan seminar di
Heidelberg sebagai profesor emeritus terhormat, tetapi sekarang ia membiarkan dirinya
menerima undangan untuk berbicara di negara lain dan melayani sebagai profesor tamu di
berbagai universitas, terutama di Amerika Serikat dan Kanada. Ini menumbuhkan minat
hermeneutika di Amerika Serikat, minat yang dimanifestasikan dalam jumlah disertasi dan
buku yang ditulis tentang masalah ini. Terjemahan bahasa Inggris dari karya-karya Hans-
Georg Gadamer mulai muncul: Truth and Method (1975), Philosophical Hermeneutics
(1976), dan Hegel’s Dialectic (1976) termasuk yang pertama.1
1
https://feelsafat.com/2022/05/hans-georg-gadamer, di akses pada tanggal 20 maret 2023, pukul 10.05 WIB.
2
Muh Hanif, Hermeneutika Hans-Georg Gadamer Dan Signifikasinya Terhadap Penafsiran Al-Qur’an, Maghza,Vol.2,
No.1, 2017, hlm 98-99.
3
hermenutika untuk semua bidang ilmu sosial dan humaniora sebagaimana hal ini pernah
digagas oleh Dilthey. Adapun alasan lain yaitu Filsafat hanya berbicara tentang ide umum,
mendasar dan berpinsip pada objek pembahasan sehingga dia menyerahkan pembicaraan
tentang metode tertentu kepada setiap ahli bidang ilmu tertentu. Teori Hans-Georg Gadamer
tetap digunakan untuk memperkuat metode pemahaman dan penafsiran suatu objek tertentu
termasuk di dalamnya teks tertulis.3
Meskipun judul dari bukunya adalah Truth and Method bukan berarti Hans-Georg
Gadamer ingin menjadikan hermeneutika sebagi metode. Hans-Georg Gadamer berpendapat
bahwa Hermeneutika tidak sekedar menyangkut metode penafsiran melainkan penafsiran yang
bersifat ontologi yang mengungkapkan bagaimana cara manusia bereksistensi. Hans-Georg
Gadamer juga berpendapat bahwa hermeneutika bukan metode dikarenakan pemahaman yang
benar itu mengacu pada pada tingkat ontologis bukan metodologis artinya, Kebenaran dapat
dicapai bukan melalui metode tetapi melalui dialektika dengan mengajukan pertanyaan. Jadi
dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut Hans-Georg Gadamer hermeneutika merupakan usaha
memahami dan menginterpretasikan suatu teks baik itu teks keagamaan maupun teks seni dan
sejarah.
Adapun teori pemahaman teks yang dikembangkan oleh Hans-Georg Gadamer dikenal
dengan teori affective historis, di dalam teori ini dijelaskan ada empat tahapan dalam memahami
suatu teks yaitu:
3
Prihananto,”Hermeneutika Gadamer Sebagai Teknik Analisi Pesan Dakwah”, Vol.4, No.1 ,2014,hlm 148-165
4
dengan analisis bahasa sebagai basisnya dan konteks sejarah dengan analisis historis sebagai
instrument.
Dalam teori Hans-Georg Gadamer membaca dan memahami sebuah teks pada dasarnya
adalah juga melakukan dialog dan membangun sintesis antara dunia teks, dunia pengarang dan
dunia pembaca. Ketiga hal ini dunia teks, dunia pengarang dan dunia pembaca harus menjadi
pertimbangan dalam setiap pemahaman, di mana masing-masingnya mempunyai konteks
tersendiri sehingga jika memahami yang satu tanpa mempertimbangkan yang lain, maka
pemahaman atas teks menjadi susah dan kering.
Hermeneutika sebagai bentuk upaya penafsiran dan memberi makna atas sebuah teks,
maka inti dari pemikiran hermeneutika Gadaamer bertumpu pada konsep ”memahami”.
Pemahaman selalu dapat diterapkan pada keadaan kita saat ini, meskipun pemahaman itu
berhubungan dengan peristiwa sejarah, dialetika dan bahasa. Oleh karenanya pemahaman
selalu mempunyai posisi, misalnya posisi pribadi kita sendiri saat ini. Pemahaman tidak
6
pernah bersifat objekktif dan ilmiah. Sebab pemahamn bukanlah “mengetahui” secara statis
dan di luar kerangka waktu, tetapi selalu dalam keadaan tertentu, pada satu tempat khusus
dalam kerangka ruang dan waktu misalnya dalam sejarah. Semua pengalaman yang hidup itu
menyejarah, bahasa dan juga pemahaman menyejarah. Proses pemahaman sebenarnya
merupakan interpretasi itu sendiri. Sebab bila akal pikiran memahami maka di dalammya
tercukup juga interpretasi. Sebaliknya bila akal pikiran kita melakukan interpretasi, maka
terangkum juga pemahamannya.
