Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FILSAFAT ISLAM

“UNSUR-UNSUR PEMIKIRAN FILSAFAT DALAM DISIPLIN ILMU-ILMU


KEISLAMAN”
Disusun dalam Rangka Melengkapi Tugas-tugas Mata Kuliah filsafat islam

Disusun Oleh Kelompok III

Ketua : Refki Romadani (21329034)


Anggota : Sintya Nur Zahrawani (21329038)
Witmas Hasan (21329041)

Seksi : 202123290015
Tahun Masuk : 2021

Dosen Pembina Mata Kuliah :


Dr. Ahmad Kosasih, M.Ag

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PADANG
2022

1
KATA PENGANTAR

‫الرحِ يْم‬
‫الر ْح َم ِن ه‬
‫َّللا ه‬
ِ ‫س ِم ه‬
ْ ‫ِب‬

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan waktu dan
kesempatan kepada kita semua sehingga dengan itu penulis mampu
menyelesaikan tugas kelompok yakni makalah dengan judul “Unsur-unsur
Pemikiran Filsafat Islam dalam Disiplin Ilmu- ilmu Keislaman”. Shalawat dan
salam kepada Rasulullah SAW dengan do’a “Allahumma Shalli ‘ala Muhammad
wa ‘ala ali Muhammad”. Semoga nantinya kita mendapat syafaat dari beliau di
akhirat. Aamiin

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas


kelompok mata kuliah Filsafat Islam dalam menempuh pendidikan di Universitas
Negeri Padang. Lebih khususnya, pembahasan pada makalah ini menitikberatkan
pada masalah Unsur-unsur Pemikiran Filsafat Islam dalam Disiplin Ilmu-Imu
Keislaman. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kesalahan dan kekurangan. Semua itu mungkin karena masih minimnya
pengetahuan penulis.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan konstruktif dari para


pembaca nantinya yang mana masukan tersebut akan penulis jadikan rujukan dan
petunjuk untuk perbaikan penulisan kedepannya. Atas segala perhatian pembaca,
Penulis ucapkan terima kasih.

Padang, 11 Maret 2022

Penulis

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar isi.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Apa pengertian filsafat?.............................................................................3

2.2. Apa pengertian filsafat islam?...................................................................4

2.3. Apa unsur pemikiran filsafat Islam dengan ilmu- ilmu keislaman.............5

2.4. Apa hubungan pemikiran filsafat Islam dengan ilmu keislaman...............6

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan..............................................................................................15

3.2. Saran........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii

3
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Dalam perkembangannya, akhir-akhir ini cakupan Filsafat Islam itu


diperluas kepada segala aspek ilmu-ilmu yang terdapat dalam khasanah
pemikirankeislaman. Seperti yang dikemukakan oleh Muhammad ‟Athif al-
‟Iraqy, filsafat Islam secara umum ialah meliputi di dalamnya ilmu kalam,
ilmu ushul fiqih, ilmu tasawuf dan ilmu pengetahuan lainnya yang
diciptakan oleh ahli pikir Islam. Sedangkan pengertiannya secara khusus,
ialah pokok-pokok atau dasar-dasar pemikiran yang dikemukakan oleh para
filusuf Islam.

Dari kenyataan yang ada, menunjukkan hubungan filsafat Islam ada


semacam pertautan, dan saling mengisi, antara filsafat Islam di satu pihak
dengan ilmu keislaman lainnya. Bahkan masih ada semacam paradigma
hubungan dengan filsafat Yunani dan ilmu keislaman lainnya, kendati secara
prinsipil jauh berbeda karena menyangkut masalah aspek ke Ilahian. Dalam
makalah ini akan digambarkan sejauhmana hubungan antara filsafat Islam
dengan ilmu keislaman lainnya. Sebagai gambaran meluas atas hasil
pemikiran mendalam para pakar dan ahli filsafat dalam memahami dan
membaca kontes kealaman yang ada (sebagai sebuah reliatas hidup dari
Sang Pencipta).

Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan menyampaikan


tentang Unsur- unsur Pemikiran Filsafat Islam dengan Ilmu Keislaman
(Ilmu Tauhid/ Kalam, Ilmu Fiqih dan Ilmu Tasawuf).

4
2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian fisafat?

2. Apa pengertian filsafat islam?

3. Apa pengertian ilmu tauhid/ ilmu kalam, ilmu fiqih, dan ilmu
tasawuf?

4. Apa hubungan filsafat Islam dengan ilmu tauhid?

5. Apa hubungan filsafat Islam dengan ilmu tasawuf?

6. Apa hubungan filsafat Islam dengan ilmu ushul fiqih?

3. Tujuan penulisan

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian filsafat, dan ilmu


filsafat.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian ilmu- ilmu


keislaman lainnya ( Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqih, dan Ilmu Tasawuf)

3. Agar mahasiswa mengetahui hubungan antara filsafat Islam


dengan ilmu Tauhid.
4. Agar mahasiswa mengetahui hubungan antara filsafat Islam
dengan ilmu fiqih.
5. Agar mahasiswa mengetahui hubungan filsafat Islam dengan
ilmu tasawuf.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Filsafat


Filsafat adalah kata majemuk yang berasal dari bahasa Yunani,
yakni philosophia dan philosophos. Philo berarti cinta, sedangkan sophia
atau sophos berarti pengetahuan atau kebijaksanaan(wisdom). Jadi, filsafat
secara sederhana berarti cinta pada pengetahuan atau kebijaksanaan.
Pengertian cinta yang dimaksudkan di sini adalah dalam arti yang seluas-
luasnya, yaitu ingin dan dengan rasa keinginan itulah ia berusaha
mencapai atau mendalami hal yang diinginkan. Demikian juga yang
dimaksudkan dengan pengetahuan, yaitu tahu dengan mendalam sampai ke
akar-akarnya atau sampai ke dasar segala dasar.

2.2. Pengertian Filsafat Islam


Filsafat Islam adalah peperkembangan pemikiran umat Islam dalam
masalah ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam semesta yang disinari
ajaran Islam. Adapun defenisinya secara khusus seperti apa yang
dikemukakan Para Ahli sebagai berikut:

 Ibrahim Madkur, filsafat Islam adalah pemikiran yang lahir dalam


dunia Islam untuk menjawab tantangan zaman, yang meliputi Allah
dan alam semesta, wahyu dan akal, agama dan filsafat.
 Ahmad Fu‟ad Al-Ahwaniy, filsafat Islam adalah pembahasan
tentang alamdan manusia yang disinari ajaran Islam.
 Muhammad „Athif Al-„Iraqy, filsafat Islam secara umum di
dalamnya tercakup ilmu kalam, ilmu ushul fiqih, ilmu tasawuf, dan
ilmu pengetahuan lainnyayang diciptakan oleh intelektual Islam.
Pengertiannya secara khusus ialah pokok-pokok atau dasar-dasar
pemikiran filosofis yang dikemukakan para filosof muslim.

6
Jelaslah bahwa filsafat Islam merupakan hasil pemikiran umat Islam
secara keseluruhan. Pemikiran umat Islam ini, merupakan buah dari
dorongan ajaran Al- Qur‟an dan hadis. Kedududkan akal yang tinggi dalam
kedua sumber ajaran Islam tersebut, bertemu dengan peranan akal yang
besar dan ilmu pengetahuan yang berkembang maju dalam peradaban umat
lain, terutama peradaban Yunani, Persia, dan India. Dengan kata lain, umat
Islam merupakan pewaris tradisi peradaban ketiga bangsa tersebut, yang
sebelumnya telah mewarisi pula peradaban bangsa sekitarnya seperti
Babilonia, Mesir, Ibrani dan lainnya.

2.3. Unsur- unsur pemikiran filsafat dalam disiplin ilmu keislaman.

A. Ilmu Tauhid

1. Pengertian Secara Etimologi

Tauhid, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tauhid


merupakan kata benda yang berarti keesaan Allah; kuat kepercayaan
bahwa Allah hanya satu. Perkataan tauhid berasal dari bahasa Arab,
masdar dari kata Wahhada (‫) وحد‬,Yuwahhidu (‫) يوحد‬Tauhidan (‫)توحدا‬.
(M.Yusran Asmuni,1989)
Secara etimologis, tauhid berarti keesaan. Maksudnya, keyakinan
bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, satu. Pengertian ini sejalan
dengan pengertian tauhid yang digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu
“keesaan Allah”; mentauhidkan berarti “mengakui akan keesaan Allah
mengeesakan Allah”.( Ibid..)
Jubaran Mas‟ud menulis bahwa tauhid bermakna “beriman kepada
Allah, Tuhan yang Esa”, juga sering disamakan dengan “‫“ ”هلال اال االله‬tiada
Tuhan Selain Allah”. Fuad Iframi Al-Bustani juga menulis hal yang sama.
Menurutnya tauhid adalah Keyakinan bahwa Allah itu bersifat “Esa”.
Jadi tauhid berasal dari kata “wahhada” (‫)وحد‬, yuwahhidu (‫)يوحد‬,
Tauhidan (‫) توحيدا‬,yang berarti mengesakan Allah SWT.(Syahminan
Zaini,1983)

7
Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang Allah SWT, sifat-
sifat yang wajib pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya,
dan sifat-sifat yang sama sekali harus ditiadakan daripada-Nya. Selain itu,
ilmu tauhid juga membahas tentang rasul-rasul Allah SWT untuk
menetapkan kerasulan mereka, hal-hal yang wajib ada pada diri mereka,
hal-hal yang boleh (dinisbahkan) kepada mereka, dan hal-hal terlarang
mengaitkannya kepada mereka.

B. Ilmu Fiqh
1. Pengertian Ilmu Fiqh
Secara etimologi, fiqh berasal dari kata faqqaha, yufaqqhihu, fiqhan
yang berarti pemahaman (Wahbah az-Zuhally). Pemahaman sebagaimana
dimaksud di sini, adalah pemahaman tentang agama Islam. Dengan
demikian, fiqh menunjuk pada arti memahami agama Islam secara utuh
dan komprehensif.
Kata fiqh yang secara bahasa berarti pemahaman atau pengertian ini
diambil dari firman Allah Swt:Artinya: ‚Mereka berkata: "Hai Syu'aib,
Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan
Sesungguhnya Kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di
antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah Kami telah
merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi
kami.". (QS. Hud: 91).
Secara istilah, fiqh adalah:
‫العلم ابالحكام الشرعية العملية ادلكتسب من ادلتها التفصيلية‬
Artinya: Ilmu tentang hukum-hukum Syar’i yang bersifat amali yang
digali dari dalil-dalil yang terperinci‛. (Wahab Khallaf: 1977, 11).
C. Ilmu Tasawuf
1. Pengertian Tasawuf

Tasawuf secara etimologis berasal dari kata bahasa arab, yaitu


tashawwafa, Yatashawwafu, selain dari kata tersebut ada yang
menjelaskan bahwa tasawuf berasal dari kata Shuf yang artinya bulu
domba, maksudnya adalah bahwa penganut tasawuf ini hidupnya