Dengan demikian Tujuan hermeneutikanya bukanlah suatu metode, bukan pula membuat
sejumlah aturan yang secara objektif “sah” melainkan memahami pemahaman
sekomperhensif mungkin. Untuk itu ia mengajukan sejumlah teorinya. Teori Hans-Georg
Gadamer tersebut adalah sebuah upaya penerapan dari tugas pokok hermenutika yaitu
bagaimana menafsirkan sebuah teks yang asing menjadi tidak asing; bagaimana menelusuri
pesan dan pengertian dasar sebuah ungkapan dan tulisan yang tidak jelas, kabur, remang-
remang dan kontradiksi, sehingga menimbulkan keraguan dan kebimbangan bagi pendengar
atau pembaca.4
Namun perlu diwaspadai juga bagi kita yaitu untuk tetap melakukan jarak dalam
memahami teks al-Quran (dalam hal sejumlah karya tafsir) yang diwariskan oleh para ulama
kepada kita. Sayang sikap “kewaspadaan” ini belum melembaga dalam diri setiap orang
ketika mereka berhadapan dengan warisan khazanah intelektual Islam. Bahkan cenderung
menerima apa adanya tanpa ada kritik. Belum lagi dominasi dan hegemoni teks itu sendiri.
Sehingga ketika seseorang berupaya merekonstruksi makna baru, serta merta dituduh dan
dituding sebagai pelaku bid’ah. Padahal pemahaman para ulama itu, adalah sebuah refleksi
dari situasi kultural dan sosial dimana ia hidup. Karena itu kebenarannya amat boleh jadi
benar pada zamannya, tapi belum tentu benar pada masa kini. Disini teori “lingkaran
hermeneutika“ Hans-Georg Gadamer memperoleh relevansinya. Di mana setiap teks selalu
memerlukan penafsiran ulang dan rekonstruksi makna yang lebih aktual dan faktual. Dengan
kata lain pemahaman terhadap teks, tidak hanya secara tekstual, tapi juga harus kontekstual.
Apalagi sang pengarang dan hasil karya itu lahir dalam suasana zaman dan kondisi kultural
yang melingkupinya.
4
Sofyan, Hermeneutika Gadamer Dan Relevansinya Dengan Tafsir, Jurnal Farabi, Vol 11. No 2. Desember 2014, hal
121.
7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hans-Georg Hans-Georg Gadamer lahir di Marburg dan dibesarkan di Breslau. Ibunya
meninggal ketika dia berusia empat tahun. Ayahnya adalah seorang ilmuwan riset universitas
terkenal di bidang kimia farmakologi. Pada tahun 1919 ayah Hans-Georg Gadamer dipanggil
dari Universitas Breslau ke kursi penelitian di Universitas Marburg. Hans-Georg Gadamer
memasuki Marburg sebagai mahasiswa tahun kedua dengan minat dalam sastra, sejarah seni, dan
filologi klasik. Hans-Georg Gadamer menerbitkan Truth and Method setelah menjadi professor
filsafat pada tahun 1960 di Heidelberg. Hal tersebut membuat nama Hans-Georg Gadamer dan
hermeneutik mendapatkan posisi penting di kalangan intelektual.
Adapun teori pemahaman teks yang dikembangkan oleh Hans-Georg Gadamer dikenal
dengan teori affective historis, di dalam teori ini dijelaskan ada empat tahapan dalam memahami
suatu teks yaitu:
Hermeneutika sebagai bentuk upaya penafsiran dan memberi makna atas sebuah teks,
maka inti dari pemikiran hermeneutika Gadaamer bertumpu pada konsep ”memahami”.
Pemahaman selalu dapat diterapkan pada keadaan kita saat ini, meskipun pemahaman itu
berhubungan dengan peristiwa sejarah, dialetika dan bahasa. Oleh karenanya pemahaman selalu
mempunyai posisi, misalnya posisi pribadi kita sendiri saat ini. Pemahaman tidak pernah bersifat
objekktif dan ilmiah. Sebab pemahamn bukanlah “mengetahui” secara statis dan di luar kerangka
waktu, tetapi selalu dalam keadaan tertentu, pada satu tempat khusus dalam kerangka ruang dan
waktu misalnya dalam sejarah. Semua pengalaman yang hidup itu menyejarah, bahasa dan juga
pemahaman menyejarah. Proses pemahaman sebenarnya merupakan interpretasi itu sendiri.
Sebab bila akal pikiran memahami maka di dalammya tercukup juga interpretasi. Sebaliknya bila
akal pikiran kita melakukan interpretasi, maka terangkum juga pemahamannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Muh Hanif, Hermeneutika Hans-Georg Gadamer Dan Signifikasinya Terhadap Penafsiran Al-Qur’an,
Maghza,Vol.2, No.1, 2017.
Prihananto,”Hermeneutika Gadamer Sebagai Teknik Analisi Pesan Dakwah”, Vol.4, No.1 ,2014.
Sofyan, Hermeneutika Gadamer Dan Relevansinya Dengan Tafsir, Jurnal Farabi, Vol 11. No 2. Desember
2014.