8
sederhana, tetapi berhati mulia serta menjauhi pakaian sutra dan memaki
kain dari buku domba yang berbulu kasar atau yang disebut dengan kain
wol kasar. Yang mana pada waktu itu memakai kain wol kasar adalah
symbol kesederhanaan (Samsul Munir Amin,2012). Kata shuf tesebut
tersebut juga diartikan dengan selembar bulu yang maksudnya para Sufi
dihadapan Allah merasa dirinya hanya bagaikan selembar bulu yang
terpisah dari kesatuannya yang tidak memiliki arti apa-apa.(Cecep
Alba,2012)
Kata tasawuf juga berasal dari kata Shaff yang berarti barisan,
makna kata shaff ini diartikan kepada para jamaah yang selalu berada pada
barisan terdepan ketika shalat, sebagaimana shalat yang berada pada
barisan terdepan maka akan mendapat kemuliaan dan pahala. Maka dari
itu, orang yang ketika shalat berada di barisan terdepan akan mendapatkan
kemuliaan serta pahala dari Allah SWT.( Samsul Munir Amin)
Sedangkan pengertian tasawuf secara terminologi telah dinyatakan
oleh beberapa ahli, namun penulis akan mengambil beberapa pendapat dari
pendapat- pendapat para ahli tasawuf yang ada, yaitu sebagai berikut:
1) Syekh Abdul Qadir al-Jailani berpendapat tasawuf adalah
mensucikan hati dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan khalawt,
riya-dhoh, taubah dan ikhlas.
2) Al-Junaidi berpendapat bahwa tasawuf adalah kegiatan
membersihkan hati dari yang mengganggu perasaan manusia ,
memadamkan kelemahan, menjauhi keinginan hawa nafsu, mendekati hal
hal yang di ridhai Allah,bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memberikan
nasihat kepada semua orang, memegang dengan erat janji dengan Allah
dalam hal hakikat serta mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syari'at.

2.4. Hubungan Filsafat Islam Dengan Ilmu-Ilmu Keislaman Lainnya

Memasuki ilmu ke-Islaman yang menjadi perluasan ilmu dengan


tidak membatasi diri dari hasil-hasil karya filosof Islam saja, tetapi
dengan memperluas pembahasannya. Hal ini meliputi ilmu tauhid/
kalam, tasawuf, dan ilmu fiqih.

9
Pemikiran Islam mempunyai ciri khas tersendiri dibanding dengan
filsafat Aristoteles, seperti halnya pemikiran Islam pada ilmu kalam dan
tasawuf. Demikian pula pada pokok-pokok hukum Islam (tasyri‟) dan ushul
fiqhi juga terdapat beberapa uraian yang logis dan sistematis dan
mendukung segi-segi kefilsafan. Syekh Mustafa Abdur Raziq adalah orang
yang pertama mengusulkan ilmu fiqih menjadi bagian filsafat. Berikut ini
ada beberapa hubungan filsafat kata ini Islam dengan ilmu kalam, ilmu
tasawuf dan ilmu fiqih.

1. Hubungan Filsafat Islam dengan Ilmu Tauhid.


Antara Ilmu Tauhid dan Filsafat terdapat hubungan erat. Sebab Ilmu
Tauhid bercorak filsafat baik dari segi pikiran maupun metoda. Sehingga
para ahli lebih condong mengatakan Ilmu Tauhid (theology Islam) termasuk
aliran Filsafat. Malahan Ibnu Khaldun mengatakan : “Ilmu Tauhid telah
bercampur dengan persoalan filsafat sehingga sukar dibedakan keduanya”.
Sarjana barat berbeda pendapat tentang pertalian kedua ilmu ini. Tenneman
dan Ritter menggolongkan Ilmu Tauhid dalam Filsafat Islam tetapi Renan
menganggap hanya mencerminkan Filsafat Islam, sehingga walaupun ia
mengejek Filsafat Islam sebagai kutipan tandus Filsafat Yunani,
mengatakan bahwa kegiatan filsafat dalam Islam harus dicari melalui aliran
Ilmu Tauhid karena mengandung keaslian dan kreasi kaum muslimin.

Demikian pula Goldziher mendukung usaha Ilmu Tauhid, karena


ilmu ini alat mempertahankan agama dengan tradisi pikiran, memadukan
dalil agama dengan dalil akal (filsafat). Sebab pengenalan Islam terhadap
filsafat Yunani merupakan bahaya besar karena tidak mungkin dijembatani
antara keduanya.
Pembahasan Ilmu Tauhid dan Filsafat terdapat perbedaan. Ilmu
Tauhid mendasari pembahasannya pada pengakuan dasar keimanan
sebagaimana yang disebutkan Al-Quran. Kemudian dibuktikan
kebenarannya dengan akal dan menghilangkan keragu-raguan dengan
argument lagika.

10
Sedangkan Filsafat mempelajari sesuatu persoalan dengan obyektif,
mulai dengan keragu-raguan terhadap persoalan tersebut, kemudian
dipelajarinya dan mengambil suatu kesimpulan yang dipercayainya dan
dibuktikan kebenarannya.
Dalam mengemukakan pendapat tidak prejudes (pra sangka)
terhadap sesuatu pikiran sebelumnya. Oleh karena itu sering dikatakan
sikap filsafat itu seperti seorang hakim yang adil, tidak punya pendapat
tertentu terhadap perkara yang dihadapinya sebelum ia mempelajari, tanpa
memihak, kemudian mengambil kesimpulan dan keputusan. Sedangkan
Ilmu Tauhid lebih merupakan pembela setia yang sangat yakin akan
perkara yang dibelanya.
Dalam Encyclopedia of Religion, fasal theology, disebutkan bahwa
theology itu berbeda dengan Ilmu Filsafat seperti wahyu dengan renungan
pikiran. Sebab theologi berpijak pada wahyu sedang filsafat pada akal.
Theologi bertolak dari wahyu dan mengakui Tuhan itu ada, sedangkan
filsafat bertolak dari akal dan kesadaran adanya wujud diri sendiri.
Theologi bersikap sebagai orang yang sudah mencapai kebenaran. Inilah
perbedaan dari sisi metoda.
Perbedaan dari segi isi juga sangat kentara, penyelidikan filsafat
terfokus pada wujud mutlak dan yang bertalian dengannya tanpa mencari
yang lain (the science of being is being), sedang Theologi Islam
menyelidiki wujud alam semesta sebagai alat untuk membuktikan adanya
zat yang emnjadikannya. Jadi dibicarakan masalah aqidah dari agama yang
dianggap benar kemudian dibuktikan dengan akal pikiran.
Perbedaan-perbedaan tersebut di atas tidaklah menyebabkan Ilmu
Tauhid terpisah dengan Filsafat Islam. Malah saling mempengaruhi dan
sering menggunakan istilah yang dipakai oleh pihak lain. Malahan Filsafat
islam menerima dalil agama karena akal tidak mampu lagi berbicara,
misalnya soal akhirat, kenabian dan lain-lain. Sebab lapangan pikiran
punya batasnya, bila dilampaui akal pikiran akan sesat. Disinilah
kebutuhan wahyu dirasakan penting sebagai pelengkap akal. Walaupun
demikian komplit kedua ilmu ini selalu ada khususnya dengan Filsafat
Islam. Masing-masing menganggap dirinya lebih benar.

11
2. Hubungan Antara Filsafat Islam dan Ilmu Tasawuf.
Tasawuf berasal dari kata sufi, yakni sejenis wol kasar yang terbuat
dari bulu yang dipakai oleh orang-orang yang hidup sederhana, namun
berhati suci dan mulia. Tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang Islam berada sedekat
mungkin dengan Allah,SWT.

Menurut Al-Iraqy, tasawuf termasuk dalam ruang lingkup filsafat


Islam secara umum. Menurutnya, hal ini disebabkan kaum sufi
mempergunakan logika dalam mempelajari al-hulul, wahdat al-wujud, al-
baqa‟ dan al-fana. Akan tetapi, kedua disiplin ilmu ini terdapat perbedaan-
perbedaan sebagai berikut:

a. Filsafat memandang dengan mata akal dan mengikuti metode


argumentasi dan logika. Sementara tasawuf menempuh jalan
mujahadah (pengekangan hawa nafsu) dan musyahadah (pandangan
batin). Jadi kaum filosof adalah pemilik argumentasi dan kaum sufi
pemilik intuisi dan perasaan batin.
b. Objek filsafat membahas segala yang ada (al- maujudat), baik fisika
maupun metafisika, termasuk di dalamnya Allah Swt, alam dan
manusia yang meliputi tingkah laku, akhlak dan politik. Sementara
itu, objek tasawuf pada dasarnya mengenal Allah, baik dengan jalan
ibadah maupun dengan jalan ilham dan intuisi. Justru itu, orang sufi
disebut al-ubbad (ahli ibadah), al—zuhhad (ahli zuhud) dan al-
fuqara (orang fakir), karena kaum sufi dalam beribadah, kezuhudan,
dan kewara‟annya melebihi orang biasa.
c. Adanya saling kritik antara kaum sufi dan kaum filosof Islam seperti
kritik Al Gazali terhadap filsafat dan ktritik Ibnu Rusyid terhadap
tasawuf. Ia mengatakan bahwa metode yang dipergunakan tasawuf
bukanlah metode penalaran intelektual dan ada dugaan bahwa
makrifat kepada Allah akan hakikat-hakikat wujud yang lain adalah
sesuatu yang dijatuhkan ke dalam jiwa manusia ketika yang
bersangkutan bersih dari rintangan-rintangan hawa nafsu. Jalan ini

12
sekiranya ada, kata Ibnu Rusyid, namun ia tidaklah merata bagi
seluruh manusia.

Jelaslah bahwa ilmu tasawuf secara umum dapat dikelompokkan


ke dalam ruang lingkup Filsafat Islam. Adapun letak perbedaan antara
keduanya hanya dari sisi objek dan metodenya.

3. Hubungan Filsafat Islam Dengan Ilmu Fiqih


Ilmu fiqih adalah ilmu pengetahuan tentang kaidah dan bahasa yang
dijadikan acuan dalam menetapkan hukum syariat mengenai perbuatan
manusia berdasarkan dalil-dalil secara detail. Dengan ringkas kata, Ilmu
fiqih adalah ilmu tentang adalah ilmu tentang dasar-dasar hukum dalam
Islam. Penyusun disiplin ilmu ini pertama kali adalah Imam Al-Syafi‟i
dengan bukunya yang berjudul al- Risalat.

Abd. Al-Raziq dalam bukunya Tamhid li Tarikh al-falsafah al-


Islamiyyat memasukkan ilmu ushul fiqih ke dalam ruang lingkup filsafat
Islam karena ilmu fiqih ini disebut juga dengan ilmu ushul al-ahkam.
Sebagaimana ilmu kalam dan ilmu tasawuf, ilmu fiqih ini juga mempunyai
hubungan yang erat dengan falsafah Islam. Hal ini dapat dilihat dari segi
pembahasan ilmu ini hampir sama dengan pembahasan yang terdapat
dalam ilmu kalam, bahkan salah satu bidang pembahasan ilmu ini apa
yang disebut dengan Mabadi‟ Kalamiyyat, yang juga termasuk bahasan
dari ilmu kalam.

Selain itu, ilmu fiqih dalam menetapkan hukum syariat, juga


mempergunakan pemikiran filosofis. Bahkan ia cenderung mengikuti ilmu
logika dengan cara, memberikan defenisi-defenisi terlebih dahulu.

Dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang


berkenaan dengan hukum diperlukan ijtihad. Ijtihad adalah salah satu
usaha untuk mengeluarkan ketentuan hukum dengan mempergunakan
akal pikiran. Sebagai landasan dasar berpegang pada ijtihad ialah hadis
Nabi Muhammad Saw.

13
Di samping ijtihad, dikenal pula istilah al-qiyas atau analogi yang
mengandung arti mengukur sesuatu dengan ukuran tertentu. Sementara itu
dalam istilah ushul fiqih, qiyas atau analogi berarti menyamakan hukum
sesuatu yang tidak ada nash hukumnya dengan hukum sesuatu yang lain
yang ada nash hukumnya atas dasar persamaan „illat (sebab).

Berdasarkan argumentasi di atas, maka Ilmu fiqih dimasukkan ke


dalam ruang lingkup filsafat Islam. Namun secara spesifik, antara kedua
disiplin ilmu ini terdapat perbedaan-perbedaan. Ilmu fiqih secara khusus
adalah ilmu syariat yang berdiri atas dasar agama, sedangkan obyeknya
menetapkan dalil bagi hukum dan menetapkan hukum bagi dalil,

14
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pemikiran
filsafat islam terhadap perkembangan ilmu keislaman yaitu sebagai
berikut:

1. Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang Allah SWT, sifat-sifat
yang wajib pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan
sifat-sifat yang sama sekali harus ditiadakan daripada-Nya. Selain itu, ilmu
tauhid juga membahas tentang rasul-rasul Allah SWT untuk menetapkan
kerasulan mereka, hal-hal yang wajib ada pada diri mereka, hal-hal yang
boleh (dinisbahkan) kepada mereka, dan hal-hal terlarang mengaitkannya
kepada mereka.

2. Ilmu Tasawuf berasal dari kata sufi, yakni sejenis wol kasar yang terbuat
dari bulu yang dipakai oleh orang-orang yang hidup sederhana, namun
berhati suci dan mulia. Tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang Islam berada sedekat
mungkin dengan Allah,SWT.

3. Ilmu fiqih adalah ilmu pengetahuan tentang kaidah dan bahasa yang
dijadikan acuan dalam menetapkan hukum syariat mengenai perbuatan
manusia berdasarkan dalil-dalil secara detail. Dengan ringkas kata, Ilmu
fiqih adalah ilmu tentang dasar-dasar hukum dalam Islam. Penyusun
disiplin ilmu ini pertama kali adalah Imam Al-Syafi‟i dengan bukunya yang
berjudul al- Risalat.
3.2. Saran
Kami mengharapkan sekali saran dan masukan dari para pembaca,
mengenai makalah yang kami buat ini karena minimnya ilmu yang kami
miliki.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ahwani, Ahmad Fu‟ad. 1962.

Al-Falsafat al-Islamiyyat.Maktabat al-Saqafiyyat. Kairo.

Abu Rayyan, Muhammad Aly. Al-Falsafat al Islamiyyat Syakhsiyatuha


wa madarisuha. Maktabath al-Iskandariyyat,

Abd. Al-Raziq . Tamhid li Tarikh al-falsafah al-Islamiyyat.

Abdus Salim. 1983. Sains dan Dunia Islam. Terj. A. Baiquni, Salman.
Bandung.

Abu Ridah, Muhammad. 1950. Rasa‟il Al-Kindi al-Falsafiyyat. Dar al-


fikr al-Araby. Kairo.

Al-Amin, Hasan. 1975. Al-Mausu‟at al-Islamiyyat. Dar al- Tau‟arut. Beirut.

Jubaran Mas‟ud, Raid Ath-Thullab ( Beirut : Dar Al‟ilmi Lilmalayyini,


1967), 972.

Drs. H. A. Mustofa, 1997. Filsafat Islam. Bandung.

Fuad Iqrami Al-bustani, Munjid Ath-Thullab( Beirut: Dar Al-Masyriqi,


1986), 905.

Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M. A 2004 Filsafat Islam. Filosuf dan


filsafatnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syahminan Zaini, Kuliah Akidah Islam (Surabaya: Al Ikhlas, 1983), 54.

Wahbah az-Zuhally, Ushul Fiqh al-Islamy, Jilid I, (Beirut: Dar al-Fikr), 29.

16
17

Anda mungkin juga menyukai